Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astri Pertiwi
Abstrak :
Teknologi konversi senyawa hasil fermentasi menjadi senyawa aromatik maupun olefin masih jarang dikembangkan. Pada penelitian ini bermaksud mengembangkan serta melakukan peningkatan kinerja katalis asam yang berasal dari zeolit alam untuk reaksi proses perengkahan senyawa ABE (aseton-butanoletanol). Proses aktifasi dan modifikasi merupakan cara untuk meningkatkan kualitas dari zeolit yaitu dengan meningkatkan keasaman pada inti aktif zeolit alam. Aktifasi zeolit alam dilakukan dengan pertukaran ion selama 20-120 jam menggunakan NH4Cl 1M pada temperatur ruang untuk menggantikan ion Ca2+ dengan NH4+ sehingga didapatkan NH4-NZ. Serta kalsinasi pada 600_C selama 2 jam agar struktur zeolit lebih stabil dan lebih tahan pada temperatur reaksi yang cukup tinggi. Peningkatan keasaman dilakukan dengan penambahan Boron oksida (B2O3) dengan cara impregnasi pada permukaan zeolit alam sehingga menghasilkan spesi peroksida (O22-) yang dapat meningkatkan kinerja katalis serta mengatur perubahan dimensi pori. Hasil dari karakterisasi katalis yang dilakukan meliputi komposisi kimiawi yaitu rasio Si/Al 5,17, %kristalinitas dari zeolit yang telah dipreparasi mengalami peningkatan menjadi 50% dan penambahan B2O3 tidak membentuk senyawa baru (terdispersi merata di permukaan zeolit), keasaman 5%B2O3/HNZ memiliki jumlah keasaman yang tinggi sebesar 3 _mol/_C dan acid strength pada rentang temperatur 375 dan 425_C. Kinerja katalis B2O3/HNZ diuji dengan melibatkannya dalam reaksi konversi senyawa ABE dalam reaktor pipa unggun tetap (packed bed) pada tekanan atmosferik dengan berbagai variasi rasio B2O3 (5,10 dan 15%) dalam zeolit, temperatur operasi (375~480_C). Yield hidrokarbon dari hasil konversi senyawa ABE umumnya menghasilkan %yield hidrokarbon kurang dari 20%. Pada reaksi menggunakan katalis dengan loading 5% B2O3 diperoleh % yield hidrokarbon yang relatif tinggi mencapai 41,9%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cussler, E.L.
[Place of publication not identified]: Cambridge University Press, 2001
660.068 5 CUS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael, Dante
Abstrak :
Pengembangan sensor BOD dilakukan dengan elektroda glassy carbon terdeposisi partikel emas dan terimobilisasi lapisan tipis khamir Candida fukuyamaensis UICCY-247. Proses modifikasi glassy carbon dengan partikel emas dilakukan dengan proses elektrodeposisi pada potensial -300mV dengan menggunakan Multi Pulse Amperometry (MPA) terhadap Ag/AgCl. Karakterisasi dengan SEM menunjukkan ukuran partikel emas yang melapisi glassy carbon adalah sekitar 66 nm. Proses imobilisasi mikroba khamir dilakukan dengan matriks Agarose/KCl 2% yang diratakan pada permukaan membran Nafion®. Deteksi nilai oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme dilakukan dengan teknik MPA pada potensial -600mV. Hasil pengukuran kalibrasi linier pada keadaan free cell dan keadaan terimobilisasi lapisan tipis khamir menunjukan nilai daerah kelinieran yang baik dengan nilai regresi R2 = 0,93 untuk keadaan free cell dan R2 = 0,933 untuk keadaan terimobilisasi lapisan tipis khamir. Pengukuran terhadap kestabilan lapisan tipis menunjukan bahwa pada setiap hari pengukuran, terjadi penurunan arus reduksi yang terukur sebagai akibat semakin sedikitnya jumlah sel khamir yang hidup dalam sistem. Presisi pengukuran dengan elektroda GC-Au pada 15 kali pengukuran dengan cyclic voltametry memberikan nilai RSD 18,49% untuk keadaan tanpa kehadiran sel khamir dan RSD 14,65% dalam keadaan terimobilisasi lapisan tipis sel khamir. Pengaruh kehadiran logam berat pada sistem pengukuran dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi spesi Cu. Pengukuran dengan MPA pada -600mV terhadap Ag/AgCl menunjukan kenaikan arus reduksi terhadap kenaikan konsentrasi spesi Cu karena makin sedikit jumlah oksigen yang dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat jumlah mikroorganisme efektif dalam sistem akan semakin sedikit. Uji kesetaraan yang dilakukan antara metode sensor BOD dan BOD konvensional menghasilkan perbandingan yang cukup baik sehingga dapat disimpulkan metode sensor BOD memiliki keakuratan pengukuran yang cukup baik.
