Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulina Kusuma
Abstrak :
ABSTRAK
Kitosan merupakan salah satu polimer alam yang bersifat polielektrolit kationik sehingga mempunyai reaktifitas kimia yang tinggi dan sangat efektif berinteraksi dengan molekul bermuatan negatif. Dengan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya, salah satu aplikasi kitosan adalah sebagai membrane (lapisan tipis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan monomer asam akrilat pada larutan kitosan yang kemudian diiradiasi dengan sinar gamma pad a dosis 10 kGy. Pengujian film kitosanasam akrilat meliputi uji fraksi gel (padatan tidak larut) dengan metode ekstraksi soxlet, kuat tarik dengan alat tensile strength, penentuan gugus fungsi dengan spektrofotometer FT-IR dan analisis termal dengan DSC. Berdasarkan hasil penelitian dengan dosis iradiasi 10 kGy menunjukkan terjadi peningkatan sifat fisik film kitosan yang terbentuk. Penambahan monomer asam akrilat yang optimal adalah pada konsentrasi 3,5% dengan sifat film yang diperoleh sebagai berikut : fraksi gel sebesar 66,89%, kekuatan tarik sebesar 14.275,70 kg/cm2 dan titik leleh sebesar 246,06 °C.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Yulian Chandra
Abstrak :
Formulasi serbuk inhalasi rifampisin dengan pembawa kitosan dapat menghantarkan lebih banyak rifampisin ke makrofag paru untuk meningkatkan efektivitas terapi tuberkulosis laten. Diperlukan serbuk rifampisin-kitosan dengan sifat aerodinamis yang baik agar dapat terdeposisi di paru-paru. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sediaan serbuk inhalasi rifampisin-kitosan dengan adanya penambahan L-leusin dan/atau amonium bikarbonat yang memiliki sifat aerodinamis yang baik dan pelepasan obat yang baik dalam medium makrofag paru. Serbuk inhalasi rifampisin-kitosan 1:1 (F1) diformulasikan dengan leusin 30% (F2), amonium bikarbonat 1,5% (F3), atau kombinasinya (F4) dan dibuat dengan metode semprot kering. Serbuk inhalasi rifampisin-kitosan yang diperoleh kemudian dikarakterisasi rendemen, kandungan lembab, ukuran partikel geometris dan aerodinamis, serta kelarutan dan profil disolusinya dalam medium simulasi paru pH 7,4 dan medium simulasi makrofag paru pH 4,5. Penambahan leusin 30% (F2) berhasil sedikit memperbaiki sifat aerodinamis serbuk rifampisin-kitosan 1:1 (F1) dengan diameter aerodinamis rata-rata sebesar 7,56 µm, fine particle fraction (FPF) sebesar 32,48%, dan persentase serbuk teranalisis sebesar 67,23%, serta meningkatkan pelepasan rifampisin dalam medium simulasi makrofag alveolar (pH 4,5) menjadi 16,07 ± 0.56% dalam 2 jam dengan peningkatan 1,33 kali dibandingkan dengan serbuk rifampisin-kitosan (F1). ......Formulation of rifampicin inhalation powder with chitosan as a carrier could deliver more rifampicin to alveolar macrophages to to increase the effectiveness of latent tuberculosis therapy. Rifampicin-chitosan powder with good aerodynamic properties is required in order to be deposited in the lungs. This study was aimed to produce rifampicin-chitosan inhalation powder with the addition of L-leucine and/or ammonium bicarbonate with good aerodynamic properties and high drug release in simulated alveolar macrophage fluid. Rifampicin-chitosan (1:1) inhalation powder (F1) was formulated with 30% L-leucine (F2), 1.5% ammonium bicarbonate (F3), or both (F4) and prepared using spray drying method. The obtained rifampicin-chitosan inhalation powder was characterized by its powder yield, moisture content, geometric and aerodynamic particle size distribution, as well as solubility and dissolution profile in simulated lung fluid and simulated alveolar macrophage fluid. The addition of 30% L-leucine suceeded in slightly the aerodynamic properties of 1:1 rifampicin-chitosan powder (F1) with an average aerodynamic diameter of 7.56 µm, fine particle fraction (FPF) of 32.48%, and emitted fraction of 67.23%. It also showed to increase rifampicin dissolution in simulated alveolar macrophage fluid (pH 4.5) to 16.07 ± 0.56% within 2 hours with an increase of 1.33 times compared to rifampicin-chitosan powder (F1).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulqi Hilaliyah Fadhilah
