Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mustafa
Abstrak :
Hidup miskin di Jakarta bukanlah suatu pilihan, atau cita-cita, melainkan lebih tepat sebagai keterpaksaan atau nasib buruk. Apalagi terpaksa harus tinggal bersama keluarga di rumah plastik yang mirip gubuk dan sewaktu-waktu terancam penggusuran. Hal yang memprihatinkan seperti itu tidak pemah terbayangkan sebelumnya ketika para pendatang memutuskan untuk meninggalkan desa atau daerahnya karena sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan di daerah sendiri, lebih-lebih dengan modal pengetahuan dan ketrampilan yang terbatas. Salah satu lokasi yang dijadikan tempat tinggal mereka adalah di dalam komplek pasar induk, karena di pasar itulah mereka dapat mengais rejeki antara lain dari buah-buahan atau sayuran yang jatuh berceceran akibat dari kegiatan bongkarmuat dari dan ke kendaraan truk pengangkutnya. Selain itu juga dari sampah atau limbah yang terbuang di dalam komplek pasar induk yang ternyata hasilnya dapat menghidupi keluarganya. Mereka berjuang untuk bisa tetap hidup (survive) berusaha mendidik anak-anaknya di lingkungan rumahnya ataupun di sekolah. Kadang-kadang mereka dihadapkan pada pilihan yang pelik, antara anak tetap bersekolah untuk bekal masa depannya, atau terpaksa meninggalkan bangku sekolah untuk turut bekerja mencari tambahan penghasilan keluarga. Kondisi yang demikian menarik untuk dilakukan penelitan yang bertujuan untuk menyelami kehidupan keluarga miskin memenuhi kebutuhannya, dan pola keluarga miskin itu menangani pendidikan anak-anaknya di tengah-tengah kondisi kemiskinannya. Pendidikan anak pada keluarga miskin di sini dimaksudkan : mulai di dalam rumah atau keluarga, sampai di luar rumah keluarga itu. Di sini ingin diketahui bagaimana konsep keluarga miskin itu di dalam penanaman nilai-nilai dan ketrampilan termasuk dorongan dan pemberian kesempatan kepada anaknya mengikuti pendidikan dasar. Penelitian ini merupakan suatu studi yang menggunakan pendekatan kualitatif terhadap lima keluarga miskin yang hidup bersama anak-anaknya di rumah sangat tidak layak di dalam lingkungan pasar Induk. Hasil analisis atas temuan di lapangan menunjukkan beberapa kekurangan, yaitu : bahwa anak belajar di sekolah tingkat SD masih belum menjadi kebutuhan, karena sangat rendahnya kesadaran orang tua tentang nilai-nilai pentingnya pendidikan anak pada keluarga. Motivasi orang tua untuk memenuhi kebutuhan agar anaknya bersekolah amat rendah, sehingga akses terhadap sistem pendidikan formal yang tersedia di sekitarnya menjadi terhambat. Adapun jalur pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal, dalam hal ini pendidikan kesetaraan SD dan SLTP (Paket A dan Paket B) yang digratiskan bagi anak yang putus sekolah pun mengalami hal yang serupa. Apalagi berbagai bentuk kursus ketrampilan yang diselenggarakan oleh masyarakat / swasta dengan memungut biaya kursus, makin tidak terjangkau walaupun dengan ketrampilan yang diperoleh lebih berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Melihat beberapa kelebihan yang ada pada pendidikan non formal (seperti antara lain keluwesan, aneka ragam ketrampilan yang berorientasi pada kebutuhan, murah dan bermanfaat), suatu model program yang disebut sebagai "pendidikan non formal keliiing? diajukan dalam perencanaan sosial untuk dijadikan altematif solusi terhadap masalah yang dihadapi. Pada intinya, pendidikan tersebut berupa pengembangan terhadap model pendidikan (formal ataupun non formal) yang berjalan selama ini. Model yang diajukan di sini melalui penyelenggaraan kelompok belajar atau kursus ketrampilan secara gratis dan bersifat khusus dan terbatas di lingkungan pemukiman tempat tinggal keluarga-keluarga sangat miskin, sepanjang lokasinya memiliki sumber dukungan teknis. Bahkan hal itu masih ditambah iagi dengan beberapa bentuk perangsang atau stimulasi agar lebih menarik bagi anak-anak putus sekolah sehingga hasilnya dapat menjangkau sasaran secara lebih optimal. Kesemuanya itu dengan menyediakan dukungan biaya yang diperlukan sebagai konsekuensi dari penyelenggaraan model program itu. Dukungan itu diharapkan dapat diperoleh dari pihak Pemerintah / Pemda sebagai bentuk respons dari tanggung jawab negara terhadap pendidikan anak-anak terlantar dan perbaikan nasib keluarga miskin sesuai yang diamanatkan di dalam UUD 1945, serta diharapkan pula dengan mengundang peran aktif masyarakat, terutama melalui organisasi sosial dan LSM yang memiliki kepedulian serta sumber daya untuk mendukung program dimaksud.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Karimah
