Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wicks-Nelson, Rita
Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, 1997
616.928 9 WIC b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wilmshurst, Linda
"Buku ini menyediakan penjelasan mengenai gangguan psikopatologi pada anak dan remaja."
John Wiley & Sons, 2005: New Jersey, 2005
618.928 9 WIL e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wenar, Charles, 1922-
New York: McGraw-Hill, 2000
616.89 WEN d (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mash, Eric J.
Boston : Wadsworth and Cengage Learning, 1999/2010
618.92 MAS a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Plenum Press, 1990
R 618.928 9 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi Trisnomihardja
"Peristiwa konflik di beberapa daerah di Indonesia dan meningkatnya kejadian bencana alam dalam skala yang besar menimbulkan hilangnya ratusan bahkan ribuan nyawa, belum lagi kerusakan harta benda secara luas, merupakan peristiwa yang traumatik bagi siapa saja. Adanya peristiwa yang sangat traumatik menyebabkan seseorang tidak mampu beradaptasi dengan mekanisme pertahanan yang dalam keadaan normal cukup adaptif, sehingga muncul gejala-gejala psikis akibat kejadian tersebut. Wanita dan anak-anak merupakan populasi yang rentan terhaap pengalaman traumatik tersebut. Perhatian terhadap anak-anak yang mengalami peristiwa traumatik perlu ditingkatkan karena anak dan remaja berada dalam fase perkembangan sehingga setiap gangguan yang terjadi akan mempengaruhi proses perkembangannya. Salah satu peristiwa traumatik yang terjadi di Indonesia adalah konflik antar desa yang kemudian meluas menjadi konflik SARA di Maluku Utara yang terjadi pads bulan September 1999 dan menyebabkan sekitar 35.000 jiwa terpaksa mengungsi ke Sulawesi Utara. Jumlah yang sangat besar ini tentu saja menimbulkan persoalan tersendiri bagi pemerintah daerah setempat maupun bagi para pengungsi tersebut. Sebagian dari mereka ditampung di kantor-kantor pemerintah, yang lain ditampung di lapangan terbuka, dan sebagian lagi ditampung di barak-barak yang kemudian dibangun. Seiring berjalannya waktu, sebagian dari para pengungsi ini mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi namun sebagian besar dari mereka tetap enggan untuk kembali ke daerah asalnya dengan alasan mereka tidak mungkin melupakan peristiwa yang telah mereka alami tersebut. Mereka memilih untuk memulai kehidupan yang baru di Sulawesi Utara. Meskipun demikian ada pula pengungsi ini yang kurang mampu beradaptasi dan mernilih untuk tetap tinggal di barak barak.
Mereka yang kurang mampu beradaptasi dan memilih untuk tetap tinggal di barak ini akan membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi perkembangan mental emosional penghuninya terutama bagi anakanak dan remaja antara lain karena kondisi dan situasi lingkungan tempat tinggal di barak yang tidak memiliki "privacy", kondisi kesehatan yang kurang memadai, sarana yang kurang memadai, dan tidak ada pekerjaan yang tetap bagi orangtua, kurangnya sarana pendidikan. Meneg Pemberdayaan Perempuan dalam kunjungannya ke berbagai daerah yang dilanda konflik menyatakan bahwa banyak anak di daerah pengungsian yang bukan hanya menghadapi masalah kesehatan fisik dan mental tetapi juga masalah pendidikan termasuk pendidikan moral tidak tertanam kesan dalam diri anak bahwa kekerasan atau konflik adalah hal yang biasa dalam menyelesaikan suatu masalah. Salah satu tempat pengungsian yang ada di propinsi Sulawesi Utara terletak di Kamp Kitawaya, desa Kairagi, Kecamatan Mapanget, Kotamadya Manado. Para pengungsi yang tinggal di sini berasal dari Maluku Utara dan sudah menempati tempat ini sejak bulan Desember 1999. Semua menyatakan tidak berkeinginan untuk kembali ke tempat asal mereka meskipun kondisi kondisi mereka di Kamp ini kurang baik. Peristiwa yang mereka alami pada bulan Desember 1999 dirasakan masih membekas, mereka menyaksikan sendiri bagaimana sanak saudara, kerabat, tetangga mereka dibunuh, bahkan mereka dikejar-kejar hingga ke pelabuhan. Dari atas kapalpun mereka masih dapat menyaksikan para pengungsi yang terluka berebut naik ke atas kapal. Kondisi kehidupan di barak yang kurang baik ini tentu akan mempengaruhi fase-fase perkembangan seorang anak dan remaja, apalagi bila kondisi ini berlangsung bertahun-tahun. Hal ini menarik perhatian dan menimbulkan pertanyaan pada peneliti, bagaimana bila hal ini telah dialami selama 6 (enam) tahun? Adakah gangguan mental dari anak-anak dan remaja pengungsi Maluku yang tinggal di barak selama 6 tahun di Sulawesi Utara?"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phares, Vicky