Abstrak :
Keberadaan obat di lambung tidak dapat bertahan lama dikarenakan terpengaruh oleh proses pengosongan lambung. Salah satu sistem yang dapat digunakan untuk menahan obat berada dalam lambung dalam waktu yang cukup lama yaitu dengan menggunakan floating drug delivery system (FDDS). Pada penelitian ini obat amoxicillin trihidrat digunakan untuk menguji hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil kaprolaktam) sebagai sediaan pengantar obat sistem mengapung yang dipengaruhi oleh efek agen pembentuk pori. Enkapsulasi obat amoxicillin trihidrat ke dalam sediaan mengapung menggunakan metode in situ loading. Komposisi hidrogel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 0,2 g kitosan, 0,8 g monomer NVCL, 0,02 g inisiator APS, 0,012 g agen pengikat silang MBA. Selain itu juga ditambahkan variasi konsentrasi dari agen pengikat silang CaCO3 dan NaHCO3, yaitu 0; 5; 7.5; 10 dan 15%. Penelitian ini dikaji berdasarkan jenis pembentuk pori, konsentrasi pembentuk pori, jenis kualitas obat, dan jenis hidrogel. Uji pelepasan obat dilakukan di dalam larutan pH 1,2. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FTIR) untuk melihat gugus fungsi yang ada pada hidrogel, dan Mikroskop Stereo Optik untuk melihat morfologi permukaan hidrogel. Dari hasil penelitian didapatkan hasil optimum pada matriks hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil kaprolaktam) dengan agen pembentuk pori NaHCO3 pada konsentrasi 15%.
The existence of the drug in the stomach can not last long due to be affected by the process of gastric emptying. One of the systems can be used to retain the drug in the stomach in a long time by using floating drug delivery system (FDDS). In this study, the drug amoxicillin trihydrate was used to test the hydrogel chitosan-graft-poly (N-vinyl caprolactam) as a floating drug delivery systems which is influenced by the effects of pore-forming agent. Amoxilin trihydrate was encapsulated in matrix using in situ loading. Hydrogel composition used in this study was 0.2 grams of chitosan, 0.8 g NVCL monomer, 0.02 g initiator APS, and 0,012 g MBA crosslinking agent. It also added varying concentrations of crosslinking agent CaCO3 and NaHCO3, which is 0; 5; 7.5; 10 and 15%. This study assessed based on the type of forming the pores, pore-forming concentration, the type of drug quality, and type of hydrogel. Drug release test was conducted in a solution of pH 1.2. The characterization was conducted by using Fourier Transform Infrared (FTIR) spectrofotometry to see the existing functional groups on the hydrogel, and Stereo Optical Microscope to the hydrogel surface morphology. Obtainable from the optimum results of observe matrix hydrogel chitosan-graft-poly (N-vinyl caprolactam) with a pore-forming agent NaHCO3 at a concentration of 15%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rozana
Abstrak :
Efavirenz merupakan obat anti HIV yang sukar larut dalam air dengan bioavailabilitas lebih kecil dari 45%. Kelarutan dan bioavailabilitas obat merupakan faktor penting yang mempengaruhi efektivitas terapetik. Saat ini nanoformulasi  menggunakan sistem penghantar berbasis nanopolimer banyak dikembangkan untuk meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas obat, salah satunya adalah kitosan yang merupakan polimer alami bersifat biokompatibel, biodegradabel dan non toksik.  