Abstrak :
ABSTRAK
Domesticity atau perasaan at home merupakan pijakan seseorang dalam mengekspansi dunianya. Adalah kesempatan bergerak, mengontrol, mempersonalisasi, dan merasa memiliki; yang membuat domesticity dapat hadir di mana saja. Metode framing dari media dipakai untuk melakukan pembongkaran, pem-filter-an, dan pengorganisasian kembali kualitas domestik; baik dalam studi konteks, maupun dalam pengaplikasian arsitektur. Dari studi konteks, yakni ruang berjalan anak SD sepulang sekolah ke rumahnya, terungkap bahwa penemuan anak SD akan objek "tak bertuan", event, dan set of surfaces yang tepat dan dapat ia personalisasi adalah pemicu penting hadirnya domesticity. Kualitas tersebut saling terkait satu sama lain, sehingga terungkap the organised frame berupa segmen-segmen pengalaman domestik anak SD; yang bersifat portabel meski pada konteks dimana saja. Frame domestik tersebut kemudian menjadi basis merancang arsitektur sekolah dasar yang memungkinkan anak SD melakukan personalisasi-personalisasi, sehingga ia merasa at home dengan berbagai proses dan sumber belajar. Perwujudan frame edukasi domestik tersebut dilakukan dengan manifestasi segmen-segmen menjadi spasial, yang berasal dari spatial tools ter-filter berupa learning resources dan learning supporters. Dan, penghadiran segmen-segmen pun diorganisasikan terhadap potensi lahan ter-filter. Pada akhirnya, framing domesticity untuk edukasi merupakan upaya menselebrasi hal-hal sederhana sebagai titik berangkat dalam perancangan arsitektur, serta upaya dalam mereposisi sekolah dasar yang begitu formal menjadi terasa lebih terbuka sehingga dunia anak SD terekspansi ke berbagai proses dan sumber belajar.
ABSTRACT
Domesticity or feeling at home is a key starting point where someone can start to expand their world to an environment. The keys of domesticity, surprisingly, are often neglected. Where someone has opportunity to move, own, control, and personalise the environment thus domesticity could arise anywhere. Framing method, derivated from knowledge of mass media communication, is used in this thesis for unfolding, filtering, and organising domestic qualities, which seems neglected both from the context study and to the architectural application. From the context study of children's city experience of going back to home after school, unfolded that no man's object, event, and set of surfaces which relevant and they can personalise to, are essential qualities which arises domesticity. Those essential qualities are mutually related in variety of ways, thus forming the portable organised frame the segments of children domestic experience. This portability means the frame could be applied to any context. The frame then becomes the basis for designing the architecture of new elementary school, that gives many opportunities for children to personalise their learning experiences, thus making them feel at home with it. The spatial manifestation of the frame or the segments are based on the filtered spatial tools the learning resources and the learning supporters. Also, the segments are organised towards the filtered potencials on the site. Finally, framing domesticity for education is an attempt to celebrate the ordinary as starting point on designing architecture, and also an attempt to repositioning the architecture of formal elementary school to be felt more at home and open, so that children's world could be expanded to learning processes and learning resources.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keceerdasan anak usia dini melalui bermain di TK "Kids 19" Jakarta. Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui empat tahap yakni :(1)perencanaan (2)pelaksanaan(3)observasi dan(4) evaluasi dan refleksi....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gaudensia Diana K. F.
