Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andika Hadif Pratama
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan agregat halus untuk campuran mortar semen yang dicampurkan dengan bahan limbah berupa limbah adukan beton atau Concrete Sludge Waste (CSW) dan Abu Sekam Padi (RHA) yang dicampurkan dengan semen. Sifat mekanik yang diuji meliputi Kuat Tarik Langsung sebanyak 75 benda uji sesuai standar ASTM C 307-03, Kuat Tarik Lentur sebanyak 25 benda uji sesuai dengan standar ASTM C 78 - 02, Modulus Elastisitas sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C-580-02, dan Kuat Geser sebanyak 25 benda uji. Pada setiap pengujian memiliki variasi campuran yang berbeda-beda yang diberi kode CHWM 121 sampai CHWM 125. Pada pengujian Kuat Tarik Langsung nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 122 dengan nilai 5,52 MPa, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 123 dengan nilai 2,40 MPa. Pada pengujian dan Modulus Elastisitas nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 121, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 125. Pada pengujian Kuat Geser nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 121 dengan nilai 2,88 MPa, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 123 dengan nilai 1,47 MPa.
Dari pengujian Kuat Tarik Langsung disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum untuk menahan Tegangan Tarik Langsung adalah campuran CHWM 122. Dari pengujian Kuat Tarik Lentur dan Modulus Elastisitas disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah CHWM 121. Dari pengujian Kuat Geser disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah CHWM 121.

ABSTRACT
In this study, researchers used a mixture of fine aggregate for cement mortar that is mixed with waste materials in the form of waste concrete or Concrete Sludge Waste (CSW) and Rice Husk Ash (RHA) is mixed with cement. Mechanical properties tested include Direct Tensile Strength as much as 75 specimens according to ASTM C 307-03, Flexural Strength Modulus of Ruptureas many as 25 test specimens in accordance with ASTM C 78-02, Modulus of Elasticity of 25 test specimens according to ASTM C-580-02 , and Shear of Strength much as 25 specimens. At each test has a variety of different mixtures are given a code CHWM CHWM 121 to 125. Direct Tensile of Strength on testing its greatest value is in the mixture CHWM 122 with a value of 5.52 MPa, while the lowest is in the mixture with a value of 2.40 CHWM 123 MPa. On Direct Tensile Strength testing and Modulus of Elasticity greatest value is in a mixture of CHWM 121, while the lowest is in the mixture CHWM 125. On Shear of Strength testing the greatest value is in the mixture CHWM 121 with a value of 2.88 MPa, while the lowest is in the mixture with a value of 1.47 CHWM 123 MPa.
From Direct Tensile Strength testing concluded that the most optimum mix to hold Direct Tensile is a mixture of CHWM 122. On Shear of Strength testing and Modulus of Elasticity is concluded that the most optimum mix is CHWM 121. Shear of Strength tests concluded that the most optimum mix is CHWM 121."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42658
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latief
"Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tarik langsung, kuat tarik lentur, susut dan density dengan jumlah benda uji 250 buah.
Pada penelitian ini dipakai 2 tipe Portland Composite Cement (PCC), Precious Slag Ball (PSB) dan Abu Sekam Padi (ASP) dengan komposisi campuran : 30% PCC (Portland Composite Cement) ? 30% ASP (Abu Sekam Padi) ? 40% PSB (Precious Slag Ball).
Standar penelitian mengacu pada standar ASTM. Dari penelitian ini didapatkan kuat tarik langsung pada umur 28 hari sebesar 0.740 MPa untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 0.641 MPa untuk campuran PCC tipe 2. Kuat tarik lentur pada umur 28 hari sebesar 1.750 MPa untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 1.550 MPa untuk campuiran PCC tipe 2. Nilai susut sebesar 0.0092 untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 0.0088 untuk campuran PCC tipe 2. Density Sebesar 1.579 gr/cm2 untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 1.602 gr/cm2 untuk campuran tipe 2.

