Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In Central of Aceh , there were an indications of the use of cave and rock shelter as a prehistoric settlement site. Indications of prehistoric settlement site was found among others in Loyang Mendali, Loyang Koro, Loyang Datu and also in Putri Pukes. To prove that indication, further research has been done with the excavation of the cava and rock shelter. Therefore, Balai Arkeologi Medan did the excavation in one of the cave , Loyang Mendali and obtained some data that provided an intial description on prehistoric settlement in Central Aceh."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Ayu Suhari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai analisis jejak pakai pada alat tulang dari situs Gua
Kidang, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui fungsi alat tulang situs Gua Kidang. Penelitian ini dimulai dari
kegiatan klasifikasi analitik dan klasifikasi taksonomik. Klasifikasi taksonomik
pada alat tulang situs Gua Kidang, menghasilkan tiga tipe alat, yaitu lancipan,
spatula, dan serut. Dari 290 alat tulang, 79 alat memperlihatkan adanya jejak
pakai, dan hanya 15 alat yang diamati dan direkam menggunakan mikroskop
stereo. Hasil pengamatan kemudian dibandingkan dengan penelitian para ahli
mengenai eksperimen dan analisis jejak pakai pada alat tulang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa alat tulang situs Gua Kidang digunakan untuk aktivitas
menusuk dan mengebor, menggali, mengikis dan menggosok, serta meraut.

ABSTRACT
In this thesis the results of use-wear analysis of bone tools assemblage from Gua
Kidang Site, Blora, Central Java, are presented. The aim of this study is to find
out the function of these bone tools. The research is started by classifying the
bone tools through analytic and taxonomic classifications. Result of taxonomic
classification shows that there are three types of bone tools: point, spatulae, and
scraper. From 290 bone tools, 79 of them showed use-wear traces, and 15 of them
are chosen to be examined and recorded with stereomicroscope. Use-wear traces
recorded from the examination are compared with those reported by experts from
their experiments and use-wear analysis on bone tools. Result shows that bone
tools of Gua Kidang site are probably used for piercing, boring, digging, scraping,
smoothing, and whittling."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Arif Pambudi
"Bentang alam Karst Gunung Sewu merupakan bentang alam karst tropis yang telah mengalami karstifikasi lanjut. Tingginya porositas dan permeabilitas sekunder membuat keberadaan air permukaan sulit ditemukan. Namun demikian, di balik krisis air permukaan bentang alam Karst Gunung Sewu menyimpan potensi aliran air bawah tanah dan destinasi wisata minat khusus. Penelitian pola persebaran dan morfometri mulut gua di bentang alam Karst Gunung Sewu merupakan penelitian awal untuk mengungkap kedua potensi tersebut. Pola persebaran mulut gua di analisis menggunakan analisis tetangga terdekat dan analisis kelurusan. Morfometri mulut gua yang terdiri dari jenis, bentuk, dan ukuran mulut gua dibahas secara spasial deskriptif untuk mengetahui keterkaitannya terhadap struktur geologi dan imbuhan karst. Hasilnya, mulut gua vertikal dan horizontal memiliki pola persebaran mengelompok yang dipengaruhi oleh struktur geologi. Dibandingkan dengan pengaruh imbuhan karst, struktur geologi lebih dominan mempengaruhi bentuk dan ukuran pada mulut gua vertikal dan horizontal.

