Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Salah satu metode yang sering digunakan dalam proses pelunakan air adalah metode pertukaran ion. Metode ini melibatkan penggunaan material polimer yang digunakan sebagai media pertukaran ion. Dalam penelitian ini, digunakan material polimer sintesis yang dikenal dengan nama resin bermerek dagang Duolite C-20.

Resin Duolite C-20 ini merupakan resin penukar kation asam kuat dengan gugus inti sulfonat dan dapat digunakan dalam bentuk asam ataupun sodium sesuai dengan pemanfaatannya. Dalam penelitian ini, resin Duolite C-20 tersebut digunakan dalam bentuk sodium. Dalam bentuk sodium ini, atom-atom sodium yang terdapat dalam resin akan dipertukarkan dengan atom-atom penyebab kesadahan yang terkandung dalam inluen. Proses pertukaran ion akan berlangsung hingga resin mejadi jenuh dan tidak terjadi pertukaran ion.

Penentuan kapasitas dilakukan dengan metode kapasitas total kolom resin berdasarkan prosedur yang diadaptasi dari ASTM 11.02 D 1782 dan D 1126. Prosedur ini dilakukan dengn menggunakan brine water yang telah diketahui konsentrasi kesadahannya sebagai inluen dan dialirkan melalui hamparan resin hingga hamparan resin tersebut menjadi jenuh. Brine mater yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan produced water softener inlet dari CGS-1 PT Caltex Pacific Indonesia Duri sebagai brine water dasar. Sebagai variasi, dilakukan perubahan konsentrasi garam yang digunakan dalam proses regenerasi.

Uji kinerja resin Duolite C-20 dalam proses pelunakkan air terproduksi di PT Caltex Pacific Indonesia dengan metode kapasitas total kolom ditunjukkan dengan terbentuknya suatu kurva terobosan yang mengikuti bentuk S-shape dalam berbagai variasi kondisi operasi yang dilakukan. Setiap variasi yang dilakukan menghasilkan bentuk kurva terobosan yang berbeda dan menentukan kapasitas total kolom dari resin tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kapasitas total kolom resin Duolite C-20 tanpa perlakuan awal dengan menggunakan produced water sebagai brine adalah 2.06 eq/l dan meningkat sesuai dengan peningkatan konsentrasi garam yang digunakan dalam proses regenerasi. Peningkatan kapasitas resin hasil regenerasi akan meningkat sesuai dengan konsentrasi garam yang digunakan dalam proses regenerasi tersebut, namun peningkatan ini tidak proporsional dengan banyaknya garam yang digunakan dalam regenerasi tersebut. Peningkatan kapasitas secara tajam diperoleh pada rentang konsentrasi garam 7,5% hingga 8% NaCl. Pada rentang ini, kapasitas resin mencapai 2,46 eq/l dengan tingkat efisiensi regenerasi 133% dibandingkan regenerasi dengan menggunakan garam dengan konsentrasi 7% NaCl.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Limbah air bilasan pelapisan nikel pada proses elektroplating nikel-krom industri kendaraan bermotor mengandung nikel dalam jumlah besar yaitu 568-641 ppm. Logam nike] yang dapar diambil dalam bentuk nikel murni dari limbah air bilasan pelapisan nikel akan menghasilkan keuntungan ganda yaitu keuntungan terhindar dari pencemar berbahaya dan beracun yang melebihi ambang batas dan keuntungan ekonomis yang didapat dari pengambilan kembali nikel.