The development of BOD sensor conducted with glassy carbon gold particles deposited electrode and immobilized with a thin layer of yeast Candida fukuyamaensis UICCY-247. The process of glassy carbon modification with gold particles carried by the process of electrodeposition at a potential 300mV by using Multi-Pulse Amperometry (MPA) against Ag / AgCl. Characterization by SEM shows the size of gold particles lining the glassy carbon is about 66 nm. The process of microbial immobilization of yeast is done by using matrix agarose / KCl 2%, which flattened at the surface of Nafion ® membrane. Detection of oxygen used by microorganisms was done by using MPA on the potential-600mV. Linear calibration measurement results on the state of free cell and immobilized state of a thin layer of yeast showed good linearity local value with the value of regression R2 = 0.93 for the state of free cell and R2 = 0.933 for the immobilized state of a thin layer of yeast. Measurements showed that the stability of a thin layer on each day of measurement, there was a measurable decrease in flow reduction as a result of the small number of yeast cells that live within the system. Precision measurement with GC-Au electrode in 15 times of measurement by cyclic voltametry 18.49% RSD value for the state without the presence of yeast cells and 14.65% RSD in the immobilized state of a thin layer of yeast cells. Effect of the presence of heavy metals on the measurement system is done by varying the concentration of Cu species. Measurements with MPA at-600mV against Ag / AgCl showed increased flow reduction of Cu species concentration increases because the less amount of oxygen that can be used by microorganisms due to the number of effective microorganisms in the system will be less. Equivalence test conducted between the sensor BOD and BOD methods of conventional produce a pretty good ratio so it can be concluded, BOD sensor has a good accuracy on measurement.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S360
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Awaliatul Barkah
Abstrak :
Poliester sukrosa (SPE) merupakan senyawa yang memiliki struktur mirip dengan lemak alami, suatu substitusi lemak nonkalori yang tidak tercerna serta tidak terabsorpsikan. Ester sukrosa dengan derajat esterifikasi rendah banyak diaplikasikan sebagai emulsifier dan yang berderajat esterifikasi tinggi digunakan sebagai fat replacer. Sebagian besar produksi karbohidrat poliester dilakukan secara kimiawi dan saat ini masih dilindungi oleh paten. Sintesis ester sukrosa secara enzimatik dapat dilakukan dengan menggunakan enzim lipase dalam pelarut organik dengan kandungan air yang sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi reaksi esterifikasi antara sukrosa dengan asam lemak hasil hidrolisis minyak kelapa dengan menggunakan enzim lipase Candida rugosa dalam pelarut nheksana. Enzim lipase yang digunakan memiliki aktivitas spesifik 2,45 U/mg. Analisis dengan IR menunjukkan produk hasil reaksi esterifikasi memiliki gugus ester, yang ditunjukkan dengan adanya serapan pada bilangan gelombang 1739 cm1. Analisis dengan HPLC menunjukkan bahwa ester sukrosa yang terbentuk merupakan campuran mono, di, tri, dan tetraester dengan perbandingan 40,28%, 42,05%, 13,65%, dan 4,03%. Hasil optimasi reaksi esterifikasi diperoleh bahwa kondisi optimum dari reaksi adalah pada waktu reaksi 18 jam, temperatur 30 oC, dan perbandingan mol sukrosa dengan asam lemak sebesar 1:40. Berdasarkan uji kualitatif sederhana pembentukan emulsi, produk hasil sintesis dapat digunakan sebagai emulsifier.