Pada penelitian ini nanopartikel kitosan  sebagai sistem penghantar efavirenz dimodifikasi dengan fraksi etil asetat ekstrak daun mimba (Azadirachta indica) untuk meningkatkan sifat hidrofobik dan kapasitas pemuatan,  selanjutnya proses pemuatan efavirenz dilakukan dengan metode gelasi ionik  menggunakan tripolifosfat sebagai agen pengikat silang dengan bantuan tween 80 untuk mencegah penggumpalan. Berdasarkan optimasi proses sintesis, kondisi optimal diperoleh pada sintesis  nanopartikel yang menggunakan kitosan, ekstrak daun mimba, tween 80 dan tripolifosfat sebagai agen pengikat silang, dengan konsentrasi tween 80 0,321 mg/mL dispersan, rasio konsentrasi kitosan dan tripolifosfat 1:1, rasio konsentrasi kitosan dan efavirenz 1:1,5 yang mempunyai ukuran partikel dibawah 100 nm. Nanopartikel yang dihasilkan mempunyai efisiensi dan pemuatan sebesar 93,40% dan kapasitas pemuatan sebesar 39,92%, persen berat perolehan 91,06% dan nilai potensial zeta sebesar -42,1 mv. Hasil uji pelepasan efavirenz dalam media larutan dapar fosfat menunjukkan pelepasan maksimum pada pH 7,8 sebesar 63,93% hingga 48 jam, sedangkan dalam media larutan natrium dodesil sulfat 1% pelepasan efavirenz mencapai 90,74% hingga 24 jam. Studi spektra infra merah menunjukkan interaksi antara ekstrak daun mimba dan kitosan adalah interaksi kimia, sedangkan interaksi antara kitosan dan efavirenz adalah interaksi fisik.
Efavirenz is an anti-HIV drug with low solubility and variable bioavailability less than 45%. Solubility and bioavailability of the drug are important factors that influence therapeutic effectiveness. Nanoformulation using a nanopolymer-based delivery system is widely developed to improve the solubility and bioavailability of drugs, one of the extensively used is chitosan which is a natural polymer that is biocompatible, biodegradable and non toxic. In this study, chitosan nanoparticles as the delivery system of efavirenz were modified with the ethyl acetate fraction of mimba leaf extract (Azadirachta indica) to improve hydrophobic properties and loading capacity, then the process of loading efavirenz was carried out by ionic gelation using tripolyphosphate as a crosslinking agent and tween 80 to prevent aggregation. Based on the optimization of nanoparticle synthesis, the most satisfactory composition was obtained by nanoparticle using chitosan, neem leaf extract, tween 80 and tripolyphosphate, with tween 80 concentration 0.321 mg/mL dispersant, chitosan and tripolyphosphate concentration ratios 1: 1, chitosan and efavirenz concentration ratios 1: 1.5, because the drug nanoparticles size range was obtained as required for the nanoparticle drugs. The resulting nanoparticles have efficiency and loading capacity of 93.40% and 39,92%, practical yield percentage was 91.06%, zeta potential value was -42.1. Drug release test was carried out in vitro using paddle type dissolution test equipment in buffer phosphate solution media showed maximum drug release at pH 7.8 of 63.93% up to 48 hours, while in the medium a solution of 1% sodium dodecyl sulfate drug release reached 90.74% up to 24 hours. Thereafter, there was no further significant release seen. The FTIR spectral studies showed the interaction between mimba leaf extract and chitosan was chemical interaction, while interaction between efavirenz and chitosan was physical interaction.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisi Wilanda Syamsi
Abstrak :
Senyawa α-mangostin yang terkandung dalam ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) diketahui memiliki sifat sitotoksik terhadap sel kanker. Isolasi senyawa mangostin dilakukan dengan pelarut etil asetat dan dihasilkan fraksi kaya mangostin sebagai bahan aktif untuk pelepasan terkendali pada sistem pencernaan. Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan berbagai variasi polimer. Dari penelitian tersebut, didapatkan bahwa penggunaan kitosan sebagai polimer penghantar α-mangostin dengan kombinasi sodium tripolifosfat menghasilkan efek penjeratan obat yang baik. Alginat sebagai agen penyalut mikropartikel berfungsi memperlambat proses pelepasan obat dari mikropartikel hingga mencapai organ target kolon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh pengaruh rasio α-mangostin dan alginat dari mikropartikel kitosan terhadap efisiensi pemuatan obat dan profil rilis. Variasi yang dilakukan adalah konsentrasi α-mangostin dan alginat dalam mikropartikel kitosan. Perbandingan kitosan dan α-mangostin yaitu 1:0,1, 1:0,2 dan 1:0,3. Sedangkan rasio alginat yang divariasikan yaitu 0,1, 0,25, 0,5 dan 0,75. