Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shanty Pujiastuti
Abstrak :
Tujuan dari Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan adalah menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas; yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan Iapangan kerja ( Hakikat Pendidikan Sistem Ganda, 1994). Sekolah Menengah Kejuruan tidak hanya disadari sebagai lembaga pendidikan yang mampu memberikan pengetahuan kepada para siswa tetapi juga sebagai tempat persiapan karir bagi siswa. Hal ini karena siswa berada dalam tahap perkembangan remaja yang tugasnya memilih suatu bidang pekerjaan dan mempersiapkan diri ke arah bidang tersebut (Conger, 1991). Tugas tersebut tidak mudah karena menurut Parson (dalam Sellgman, 1994) terdapat 3 faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk dapat memiiih karir secara bijaksana. Faktor-faktor tersebut yaitu : pemahaman yang mendalam mengenai diri sendiri, pengetahuan mengenai pekerjaan dan dunia kerja serta menghubungkan kedua faktor tersebut dengan penalaran yang seksama. Para siswa yang berdasarkan tahap perkembangan karirnya berada dalam tahap eksplorasi, menyadari bahwa bidang karir tertentu akan menjadi kehidupan utama di masa depan sehingga mereka membutuhkan media eksplorasi untuk membantu memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri terjun dalam dunia kerja. Oleh karena itu di SMK dilaksanakan pendidikan yang melibatkan dua pihak yaitu pihak dunia pendidikan dan pihak dunia kerja. Program tersebut adalah Kerja Praktek lndustri yaitu perpaduan kegiatan belajar disekolah dan bekerja di industri/dunia usaha dalam satu kesatuan sistem untuk mencapati tingkat keahlian profesional dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya program ini, diharapkan siswa dapat memperdalam dan memperluas panguasaan kemampuan dan menghayati suasana kerja dalam situasi yang sesungguhnya. Ada dua kondisi siswa yaitu sebelum dan sesudah mengikuti Kerja Praktek. Berangkat dari hal itu, dibuatlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kematangan karir antara siswa sebelum mengikuti kerja praktek dengan siswa sesudah mengikuti kerja praktek. Oleh Savickas (dalam SeIigman, 1994) Kematangan karir didefinisikan sebagai kesiapan seseorang untuk memenuhi tugas perkembangan karirnya. Sampel yang digunakan adalah siswa SMK 14/SMEA 11 yang duduk di keIas2. Alat yang digunakan untuk mengukur Kematangan Karir adalah Career Maturity Inventory (CMI) yang disusun oleh John O Crites yang telah diadaptasikan kedalam bahasa Indonesia. Alat ini terdiri dari 2 skala, yaitu skala Kemampuan yang mewakili dimensi kognitif dari Kematangan Karir dan skala Sikap yang mewakili dimensi afektif dari Kematangan Karir. Teknik analisa data yang digunakan adalah t-test for dependent samples dengan menggunakan bantuan SPSS/PC + versi 7.5 Hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan untuk perbedaan skor kematangan vokasional dan skala kemampuan dari tes kematangan karir, akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor skala sikap siswa sebelum dengan sesudah mengikuti KP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kerja Praktek berpengaruh terhadap tingkat kematangan karir remaja dan segi kognitif, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap tingkat kernatangan karir pada segi afektif pada sampel penelitian ini. Dari hasil yang diperoleh dalam peneiitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu memperbesar jumlah subyek dan sebaiknya menggunakan teknik random sampling agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Di samping itu berkenaan dengan alat yang digunakan daiam penelitian ini (CMI), perlu dilakukan kembali uji reliabilitas dan validitas eksternal serta diadaptasikan dengan kebudayaan Indonesia.