This research observing the tensile strength, flexural strength, length change and density of mortar cement done to 250 specimens.
In this research two resources of Portland Composite Cement (PCC) produced by 2 industries were used in mortar mixing composed with Precious Slag Ball (PSB) and Rice Husk Ash (RHA) in proportion of 30% PCC; 30% RHA; 40% PSB. The terms used in this research relating to ASTM standards.
The results from this research give value of tensile strength of 28 days type 1 and type 2 are 0.740 MPa and 0.641 MPa; Flexural strength of 28 days type 1 and type 2 are 1.750 MPa and 1.550 MPa; Shrinkage type 1 and type 2 are 0.0092 and 0.0088. Density type 1 and type 2 are 1.579 gr/cm2 and 1.602 gr/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S1467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Rahman
"ABSTRAK
Mortar yang terbuat dari semen dan agregat halus dengan perbandingan 1:4, dimodifikasi dengan menambahkan abu sekam padi sebagai material subtitusi parsial yang menggantikan sejumlah proporsi agregat halus sebesar 10%, 20%, 30% dan 40% dari berat agregat halus. Serangkaian uji coba di laboratorium dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap kuat tekan, modulus elastisitas dan permeabilitas mortar. Hasil evaluasi data hingga saat ini memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan abu sekam padi dalam campuran mortar mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar penurunan kekuatan mortar.
2. Penggunaan abu sekam padi pada campuran mortar menurunkan modulus elastisitas mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar penurunan modulus elastisitas mortar.
3. Penggunaan abu sekam padi pada campuran mortar menaikkan permeabilitas mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar permeabilitas mortar."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Didalam proses pembuatan semen sering dijumpai adanya kebocoran p ada pipa-pipa yang menuju kepenampungan pembakaran. Bahan baku semen yang terbuang ini jumlahnya cukup besar sehingga dapat mengganggu lingkungan bila tidak dimanfaatkan. Gagasan memanfaatkan buangan bahan baku semen ini sebagai filler pada campuran Split Mastik Aspal karena secara fislk bentuk butirannya mempunyai ukuran yang sama.
Dalam penelitian ini membandingkan kinerja bahan baku semen dengan portland-cement dengan variasi kadar filler yang sama yaitu 6%, 7%, 8% dan 10%, sedangkan kadar aspalnya adalah 6%, 6.5 %, 7% dan 8%. Dari variasi-variasi ini didapat kadar aspal optimum berdasarkan spesifikasi campurran Split Mastik Aspal melalui metode pengujian Marshall.
Dari hasil pengujian menunjuklam bahwa kinerja bahan baku semen sebagai filler masih lebih rendah dari kemampuan portland-cement sebagai filler. Tetapi kinerja bahan baku semen sebagai filler campurran Split Mastik Aspal masih mememihi persyaratan campuran Bina Marga. Sehingga bahan buangan ini dapat dimanfaatlam sebagai filler menggantikan portland-cement yang relatif lebih mahal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Amalina
"Latar Belakang: Semen ionomer kaca (SIK) merupakan bahan tumpat berbahan dasar air yang cukup populer, tetapi memiliki kelemahan pada sifat mekanisnya. Seiring perkembangan teknologi, ditemukan bahan tumpat baru yaitu Giomer. Keduanya memiliki keunggulan berupa sifat pelepasan fluoride, sehingga diharapkan Giomer dapat menutupi kekurangan SIK yang terletak pada sifat mekanisnya, salah satunya kekuatan tekan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa sifat mekanis suatu material berhubungan dengan morfologi permukaan dan komposisi kimia. Tujuan: Mengetahui perbandingan kekuatan tekan SIK dan Giomer, serta hubungannya dengan morfologi permukaan dan komposisi kimia. Metode: 16 spesimen SIK dan Giomer disiapkan untuk uji kekuatan tekan lalu dianalisis dengan uji Independent T-test. Kemudian spesimen SIK dan Giomer disiapkan untuk analisis morfologi permukaan dan komposisi kimia menggunakan SEM-EDX. Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan bermakna nilai kekuatan tekan antara SIK dan Giomer dengan nilai kekuatan tekan Giomer lebih tinggi (204,67 MPa) dibandingkan dengan SIK (118,59 MPa). SIK memiliki permukaan eksternal yang lebih tidak beraturan, ukuran partikel lebih besar, dan lebih banyak porus. Kandungan silika pada Giomer lebih tinggi. Kesimpulan: Giomer memiliki kekuatan tekan lebih tinggi dibandingkan dengan SIK. Material restorasi dengan morfologi permukaan yang lebih beraturan, lebih sedikit porus, dan ukuran partikel yang lebih kecil dengan susunan yang rapat, serta kandungan silika dan karbon yang lebih tinggi berhubungan dengan kekuatan tekan yang lebih tinggi.

