Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Ardiantomo
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan produk besi-baja khususnya besi tuang dunia terus meningkat. Karbon sebagai elemen terpenting dalam besi tuang memegang peranan penting dalam mengatur kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap keausan, fluiditas, serta ketangguhan. Untuk meningkatkan kadar karbon yang sesuai dengan keinginan, maka perlu ditambahkan suatu agen yang dikenal karburizer. Di Indonesia, karburizer yang digunakan untuk meningkatkan kadar karbon masih menggunakan produk impor yang harganya relatif mahal. Sementara itu dari cracking crude oil industri pengolahan minyak, terdapat hasil sampingan berupa powder dengan kadar C-95. Oleh karena hasil sampingan tersebut mengandung karbon cukup tinggi, maka dengan penanganan yang baik, tentu dapat digunakan sebagai karburizer.

Percobaan dilakukan dengan menggunakan variasi temperatur serta variasi metode dengan asumsi waktu difusi karbon selama 5 menit. Metode yang digunakan yaitu : 1. Penaburan karburizer di atas besi cair, 2. ½ besi cair dituangkan ke dalam ladle, kemudian karburizer dimasukkan ke dapur, 3, Seluruh besi cair dituangkan ke dalam ladle dikembalikan kedalam dapur. Variasi temperatur perlakuan yang digunakan yaitu 1400º C, 1450º C, dan 1500º C. Dari dua variabel perlakuan akan didapat 3X3=9 kombinasi perlakuan. Sampel yang didapat kemudian dilakukan uji komposisi dengan spektrometer dan hasilnya dianalisa dengan membuat beberapa grafik perlakuan.

Penelitian menunjukkan bahwa pada temperatur 1400º C metode pemasukan karburiser yang paling baik adalah dengan menggunakan metode 1. Pada temperatur 1450º C, metode pemasukan karburiser yang paling baik adalah metode 1 dan pada 1500º C metode pemasukan karburiser yang paling baik adalah dengan menggunakan metode 3. Metode I pada temperatur 1400º C merupakan temperatur yang cocok, mengingat pada temperatur ini karbon yang terbakar sedikit. Pemasukan karburiser dengan menggunakan metode 2 terlihat hasil yang dicapai kurang memuaskan, disebabkan terutama oleh efek difusi turbulensi yang menyebabkan transfer ion dan oksigen berjalan cepat. Pemasukan menggunakan metode 3 merupakan metode pemasukan yang terbaik. Metode ini dapat digunakan pada temperatur yang tinggi yaitu 1500ºC, dimana efek stiring dan difusi fluktuasi sangat berperan pada metode ini. Namun demikian penelitian awal ini belum dapat menunjukkan efisiensi dari karburiser, dikarenkan kurangnya beberapa variasi percobaan. Sebagai saran sebaiknya pada penelitian lanjutan penambahan karbon dilakukan secara bertahap, dengan penambahan variasi waktu difusi, serta komposisi material awal yang sama.
2001
S41594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murrell, John N.
New York: John Wiley & Sons, 1985
541.224 MUR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Springer-Verlag, 1990
541.224 CON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sanderson, R.T.
New York: Academic Press , 1983
541.224 SAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Companion, Audrey L.
Bandung: ITB Press, 1991
541.224 COM ct
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ladd, Mark
New York: Ellis Horwood, 1994
541.224 LAD c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Monalisa Afrida
Abstrak :
Ligan 4?-(2-thienyl)-2,2?-6?,2?-terpyridine telah berhasil disintesis menggunakan metode Kröhnke. Hasil yang diperoleh berupa padatan kuning sebesar 34 % dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Visible, spektrofotometer IR dan Spektrometer NMR. Ligan kemudian dikompleksasi dengan ion Zn2+ membentuk kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2]. Aplikasi senyawa kompleks ini sebagai fluorosensor tipe on-off untuk logam berat dilakukan dengan menggunakan spektrofluorometer. Hasil studi menunjukkan bahwa senyawa kompleks [Zn(4?-(2 thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] dapat dijadikan fluorosensor untuk ion Cu2+ karena penambahan ion ini menyebabkan penurunan intensitas fluoresensi dan pergeseran puncak serapan maksimum senyawa kompleks secara signifikan dibanding ion-ion logam lain seperti Mn2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cd2+ dan Hg2+. Hal ini diperkirakan dapat terjadi karena kestabilan logam Cu dan ligan 4?- (2-thienyl)-2,2?-6?,2?-terpyridine yang lebih tinggi daripada senyawa kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] sehingga penambahan ion Cu2+ dapat mensubtitusi atom pusat senyawa kompleks tersebut dan menghasilkan senyawa baru yang bersifat non-fluoresens. Senyawa kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)- 2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] dapat mendeteksi ion Cu2+ secara selektif hingga konsentrasi 10-6 M.