Sucrose polyester is a compound that has a similiar structure with natural fat, a noncaloric fat substitute that is non digestible and non absorbable. Sucrose ester with a low degree of substitution could be applied as an emulsifier and a high degree of substitution could be used as fat replacer. Most of sucrose esters were prepared by conventional chemical esterification and still protected by patent. The enzymatic synthesis of sucrose ester can be carried out by using lipase in organic solvent with a less water content. This research aims to study the esterification reaction between sucrose and hydrolized coconut oil fatty acid performed in nhexane using Candida rugosa lipase. The specific activity of enzyme that used in this study is 2,45 U/mg. FTIR analysis showed that the product of esterification reaction has an ester group shown by the absoption at wave number 1739 cm1. HPLC analysis showed that the synthesized product were a mixture of mono, di, tri, and tetraester with the composition ratio 40,28%, 42,05%, 13,65%, and 4,03%. The optimum condition of esterification reaction were achieve at reaction time 18 hours, temperature 30 oC, and mole ratio of sugar to fatty acid 1:40 mmol. Based on simple qualitative test of emulsion formation, the product of esterification reaction could be used as an emulsifier.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S363
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ikha Novita Ma`wa Sukriya
Abstrak :
Dalam rangka menanggulangi turunnya produksi minyak bumi, telah dikembangkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) yaitu pengurasan tahap lanjut pada sumur minyak tua. Salah satu teknologi EOR yaitu injeksi kimia yang dapat berupa surfaktan, alkali-surfaktan, alkali-surfaktan-polimer. Penggunaan surfaktan ini dimaksudkan untuk menurunkan tegangan antar-muka (interfacial tension=IFT) antara minyak dan air sehingga mampu membawa minyak keluar dari pori-pori batuan reservoir. Surfaktan untuk EOR harus memenuhi kriteria parameter screening test yaitu compatibility test dan pengukuran IFT. Pada penelitian ini reservoir yang dituju adalah lapangan Rantau. Surfaktan diperoleh dengan memformulasikan 25% w/w Metil Ester Sulfonat (MES), 25% w/w Surfaktan Tween dan 50% w/w berbagai pelarut (EGBE, Etanol dan EGBE-Etanol). Alkali (Na2CO3) yang ditambahkan dalam larutan surfaktan bertujuan untuk menurunkan nilai IFT. Proses formulasi dilakukan tanpa dan dengan pemanasan 40oC. Hasil formulasi surfaktan terbaik dalam penelitian ini adalah 25% MES, 25% Surfaktan Tween dan 50% EGBE yang memenuhi criteria compatibility meskipun nilai IFTnya belum tercapai. Formula surfaktan ini dilarutkan dalam brine water dengan konsentrasi 0,1%; 0,5%; 1% dan 2%. Hasil screening test terbaik adalah pada konsentrasi 0,1% yaitu nilai IFT mencapai 10-2 dyne/cm.
In order to overcome the decline of crude oil production, it has been developed Enhanched Oil Recovery (EOR) technolog, that is an recovery of depletion of old oil wells. EOR technology is one of the chemical injection which may be a surfactant, an alkaline-surfactant, alkali-surfactant-polymer. The use of surfactant is intended to reduce the interface tension (interfacial tension = IFT) between oil and water so it makes the oil out from the pores of reservoir rock. Surfactants for EOR must fulfil the criteria for a screening test parameters, there are compatibility and IFT test. In this study, the target reservoir is Rantau field. Surfactant obtained by formulating 25% w/w Methyl Ester Sulfonate (MES), 25% w/w surfactant Tween 80 and 50% w/w various solvents (EGBE, EGBE-Ethanol and Ethanol). Alkaline (Na2CO3) was added to the surfactant solution aims to reduce the value of IFT. Formulation process carried out without and with heating 40oC. The best surfactant formulation results in this study is 25% MES, 25% Tween 80 and 50% EGBE that accomplish the criteria of compatibility, even though IFT value has not been reached. Formula surfactant is dissolved in the brine water with a concentration of 0.1%, 0.5%, 1% and 2%. The best results screening test at a concentration of 0.1% when the value of IFT reached 10-2 dyne / cm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S388
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimatuts Tsani
Abstrak :