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Luthfiyah Nurjamil
Abstrak :
Pandemi COVID-19 telah mengurangi 2,3 juta peluang lapangan pekerjaan di Indonesia. Karir siswa SMK dinilai terancam karena lulusannya menyumbang tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia, sehingga perlu ada usaha penyesuaian diri dalam merencanakan karir di masa depan. Penelitian ini menegakkan asumsi agar memiliki adaptabilitas karir yang kuat, siswa SMK perlu memiliki kepribadian proaktif yang mendorongnya untuk berinisiatif melakukan perubahan. Selanjutnya proses tersebut perlu dimediasi oleh kemampuan untuk bertahan menghadapi kesulitan (resiliensi). Penelitian ini dilakukan terhadap 686 orang siswa SMK di Indonesia menggunakan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale International Form (CAAS-IF) untuk adaptabilitas karir, Proactive Personality Scale Short Form (PPS-SF) untuk kepribadian proaktif dan The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) untuk resiliensi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepribadian proaktif memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan adaptabilitas karir (c’ = 0,384, SE = 0,087, p < 0,001). Diketahui pula adanya efek mediasi secara parsial oleh resiliensi (c’ = 0,384 < c = 1,283). Penelitian ini dapat menjadi acuan pentingnya memperkuat layanan Bimbingan Karir yang memberikan informasi karir diluar bidang yang tersedia di SMK ......The COVID-19 pandemic has reduced 2.3 million jobs in Indonesia. Vocational school students' careers are considered threatened because their graduates contribute to the highest unemployment rate in Indonesia, so there needs to be an adjustment effort in planning future careers. This study strengthens the assumption that in order to have a strong career adaptability, vocational students need to have a proactive personality that encourages them to take the initiative to make changes. Furthermore, this process needs to be mediated by the ability to withstand adversity (resilience). This research was conducted on 686 vocational students in Indonesia using the Career Adapt-Abilities Scale International Form (CAAS-IF) for career adaptability, the Proactive Personality Scale Short Form (PPS-SF) for proactive personality and The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) for resilience. The test results showed that proactive personality was positively and significantly related to career adaptation (c '= 0.384, SE = 0.087, p <0.001). It is also known that there is a partial mediation effect by resilience (c '= 0.384
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisyanti
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perfeksionisme multidimensional dan atribusi berperan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMK kelas 12. Sebagai salah satu institusi pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa lulusannya siap langsung terjun ke dunia kerja, faktanya lulusan SMK menjadi orang dengan status pengangguran tertinggi di Indonesia. Sebagai faktor internal yang secara konsisten memengaruhi aspek profesional dan akademis seseorang, perfeksionisme dan atribusi siswa SMK perlu dilihat lebih jauh bagaimana perannya terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Penelitian ini bersifat korelasional dengan partisipan yang terdiri dari 925 siswa SMK di Jakarta dan Depok. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa efek kumulatif 2 dari 3 dimensi perfeksionisme dan atribusi setelah dilakukan kontrol terhadap variabel jenis kelamin memiliki peran yang signifikan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier (F = 61,728, p=0,000, <0,001). ...... The purpose of this study is to find out whether multidimentional perfectionism and attribution have role in career decision self-efficacy on 12th grade vocational high school students. As one of educational institution which purpose is to prepare its graduate for workplace, the fact, however, says that vocational high school graduate has the highest number in unemployment. As an internal factor which consistently influence ones professional and academic aspect, perfectionism and attribution of vocational high school student needs a closer look on what role does it play in career decision self-efficacy. This research is correlational with participants consist of 925 vocational high school students in Jakarta and Depok. Multiple regression analysis shows that 2 out of 3 cumulative effect perfectionism dimention and attribution after doing control towards sex variable had significant role towards self-effication on career decision sef-efficacy (F = 61,728, p=0,000, <0,001).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Ramadhany
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa dan pemberi kerja mengenai generic skills yang meliputi tingkat kepentingan dari generic skills untuk kesuksesan di dalam berkarir, tingkat pengembangan generic skills mahasiswa akuntansi melalui mata kuliah yang diambil selama masa kuliah S1, dan tingkat pencapaian generic skills yang didemonstrasikan oleh lulusan akuntansi. Survei dilakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir S1 akuntansi dari Universitas Indonesia dan pemberi kerja dengan level pekerjaan menengah ke atas untuk melihat kesenjangan atas generic skills yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi mulai sadar atas kebutuhan generic skills di dalam dunia kerja dimana dari empat kategori generic skills, terdapat dua kategori yang tidak memiliki perbedaan yang signifikan, yaitu kategori keterampilan personal dan keterampilan interpersonal dan komunikasi. Meskipun demikian, masih terdapat kesenjangan antara generic skills yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan generic skills yang dimiliki oleh lulusan akuntansi, serta antara persepsi mahasiswa akuntansi mengenai tingkat pengembangan generic skills dengan persepsi pemberi kerja.
