Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marika Dewi Santania
"Lukisan gua/ceruk merupakan salah satu data arkeologi yang diperkirakan berasal dari masa berburu dan mengumpulkan makanan. Di Indonesia, lukisan gua/ceruk kebanyakan ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Kepulauan Kai, Timor Leste dan Flores (NTT). Namun pada awal tahun 1990-an ditemukan lukisan gua/ceruk di wilayah Indonesia bagian barat, yaitu di wilayah Kalimantan. Salah satunya adalah Situs Batucap. Situs Batucap ditemukan di Dusun Sedahan, Desa Benawai Agung, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Situs ini berbentuk ceruk dengan lukisan yang terdapat pada tiga bongkahan batu yang Membentuk dinding ceruk. Lukisan ini terletak pada dinding sebelah selatan, utara dan barat, dengan bagian depan ceruk yang menghadap ke timur. Dilihat dari ukurannya, ceruk ini diperkirakan tidak digunakan sebagai tempat hunian. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya temuan-temuan lain di dalam ceruk ini baik yang berupa ekofak, artefak ataupun temuan lainnya yang dapat memberikan bukti bahwa ceruk ini pernah dihuni. Secara keseluruhan, lukisan yang ada pada ceruk ini didominasi dengan lukisan geometris, yang diikuti dengan lukisan manusia, abstrak, binatang, matahari, dan potion hayat. Seluruh lukisan tersebut dibuat dengan menggunakan teknik sapuan kuas, baik sapuan kecil, sapuan besar maupun kombinasi dari keduanya. Secara umum, lukisan gua/ceruk di Indonesia terdiri dari lukisan manusia, binatang, tumbuhan, banda budaya, matahari, perahu, bentuk geometris dan abstrak. Dalam bentuk penggambarannya, lukisan-lukisan ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Untuk teknik pembuatannya, lukisan gua/ceruk di Indoensia kebanyakan dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan warna dominan merah, namun ada juga yang menggunakan warna hitam, putih, kuning, coklat, dan hijau. Ada juga yang dibuat dengan cara dipahat atau digores, seperti di Flores (NTT), Sambas (Kalimantan Barat), dan Sungai Tala (Maluku)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis-Williams, David
London: Thames & Hudson, 2002
913 LEW m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini mengenai gambar tangan yang banyak terdapat pada gua-gua prasejarah di daerah Pangkep dan Maros Sulawesi Selatan. Gambar tangan yang banyak tersebut menunjukkan persamaan dan perbedaan baik bentuk maupun keletakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola gambar tangan pada gua-gua prasejarah di daerah Pangkep dan Maros, Serta perbedaan antara gambar tangan di daerah Pangkep dan Maros yang menunjukkan dua subkebudayaan. Penelitian ini didasarkan atas pandangan normatif dari kebudayaan (normative view of culture), bahwa perilaku manusia itu berpola. Pola-pola itu ditentukan oleh kebudayaan dan bersifat normatif, yakni menunjukkan ketaatan pada suatu perangkat aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku yang diturunkan dari generasi ke generasi. Adapun gambar tangan yang dianalisis berjumlah S49 gambar dari 745 gambar yang teridentitikasi pada 36 situs gua dari 101 gua yang disurvei.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat pola gambar tangan pada gua-gua prasejarah tersebut. Terdapatnya pola tersebut menunjukkan adanya norma-norma yang sama yang rnengarahkan dan menjadi landasan perilaku masyarakat di daerah Pangkep dan Maros pada masa Ialu dalam membuat gambar tangan dan penempatannya dalam gua-gua mereka. Pola gambar tangan di wilayah Pangkep-Maros itu ditunjukkan dengan bentuk negative hand stencil berupa telapak kiri atau kanan yang berorientasi ke atas, memiliki limajari, berukuran besar, dan berwarna cokelat. Seiain itu, diketahui pula terdapat dua pola penggambaran bentuk gambar tangan yang berbeda; di daerah Pangkep berdasarkan bagian guanya terbanyak terdapat pada bagian belakang gua, sedangkan di daerah Maros terbanyak terdapat pada bagian depan gua. Sementara itu, berdasarkan biclang guanya terbanyak di daerah Pangkep diternukan di langit-langit gua, sedangkan di daerah Maros terbanyak ditemukan di dinding gua. Pola yang berbeda tersebut diperkirakan merupakan dua subkebudayaan (subculture) dalarn satu wilayah kebudayaan yang sama (Sulawesi Selatan)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D853
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tondi Mirzano
"Gambar pada gua prasejarah atau gambar cadas merupakan salah satu data arkeologi. Skripsi ini membahas mengenai bentuk motif figuratif gambar cadas pada Situs Sasere Oyomo, Kaimana, Papua Barat. Jumlah motif figuratif yang diteliti dalam penelitian ini adalah 72 motif. Komponen analisis yang digunakan dalam tipologi bentuk motif ini adalah atribut yang paling menonjol dari setiap motif. Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan lima tipe dan 28 varian motif figuratif. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa setiap penggambaran motif figuratif memiliki bentuk dan variasi masing-masing yang menjadi ciri khas dari setiap penggambaran motif.