Gunung Sewu Karst Landscape is a tropical karst landscape that has advanced karstification. The high of secondary porosity and permeability make lack of surface water. However, in behind of surface water crisis, Gunung Sewu Karst Landscape has the potential of underground water and special interest tourism destination. This research is a preliminary study to reveal both of potency. The analytical method that used to determine of distribution pattern is nearest neighbour analysis and lineament analysis. Cave entrance morphometry that consists of type, shape, and measure is discussed in spatial descriptive to recognize of the relationship between cave morphometry with geological structure and karst recharge. The results of this research show that vertical and horizontal cave entrance has a clustered distribution pattern that affected by geological structure. Compared with karst recharge influence, geological structure is more dominant in influence the shape and size of the vertical and horizontal cave entrance.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks yang diterima Pigeaud pada 2 September 1941 ini, terdiri dari sembilan buah cerita tentang sejarah terjadinya beberapa buah petilasan dan cerita-cerita lainnya. Cerita-cerita tersebut adalah: 1. Cariyosipun Seh Ening (h.1); 2. Guwa ing wukir Suracala (h.3); 3. Guwa Sigelung (h.6); 4. Guwa Kidang Kencana (h.7); 5. Guwa Sithotho (h.9); 6. Guwa Ngreneng (h.10); 7. Guwa Bribin (h.12); 8. Cariyosipun R. Jaka Lambang (h.16); 9. Astananipun Kyai Ageng Giring (h.22). Keterangan penulisan/penyalinan maupun penerimaan naskah ini, tidak ditemukan dalam teks."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.24-W 65.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Selangor: Design Dimension sdn Bhd, 1994
R 910.91 JOH m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rindy Gita Wahyuni
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai tipologi bentuk alat cangkang
Pelecypoda situs Gua Kidang, Blora, Jawa Tengah. Jumlah alat yang diteliti
dalam penelitian ini adalah 97 buah. Unit analisis yang digunakan dalam
pembentukan tipologi adalah jenis cangkang yang dimanfaatkan, bentuk alat,
bentuk tajaman, dan retus pengerjaan. Penelitian ini menghasilkan delapan tipe,
14 sub-tipe, dan 16 variasi alat. Selain itu, penelitian ini juga memperlihatkan
bahwa alat-alat cangkang Pelecypoda di situs Gua Kidang umumnya merupakan
alat-alat yang menunjukkan sedikit atau tidak adanya modifikasi berupa retus
setelah cangkangnya dipangkas untuk menghasilkan suatu bentuk tertentu
(expedient tools).

ABSTRACT
This thesis discusses about morphological types of Pelecypod shell tools
from Kidang Cave, Blora, Central Java. Total number of tools that are used in
this research are 97 pieces. Attributes which are used as the unit of analysis to
form the typology are shell habitat, shape of tool, shape of sharp edge, and
retouch. This research shows eight types, 14 sub-types, and 16 variations of
Pelecypod shell tools. Furthermore, this research also shows that Pelecypod shell
tools from Kidang Cave are generally expedient tools."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fauzan Muhtadi
"Pinggiran Sungai Ciliwung menjadi sebuah kawasan padat penduduk dikarenakan pemandangannya yang indah serta harga tanah yang murah. Namun ternyata terdapat gua bawah tanah pada tebing pinggiran sungai tersebut. Gua bawah tanah ini terbentuk akibat pengambilan pasir oleh manusia sejak dahulu. Oleh karenanya, hal ini merupakan sebuah ancaman bila terdapat banyak bangunan di atasnya. Jika dinding gua tidak kuat menahan beban di atasnya, akan terjadi bencana seperti sinkhole yang dapat mengakibatkan banyak korban. Adanya gua bawah tanah berisi udara pada pinggiran sungai yang memiliki nilai resistivitas mencapai 1500 m membuat kontras nilai resistivitas yang sangat jauh dibandingkan sekitarnya. Karena itu, metode resistivitas dengan konfigurasi dipole-dipole digunakan dalam penelitian ini agar dapat mendeteksi keberadaan dan kontinuitas gua bawah tanah tersebut. Agar dapat terlihat dengan jelas kontinuitasnya, pada penelitian ini terdapat 5 buah lintasan dengan jarak spasi antar elektroda sepanjang 2 meter. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah diambil, terdeteksi adanya anomali gua bawah tanah dengan ukuran tinggi dan lebar 1,5x1,5 meter serta nilai resistivitas berkisar antara 1400-1500 m serta dapat diperkirakan kontinuitasnya.