Ekstraksi cair-cair dapat diterapkan dalam mengambil kembali nikel dari limbah air bilasan pelapisan nikel. Metode ini merupakan metode pemisahan berdasarkan perbedaan koefisien dislribusi suatu zat terlarut yang berada dalam 2 larutan berbeda fasa dan tidak saling bercampur. Ekstraktan yang digunakan adalah dimethylglyoxime (DMG) yang dilarutkan dalam kloroform. Larutan ekstraktan ini akan mengekstraksi nikel dengan pembentukan senyawa kelat. Dalam penelitian ini diperhatikan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap proses ekstraksi nikel, yaitu jenis pelarut, konsentrasi ekstraktan, waktu ekstraksi, dan pH limbah. Dalam penelitian juga diperhatikan variabel-variabel yang berpengaruh pada proses stripping, yaitu jenis dan konsentrasi larutan stripping.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi nikel dengan menggunakan DMG mencapai optimal dengan pelarut kloroform, konsentrasi ekstraktan 0,5 mol/L, waktu ekstraksi 5 jam, dan pH limbah 12. Dengan kondisi tersebut, diperoleh persentase ekstraksi sebesar 99,89 %. Proses stripping nikel mencapai persentase stripping tertinggi dengan menggunakan HCL 2 M sebagai larutan stripping yaitu sebesar 85,29 %.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
lndustri non-migas di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Salah sam yang menjadi pusat perhatian adalah indnstri yang berbasis pada bahan baku alam yang dapal diperbaharui, yaitu mlnyak inti kelapa sawit. Perkembangan ini didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara pemilik pcrkcbunan kelapa sawit lerbesar kedua di dunia.

Industri yang berbasis pada minyak inti kelapa sawit terbesar di Indonesia industri oleokimia yang berlokasi di Batam. Produk yang dihasilkannya adalah fatty alcohol. Fatty alcohol tersebut diproduksi dengan bahan baku metilester yang dibuat melalui reaksi transesterifikasi antara minyak nabati dengan metanol, dengan menggunakan kalalis sodium metilat (NaOCH3). Katalis ini dipilih karena dapat menghasilkan yield metilester yang sangat tinggi. Namun katalis sodium metilat memiliki harga yang relatif mahal dibandingkan dengan katalis basa lainnya. Katalis basa lain yang memiliki potensi adalah potassium hidroksida (KOH). Hasil studi pustaka menunjukkan bahwa katalis KOH dapat memberikan yield metilester yang sama dengan penambahan 1-2% mol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualiltas dari metilester dan gliserin yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi dengan katalis KOH.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kondisi operasi yang ditetapkan dalam penelitian katalis KOH memberikan hasil yang terbaik pada penggunaan 0.6% berat dari jumlah umpan minyak nabati dengan yield 97%, dimana untuk NaOCH3, adalah 0.4% berat dengan yield 98%. Kualitas metilester yang dihasilkan memenuhi spesifikasi untuk parameter Free Glycerol, Mono Glyceride, Total Glycerol, warna, % H2O, dan Hyrlroxyl value, namun tidak memenuhi spesifikasi untuk Acid Value. Hal ini dikarenakan kemampuan KOH yang lebih rendah dalam menetralisir free fatty acid. Sedangkan gliserin yang dihasilkan memenuhi spesifikasi untuk parameter pH, % H2O, % Gly, warna, dan bubble ltest, namun tidak memenuhi spesifikasi untuk parameter soap pada gliserin 35%, sulfat pada gliserin 97%, dan warna pada gliserin 35% dan 97%.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Tuti Nur`aini
Abstrak :
Tanaman melinjo (Gnetum gnemon L.) memiliki banyak manfaat. Salah satunya pada buah melinjo yang selain bisa sebagai bahan makanan, juga dapat sebagai antioksidan. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi kandungan senyawa kimia di dalam ekstrak kasar etanol dari kulit luar, kulit keras dan daging buah pada melinjo. Ketiga bagian buah melinjo yang kering dimaserasi dengan larutan etanol 50%. Filtrat yang didapat dipekatkan, sehingga didapat ekstrak kasar yang berwarna kuning-coklat terang pada daging buah, kuning-coklat gelap pada kulit keras dan kuning-coklat agak gelap pada kulit luar. Hasilnya kemudian di uji bercak KLT untuk mengetahui jumlah komponen senyawa yang ada dengan perbandingan efluen etil asetat : n-heksan, kloroform : metanol dan metanol : etil asetat. Setelah itu, dilakukan pengidentifikasian senyawa dengan menggunakan spektrometer GC-MS. Dari informasi yang didapat, ternyata pemisahan dengan GC-MS ditemukannya senyawa metil-β-D-galaktopiranosida pada sampel daging buah (73,58%, 87) dan kulit keras (84,22%, 87) serta senyawa metil-α-D- glukopiranosida pada sampel kulit luar buah (20,39%, 80). Selain itu juga teridentifikasi adanya senyawa 2,3-dihidro-3,5-dihidroksi-6-metil-4H-piran-4-on pada daging buah (1,87% , 90) dan kulit luar (4,10% , 91).