Abstrak :
Penelitian dengan judul Faktor-faktor yang Mendorong Prestasi Belajar Anak Asuh (Studi Kasus Terhadap 5 Orang Remaja Panti Asuhan Vincentius Putera Jakarta Yang Berprestasi Belajar Sangat Baik) ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor internal dan ekstemal yang dapat menjadi pendorong prestasi belajar anak asuh di Panti Asuhan Vincentius Putera Jakarta. Faktor internal adalah segala faktor yang berasal dari dalam din anak asuh yang mendorong prestasi belajamya, dan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri anak asuh yang mendorong prestasi belajamya. Latar belakang pemilihan topik penelitian ini adalah tingginya prestasi belajar beberapa orang anak asuh di Panti Asuhan Vincentius Jakarta yang sedang berada pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sint Joseph Jakarta. Padahal, para penghuni Panti Asuhan Vincentius Putera secara umum merupakan anak-anak yang mempunyai masalah di dalam keluarga, Sebagian besar kasus ditemukan bahwa para anak asuh tersebut berasal dari keluarga miskin dan tidak mengenal orang tua sejak dari bayi. Kurangnya kasih sayang serta dukungan keluarga merupakan faktor-faktor yang sesungguhnya sangat berpengaruh dalam perkembangan anak. Pada dasamya, anak asuh yang menjalani kehidupan sehari-hari dalam lingkungan panti asuhan adalah anakanak bermasalah. Namun, dalam kondisi tersebut, tetap ditemukan adanya anakanak penghuni panti asuhan yang mempunyai prestasi akademik bagus. Situasi ini sangat menarik untuk diamati, sehingga ditetapkan sebagai topik dalam penelitian ini, yang secara khusus akan mendeskripsikan tentang faktor-faktor pendorong berprestasi anak asuh dengan studi kasus terhadap remaja di Panti Asuhan Vincentius Putera Kramat Raya 134 Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Lokasi penelitian ini adalah Panti Asuhan Vincentius Putera Jalan Kramat Raya 134 Jakarta Pusat. Janis sampling (type of sampling) penelitian ini adalah non-probability sampling atau nonrandom sampling. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tiga teknik yaitu wawancara mendalam (indepth interview), observasi, serta menggunakan data non manusia (sekunder) dan dianallsis secara deskriptif kualitatif. Pembahasan dalam penelitian tentang faktor-faktor pendorong berprestasi ini menggunakan teori dari beberapa pakar pendidikan dan psikologi yang membahas tentang faktor internal (intrinsik) dan eksternal (ekstrinsik) yaitu Sobur, Hakim, Makmun, Munandar, dan lain-lain. Teori tersebut menekankan bahwa faktor dan dalam diri individu (internal) dan faktor Iingkungan dari luar diri individu (ekstemal) sebagai faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berprestasi. Melalui penelitian ini, maka akan dikaji faktor-faktor pendorong tersebut dalam setting panti asuhan dengan informannya adalah 5 orang remaja berprestasi di Panti Asuhan Vincentius Putera yang sedang mengikuti pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan Sint Joseph Kramat Raya Jakarta Pusat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor internal yaitu faktor fisik dan psikis, serta faktor ekstemal dari Panti Asuhan Vincentius Putera berupa fasilitas belajar, peran pengasuh, waktu belajar, dan peraturan maupun dari SMK Sint Joseph berupa fasilitas belajar, bimbingan dan pendampingan, metode belajar dan peraturan menjadi pendorong prestasi belajar anak asuh di Panti Asuhan Vincentius Patera. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan rekomendasi terhadap pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan anak seperti; sekolah dan panti asuhan untuk lebih memberikan perhatian terhadap masalah pendidikan anak, khususnya pendidikan bagi anak-anak panti asuhan.