Dalam penelitian ini telah dilakukan preparasi katalis NiMo/γ-Al2O3 dengan metode impregnasi. Pemilihan katalis berbasis nikel ini karena nikel termasuk oksida logam transisi yang memiliki karakter yang dapat diaplikasikan sebagai katalis dan memiliki energi permukaan yang rendah dibandingkan logam transisi. Selain itu, oksida logam lebih banyak digunakan sebagai bahan katalis karena ketersediannya besar dialam, murah serta waktu hidupnya lama. Sebagai penyangga digunakan alumina. Alumina merupakan salah satu katalis penyangga yang terbaik karena mempunyai surface area yang besar untuk logam dengan disperse tinggi dan sifat mekanik yang kuat sehingga dapat digunakan pada reaktor. Data XRD menunjukkan ukuran kristal dalam katalis NiMo/γ-Al2O3 pada suhu kalsinasi 480°C adalah 252,006 nm dan pada suhu kalsinasi 600°C adalah 84,155 nm. Sementara data BET menunjukkan luas permukaan katalis pada suhu kalsinasi 480°C sebesar 82,11 m2/g dan 110,84 m2/g pada suhu kalsinasi 600°C. Luas permukaan pada alumina sebelum diimpregnasi adalah 255 m2/g. Penurunan luas permukaan katalis ini dikarenakan terbentuknya oksida- oksida Mo, Ni dan P selama proses kalsinasi. Analisis SEM menunjukkan bahwa katalis yang diperoleh memiliki diameter agregat sebesar 0,5 µm untuk katalis NiMo/γ-Al2O3 dengan suhu kalsinasi 480°C dan 0,4375 µm untuk katalis NiMo/γ-Al2O3 dengan suhu kalsinasi 600°C. Pengukuran densitas dan viskositas dilakukan pada produk pirolisis untuk dibandingkan dengan lubricant. Pada penelitian ini didapatkan densitas sebesar 0,8821 g/mL dan viskositas sebesar 9,812. Dari data ini, diketahui bahwa dengan menggunakan katalis NiMo/γ-Al2O3 bisa didapatkan produk pirolisis yang hampir mendekati fraksi lubricant.
In this research has been done a preparation of NiMo/γ-Al2O3 catalyst by impregnation method. The selection of catalist is based on the nickel because it?s included in transition metal oxides that possess applicable character as a catalyst and lower surface energy compared with transition metal. Besides that, metal oxides is more applicated as catalyst material supported by it's abundant availability in nature, easy and longer life time. This research used Alumina as the support. Alumina is one the best support catalyst because it has a large surface area for metals with high dispersion and strong mechanical properties that can be used in reactors. The XRD data shown that the crystal size in NiMo/γ-Al2O3 catalyst at the calcination temperature 480oC is 252.006 nm and at the calcination temperature 600oC is 84.115 nm. Meanwhile, the BET data shown that the catalyst surface area at calcination temperature 480°C and 600°C sequencely is 82.11 m2/g and 110.84 m2/g at 600°C. The surface area before imprenation is 255 m2/g. The reduction of this catalyst surface area is due to the formation of oxides Mo, Ni and P during the process of calcination. SEM analysis shown that catalyst obtained possess a diameter of 0.5 µm and 0.43 µm for NiMo/γ-Al2O3 catalyst at calsination temperature 480°C and 600°C, in sequenece. The measurement of density and viscosity has been done for pirolysis product to be compared with diesel fuel. In this study, earned that the density of 0.88219 g/mL and viscosity of 9.812 cP. From this data, it is known that by using the catalyst can be obtained NiMo/γ-Al2O3 pyrolysis products with density and viscosity close to lubricant.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S384
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Citra Permadi
Abstrak :
Senyawa fenolik merupakan salah satu kontaminan utama dan berbahaya dalam limbah cair karena sifatnya yang beracun bahkan pada konsentrasi yang rendah. Untuk mengatasi masalah ini beberapa proses yang dapat mengurangi kandungan fenol telah dilakukan. Salah satunya adalah proses ozonasi. Namun rendahnya kelarutan ozon dalam air serta kurang reaktifnya ozon dengan fenol menjadi kendala utama. Kavitasi (proses terbentuk, berkembang dan hancurnya gelmbung mikro) dapat menjawab kendala tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan menganalisis tentang signifikansi kavitasi hidrodinamik dan/atau ultrasonik pada proses penyisihan fenol berbasis ozon pada kondisi asam dan mengevaluasi pengaruh konsentrasi awal fenol pada proses penyisihan diberbagai konfigurasi proses oksidasi lanjut berbasis ozon. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa proses gabungan ozonasi/hidrodinamik/ultrasonik menghasilkan persentase penyisihan fenol yang paling besar.