Ligand 4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine has been synthesized using Kröhnke method. The solid yellow precipitate was 34 % and characterized by UV-Visible spectrophotometer, Infrared spectrophotometer and NMR spectrometer. This ligand has been coordinated to Zn2+ ion to form [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?- terpyridine)(NO3)2] complex. The application of this complex as on-off fluorosensor for heavy metal was studied by using spectrofluorometer. This study revealed that [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] complex can be used as fluorosensor for Cu2+ ion since this ion quenched the fluorescence intensity and shifted the fluorescence maxima of the complex significantly compared to other metal ions such as Mn2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cd2+ dan Hg2+. The fluorescence shift is happened due to the complex stability of Cu complex is higher than Zn complex. Therefore, the addition of this metal can substitute the central atom of the complex and form the new non-fluorescent compound. [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?- terpyridine)(NO3)2] complex can detect Cu2+ ion selectively up to concentration 10-6 M.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julitha Cyntia Werinussa
Abstrak :
Ligan 4'-(2-thienyl)-2,2'-6', 2‖-terpyridine telah berhasil disintesis menggunakan metode Kröhnke. Hasil yang diperoleh berupa padatan kuning sebesar 44% dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Visible, spektrofotometer IR dan Spektrometer NMR. Ligan kemudian dikompleksasi dengan dengan ion Eu3+ dan Dy3+ membentuk kompleks [Eu(4'-(2-thienyl)-2, 2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] dan [Dy(4'-(2-thienyl)-2, 2':6',2‖-terpyridine)(NO3)3]. Aplikasi senyawa kompleks ini sebagai fluorosensor untuk logam berat dilakukan dengan menggunakan spektrofluorometer. Hasil studi menunjukkan bahwa senyawa kompleks ini dapat dijadikan fluorosensor tipe on-off untuk ion Pb2+ karena penambahan ion ini menyebabkan penurunan intensitas fluoresensi dan pergeseran puncak serapan maksimum senyawa kompleks secara signifikan dan fluoresensor tipe off-on untuk ion Cd2+ karena penambahan ion ini menyebabkan peningkatan intensitas fluoresensi secara signifikan. Hal ini diperkirakan dapat terjadi karena kestabilan logam kedua logam berat ini dan ligan 4'-(2-thienyl)-2,2'-6', 2‖-terpyridine yang lebih tinggi daripada senyawa kompleks [Eu(4'-(2-thienyl)-2, 2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] dan [Dy(4'-(2-thienyl)-2, 2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] sehingga dapat mensubtitusi atom pusat senyawa kompleks tersebut dan menghasilkan senyawa baru. Senyawa kompleks [Dy(4'-(2-thienyl)-2, 2':6',2‖-terpyridine)(NO3)3] merupakan yang lebih baik dalam mendeteksi keberadaan ion Pb2+ dan Cd2+ daripada senyawa kompleks [Eu(4'-(2-thienyl)-2,2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3]. Hal ini disebabkan karena kompleks tersebut mampu mendeteksi kedua ion logam berat hingga 5 x 10-6 M, sementara kompleks [Eu(4'-(2-thienyl)-2,2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] hanya bertahan di konsenttrasi 5 x 10-5 M.
Ligand 4'-(2-thienyl)-2,2':6',2‖-terpyridine has been synthesized using Kröhnke method. The solid yellow precipitate was 22 % and characterized by UV-Visible spectrophotometer, Infrared spectrophotometer and NMR spectrometer. This ligand has been coordinated to Eu3+ and Dy3+ to form [Eu(4'-(2-thienyl) 2,2':6',2‖-terpyridine)(NO3)3] and [Dy(4'-(2-thienyl)-2, 2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] complex. The application of this complex as fluorosensor for heavy metal was studied by using spectrofluorometer. This study revealed that both of the complex can be used as fluorosensor on-off type for Pb2+ ion since this ion quenched the fluorescence intensity and shifted the fluorescence maxima of the complex significantly and fluorosensor off-on type for Cd2+ ion since this ion enhanced the fluorescence intensity and shifted the fluorescence maxima of the complex significantly. The fluorescence shift is happened due to the complex stability of both of heavy metal ions is higher than [Eu(4'-(2-thienyl)-2, 2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] and [Dy(4'-(2-thienyl)-2,2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] complex. Therefore, the addition of this metal can substitute the central atom of the complex and form the new compound. [Dy(4'-(2-thienyl)-2,2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] complex is the best fluorosensor for both of heavy metal ions compared [Eu(4'-(2-thienyl)-2,2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] complex because the complex can detect both of heavy metal ions up to concentration 10-6 M. [Eu(4'-(2-thienyl)-2,2':6', 2‖-terpyridine)(NO3)3] complex can detect up to concentration 10-5 M onl
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T39062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pauling, Linus
New York: Cornell University Press, 1967
541.224 PAU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Levin, Alexander A.
New York: McGraw-Hill, 1977
541.28 LEV s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>