The Thesis which title The Study Achievement Stimulating Factors for Foster Child (Case Study to 5 adolescents at Vincentius Putra Foster Care that over achiever). Purposes of the research is to describe study achievement stimulating factors both internal and external factors at Vincentius Putra Foster Care Jakarta. Internal factors are all factors that coming from foster child itself, and external factors are all factors that coming from the environment of foster child. The topic had been choseen based on the fact that some of the foster child at Vincentius Putra Foster Care in the senior high school (SMK Sint Joseph) are over achiever students, whereas the children is coming from the broken family. In many cases found that the children who lived in Vincentius Putra Foster Care that they family is poor, and some of them never known they family since they were born. The less of passion and support from family was dominant factors that will be giving an influence for children growth and development, both physically and mentally in future time. In generally all the children that living in Vincentius Putra Foster Care are disorder children. But, in that unopportunity condition, still found some of the foster child that can reached over achievement than others. This situation is interesting to look deeply by social research methods to esspecially describe achihevment stimulating factors, both internally and externally, by case study to five over achiever adotesence at Vincentius Putra Foster Care that study at SMK Sint Joseph Kramat Raya 134 Jakarta. This study uses qualitative method with case study as a approaching method. The research locate in Vincentius Putra Foster Care at Jalan Kramat Raya 134 Jakarta Pusat. Type of sampling uses non-probability sampling or nonrandom sampling. The technique to determine sampling is purposive. The data is collecting by three ways such as indepth interview, observation, and study documentation. All the data analizing uses descriptive-qualitative. The informants needed 12 person, consist of five foster children, three SMK Sint Joseph teachers, and four Vincentius Putra Foster Care Officers. The research uses some theories such as Sobur, Hakim, Makmun, Munandar, and Jane Hams. The theories stress internal and external factors as a stimulating factors that influencing foster children in a study. Through this research, all those factors will be telling about internal and external factors that influence foster children that living in Vincentius Putra Foster Care and study at SMK Sint Joseph. In the last chapter, known that of the research about internal and external factors (facilities, officers, study schedule, and rule) conclude that all factors are stimulated foster child to be over achiever at Vincentius Putra Foster Care. Thus, as a recomendation to goverment, education institution, and other foster care to give more seriuously to about education for children, especially children that living in foster care.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andie Sadhuputri
Abstrak :
Melalui pendekatan fungsi produksi rumah tangga, pengaruh ibu bekerja selama fase emas anak terhadap kualitas anak dinyatakan sebagai gabungan antara time effect, yang berdampak negatif, dan income effect, yang berdampak positif, sehingga net effect menjadi ambigu dan dapat menjadi sumber dilema bagi keluarga. Studi empiris di Indonesia tentang masalah ini masih sangat terbatas, sehingga studi ini berusaha mendapatkan bukti empiris pengaruh ibu bekerja selama fase emas anak (0-5 tahun) terhadap pencapaian pendidikan anak di Indonesia. Dengan menggunakan data longitudinal Indonesian Family Life Survey (IFLS) periode 1993-2007, studi ini membentuk beberapa kelompok sub-sampel anak yang capaian pendidikannya terobservasi pada IFLS 2007 dan jam kerja ibu terobservasi pada survei IFLS tahun-tahun sebelumnya. Studi ini menemukan pengaruh positif yang signifikan dari rata-rata jam kerja/tahun ibu saat fase emas anak pada probabilita anak menamatkan SD, melanjutkan ke SMP, dan menamatkan SMP. Hasil tersebut tetap robust setelah jarak sekolah terdekat dikontrol sebagai proksi dari variabel sisi penawaran. Hasil empiris ini menunjukkan bahwa keputusan ibu bekerja selama fase emas anak berpotensi memiliki net effect yang positif terhadap pendidikan anak kemudian, dengan potensi dari income effect yang cukup besar dibandingkan dengan time effect. ......Using the household production function approach, mother’s employment during the golden age period may entail a negative time effect and a positive income effect on the child’s quality, of which the net effect is ambiguous and thus may become a source of dilemma for the family. Empirical studies on this issue in Indonesia are still limited, so this study conducted an empirical investigation on whether mother’s employment when the child was in the golden age (i.e., 0-5 years old) would influence the child’s education attainment in Indonesia. Employing the longitudinal data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) of the 1993-2007 period, the study constructed several children sub-sample whose education outcome were observed in the 2007 IFLS; and the mothers’ working hours were reported in the IFLS of the previous years. It was found a significant positive impact of mothers’ working hours to the children’s probabilities of finishing the elementary school, continuing to junior high school, and finishing the junior high school. The results were robust when the nearest distance to school was included to control the supply-side factor. These empirical results show that mothers’ decision to work during the children’s golden age may have generated a substantial income effect greater than the time effect.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirda Amalia