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa efisiensi pemuatan obat dan rilis terbaik terdapat pada sediaan mikropartikel dengan rasio α-mangostin 0,1 dan alginat 0,25. ...... Alpha-mangostin compounds in mangosteen peel extract (Garcinia mangostana Linn.) are known has antitumour properties and cytotoxic against cancer cells. Isolation of mangostin compound was using ethyl acetate solvent and resulting the fraction of α-mangostin as an active compound for controlled release in the gastrointestinal system. Previous studies have been conducted with a variety of polymers. From these studies, it was found that the use of chitosan as a conductive polymer α-mangostin in combination with sodium tripolyphosphate produces a good effect of drug entrapment. Alginate microparticles as a coating agent has function to slow down the process of drug release from microparticles until achieve the targeted organ. This study aims to determine the further effect of of α-mangostin and alginate ratio loaded onto chitosan microparticles in efficiency of drug loading and release profiles. Variation is done by concentration of α-mangostin and alginate in chitosan microparticles. Comparison of chitosan and α-mangostin is 1:0,1, 1:0,2 and 1:0,3. Whereas concentration of alginate is 1:0,1, 1:0,25, 1:0,5 and 1:0,75. The results show that the optimum efficiency of drug loading and drug release is in the preparation of microparticles with α-mangostin ratio of 0,1 and 0,25 alginate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dwi Aryani
Abstrak :
ABSTRAK
Kitosan dan alginat merupakan polimer mukoadhesif yang dapat digunakan untuk sistem penghantaran obat target kolon. Kitosan memiliki sifat mukoadhesif untuk dapat berikatan dengan musin pada saluran pencernaan sehingga dapat memperlama waktu adsorpsi obat. Senyawa bioaktif mangostin diekstrak dari kulit manggis, kemudian disalut dengan menggunakan polimer kitosan. Proses ekstraksi pada kulit manggis dilakukan dengan metode maserasi. Mikropartikel diperoleh dengan metode gelasi ionic dan taut silang pada variasi konsentrasi komposisi kitosan-alginat. Uji adsorpsi musin pada mikropartikel kitosan-alginat dilakukan dengan metode Mucous Glycoprotein Assay dengan menggunakan reagen Periodic Acid dan Schiff. Mikropartikel dengan berat molekul kitosan rendah dan variasi komposisi kitosan alginat 1:0 memiliki sifat mukoadhesif yang paling tinggi yaitu antara 55-84% musin teradsorp dan nilai zeta potensial 35,1 mV. Mikropartikel yang juga memiliki sifat mukoadhesif adalah mikropartikel dengan berat molekul kitosan rendah dan variasi komposisi kitosan alginat 1:0,25 dengan persentase musin teradsorp sebesar 51 ? 79% dan nilai zeta potensial 31,1 mV.
ABSTRACT
Chitosan and alginate are polymer which has been widely used for drug delivery colon target. Mucoadhesive properties of chitosan can prolong time of drug absorption. Mangostin as bioactive compound obtained from Garcinia mangostana Linn is coated with chitosan. Extraction process used to obtain mangostin is maceration. Microspheres obtained by ionic gelation method with ratio chitosan-alginate variation and chitosan molecular weight variation. The percentage of mucin adsorption on chitosan-alginate microspheres were determined by Mucous Glcycoprotein Assay using Periodic Acid and Schiff reagent. Microparticles with low molecular weight of chitosan and ratio chitosan alginate 1:0 has the highest mucoadhesive properties, between 55-84% mucin adsorption and zeta potential value 35.1 mV. Microparticles with low molecular weight of chitosan and ratio chitosan alginate 1:0.25 also has good mucoadhesive properties with 51-79% mucin adsorption and zeta potential value 31.1 mV.
