Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Siswanto
Abstrak :
Papan semen partikel, sebagai material yang mengarah pada bahan komposit organik (semen dan limbah kayu sengon). Yang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat radiasi matahari. Sementara radiasi matahari merupakan faktor utama perbedaan iklim, jumlah yang diterima oleh permukaan bumi tergantung pada energi radiasi matahari, yang pada akhirnya membentuk apa yang disebut Radiation Balance. Untuk mengurangi tingkat radiasi matahari maka suatu permukaan diharapkan memiliki nilai reflectivitas dan emmisivitas yang relevan, hal ini dapat dilakukan pada iklim tropis lembab. Dan berdasarkan pengujian kualitas nilai conductivity dan conductance, material hasil olahan limbah organik kayu ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan termal. Dengan metode kuantitatif dan observasi-eksperimental dalam melakukan pengambilan data pada penelitian ini. Kemudian dilakukan perlakuan pada dinding koridor lingkungan dengan menambah papan semen partikel. Dari perlakuan dinding papan semen partikel, diukur reduksi temperatur luar yang dihasilkan. Setelah dihitung temperatur sol-air pada dinding papan semen partikel dan dinding existing. Selanjutnya, dinding papan semen partikel dibandingkan hasil reduksi temperatur dan temperatur sol-airnya dengan koridor yang menggunakan dinding existing. Sementara sebagai alat bantu yang digunakan dalam observasi penelitian adalah simulasi komputer ecotect, alat uji hot-wire, dan pyranometer weather station. Hasil yang didapatkan, temperatur luar (TO) dinding existing dan temperatur luar (TO) dinding papan semen partikel terdapat selisih 1,906°C, (temperatur luar dinding papan semen partikel lebih rendah). Konsekuensinya adalah pada pemakaian papan semen partikel, temperatur nyaman (23-29°C) lebih lama bertahan 1 jam dibandingkan dinding existing. Pada data temperatur sol-air dinding papan semen partikel lebih rendah, dengan kisaran selisih antara 1,9-9,19°C. Selisih yang fluktuatif ini disebabkan penerimaan radiasi dan kecepatan angin yang berbeda setiap jamnya. Hal ini akan mereduksi penggunaan listrik untuk pendinginan sebesar 50% dari pola yang dihasilkan material batu bata sehingga terjadi penghematan yang mendukung mitigasi climate change. ......Cement boanded board, as material leading to organic composite material (cements and timber raffle sengon). Which is one of alternative of lessen level of radiation of the sun. Whereas radiation of the sun is different climate primary factor, amount received by equiamplitude surface of ground depend on the sun radiant energy, in the end forms is so-called radiation balance. To lessen level of radiation of the sun hence an equiamplitude surface is expected to has relevant reflectivity value and emmisivity, this thing can be done at damp tropical climate. And based on assaying of quality of value conductivity and conductance, material result of organic raffle processing of this timber expected able to increase comfort is mall. With quantitative method and observation-experimental in doing retrieval of data at this research. Then is done treatment at environmental passage way wall by adding cement boanded board. From treatment of cement boanded board wall, measured reduction of temperature outside yielded. After calculated temperature sol-air at cement boanded board wall and wall existing. Hereinafter, cement boanded board wall compared to result of reduction of its the temperature and sol-air temperature with passage way using wall existing. While as a means of assists applied in observation of research is computer simulation ecotect, test device hot-wire, and pyranometer weather station. Result got, outdoor temperature (TO) wall existing and outdoor temperature (TO) cement boanded board wall there is difference 1.906°C, (temperature outdoor lower cement boanded board wall). Its the consequence is at usage of cement boanded board, balmy temperature (23-29°C) longer stayed 1 hour compared to wall existing. At temperature data sol-air lower cement boanded board wall, with the range of difference between 1.9-9.19°C. Difference which this fluktuatif caused receiving of different radiation and wind velocity every its(the hour(clock. This thing will reduce electrical usage for cooling equal to 50% from cupola yielded by brick material so that happened thrift that is supporting mitigasi climate change.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T41199
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Koko Eko Harjono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fisabilla Magma Anggreia Vistha
Abstrak :
Penelitian mengenai penggunaan geopolimer sedang banyak dilakukan karena keunggulannya yang lebih ramah lingkungan sehingga menjadi pilihan dalam pembangunan infrastruktur. Semakin tingginya tingkat pembangunan menyebabkan dibutuhkannya waktu yang lebih efektif selama proses pembangunan. Pada penelitian ini, dilakukan penambahan accelerator Calcium Aluminate Cement (CAC) pada geopolimer untuk mempercepat waktu pengikatan, namun tetap memiliki nilai kuat tekan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh accelerator pada geopolimer, dosis accelerator yang lebih baik digunakan untuk meningkatkan kuat tekan, mekanisme kerja accelerator pada geopolimer, serta perbedaan morfologi permukaan struktur mikro. Penelitian dilakukan dengan membuat geopolimer fly ash dan menambahkan accelerator sebesar 0%, 1%, dan 2%, kemudian melakukan curing pada temperatur ruang selama 1, 3, 7, dan 28 hari. Selanjutnya, dilakukan pengujian kuat tekan, vicat, DSC, SEM, XRD, dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan accelerator meningkatkan kuat tekan dan mempercepat waktu pengikatan. Pada umur 28 hari, nilai kuat tekan geopolimer dengan 0%, 1%, dan 2% accelerator secara berturut-turut adalah 32,16 MPa, 48,4 MPa, dan 53,3 MPa. Penambahan 2% accelerator memberikan hasil kuat tekan yang lebih maksimal, namun dengan perbedaan yang tidak signifikan dengan penambahan 1% accelerator. Peningkatan kuat tekan kemungkinan disebabkan oleh terbentuknya gel N-A-S-H, C-S-H, dan C-A-S-H yang menyebabkan struktur mikro menjadi lebih rapat. ......Research on the use of geopolymers is being widely conducted due to their environmental advantages, making them a preferred choice in infrastructure development. The increasing rate of construction necessitates more efficient construction processes. In this research, an accelerator in the form of Calcium Aluminate Cement (CAC) was added to geopolymer in order to achieve faster setting time while still maintaining high compressive strength. The purpose of this research was to investigate the effect of the accelerator on geopolymer, determine the better dosage of the accelerator to enhance compressive strength, understand the mechanism of the accelerator on geopolymer, and differences in microstructure morphology. The research was conducted by making fly ash-based geopolymer mortar with the addition of accelerator at concentrations of 0%, 1%, and 2%, followed by curing for 1, 3, 7 and 28 days. Then, compressive strength test, vicat test, and DSC test were carried out as well as SEM, XRD, and FTIR characterization. The test results showed that the addition of the accelerator improved the compressive strength and accelerated the setting time. At 28 days, the compressive strength values of the geopolymer with 0%, 1%, and 2% accelerator were 32,16 MPa, 48,4 MPa, and 53,3 MPa, respectively. The addition of 2% accelerator gives maximum compressive strength results in geopolymer, but with an insignificant difference with the addition of 1% accelerator. The increase in compressive strength possibly due to the formation of N-A-S-H, C-S-H, and C-A-S-H gels which caused the microstructure to become denser.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library