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Pelaksanaan Program Children Educational Support dalam mengurangi prevalensi anak jalanan oleh Yayasan ISCO. Dilatarbelakangi oleh masih banyak anak miskin rentan ke jalan akibat sulitnya akses ke layanan pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara dengan 9 informan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program sudah berjalan dengan cukup baik ditandai dengan berkurangnya anak dampingan yang turun ke jalan disebabkan adanya pemberian bantuan dalam pendidikan formal dan non formal. Hal ini menjadikan terpenuhinya kebutuhan anak miskin untuk mendapatkan pendidikan sejak usia dini sehingga intensitas untuk bekerja di jalan terminimalisir. ...... The thesis discusses about the implementation of children educational support in reducing prevelance of street children by ISCO Foundation. Motivated by many poor children vulnerable to be street cause the difficulty of access to educational services. This research used a qualitative approach. Collecting data using observation and interview with 9 informant. The study results show that implementation of program has already ran fairly well characterized by reduced child beneficieris who took the streets due to provision of assistance in formal and non-formal education. This made the fulfillment of poor children needs to get an education from early age so the intensity of street work has minimized.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Pratiningtyas
Abstrak :
Rendahnya partisipasi sekolah pada anak disabilitas masih menjadi permasalahan di tingkat global maupun nasional. Salah satu faktor yang menghambat anak disabilitas untuk mengakses layanan pendidikan adalah keterbatasan anggaran pendidikan di rumah tangga. Sejak tahun 2014, pemerintah Indonesia telah melaksanakan Program Indonesia Pintar yang bertujuan meningkatkan partisipasi sekolah pada tingkat pendidikan dasar dan menengah pada keluarga miskin. Belum banyak penelitian yang menyoroti manfaat program ini bagi keluarga dengan anak penyandang disabilitas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Program Indonesia Pintar dan pengeluaran pendidikan rumah tangga pada keluarga dengan anak usia sekolah dan disabilitas dengan menggunakan data SUSENAS BPS 2018 yang meliputi 1.051 rumah tangga di Indonesia. Hasil pengujian Ordinal Least Square (OLS) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengeluaran pendidikan per anak sekolah antara keluarga yang menerima Program Indonesia Pintar dan yang tidak. Hasil ini menyiratkan bahwa pemerintah perlu merancang sebuah program khusus untuk meringankan kendala anggaran pendidikan pada keluarga dengan anak-anak disabilitas sehingga partisipasi sekolah anak-anak dari kelompok ini dapat meningkat, dan kemiskinan yang berhubungan dengan status disabilitas dapat dikurangi. ......The school participation rate for children with disabilities is still a problem at the global and national levels. One factor that hinders access to education for disabled children is the educational budget constraint of families with disabled children. Since 2014 the Government of Indonesia has implemented Program Indonesia Program to increase school participation at the primary and secondary education levels of low-income families. There are not many studies that highlight the benefits of this program for families with children with disabilities in Indonesia. This study wants to know the relationship between Program Indonesia Pintar and the households' education expenditure of families with school-aged and disabled children by applying the SUSENAS BPS 2018 data of 1.051 households in Indonesia. The Ordinary Least Square (OLS) test results indicate that there is no significant difference in the education expenditure per schooled child between families that receive Program Indonesia Pintar and those that do not. These results imply that the government has to design a specific program to relieve education budget constraints of the families with disabled children so that school participation of children with disabilities can increase, and poverty that has been associated with disability status can be alleviated.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Wardiyah
Abstrak :