2016
S64078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidia, Author
Abstrak :
Defek tulang besar dapat diperbaiki dengan teknik rekayasa jaringan yang membutuhkan scaffold untuk proliferasi sel. Kitosan cangkang kepiting dapat dijadikan scaffold dan dikombinasikan dengan RGD untuk meningkatkan perlekatan sel. Tujuan: Menganalisis efek penambahan RGD pada scaffold membran kitosan cangkang kepiting terhadap tingkat proliferasi sel pulpa manusia. Metode: Sel pulpa manusia dikultur kemudian dipaparkan dengan scaffold membran kitosan cangkang kepiting dengan dan tanpa RGD, selanjutnya diuji menggunakan MTT-assay. Hasil: Peningkatan proliferasi sel pada kelompok perlakuan scaffold membran kitosan cangkang kepiting RGD dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan: Scaffold membran kitosan cangkang kepiting RGD terbukti mampu meningkatkan proliferasi sel pulpa manusia.
Introduction A large bone defect can be fixed by using bone tissue engineering which need scaffold for cell proliferation. Crab shells chitosan used as a scaffold and can be combined with RGD to increase cell adhesion. Aim To analyze the effect of RGD addition to crab shells chitosan scaffold membrane on human dental pulp cell proliferation. Methods Human dental pulp cells cultured and exposed by the crab shells chitosan scaffold membrane with or without the addition of RGD and was tested using MTT assay. Result The result showed that chitosan with RGD increase human dental pulp cell proliferation compared to control group. Conclusion Crab shells chitosan scaffold membrane with RGD is proven to increase the proliferation of human dental pulp cells.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Zada Gofara
Abstrak :

Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang harus diberikan penanganan oral dengan obat anti-tuberkulosis secara rutin selama 12-24 bulan. Dengan pengobatan menggunakan implan yang dapat melepaskan obat TB secara lambat dalam jangka maka akan lebih efektif, karena obat akan dekat dengan target dan secara langsung masuk ke darah sehingga pengobatan lebih efektif. Pada penelitian ini, formulasi hidrogel PVA/kitosan/STPP yang dimuati 4 jenis obat anti-tuberkulosis (isoniazid, ethambutol, pirazinamid, dan rifampicin) dibuat dengan metode freeze-thaw. Didapatkan hasil bahwa penambahan kitosan hingga 20% dapat menurunkan laju rilis obat dan menahan rilis obat hingga 30 hari, namun efek penambahan STPP tidak terlihat dikarenakan jumlah yang ditambahkan terlalu sedikit yang diperkuat juga oleh hasil dari uji FTIR yang tidak menunjukkan adanya STPP dalam hidrogel. Formulasi hidrogel PVA 80%-Kitosan 20%-STPP 2% mampu melepaskan obat TB paling lambat dan berkepanjangan pada obat Isoniazid, Ethambutol, dan Rifampicin. Hasil dari uji SEM menunjukkan bahwa penambahan kitosan pada hidrogel PVA membentuk larutan homogen, menghasilkan hidrogel dengan permukaan yang terlipat padat, dan lebih rapat. Penambahan STPP 2% menghasilkan morfologi yang lebih halus, lebih homogen, dan menghasilkan pori lebih kecil.


Tuberculosis (TB) is one of the infectious diseases which must be routinely oral treated with anti-tuberculosis drugs performed 12-24 months. With treatment using drug implans that can release TB drugs in a longer time in the target location, it will be more effective, because the drug will be close to the target and go directly into the blood. In this study, the PVA / chitosan / STPP hydrogel formulation loaded with 4 types of anti-tuberculosis drugs (isoniazid, ethambutol, pirazinamide, and rifampicin) made using the freeze-thaw method. It is obtained that chitosan addition up until 20% could reduce drug’s release rate and hold drug’s release until 30 days, but the effect of STPP addition could not be seen because the ammount added is too small which is also shown from FTIR study that there is no STPP in the hydrogel detected. 80% PVA-20% Chitosan-2% STPP hydrogel formulation release TB drugs the slowest and extended on Isoniazid, Ethambutol, and Rifampicin. SEM study shown that chitosan addition in PVA hydrogel resulted a homogen solution, and hydrogel with densely folded surface. 2% STPP addition resulted in smoother, more homogenous, and smaller pores morphology.