Phenolic compound is one of the main and dangerous contaminants in waste water because of its hazardous properties even at low concentration. To solve this problem some processes that could reduce phenol concentration had been done. One of these processes is ozonation. But this process has main problems which are the small solubility of ozone in water and small reactivity of ozone and phenol. This research analyzed the significance of hydrodynamic cavitation and / or ultrasound on the process of phenol-based ozone in acidic conditions and evaluate the effect of initial concentration of phenol in the process of provision in different configurations of ozone-based advanced oxidation process. The result from this research showed that the combination processes of ozonation/hydrodynamic/ultrasound gave the biggest phenol degradation percentage.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Sumanti
Abstrak :
Gas sintesis merupakan campuran gas hidrogen (H2) dan gas karbon monoksida (CO) yang dapat dikonversi menjadi campuran hidrokarbon rantai panjang melalui sintesis Fischer-Tropsch (FT). Sintesis FT memerlukan rasio molar H2/CO sekitar 1 yang berasal dari biomassa. Tujuan penelitian ini adalah membuat dan mempelajari kinerja katalis Fe-Mn untuk sintesis FT yang sudah diterapkan di industri. Sintesis FT dilakukan dalam reaktor fixed bed pada tekanan 20 bar dan suhu 250-280°C. Karakterisasi katalis Fe-Mn industri dilakukan dengan X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), dan BET. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Fe:Mn dan suhu berpengaruh terhadap aktivitas dan selektivitas katalis. Dengan rasio Fe:Mn tinggi dalam katalis (3Fe:Mn)/AG konversi CO dan selektivitas CO2 dibandingkan dengan katalis (Fe:3Mn)/AG. Peningkatan suhu reaksi juga menyebabkan meningkatnya konversi CO dan selektivitas produk. Dengan suhu 280°C pada katalis (3Fe:Mn)/AG, selektivitas produk CH4 , C2, C3, C6+, CO2 diperoleh, sedangkan pada suhu 250 °C hanya memberikan selektivitas C6+ dan CO2. Suhu optimum untuk katalis (3Fe:Mn)/AG adalah 280°C.
Synthesis gas is a mixture of hydrogen (H2) and carbon monoxide (CO) which can be converted into a mixture of long chain hydrocarbons through Fischer-Tropsch synthesis (FT). FT synthesis requires H2/CO molar ratio of about 1 derived from biomass. The purpose of this research is to create and study the performance of Fe-Mn catalysts for FT synthesis which has been applied in industry. FT synthesis performed in a fixed bed reactor at a pressure of 20 bar and a temperature of 250¬280°C. Characterization of Fe-Mn catalyst industry is done by X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), and BET. The results showed that Fe:Mn ratio and temperature affect the catalyst activity and selectivity. With a Fe:Mn ratio is high in the catalyst (3Fe:Mn)/AG CO conversion and selectivity of CO2 compared with the catalyst (Fe:3Mn)/AG. The increasing reaction temperature also caused the CO conversion and product selectivity to increase. With a temperature of 280°C on the catalyst (3Fe:Mn)/AG, the product selectivity of CH4, C2, C3, C6+, CO2 were obtained, while at a temperature of 250°C only C6+ selectivity and CO2 were obtained. The optimum temperature for the catalyst (3Fe: Mn)/AG is 280°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S379
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Humala Paulus Halim
Abstrak :
Teknologi Enhanced Oil Recovery, khususnya chemical flooding surfaktan metil ester sulfonat (MES), dibutuhkan untuk meningkatkan produksi minyak. Pada penelitian ini, nonyl phenol ethoxylate (tergitol) digunakan sebagai surfaktan sekunder dan konsentrasinya divariasikan untuk formulasi surfaktan. Tujuannya adalah memperoleh formula surfaktan yang memenuhi syarat chemical flooding. Parameter keberhasilan dari formulasi adalah tingkat kelarutan dalam air dan nilai Interfacial Tension (IFT) 10-3 dyne/cm. Parameter atau variabel yang diuji adalah konsentrasi optimum setelah penambahan tergitol, pengaruh penambahan alkali, dan pengaruh waktu pemanasan terhadap nilai IFT dan kelarutan. Hasil penelitian menunjukkan semua formula yang dibuat memiliki kelarutan yang baik, sedangkan nilai IFT terbaik terdapat pada formula MES (40%), tergitol (20%), dan EGBE (40%) dengan konsentrasi 0,3% terhadap brine water. Penambahan alkali dan waktu pemanasan berpengaruh terhadap perubahan nilai IFT. Peningkatan nilai IFT terjadi setelah konsentrasi alkali ditambahkan sebesar 1% dan dipanaskan selama 1 dan 7 hari.
