Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pudja Lestari
"ABSTRAK
Pernikahan selebriti merupakan sebuah peristiwa yang menarik perhatian publik. Pernikahan selebriti pun kerapdimanfaatkan oleh industri televisi untuk memperoleh keuntungan. Televisi kini rajin menampilkan tayanganpernikahan selebriti secara intensif. Pernikahan selebriti tersebut diliput secara langsung, dikupas mendalam, dandibungkus sedemikian rupa hingga menghasilkan tayangan yang laku di pasaran. Tayangan pernikahan selebritiyang ada sukses meraih angka rating dan share yang tinggi sehingga industri televisi semakin gencar dalammemberitakan pernikahan-pernikahan selebriti selanjutnya yang dibungkus sesuai standar yang telah terbuktisukses. Televisi menyuguhkan pernikahan selebriti sebagai suatu produk hiburan pada khalayak. Oleh karenaproduk hiburan ini dapat dengan mudah dicerna, khalayak tidak dapat berpikir secara kritis dan hanya mampumenerima produk tersebut secara pasif. Gencarnya industri televisi dalam menayangkan pernikahan selebriti jugamembuat khalayak terkurung dan tidak mempunyai pilihan lain dalam mengonsumsi seni sebagai saranahiburan.

ABSTRACT
Celebrity rsquo;s wedding is an event that attracts public rsquo;s attention. This event is often utilized by television industryto generate profits. Television nowadays often broadcasts celebrity rsquo;s wedding intensively. Celebrity rsquo;s weddingis reported live, digged in depth, and packaged in such way to produce successful broadcast in market. Theexistent broadcast of celebrity rsquo;s wedding had been proved to be successfully reach high number of rating andshare. Thus, television is more aggressive in reporting the next celebrity rsquo;s wedding and packaged them in astandardized way that had been proved successful. Television offers celebrity rsquo;s wedding as entertainment toaudience. Since this kind of entertainment can be easily disgested, audience is not able to think critically andonly able to receive this product passively. The aggressiveness of television industry in broadcasting celebrity rsquo;swedding traps audience so that audience doesn rsquo;t have other choice in consuming art as source of entertainment. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiajeng Hesti Prameswara
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh negative celebrity publicity dan celebrity identification terhadap intensi membeli. Negative celebrity publicity yang digunakan adalah artikel berita negatif mengenai celebrity endorser yang mengiklankan produk fiktif. Tingkat celebrity identification dibagi menjadi identifikasi rendah dan tinggi. Penelitian desain eksperimen 2 x 2 between subject dilakukan pada 545 partisipan perempuan berumur 18-25 tahun berasal dari wilayah Jabodetabek yang diperoleh secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang dipaparkan negative celebrity publicity memiliki intensi membeli yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan partisipan yang tidak dipaparkan negative celebrity publicity. Selain itu, tingkat celebrity identification juga berpengaruh pada intensi membeli, dimana partisipan yang memiliki identifikasi tinggi menunjukkan intensi membeli yang lebih tinggi daripada partisipan yang memiliki identifikasi rendah. Namun tidak terdapat interaksi antara pemaparan negative celebrity publicity dan tingkat celebrity identification yang berpengaruh terhadap intensi membeli. Oleh karena itu, perusahaan harus memerhatikan kedua faktor ini ketika menggunakan celebrity endorsement sebagai strategi pemasarannya.

The purpose of this study is to examine the effect of negative celebrity publicity and celebrity identification on consumers rsquo purchase intention. The negative celebrity publicity used in this study is a controversial news article about a celebrity who endorse a fictitious product. The consumers rsquo level of celebrity identification divided into low vs. high identification. Using 2 x 2 between subject experimental design and a sample of woman consumers age 18 25 years old living in Jabodetabek n 545 , the results showed that both negative celebrity publicity and celebrity identification affect purchase intention. Participants who were exposed to the negative celebrity publicity had less purchase intention compared to participants who were not exposed to the negative celebrity publicity. Celebrity identification also predict purchase intention, participant who were highly identified with celebrity endorser showed greater purchase intention than those who were lowly identified. No interaction effect found between negative celebrity publicity and celebrity identification toward purchase intention. Implication of this study is practitioner should concern about these factors negative celebrity publicity and celebrity identification when using celebrity endorsement as a marketing strategy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keisha Saravitra Bawono
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah attachment kuat vs lemah dapat memoderasi pengaruh jenis celebrity endorsement multiple vs single dengan intensi membeli. Single endorsement merupakan endorsement yang dilakukan oleh selebriti terhadap satu produk saja, sedangkan pada multiple endorsement dilakukan terhadap beberapa brand. Penelitian eksperimen online beetwen subject design menggunakan teknik incidental sampling untuk mendapatkan 351 perempuan berusia 18 hingga 25 tahun emerging adult . Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis celebrity endorsement memengaruhi intensi membeli secara signifikan B = 1,72.

