Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adriani Putri
"ABSTRAK
Wreck-It Ralph (2012) adalah sebuah film animasi Amerika yang secara kasat mata terlihat hanya bercerita tentang penjahat yang ingin menjadi pahlawan seperti film lain pada umumnya. Namun, penting adanya untuk melihat film ini lebih dekat karena ada isu yang lebih dalam di balik persepsi umum masyarakat terhadap film ini. Karena film ini sudah dianalisis melalui berbagai perspektif, artikel ini bertujuan untuk mengisi kesenjangannya dengan mengeksplorasi dampak dari pelabelan; tidak hanya pada individu tapi juga dalam skala yang lebih besar. Artikel ini akan menggunakan analisis tekstual dan konsep pelabelan Erving Goffman untuk menganalisis filmnya. Selain itu, beberapa elemen di dalam film seperti penggunaan bahasa dan mise-en-scène akan digunakan untuk mendukung argumen. Dengan menganalisis aspek-aspek tersebut, artikel ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pelabelan tidak hanya berdampak kepada empat pemeran utama yang dilabeli tetapi juga
lingkungan masyarakat di sekitar mereka.

ABSTRACT
Wreck-It Ralph (2012) is an American animation movie which seems be just another story of a villain who wants to become a hero. However, taking a closer look is important to see that there are deeper issues hiding behind the common perception of this movie. Since this movie has been analyzed through different perspectives, this article aims to fill the gap by exploring the impact of labeling not only on the individuals but also in a larger scale. This article will use textual analysis and Erving Goffman s concept of labeling to analyze the movie. Moreover, some elements in this movie, such as language use and the mise-en-scène, will be used to support the arguments. By analyzing these aspects, this article hopes to prove that labeling does not only affect the four main characters who are being labeled but also the society they live in."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno Kutoyo
Jakarta: Lembaga Sejarah dan Antropologi, 1973
920 SUT t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dominicus Pandityasto
"Komik sebagai karya berfungsi sebagai alat komunikasi. Komik menempatkan penulis (author) sebagai pembuat pesan yang menyampaikan pesannya melalui media komunikasi kepada para pembaca komik yang berperan sebagai penerima. Penelitian ini membahas seri komik Batman dari DC Comics. Komik akan dilihat dalam dua wujud utama, yaitu sebagai suatu karya seni dan sebagai suatu komoditas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian etnografi kemudian dilanjutkan dengan penelitian metodologi etnografi dan wawancara baik secara offline dan online dengan beberapa narasumber sebagai pembaca komik Batman. Para pembaca, khususnya fandom (penggemar) berperan sebagai agen aktif dalam proses mengartikan dan menginterpretasi komik. Para fandom yang sudah mendalami komik membentuk kebudayaan yang disebut sebagai fandom culture (budaya fandom). Dengan demikian, komik yang dibaca kemudian memiliki makna yang berbeda-beda sesuai dengan interpretasi dari para pembaca berdasarkan kondisi sosial mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fandom culture komik Batman dan ekspresinya. Fandom culture Batman mengekspresikan berbagai polabudaya seperti: Konsumsi Komik, Fandom Gathering, dan Translasi terhadap narasi Batman. Salah satu bentuk Ekspresi fandom culture diwujudkan melalui proses translasi salah satu tema yang diangkat oleh Batman, yaitu vigilantisme. Proses interpretasi tersebut berlandaskan pada kehidupan sosial para fandom dari Indonesia yang berkaitan dengan permasalahan hukum di Indonesia

Comics as works function as communication tools. Comics place the author as a message maker who conveys his message through the medium of communication to comic readers who act as recipients. This research discusses the Batman comic series from DC Comics. Comics will be seen in two main forms, namely as a work of art and as a commodity. The research was conducted using ethnographic research methods and interviews with several sources as readers of Batman comics through offline and online meets. Readers, especially fandom (fans) play an active role in the process of interpreting and interpreting comics. The fandom that has been steeped in comic form so-called culture of fandom culture. Thus, the comics that are read then have different meanings according to the interpretations of the readers based on their social conditions. This study aims to explain fandom culture in Batman comics and its expressions. Batman fandom culture expresses various cultural patterns such as: Comic Consumption, Fandom Gathering, and Translation of Batman's narrative. One form of fandom cultural expression is manifested through the translation process of one of the themes raised by Batman, namely vigilantism. The interpretation process is based on the social life of Indonesian fandoms relating to legal issues in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan peran pendidikan dan kebudayaan dalam pembangunan karakter dan peradaban bangsa Indonesia yang majemuk. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang leadershipterdiri dari berbagai budaya suku bangsa (multicultural) haruslah memiliki kemampuan dan kekuatan dalam membangun negaranya untuk menjadi negara yang satu dalam keberagaman (unity in diversity). Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan dan juga budaya suatu bangsa terkusus Bangsa Indonesia sangat penting dalam pembangunan karakter dan juga peradabannya. Dimana melalui peranan pendidikan dan budaya tersebut, semangat persatuan yang kokoh dan juga toleransi yang tinggi antara budaya yang beragam tersebut bisa tercipta sehingga karakter dan peradabannya mengarah pada perubahan yang positif. Secara spesifiknya, nilai-nilai moral dan etika di kalangan warga bangsa baik secara individu maupun kelompok dapat tercapai, hal inilah yang menjadi perisai bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Nilai moral dan etika ini sangat erat kaitannya dengan kekuatan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia yang berkarakter dan beradap, dimana hal tersebut bisa terwujud dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya."
330 ASCSM 27 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library