Pictures on prehistoric cave or rock art is one of the archaeological data. This research discusses the form of figurative motifs on Sasere Oyomo Site, Kaimana, West Papua. The number of figurative motifs which are used in this research are 72 motifs. The components of analysis which are used in this form typology of this motifs is the depiction of the attribute. Overall, this research produced five types and 28 forms from the basic shape of the figurative motifs. Based on the analysis, it can be seen that each depiction of rock art motif has the variety which are become the characteristic of every depiction motif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahn, Paul G.
Oxford: Oxford University Press, 2016
709.011 3 BAH i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhamad Ardian Syah
"Gambar cadas yang terdapat pada Gua Pondoa di Kawasan karst Matarombeo konawe utara merupakan salah satu diantara banyak situs yang menyimpan sejumlah bukti artefactual, utamanya gambar cadas berwarna hitam. Makalah proyek akhir ini membahas mengenai gambar cadas yang diasumsikan sebagai salah satu media berkomunikasi yang bersifat non-verbal. Sesuai dengan permasalahan yang diangkat yaitu bagaimana bentuk komunikasi non-verbal pada gambar cadas di Gua Pondoa di Kawasan perbukitan karst Matarombeo, Konawe Utara? Olehnya itu, penelitian ini berusaha untuk mengkaji gambar cadas Gua Pondoa dengan memakai sudut pandang komunikasi. Penelitlian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data gambar cadas Gua Pondoa meliputi pencatatan dan pendeskripsi serta pemotretan, pembuatan denah, dan pengambilan koordinat situs. Lalu dianalisis menggunakan pendekatan komunikasi non-verbal yang menjelaskan peran dasar interaktor dalam pembuatan gambar cadas dan interpretasi terhadap data yang telah dianalisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi non-verbal yang terjadi pada gambar cadas Gua Pondoa meliputi tiga proses komunikasi yang berbeda. Pertama, proses tiga interaktor seniman (sender), gambar cadas (emitter) dan peneliti (receiver) adalah proses dengan perannya masing-masing. Proses kedua yakni proses dengan dua interaktor yakni sender dan receiver adalah individu yang sama dimana sender mengirimkan pesan dalam bentuk gambar emitter namun sender juga yang menyimpulkan apa yang digambar sebagai receiver. Lalu proses ketiga, proses dengan satu interaktor artinya sender, emitter, dan receiver adalah individu yang sama. Seperti seniman membuat gambar manusia yang merupakan representasi dari dirinya sendiri dan seniman tersebut juga menyimpulkan hasil dari aktivitasnya. Berdasarkan motif gambar dikaitkan dengan konteks dan mode interaksinya diketahui bahwa seniman menggambarkan bentuk komunikasi material, komunikasi teknologi, komunikasi simbolik, komunikasi sosial, dan komunikasi ekonomi yang disampaikan secara non-verbal.

The rock art found in Pondoa Cave in the Matarombeo karst area, North Konawe is one of the many sites that holds several artefactual evidence, especially black rock art. This thesis discusses rock art which is assumed to be a non-verbal communication medium. Following the problem raised, namely what is the form of non-verbal communication in the rock art in Pondoa Cave in the Matarombeo karst hill area, North Konawe? Therefore, this research attempts to examine the rock art at Pondoa Cave using a communication perspective. This research was carried out using the Rock Art at Pondoa Cave data collection method, including recording, and describing as well as photographing, making floor plans, and taking site coordinates. Then it is analyzed using a non-verbal communication approach which explains the basic role of interaktors in creating rock images and interpreting the data that has been analyzed. The research results show that the non-verbal communication that occurs in the Pondoa Cave art includes three different communication processes. First, the process of the three interaktors, artist (sender), rock image (emitter), and researcher (receiver), is a process with their respective roles. The second process is a process with two interaktors, namely the sender and receiver, who are the same individual, where the sender sends a message in the form of an image of the emitter, but the sender also concludes what is drawn as the receiver. Then the third process, a process with one interaktor, means that the sender, emitter, and receiver are the same individual. An artist makes a human image which is a representation of himself, and the artist also concludes the results of his activity. Based on image motifs related to the context and mode of interaction, it is known that artists depict forms of material communication, technological communication, symbolic communication, social communication, and economic communication which are conveyed non-verbally."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library