Background: Glass ionomer cement (GIC) is a water-based filling material that is quite popular, but has a weakness in its mechanical properties. Along with the development of technology, a new filling material was discovered, namely Giomer. Both have advantages in the form of fluoride release properties, so it is hoped that Giomer can cover the shortcomings of GIC which lie in their mechanical properties, one of which is compressive strength. Several studies have stated that the mechanical properties of a material are related to the surface morphology and chemical composition. Objective: To determine the comparison of the compressive strength of GIC and Giomer, as well as their relationship to surface morphology and chemical composition. Methods: 16 specimens of GIC and Giomer were prepared for compressive strength test and then analyzed by Independent T-test. Then the GIC and Giomer specimens were prepared for analysis of surface morphology and chemical composition using SEM-EDX. Research Results: There is a significant difference in the compressive strength value between GIC and Giomer with a higher Giomer compressive strength value (204.67 MPa) compared to GIC (118.59 MPa). GICs have a more irregular external surface, larger particle size, and more porosity. The silica content in Giomer is higher. Conclusion: Giomer has higher compressive strength than GIC. A restorative material with a more regular surface morphology, less porous and smaller particle size with a denser arrangement, and higher silica and carbon content is associated with higher compressive strength."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Rahmadhanti
"Cangkang kelapa sawit merupakan limbah hasil sektor pertanian yang memiliki potensi produksi yang tinggi namun belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat kasar pada beton telah banyak dilakukan. Dengan berat isi yang cukup ringan, cangkang kelapa sawit dapat menghasilkan beton ringan dengan berat jenis ±1900 kg/m3. Portland Composite Cemen (PCC) merupakan semen umum yang digunakan dipasaran. Semen ini memiliki butiran yang lebih halus sehingga menghasilkan panas hidrasi yang lebih rendah. Pada penelitian ini akan dilakukan studi eksperimen pada balok yang menggunakan cangkang kelapa sawit dari berbagai campuran jenis dan semen PCC sebagai pengikatnya. Pengujian yang dilakukan adalah uji kerakteristik beton (uji kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur, permeabilitas, dan susut) serta pengujian pembebanan terhadap balok berukuran 300 x 15 x 25 cm3 menggunakan four-point loading serta pengamatan dengan metode Digital Image Correlation (DIC). Analisis yang dilakukan meliputi respon struktur balok akibat pembebanan, pola retak yang dihasilkan, serta bukaan retak yang terjadi selama proses pembebanan dilakukan. Hasil eksperimen menunjukkan karakteristik beton yang kurang memuaskan dimana hanya diperoleh kuat tekan sebesar 12,41 MPa. Balok beton bertulang cangkang kelapa sawit pada penelitian ini mampu menerima beban hingga 7000 kg. Pola retak yang terbentuk sudah sesuai dengan pembebanan yang dilakukan dan evolusi dari pembukaan retak yang diamati dapat terlihat dengan baik menggunakan metode DIC. Bukaan retak yang dihasilkan berkisar antara 100-300 μm. Meskipun menghasilkan respon struktur yang cukup baik, balok beton bertulang cangkang kelapa sawit tidak dapat dijadikan sebagai komponen struktural karena kecilnya kuat tekan yang dihasilkan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran beton untuk komponen non-struktural.