Melinjo (Gnetum gnemon L.) has many benefits. One of them can be used a food ingredient and also as a antioxidant. In this research, we identified of chemical compounds in the crude extract ethanol from the outer shell, hard shell and pulp of fruit on melinjo. The three parts are dried fruits macerated melinjo with 50% ethanol solution. The filtrate obtained was concentrated, so to get a crude extract of a yellow-brown light on the pulp of fruit, dark yellow-brown on hard shell and yellow-brown hard bit dark on the outer shell. The result is then tested to determine the amount of spotting KLT components of existing compounds by comparison solvent system, ethyl acetate: n-hexane, chloroform: methanol and methanol: ethyl acetate. After that, the identification of compounds by using GC- MS spectrometer. From the information obtained, we found compound methyl-β- D-galaktopiranosida on pulp of fruit (73.58%, 87) and the hard shell (84.22%, 87) and methyl-α-D –glukopiranosida on the outer shell of the fruit sample (20.39%, 80). It also identified the compound 2,3-dihydro-3 ,5-dihydroxy-6-methyl-4H- pyran-4-on the pulp of the fruit (1.87%, 90) and the outer shell (4.10%, 91 ).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Anka Yehezkiel
Abstrak :
Kesadahan pada air merupakan air dengan kandungan ion Ca2+ dan CO3 2- tinggi. Kesadahan menyebabkan pendepositan kerak dan meningkatnya penggunaan deterjen. Sehingga diperlukan cara untuk mengurangi kesadahan air. Beberapa penelitian telah membuktikan adanya beberapa proses yang dapat mengurangi kesadahan air. Penelitian yang kini dilakukan adalah penurunan kesadahan air dengan proses pengadukan dan magnetisasi. Penelitian dilakukan dengan membuat model air sadah, dan diberi perlakuan khusus untuk mendapat hasil berupa ppm CaCO3. Untuk analisa jumlah endapan, dilakukan titrasi EDTA dengan menghitung jumlah ion Ca2+ yang belum terpresipitasi. Dari penelitian akan didapatkan peningkatan presipitasi CaCO3 seiring peningkatan konsentrasi larutan, jumlah magnet, kecepatan dan waktu pengadukan. ...... Hardness in the water with a water content of high Ca2+ and CO3 2-. It cause the deposit of crust hardness and increasing use of detergents. So needed a way to reduce water hardness. Several studies have proven the existence of several processes that can reduce water hardness. Research is currently doing is lowering the water hardness with stirring and the magnetization process. The study was conducted by making models of hard water, and given special treatment to get results in the form of ppm CaCO3. To analyze the amount of sediment, EDTA titration performed by counting the number of Ca2+ ions are not precipitated. Of the study will be obtained CaCO3 precipitation increase with increases in the concentration of the solution, the number of magnets, stirring speed and time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Aprianto
Abstrak :
Modifikasi permukaan Ti6Al4V dengan fabrikasi TiO2 nanotubes menggunakan metode anodisasi dan uji pembentukan biofilm telah dilakukan. Hasil anodisasi yang diperoleh dikalsinasi pada suhu 5000C dengan aliran udara tekan. Hasil beberapa karakterisasi yang dilakukan diperoleh nilai energi celah pada Ti6Al4V yang telah dimodifikasi sekitar 3,3 eV dengan ukuran kristal 6,72 nm dan komponen V tidak terdeteksi. Uji pembentukan biofilm secara in vitro memperoleh hasil bahan Ti6Al4V yang dianodisasi memiliki ketahanan terhadap pembentukan biofilm oleh Streptococcus mutans dan memperoleh hasil hingga jam ke-8 pengukuran mencapai 33% konsentrasi bakteri yang menempel pada plat dibandingkan model kontrol. Ti6Al4V yang dianodisasi selama 4 jam menunjukkan kinerja ketahanan terhadap biofilm yang mencapai 31% pada jam ke-8. Semakin lama waktu anodisasi, kinerja fotokatalitik pun semakin meningkat diduga karena semakin panjang nanotubes yang terbentuk. Kinerja fotokatalitik pada bahan Ti6Al4V berpeluang untuk ditingkatkan mengingat struktur kristal yang terbentuk belum maksimal.
