Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Ayu Pratiwi
Abstrak :
Telah dilakukan reaksi oksidasi katalitik isoeugenol menjadi vanili dengan penggunaan katalis γ-Al2O3-TiO2. Sebagai langkah awal, katalis heterogen γ-Al2O3-TiO2 dipreparasi dengan mereaksikan larutan Al2(SO4)3 dan larutan NH4OH sampai terbentuk boehmite. Boehmite kemudian ditambahkan Ti(OH)4 dengan metode sol-gel dari hidrolisis Titanium Tetraisopropoksida (TTIP) dengan H2O dan HNO3 pekat pada temperatur 90oC selama 72 jam. Boehmite-Ti(OH)4 yang didapat dari preparasi ini kemudian dipanaskan pada temperatur 120oC selama 24 jam dan dikalsinasi pada temperatur 550oC selama 18 jam sehingga akan dihasilkan katalis γ-Al2O3-TiO2. Karakterisasi katalis dilakukan dengan alat difraktometer sinar-X dan FTIR. Katalis yang telah disintesis diuji daya katalitiknya untuk reaksi oksidasi katalitik isoeugenol dan dilakukan perbandingan dengan reaksi menggunakan katalis γ-Al2O3-TiO2 (1:1) PEG yang diperoleh dari hasil penelitian mahasiswi angkatan terdahulu dan telah teruji daya katalitiknya. Reaksi dimulai dengan penambahan metanol sebagai pelarut, selanjutnya pemakaian oksidator ramah lingkungan H2O2 dan Ozon (O3) serta penambahan 0,2 g katalis pada suhu 55oC-60oC selama 4 jam. Produk yang dihasilkan dikarakterisasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), GC dan GC-MS. Berdasarkan hasil persen yield vanili, penggunaan katalis γ-Al2O3-TiO2 (TTIP) lebih aktif daripada menggunakan katalis γ-Al2O3-TiO2 (1:1) PEG dengan pemakaian oksidator hidrogen peroksida (H2O2). Meskipun konversi isoeugenol hampir mencapai 100% tetapi untuk sampel trans-isoeugenol yield vanili yang dihasilkan sebesar 9,05% dan cis-isoeugenol 6,96% dengan penggunaan γ-Al2O3- TiO2 (TTIP) sebagai katalis dan H2O2 sebagai oksidator. Sedangkan pemakaian H2O2 sebagai oksidator lebih ringan daripada pemakaian O3 (ozon). ......Catalytic oxidation reaction was conducted on isoeugenol into vanillin using γ-Al2O3-TiO2 as a catalyst. The heterogeneous catalyst γ-Al2O3-TiO2 was first prepared by reacting a solution of Al2(SO4)3 which was obtained NH4OH to form boehmite. Boehmite was added Ti(OH)4 gel by the sol-gel method from the hydrolysis of Titanium Tetraisopropoksida (TTIP) with H2O and HNO3 at 90oC and for 72 hours. Boehmite-Ti(OH)4 mixed gel was dried at 120oC for 24 hours and was calcined at 550oC for 18 hours to produce γ-Al2O3-TiO2. The catalyst characterization was performed on X-Ray diffraction instrument and FTIR. The catalysts activity were tested on the oxidation of isoeugenol into vanillin and the results were compared by the oxidation reaction using Al2O3- TiO2(1:1)PEG catalyst, which was obtained from the previous research students. The oxidation reactions were conducted using methanol as a solvent, two kinds of green oxidators namely hydrogen peroxide (H2O2) and ozone (O3) and 0,2 g of catalyst at 55oC-60oC for 4 hours. The reaction products were determined by Thin Layer Chromatography (TLC), GC and GC-MS. Based on the percent yield of vanillin, it was found that the catalyst γ- Al2O3-TiO2 (TTIP) was more active than catalyst Al2O3-TiO2(1:1)PEG using hydrogen peroxide (H2O2). Although the conversion of isoeugenol were almost 100%, the percent yields of vanillin were very low namely 9,05% from the trans- isoeugenol and 6,96% from the cis-isoeugenol using γ-Al2O3-TiO2 (TTIP) as a catalyst and H2O2 as the oxidator and hydrogen peroxide (H2O2) is milder compared to O3(ozone).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1051
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Shauma Amanati
Abstrak :

Pada industri terutama industri pengolahan minyak bumi, katalis yang banyak digunakan adalah katalis berbasis nikel salah satunya NiO/Al2O3. Di Pertamina Balongan RU VI untuk proses hydrotreating, limbah katalis yang dihasilkan mencapai angka 1000 ton per tahunnya. Padahal limbah katalis ini merupakan salah satu isu lingkungan karena termasuk kedalam golongan limbah B3. Kandungan nikel yang terdapat dalam limbah katalis hydrotreating mencapai angka 72438,59 mg/kg dan hal ini menyebabkan perlunya tindakan perolehan kembali atau recovery. Selain untuk kepentingan lingkungan, logam nikel juga dikategorikan berharga dengan harga per kilogramnya sebesar Rp 239.132. Metode yang dilakukan untuk memperoleh kembali logam nikel dari limbah yaitu dengan proses leaching dan dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair, karena metode ini dikenal sebagai metode yang efektif dalam me-recovery logam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching mencapai nilai optimum dengan menggunakan asam sitrat 1.5 M dan suhu 80°C selama 2 jam dengan persentase leaching sebesar 82,06%. Sedangkan kondisi optimum yang diperoleh dari proses ekstraksi cair-cair menggunakan 40% LIX 84-ICNS, rasio fasa ekstraktan/fasa internal: 1/1, pH 7 dan kecepatan pengadukan 750 rpm selama 10 menit mampu menghasilkan persentase ekstraksi sebesar 89,29%


In industry, especially in oil and gas industry, catalyst is widely used in order to enhance the process and optimize the production. One of the commonly used catalyst nickel-based catalyst, which is NiO/Al2O3. In Pertamina RU VI Balongan, this catalyst is used for the hydrotreating process, and it annually generates 1000 tons per year. This catalyst is being one issues since nickel is categorized as B3 waste. The nickel contained in hydrotreating spent catalyst is 72438,59 mg/kg and this led us the need to recover nickel metal from catalyst waste. In addition, nickel is also considered as valuable metal with a price per kilogram of Rp 239,132. The effective method used to recover nickel metal from waste is by leaching and continued with liquid-liquid extraction. The results showed that the leaching process reached the optimum value by using 1.5 M citric acid and 80°C for 2 hours resulting a leaching percentage of 82.06%. While the optimum conditions obtained from the liquid-liquid extraction process using 40% LIX 84-ICNS, the extraction phase / internal phase: 1/1, pH 7 and stirring speed of 750 rpm for 10 minutes were able to produce an extraction percentage of 89,29%.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library