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Widiasari
Abstrak :
Daun Mahkota dewa diketahui mempunyai efek antiinflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ekstrak daun Mahkota Dewa yang dikemas dalam bentuk kitosan nanopartikel, dapat memberikan efek antiinflamasi lebih baik pada organ kolon mencit kolitis ulseratif KU akibat induksi dextran sodium sulfat DSS , dibandingkan dengan ekstrak etanol saja. Pada penelitian dianalisa efek ekstrak daun Mahkota Dewa yang dikemas dalam bentuk kitosan nanopartikel dalam menghambat inflamasidengan melihat ekspresi cox-2 dan iNos. Efek antiinflamasi diuji menggunakan mencit sebanyak 36 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal, kontrol negatif, ekstrak daun dosis 12.5 dan 25 mg/kgBB, ekstrak daun kitosan nanopartikel dosis 6.25 dan 12,5 mg/kgBB. Induksi DSS 1 b/v diberikan melalui air minum selama 6 minggu perlakuan secara berselang-seling. Pada akhir percobaan kolon mencit difiksasi dalam larutan buffer formalin 10 kemudian dilakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk mengetahui ekspresi protein inflamasi berupa COX-2 dan iNOS.Ekstrak daun Mahkota Dewa dosis 25 dan 12,5 mg/kg BB dan ekstrak daun Mahkota Dewa dalam Kitosan Nano Partikel dosis 12,5 dan 6,25 mg/kg BB mampu menurunkan inflamasi signifikan dibandingkan dibandingkan dengan kelompok DSS. Terlihat dari skor hasil pewarnaan imunohistokimia protein COX-2 dan iNOS dianalisis menggunakan uji statistik didapat nilai. p<0,05 untuk semua kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (hanya men dapat DSS). Ekstrak daun Mahkota Dewa (dosis 25 dan 12,5 mg/kg BB) dan ekstrak daun Mahkota Dewa dalam Kitosan Nano Partikel (dosis 12,5 dan 6,25 mg/kg BB) mampu menghambat proses inflamasi kolon mencit yang diinduksi DSS, ditunjukkan oleh penekanan ekspresi protein inflamasi COX- 2 dan iNOS. ......Mahkota Dewa is known to have anti inflammatory effect. This study was conducted to test whether the extract of Mahkota Dewa leaf packaged in the form of chitosan nanoparticles, can provide better antiinflammatory effect on colon of ulcerative colitis UC due to induction of dextran sodium sulfate DSS , compared with ethanol extract alone. The study analyzed the effect of Mahkota Dewa leaf extract packed in the form of chitosan nanoparticles in inhibiting inflammatory by evaluating the expression of COX 2 and iNOS. Anti inflammatory effect was tested using 36 mice divided into 6 groups, normal group, negative control, leaf extract dose 12.5 and 25 mg kgBB, leaf extract chitosan nanoparticle dose 6.25 and 12.5 mg kgBB. DSS induction of 2 w v is administered through drinking water for 6 weeks of intermittent treatment. At the end of the experiment the mice colon was processed in 10 formalin buffer solution then immunohistochemical examination was performed to determine the expression of inflammatory proteins COX 2 and iNOS . Mahkota Dewa leaf extract dose 25 and 12,5 mg kg BW and Dewa Mahkota Dewa leaf extract in Chitosan Nano Particle dose 12,5 and 6,25 mg kg BW can decrease inflammation significantly compared to DSS group. The immunohistochemical staining results of COX 2 and iNOS proteins were analyzed using statistical tests obtained p <0.05 for all treatment groups compared with the negative control group (DSS only). Extract of Mahkota Dewa leaf (dose 25 and 12,5 mg / kg BW) and leaf extract of Mahkota Dewa in Chitosan Nano particle (dose 12,5 and 6,25 mg / kg BW) able to inhibit inflammatory process on DSS induced mice, by suppressing the expression of COX-2 and iNOS inflammatory proteins.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>