Author wants to find out the effect of attachment strong versus week as moderator in the relationship between types of celebrity endorsement single versus multiple and purchase intention. Single endorsement is an endorsement to a single brand, and multiple endorsements is an endorsement to more than one brand. This experimental study with between subject design is using incidental sampling technique to involve 351 18 to 25 year old women emerging adult . Results indicate that types of celebrity endorsement affect purchase intention significantly B 1,72.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nurizkitha
"Perkembangan media sosial yang semakin canggih memberikan ruang bagi setiap individu dalam menampilkan citra diri dirinya di dunia digital. Tiktok, sebuah fenomena budaya, telah mendefinisikan ulang lanskap pengaruh, memungkinkan siapa pun untuk muncul sebagai 'influencer baru' dan membentuk kembali gagasan konvensional tentang popularitas dan publik. Penelitian dilakukan melalui studi etnografi virtual dengan cara mengamati aktivitas subjek secara online, melakukan wawancara mendalam, dan pengamatan terlibat secara online. Tulisan ini meneliti fenomena tren ulasan produk Shopee di Tiktok melalui praktik yang dilakukan oleh pembuat konten dan penonton sebagai sebuah imagined community yang memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana anggotanya bekerja dalam ruang digital dan membangun nilai-nilai. Temuan mengungkapkan interaksi dinamis antara pembuat konten (influencer), penonton, dan platform Tiktok, menyoroti peran ketiganya dalam membentuk nilai dan standar. Penelitian ini mengidentifikasi tiga wawasan utama: pertama, dinamika rumit antara pengguna dan platform Tiktok dalam konstruksi nilai dan standar; kedua, penerapan praktik micro-celebrity oleh pengguna sebagai sarana untuk menyesuaikan dan menegosiasikan nilai-nilai mereka dalam komunitas; dan ketiga, eksplorasi kekuasaan yang lebih luas, termasuk pengendalian pasar dan faktor ekonomi, yang berperan dalam membentuk perilaku pengguna di platform. Tulisan ini lebih dari sekadar menjelaskan bagaimana pengguna memandang dan menafsirkan penonton mereka, menyoroti hubungan beragam antara struktur Tiktok dan pengaruh eksternal yang berdampak pada perilaku pengguna, tulisan ini menawarkan pemahaman komprehensif tentang interaksi yang rumit antara pengguna, platform digital, dan masyarakat luas.

The rapid development of social media provides space for every individual to display their image in the digital world. Tiktok, a cultural phenomenon, has redefined the landscape of influence, allowing anyone to emerge as a 'new influencer' and reshaping conventional notions of popularity and public. The research was conducted through a virtual ethnographic study by observing the subject's activities online, conducting in- depth interviews, and engaging in online observations. This article examines the trending phenomenon of Shopee product reviews on Tiktok through the practices carried out by content creators and viewers as an imagined community that provides a framework for understanding how its members work in the digital space and build values. The findings reveal dynamic interactions between content creators (influencers), audiences, and Tiktok platform, highlighting the role of all three in shaping values and standards. This research reveals three main insights: first, the complex dynamics between users and the Tiktok platform in the construction of values and standards; second, the adoption of micro- celebrities by users as a means of appropriating and negotiating their values within the community; and third, an exploration of the broader power, including market control and economic factors, that play a role in shaping user behavior on the platform. This paper goes beyond simply explaining how users perceive and interpret their audience, highlighting the diverse relationships between Tiktok's structure and external influences that impact user behavior, it offers a comprehensive understanding of the complex interactions between users, the digital platform, and society at large."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library