Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Wijayati
Abstrak :
Depresi dan persepsi diri negatif merupakan masalah yang sering ditemukan pada caregiver pasien jantung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh terapi kognitif dan latihan asertif terhadap kondisi depresi dan kemampuan mengubah persepsi diri pada caregiver pasien penyakit jantung. Desain penelitian quasi eksperimen dengan, sampel penelitian berjumlah total 105 orang yang terbagi atas 3 kelompok, yaitu kelompok yang mendapat terapi kognitif dan latihan asertif, kelompok yang mendapat terapi kognitif, dan kontrol masing-masing 35 orang. Terapi kognitif dan latihan asertif dilakukan masing-masing selama 4 sesi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan depresi caregiver secara bermakna pada kelompok yang mendapat terapi kognitif (p value < 0,05). Pada kemampuan mengubah persepsi diri terjadi peningkatan secara bermakna pada kelompok yang mendapat terapi kognitif, dan kelompok yang mendapat terapi kognitif dan latihan asertif (p value < 0,05), namun lebih bermakna pada kelompok yang mendapat terapi kognitif dan latihan asertif. Caregiver akan memperoleh manfaat terkait peningkatan kesehatan mental dan terapi kognitif dan latihan asertif ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengatasi depresi dan persepsi negatif caregiver pasien penyakit jantung.
Depression and negative self perception often found in caregiver of patient with heart disease. The purpose of this research was to investigate the influence of cognitive therapy and assertiveness training on depressed condition and ability of changing self perception by caregiver of patient with heart disease. This is a quasi experimental study, and there were 105 subjects participated (70 in experimental groups; 35 in comparison group). These psychotherapies were doing in 4 sessions of each. The subjects had a significant decrease in depressed scores after the cognitive therapy (p value < 0,05). There is a significant increase in ability of changing self perception?s scores after cognitive therapy programme and cognitive therapy and assertiveness training programmes, in spite of the cognitive therapy and assertiveness training programmes are more significant. Caregivers would have benefit of mental health improvement, and these psychotherapies could be provided as a reference to overcome depressed and negative self perception of caregiver who taking care of patient with heart disease.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30754
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayoe Sukma Ariani Widayanti
Abstrak :
Masalah fisik, emosi, dan kognitif yang muncul akibat menderita penyakit stroke menyebabkan penurunan kemandirian pada penderitanya sehingga membutuhkan asistensi dari orang lain untuk menunjang keseharian pasien. Tidak hanya pasangan pasien, anak dari penderita stroke juga berperan menjadi young caregiver dengan merawat orang tuanya sebagai bentuk kasih sayang dan membalas budi. Sebagai young caregiver, seorang anak beresiko mengalami tekanan dan kesulitan yang dirasakan akibat merawat orang lain yang disebut sebagai caregiver strain. Banyaknya dampak negatif dari caregiver strain menyebabkan dibutuhkannya suatu upaya yang dilakukan untuk mengurangi strain yang dirasakan. Menurut Blake, Lincoln, dan Clarke (2003) mood dari caregiver merupakan prediktor terkuat pada caregiver strain dan menyarankan untuk melakukan intervensi perbaikan mood dengan tujuan untuk mengurangi strain yang dirasakan oleh caregiver. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara caregiver strain dan regulasi mood menggunakan musik pada anak yang berperan sebagai caregiver dari orang tuanya yang sedang menderita penyakit stroke. Regulasi mood menggunakan musik dipilih karena musik mampu memperbaiki mood seseorang, digemari oleh anak muda, dan mudah diakses. Penelitian ini diikuti oleh 70 anak berusia 18 - 29 tahun yang berperan sebagai young caregiver dari orang tuanya yang menderita stroke. Caregiver strain diukur menggunakan The Modified Caregiver Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003) dan regulasi mood menggunakan musik diukur dengan Music Mood Regulation (Saarikalio, 2008). Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara caregiver strain dan regulasi mood menggunakan musik pada young caregiver pasien stroke
Stroke sufferers need assistance from others as their ability to do daily activities decreased due to patient's physical, emotional, and cognitive problems. Besides patient's spouse, patient's children also take parts in taking care for their parents as a form of affection and return of gratitude. As a young caregiver, a patient's child is at risk of experiencing stresses and difficulties due to caregiving, referred as caregiver strain. According to Blake, Lincoln, and Clarke (2003), a caregiver's mood is the strongest predictor of caregiver strain and suggest mood improvement as an intervention to reduce caregiver strain. This correlational study aims to see the relationship between caregiver strain and mood regulation by using music in children that act as a caregiver for their parents who are suffering from stroke. Mood regulation by using music was chosen because music can improve one's mood, music is popular among young people, and music is easily accessible. A total of 70 children aged 18-29 years old who acted as young caregiver for their stroke suffering parents participated in this study. Caregiver strain was measured using The Modified Caregiver Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003), and mood regulation by using music was measured using Music Mood Regulation (Saarikalio, 2008). The result shows that there is no significant relationship between caregiver strains and mood regulation by using music in young caregivers of stroke patients
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Hadi Widyastuti
Abstrak :
Latar belakang: Perawatan demensia dapat menimbulkan dampak negatif yang dialami oleh pelaku rawat keluarga. Intervensi keperawatan holistik pada pelaku rawat keluarga selama merawat lansia dengan demensia dapat mengurangi dampak negatif akibat merawat lansia dengan demensia. Tujuan: Penelitian bertujuan mengidentifikasi efektivitas model KASIH terhadap kualitas pengasuhan, beban pelaku rawat, salah perlakuan, dan fungsi kognitif lansia dengan demensia. Metodologi: Penelitian menggunakan penelitian operasional melibatkan 114 responden dengan pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Hasil : Hasil menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari waktu ke waktu antara kelompok kontrol dan intervensi pada skor kualitas pengasuhan (nilai ρ .001), skor beban (nilai ρ .001), skor salah perlakuan (nilai ρ .001), dan skor fungsi kognitif (nilai ρ .001). Simpulan: Model KASIH mampu meningkatkan skor kualitas pengasuhan, menurunkan skor beban pelaku rawat keluarga dan salah perlakuan, serta memperlambat penurunan fungsi kognitif setelah evaluasi 2 bulan dan 4 bulan. Model KASIH dapat diadopsi untuk meningkatkan dampak positif pengasuhan lansia dengan demensia pada pelaku rawat keluarga dan lansia dengan demensia. ......Background: Dementia care can have a negative impact on family caregivers. Holistic nursing interventions for family caregivers while caring for the elderly with dementia can reduce the negative impact of caring for the elderly with dementia. Objectives: The study aimed to identify the effectiveness of the KASIH model on the quality of care, caregiver burden, mistreatment, and cognitive function of the elderly with dementia. Method: The study used operational research, involved 114 respondents which sampling was done by simple random sampling. Results: There were significant differences over time between the control and intervention groups on quality of care scores (ρ .001), burden scores (ρ .001), mistreatment scores (ρ .001), and cognitive function scores (ρ .001). Conclusion: The KASIH model improved caregiving quality scores, reduced family caregiver burden and mistreatment scores, and slowed cognitive function decline after 2-month and 4-month evaluations. The KASIH model can be adopted to increase the positive impact of caring for older people with dementia on family caregivers and older people with dementia.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library