Enhanced Oil Recovery technology, especially chemical flooding of methyl ester sulfonate (MES) surfactant is required to increase crude oil production. This research is conducted by selecting nonyl phenol ethoxylate (tergitol) as secondary surfactant and varying its concentration to surfactant formulation. The purpose is gaining formula of surfactant that fulfills the chemical flooding requirement. The success of this formulation is the solubility level in water and the interfacial tension (IFT) to 10-3 dyne/cm. The test procedure is searching the optimum concentration after tergitol addition, effect of alkali addition, and the influence of heating time duration to IFT value and solubility. All formulas have good solubility. The best IFT value is obtained from MES (40%), tergitol (20%), and EGBE (40%) with 0,3% concentration to brine water. The alkali addition and heating time affect IFT value changes. It is increasing after alkali concentration has been 1% and heating for 1 and 7 days.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S381
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Altha Marissa
Abstrak :
ABSTRAK
Katalis HZSM-5 biasa digunakan untuk mengkonversi aseton menjadi hidrokarbon. Katalis ini akan mengalami deaktivasi pada waktu tertentu dan hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan rasio Si/Al. Pada penelitian ini, katalis diuji dengan mengunakan reaktor unggun tetap (fixed bed), dengan variasi Si/Al 27, 75 dan 140. Karakterisasi katalis menggunakan metode BET, FT-IR dan uji keasaman. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa katalis dengan rasio Si/Al=75 memiliki stabilitas konversi aseton selama 7 jam dan memiliki tingkat keasaman paling tinggi. Penyebab deaktivasi katalis yaitu terbentuknya kokas. Keberadaan kokas ini diamati dengan mengunakan FT-IR pada rentang 1540-1600 cm-1 dan metode BET yang menunjukan penurunan luas permukaan sebesar 85-90%. Regenerasi katalis telah berhasil dilakukan dengan mengunakan udara. Luas permukaan katalis setelah regenerasi diperoleh sebesar 285,4 m2/gram dan terdapat pita kokas pada spektrum serapan FT-IR dengan rentang bilangan gelombang 1540-1600 cm-1.
ABSTRACT
HZSM-5 catalysts used to convert acetone into hydrocarbons. The catalyst will undergo deactivation at any given time and it is influenced by the content ratio of Si / Al. In this study, the catalyst was tested by using a fixed bed reactor (fixed bed), with variations of Si / Al 27, 75 and 140. Characterization of catalysts using the BET method, FT-IR and acidity test. From the studies obtained results that the catalyst with the ratio Si / Al = 75 has the stability of the conversion of acetone for 7 hours and has the highest acidity. The cause of catalyst deactivation is coke formation. The presence of coke is observed by using FT-IR in the range 1540-1600 cm-1 and BET methods that show a decrease of 85-90% of surface area. Regeneration of the catalyst has been successfully performed by using air. The surface area of the catalyst after regeneration is obtained at 285.4 m2/gram and there is a ribbon coke in the FT-IR absorption spectrum with the wavenumber range 1540-1600 cm-1.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>