Ciliwung River ridge becomes a densely populated area due to its beautiful scenery and cheap land prices. But apparently there is an underground cave on the cliff edge of the river. This underground cave was formed due to sand taking by humans from the past. Therefore, this is a threat if there are many buildings on it. If the cave wall is not strong to hold the burden on it, there will be a disaster like sinkhole that can lead to many victims. The existence of an air filled underground cave on the edge of the river that has a resistivity value reaching 1500 m makes the contrast of resistivity value very far compared to its surroundings. Therefore, the resistivity method with dipole dipole array is used in this study in order to detect the existence and continuity of the underground cave. To be clearly visible continuity, in this research there are 5 pieces of line with spacing between electrode along the 2 meters. Based on the results of data processing has been taken, the cave underground anomalies detected with a height and width of 1,5x1,5 meters and resistivity value ranges between 1400 1500 m and can be estimated continuity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Annisa Nada
"Identifikasi rongga bawah permukaan sangat penting dalam bidang geoteknik. Rongga bawah permukaan dapat memberikan dampak negatif seperti kesalahan penentuan dimensi pondasi bangunan hingga kerusakan jalan. Oleh karena itu, identifikasi geometri serta posisi rongga bawah permukaan menjadi penting. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi kelayakan bagi infrastruktur yang akan berdiri di atasnya. Akuisisi data di lapangan untuk mengidentifikasi rongga bawah permukaan ini telah dilakukan di Kampung Kemiri Muka Depok, di DAS Ciliwung Kampung Kemiri Muka Depok menggunakan Gravity Gradient Vertical dengan luas wilayah pengukuran sekitar 35 m x 20 m. Dari data yang kami miliki, teridentifikasi adanya rongga bawah permukaan di bagian utara daerah pengukuran.

Subsurface cave identification is crucial in geotechnical aspect. It's existence can give negative effects, such as the fault of foundation dimension determination and the road damage. Therefore, it's important to identificate the geometry and the positition of the subsurface cave. The result will give an infrastructure feasibility recommendation to be built above it surface. This survey is conducted at Kemiri Muka Depok Village along side The Ciliwung River using Gravity Gradient Vertical configuration with the Area of Interest 35 m x 20 m. Based on the data result, there is a subsurface cave identified at the north of acquisition field.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasya Nabilah Fathan
"ABSTRAK
Mengaplikasikan metode Ground Penetrating Radar (GPR) pada tambang bawah tanah Grasberg Block Caving untuk mengidentifikasi adanya perkembangan propagasi cave pada panel tersebut. Prinsip kerja metode ini didasarkan pada perbedaan konstanta dielektrik pada batas zona caving. Data yang digunakan terdiri dari 3 lintasan akuisisi. Data tersebut diolah dengan menggunakan software ReflexW. Hasil pengolahan data ini di analisis dan di interpretasikan untuk di identifikasi perkembangan propagasi cave nya pada ketiga lintasan akuisisi tersebut. Hasil pengolahan data GPR ini juga didukung oleh data geologi dan data RQD. Berdasarkan hasil interpretasi, terlihat adanya perkembangan propagasi cave yang disebabkan oleh adanya aktifitas penambangan pada ketiga lintasan tersebut.

ABSTRACT
Applied the Ground Penetrating Radar (GPR) method to the Grasberg Block Caving underground mine for identify the development of cave propagation on the panel. The principle of this method is based on the difference of dielectric constants on the caving zone boundary. The data that used consists of 3 acquisition line. The data was processed by using ReflexW software. The results of this data processing were in analysis and interpreted to identify the development of its cave propagation on all three of the acquisition line. GPR data processing results are also supported by geological data and RQD data. Based on the interpretation, there is a development of cave propagation caused by mining activities in the three acquisition line."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>