Kesulitan belajar merupakan hambatan/gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Di SDN Kelurahan Pondok Cina ada sekitar 12,5%-27,5% anak yang mengalami kesulitan belajar dalam satu kelas. Anak yang mengalami kesulitan belajar dapat dihubungkan dengan kurangnya keterampilan kognitif dan secara spesifik berkaitan dengan kurangnya pemikiran positif anak. Melalui pikiran positif anak akan lebih mampu mengatasi kesulitan-kesulitan melalui pemecahan masalah sederhana, menunda pemuasan sesaat dan anak akan mampu mengontrol perilakunya sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Terapi Kognitif Perilaku terhadap pikiran dan perilaku anak usia sekolah yang mengalami kesulitan belajar. Desain penelitian quasi eksperiment dengan pendekatan pre post test with control group. Penelitian dilakukan di SDN Kelurahan Pondok Cina dengan sampel anak yang mengalami kesulitan belajar yang terdiri dari 30 anak murid di SDN 3 Pondok Cina sebagai kelompok intervensi dan 30 murid SDN Pondok Cina 5 sebagai kelompok kontrol. Kriteria inklusi sampel adalah anak yang mengalami gangguan kemampuan akademik karena faktor psikologis, duduk di kelas IV, V dan VI, memiliki pikiran negatif dan perilaku maladaptif dan anak komunikatif. Terapi Kognitif Perilaku yang dilakukan melalui 5 sesi ini diarahkan untuk memodifikasi fungsi berpikir, merasa dan bertindak dengan menekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya, berbuat dan memutuskan kembali. Dengan merubah status pikiran dan perasaannya, anak diharapkan dapat mengubah tingkah lakunya. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik dependen t-Test menunjukkan ada pengaruh penerapan terapi kognitif perilaku terhadap perubahan pikiran dan perilaku pada anak usia sekolah yang mengalami kesulitan belajar (pikiran; p=0,021 dan perilaku; p=0,045). Diharapkan penerapan terapi ini dapat dilaksanakan untuk tatanan sekolah dengan bekerjasama dengan dinas kesehatan. ......Learning difficulties constituted barriers learning disorders in children and adolescent characterized by significant disparity between the level of intelligence and academic skills that should be achieved. In SDN Pondok Cina there use 12,5%-27,5% about children who have difficulty learning in one class. Children who have learning difficulties can be connected with lack of cognitive skill and specifically related to child's lack of positive thinking. Through positive thinking, children will be better able to difficulty overcoming adversity through simple troubleshooting, delaying gratification of a moment and children will be able to control their own behavior. The aimed of this research was to know the effect of cognitive behavior therapy of thoughts and behavior school-age children who have learning difficulties. Design of this research was using 'Quasi experimental design' with pre post test approach on intervention and control group. Research conducted in SDN Districk Pondok Cina using total sampling that children who have learning difficulties which consists of the 30 student SDN Pondok Cina 3 as a group intervention and 30 student SDN Pondok Cina 5 as a control group. Cognitive behavior therapy is done through five session, directed to modify the function of thinking feeling and acting by emphasizing the role of brain in analyzing decided to ask to do and decided to return. By changing the status of his thoughts and feelings, children are expected to change his behavior. The bivariate statistical with dependent t-test result shows decrease in negative thoughts in children was significantly after receiving cognitive behavior therapy (p=0,021) and shows decrease in maladaptif behavior (p=0,045). Expected that the application of cognitive behavior therapy on school-age children can be done in mental health service by involving community health center and related office which in turn can improve the quality of education.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41458
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Husin
Abstrak :
Anak-anak Sekolah Dasar Mangundikaran pada umumnya mempunyai kebiasaan belajar pada malam. Hal ini dimungkinkan oleh banyaknya rumah yang menggunakan tenaga listrik sebagai sumber penerangan. Di samping mereka biasa belajar ps.da malam hart banyak pula yang menambah jam belajar pada waktu pagi, siang, atau sore hari. Pada malam hari, waktu belajar mereka biasanya antara jam 18.30 21.00. Sedang pada pagi hari antara jam 5.00-6.00, siang antara jam 13.00-14.00 dan sore hari antarajam 16.00 18.00. Kebiasaan anak-anak belajar sebagaimana tersebut di atas tidak terlepas dari kehidupan sosial di desa, khu
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Mantiri
Abstrak :
Proses untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, tentu tidak mudah. Hal seperti ini ternyata melibatkan banyak pihak baik dari lingkungan (eksternal) maupun dari dalam diri subyek sendiri (internal). Jepang, salah satu negara industri, dikenal memiliki sumber daya manusia yang berpotensi dan berkualitas. `Kualitas' tersebut dapat berarti kemampuan tiap individu dalam menguasai bidang pekerjaannya dengan baik disertai dengan semangat kerja yang tinggi dan keinginan untuk terus maju. Disamping hal itu, yang diharapkan dari seorang manusia dewasa yang berkualitas adalah keberhasilannya dalam hidup bermasyarakat. Keterlibatan anak dalam pendidikan prasekolah adalah salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut. Pendidikan prasekolah menjadi alternatif bagi orang tua di Jepang untuk memperkenalkan kehidupan masyarakat. Kondisi seorang anak yang berusia 0 hingga menginjak usia 6 tahun merupakan masa yang penting. Pada masa itu dalam diri anak akan terbentuk suatu sikap untuk bersosialisasi dengan orang lain. Melalui pendidikan prasekolah inilah, ditanamkan nilai--nilai hidup dalam masyarakat. Dengan kurikulum yang lebih banyak menekankan kegiatan yang bersifat kelompok, secara tidak sadar, telah tertanam rasa kebersamaan dalam diri anak, yang juga merupakan bekal yang sangat berguna untuk kehidupannya kelak.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S13810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>