Surface modification of Ti6Al4V with TiO2 nanotubes fabrication by anodization method and biofilm test had been done. The products after anodization process are furnaced in 5000C within air stream. The results of some characterization of Ti6Al4V are 3,3 eV for band gap energy, 6,72 nm for the size of crystals, and for V component couldn’t be detected. Biofilm’s tests exhibit that modified Ti6Al4V has the ability to inhibit the formation of biofilm by Streptococcus mutans until 8 hours of experiment periods for 33% of bacterial concentration on the material, when comparing to the control. Ti6Al4V anodized for 4 hours exhibits the increasing of ability to inhibit the formation of biofilm for 31% of bacterial concentration. The longer time of anodization process makes photocatalytic activity becomes optimum, which is predicted because of the longer nanotubes. The modified Ti6Al4V has great potential in photocatalytic activity with improving the crystal’s structure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fakri Pirdaus
Abstrak :
Saat ini masih terdapat beberapa kendala dalam penggunaan bio oil sebagai bahan bakar yaitu rendahnya nilai heating value tingginya tingkat keasaman korosif dan tidak stabil disebabkan tingginya kandungan senyawa oksigenat di dalam bio oil Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bio oil dengan kadar oksigenat lebih rendah dan aromatik lebih tinggi Dalam penelitian ini digunakan metode fast pyrolysis pada temperatur 550oC dengan empat variasi yaitu produksi bio oil tanpa katalis dan produksi bio oil dari 3 jenis biomassa jerami padi kayu karet dan tandan kosong kelapa sawit dengan katalis Ni ZSM 5 Penggunaan katalis terbukti berpengaruh aktif terhadap proses deoksigenasi dan aromatisasi Secara berurutan kandungan senyawa aromatik paling tinggi didapat dari proses pirolisis katalitik biomassa kayu karet 10 25 pirolisis katalitik jerami padi 7 8 pirolisis katalitik TKKS 6 22 dan pada pirolisis non katalitik tidak ditemukan senyawa aromatik Kayu karet merupakan biomassa yang paling banyak mengandung selulosa. ...... There are several obstacles that inhibit the use of bio oil as fuel such as low heating value high levels of acidity corrosive and unstable due to high content of oxygenated compounds in the bio oil This study aims to obtain bio oil with less oxygenated compounds and higher aromatics This study use fast pyrolysis method at 550oC with four variations ie the production of bio oil without catalyst and bio oil production from 3 types of biomass rice straw rubber wood and empty fruit bunches with Ni ZSM 5 catalyst The use of catalyst proved to affect the process of deoxygenation and aromatization Sequentially the high content of aromatic compounds derived from catalytic pyrolysis of rubberwood 10 25 catalytic pyrolysis of rice straw 7 8 catalytic pyrolysis of EFB 6 22 and aromatics were not found in non catalytic pyrolysis Rubber wood is biomass that mostly contain cellulose and hemicellulose as the largest contributor to the content of aromatic hydrocarbons.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abubakar Adeni
Abstrak :
Reaktor plasma dengan konfigurasi umpan 3-lewatan untuk konversi gas CO2 dan CH4 perlu dimodelkan agar dapat merepresentasikan fenomena fisika dan kimia yang terjadi dalam reaktor. Pemodelan ini juga bertujuan mendapatkan kinerja reaktor yang diinginkan agar bisa digunakan sebagai dasar scale-up. Model reaktor disimulasikan dalam tiga dimensi menggunakan COMSOL Multiphysics dengan melihat pengaruh variasi laju alir umpan, temperatur di dalam reaktor, serta rasio mol umpan terhadap konversi dan produk syngas yang dihasilkan. Konversi tertinggi dicapai pada laju alir 4,6 mL/ menit dengan konversi CO2 sebesar 22% dan konversi CH4 sebesar 88,4% dengan rasio syngas yang dihasilkan CO2: CH4 = 1:1,14. Konversi yang dihasilkan tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan naik atau turunnya temperatur di dalam reaktor. Dari variasi rasio mol umpan, konsentrasi CO yang dihasilkan meningkat sebanding dengan naiknya konsentrasi umpan CO2. Konsentrasi H2 yang dihasilkan meningkat sebanding dengan naiknya konsentrasi umpan CH4.