Oil palm shells are agricultural waste with high production potential that has not been fully utilized in Indonesia. The use of oil palm shells as a replacement for coarse aggregates in concrete has been widely explored. With its relatively low density, oil palm shells can produce lightweight concrete with a density of approximately 1900 kg/m3. Portland Composite Cement (PCC) is a commonly used cement in the market. It has finer particles, resulting in lower hydration heat. This study aims to conduct experimental studies on beams using oil palm shells in various mixtures and PCC as the binder. The testing includes characterization of the concrete (compressive strength, splitting tensile strength, flexural strength, permeability, and shrinkage), as well as load testing on 300 x 15 x 25 cm3 beams using four-point loading and observation using Digital Image Correlation (DIC) method. The analysis includes studying the structural response of the beams under loading, crack patterns, and crack opening during the loading process. The experimental results indicate unsatisfactory characteristics of the concrete, as only a compressive strength of 12.41 MPa was obtained. The reinforced concrete beams with oil palm shells in this study can sustain loads up to 7000 kg. The crack patterns formed are consistent with the applied loading, and the evolution of crack opening can be well observed using the DIC method. The crack openings range from 100 to 300 μm. Although the beams exhibit satisfactory structural response, they cannot be used as structural components due to their low compressive strength. Further research is needed regarding the use of palm kernel shells as a substitute for coarse aggregate in concrete mixtures for non-structural components."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: E & FN Spon, 1996
620.135 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Andiska
"Pengamatan sifat mekanik mortar semen yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuat tekan, absorpsi, density dan modulus elastisitas. Dalam penelitian ini digunakan dua tipe semen PCC yang dihasilkan dari dua buah industri yang berbeda. Semen PCC yang digunakan dalam campuran mortar akan ditambahkan dengan PSB dan ASP dengan proporsi campuran 30% PCC-15% ASP-55% PSB yang disebut sebagai mortar campuran E. Mortar E untuk PCC tipe 1 disebut sebagai mortar E1 dan mortar yang menggunakan PCC tipe 2 disebut sebagai mortar E2. Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan maksimum mortar campuran E1 dan E2 sebesar 20,97 MPa dan 18,29 MPa, absorpsi maksimum untuk campuran mortar E1 dan E2 sebesar 164 gram/100 cm2 dan 165,6 gram/100 cm2, density rata-rata mortar campuran E1 dan E2 sebesar 2327,9 kg/m3dan 2435,3 kg.m3 dan modulus elastisitas sebesar 15858,8 MPa dan 11440 MPa. Menurut SNI 03-6882-2002 mortar campuran E1 dan E2 digolongkan kedalam mortar tipe M.

Mechanichal properties tested in the labolatory were compressive strength, absorption, density and modulus of elasticity of mortar cement. The composition of mortar using cement PCC taken from 2 different industries with composition of mixture 30% PCC-15% ASP-55% PSB (mixture E1 and mixture E2). From the research test, the maximum compressive strength of mixture E1 and E2 are 20,97 MPa and 18,97 MPa, maximum absorption of mixtrure E1 and E2 are 164 gram/100 cm2 and 165,6 gram/100 cm2, average density of mixture E1 and E2 are 2327,9 kg/m3dan 2435,3 kg.m3 and modulus of elasticity of mixture E1 and E2 are 15858,8 MPa dan 11440 MPa. From SNI 03-6882-2002 mixture E1 an E2 can be used to mortar mixed in mortar type M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Marcel Dekker, 1997
R 620.118 COM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library