New York: John Wiley & Sons, 2008
616.89 PHA u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wenar, Charles, 1922-
New York: McGraw-Hill , 1994
616.89 WEN d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Dwina Paramita
Yogyakarta: B. First, 2017
155.4 VID j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Chairunnisa
"Bonding merupakan ikatan emosi yang terbentuk antara seorang ibu dengan anaknya sejak pertama kali terjadinya kontak antara ibu dan anak. Bonding yang erat pada masa awal perkembangan anak, khususnya pada usia bawah tiga tahun, merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi dan sosial anak. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap bonding ibu-anak adalah psikopatologi ibu. Terdapat berbagai studi yang meneliti hubungan antara psikopatologi ibu dengan bonding, tetapi studi-studi tersebut umumnya berfokus pada depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara jenis psikopatologi lainnya pula dengan bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun. Pada penelitian cross-sectional ini, sebanyak 65 ibu yang memiliki anak berusia 0-36 bulan diminta untuk mengisi kuesioner Mother Infant Bonding Scale (MIBS) sebagai instrumen pengukuran bonding ibu-anak dan kuesioner Symptoms Checklist 90 (SCL-90) sebagai instrumen pengukuran psikopatologi pada ibu. Uji korelasi Spearman kemudian dilakukan untuk melihat korelasi antara skor total MIBS dengan skor total SCL-90 maupun skor per dimensi psikopatologi, yang mencakup gejala depresi, ansietas, obsesif kompulsif, phobic anxiety, hostilitas, ideasi paranoid, somatisasi, sensitivitas interpersonal, serta psikosis. Ditemukan korelasi positif lemah yang bermakna antara psikopatologi ibu secara keseluruhan (r=0,228), gejala depresi (r=0,236), ansietas (r=0,313), phobic anxiety (r=0,207), dan psikosis (0,221) dengan bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun. Tidak ditemukan korelasi yang bermakna antara gejala obsesif kompulsif, hostilitas, ideasi paranoid, somatisasi, dan sensitivitas interpersonal dengan bonding (p>0,05). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi hubungan antara psikopatologi yang memiliki korelasi tidak bermakna tersebut dengan bonding, serta penelitian untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat turut memengaruhi bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun.

The term bonding refers to the emotional tie between a mother and her infant which forms since their earliest contact. Bonding during the childs early years, especiallyup until the age of three, is crucial for the childs emotional and socia development. Maternal psychopathology is one of the most important factors affecting mother-child bonding. Studies in this area have primarily focused on the association between depression and mother-child bonding, with limited studies investigating other types of psychopathology. This cross-sectional research aims to identify the correlation between various types of psychopathology and bonding among mothers and children under three years old. As many as 65 mothers of children aged 0-36 months were asked to complete two questionnaires: the Mother-Infant Bonding Scale (MIBS) as a measure of mother-child bonding and the Symptoms Checklist 90 (SCL-90) as a measure of maternal psychopathology. Spearmans correlation test was then performed to investigate the correlation between the total scores of each questionnaire, as well as the correlatio between MIBS total score and the SCL-90 subscores for each type of psychopathology. This includes depression, anxiety, obsessive-compulsiveness, phobic anxiety, hostility, paranoid ideation, somatization, interpersonal sensitivity, and psychoticism. Weak but significant positive correlation between maternal psychopathology in general and mother-child bonding was observed (r=0.228). Similar correlation was also observed between bonding and maternal depression (r=0,236), anxiety (r=0.313), phobic anxiety (r=0.207), and psychoticism (r=0,221). No significant correlation was found between bonding and maternal obsessive-compulsiveness, hostility, paranoid ideation, somatization, as well as interpersonal sensitivity (p>0.05). Further research investigating the association of these five psychopathologies with mother-child bonding is needed. Factors other than materna psychopathology that might have affected mother-child bonding also needs to be explored.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>