Plasma reactor with 3-pass flow configuration for conversion CO2 and CH4 gas needs to be modeled in order to represent the physical and chemical phenomena that occur in the reactor. This modeling also aims to obtain the desired performance of the reactor to be used as the basis for scale-up. Reactor modeled in three dimensions using COMSOL Multiphysics to see the effect of the feed flow rate variations, the temperature inside the reactor, as well as the mole ratio of the feed to the conversion and syngas produced. The highest conversion achieved at a flow rate 4.6 mL/min, respectively the conversion of CO2 and CH4 is 22% and 88.4% with a ratio syngas produced CO2: CH4 = 1: 1.14. The conversion in the reactor did not change significantly with the increase or decrease the temperature in the reactor. The concentration of CO produced increase with increasing inflow concentration of CO2. The concentration of H2 produced increase with increasing inflow concentration of CH4.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyari Fauzan
Abstrak :
Kebanyakan dari penghantaran obat untuk mata bagian dalam atau posterior adalah melalui jalur topikal dan sangat jarang melalui jalur sistemik dan sebelum obat dapat mencapai kornea, terlebih dahulu obat tersebut harus melewati pelindung mata yang terdapat dibagian anterior. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memformulasikan pelepasan terkendali obat dengan menggunakan modifikasi mikropratikel Poly(lactide acid) (PLA) dan Poly(Lactide-co-Glyoclide Acid) (PLGA) dengan menggunakan surfaktan kationik didodecylammonium bromide (DMAB). Dari penelitian ini, didapatkan hasil uji enkapsulasi dan pemuatan obat untuk PLA Acid Terminated 15,49 ± 0,17 % dan 18,33 ± 0,24 %, PLA Ester Terminated 13,07 ± 0,15 % dan 15,04 ± 0,2 %, serta PLGA (50:50 Acid Terminated) 15,3 ± 0,25 % dan 18,03 ± 0,35 %. Serta kuran partikel yang dihasilkan dengan PVA 0,002% untuk PLA Acid Terminated 4,42 ± 1,57, PLA Ester Terminated 1,26 ± 0,77, serta PLGA (50:50 Acid Terminated) 9,89 ± 2,32.
Most of the drug to the inner eye or posterior is through topical and very rarely through systemic and before the drug can reach the cornea, the first drug must pass through eye protection contained in anterior. One solution that can be done is to formulate controlled release of drugs using a modified micropartciles Poly (lactide acid) (PLA) and Poly (Lactide-co-Glyoclide acid) (PLGA) using a cationic surfactant didodecylammonium bromide (DMAB). From this research, test results obtained encapsulation and drug loading for PLA Acid Terminated 15.49 ± 0.17% and 18.33 ± 0.24%, PLA Ester Terminated 13.07 ± 0.15% and 15.04 ± 0 , 2%, and the PLGA (50:50 Acid Terminated) 15.3 ± 0.25% and 18.03 ± 0.35%. As well as the size of the particles produced by the PVA 0.002% for the PLA Acid Terminated 4.42 ± 1.57, 1.26 ± PLA Ester Terminated 0.77, and PLGA (50:50 Acid Terminated) 9.89 ± 2.32.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badger, Walter Lucius, 1886-1958
Auckland: McGraw-Hill, 1995
660.2 BAD i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>