ABSTRACT
The purpose of this research is to see generic skills perception between undergraduates and employers in terms of the importance of generic skills for career success, generic skills developed by undergraduates thorugh courses taken during the degree, and the achievement level of generic skills demonstrated by accounting graduates. Respondents of this survey consist of final year accounting undergraduates of Universitas Indonesia and employers that have upper middle employement level to see if there is a gap between those two categories of respondents. This study finds that undergraduates are becoming aware of the importance of generic skills for career success, namely, personal skills and interpersonal and communication skills. However the gap still exists between generic skills expected by employers and generic skills demonstrated by accounting graduates. The gap is also found between undergraduates perception of generic skills developed and employers perception of generic skills.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Wulandari
Abstrak :
Mahasiswa yang baru lulus (freshgraduates) merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang disebabkan oleh kesenjangan ekspektasi antara perusahaan dengan kompetensi yang dimiliki mahasiswa freshgraduate, terutama pada masa transisi dari dunia perkuliahan ke dunia kerja. Mahasiswa dianggap tidak siap dan kurang memiliki kepercayaan diri, serta kurang mengeksplorasi kariernya sebelum melalui masa transisi (Nghia, 2018). Keberhasilan mahasiswa pada masa transisi akan menentukan kesuksesannya dalam berkarier di masa depan (Koen et al., 2012). Peneliti mengajukan bahwa permasalahan ini dapat diatasi dengan memiliki adaptabilitas karier yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (N = 466) dengan tujuan melihat bagaimana dukungan sosial dapat meningkatkan adaptabilitas karier melalui adversity quotient pada mahasiswa tingkat akhir yang berkuliah di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memprediksi adaptabilitas karier. Adversity quotient terbukti memediasi sebagian hubungan kedua variabel tersebut dengan ditemukannya signifikansi pada indirect effect pada analisis mediasi. ......Many freshgraduates experience difficulties in obtaining jobs right after graduating due to the existence of gap between the expectation of employer and the skills possessed by freshgraduates. This condition frequently occurs in the transition period to working world. These freshgraduates are considered lacking in confidence, readiness, and self exploration to enter the working world (Nghia, 2018). The quality of getting through the transition period would determine future career success of freshgraduates (Koen et al., 2012). This research proposes that this issue can be tackled by possessing career adaptability. This correlational research (N = 466) aims to discover how social support would play a role in elevating career adaptability through adversity quotient of final year student in Jabodetabek area. Results showed that social support predicted career adaptability. Furthermore, adversity quotient also played a role in mediating the relationship of both variables. This is proved by the significance of indirect effect in mediation analysis.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octovi Fenny Angelia
Abstrak :
Penelitian terkait sumbangan relatif faktor-faktor sumberdaya personal dan sumberdaya sosial pada self-perceived employability penting dilakukan dan masih sangat terbatas. Menggunakan kerangka conservation of resource (COR) theory, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan relatif faktor sumberdaya personal, yaitu career selfmanagement (CSM), dan faktor sumberdaya sosial, yaitu dukungan sosial, pada selfperceived employability. Partisipan yang terlibat pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir (N = 409) di beberapa perguruan tinggi di Jabodetabek. Seluruh data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis Multiple Linear Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memprediksi self-perceived employability secara positif dan signifikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa CSM memprediksi self-perceived employability secara positif dan signifikan. Terakhir, penelitian ini juga menemukan bahwa CSM memberikan sumbangan varians unik sebesar 18% pada self-perceived employability setelah mengontrol sumbangan varians dari dukungan sosial. Hasil dan saran didiskusikan. ......Research related to relative contributions of personal and social resources on selfperceived employability is important and still limited. Drawing on the conservation of resource theory, this study aims to investigate the relative contributions of one of the personal resources, namely career self-management, and one of the social resources, namely perceived social support, on self-perceived employability. Participants who were involved in this study are last year undergraduates (N = 409) from several universities in Greater Jakarta. Data were analyzed using Multiple Linear Regression. Results showed that perceived social support predicted self-perceived employability positively and significantly. Results also showed that career self-management predicted self-perceived employability positively and significantly. Finally, this study found that career selfmanagement accounted for an additional 18% of the variance in self-perceived employability over and above perceived social support. Further research implications are discussed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Agung Trisliatanto
Abstrak :
Era globalisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN saat ini menuntut perubah an pada Perpustakaan Universitas Airlangga dalam segala bidang baik sistem manajemen maupun kompetensi hingga pada jenjang karir pustakawan. Menurut undang-undang nomor 24 Tahun 2014 tentang pelaksanaan undang-undang nomor 43 tahun 2007 yakni tentang Perpustakaan,dalam pasal 33 ayat 1 dinyatakan bahwa pustakawan memiliki kualifikasi akademik paling rendah diploma dua (D-II) dalam bidang Perpustakaan dari perguruan tinggi yang terakreditasi. Sedangkan dalam Pasal 38 ayat 1 menyatakan bahwa pustakawan harus memiliki kapabilitas yaitu kemampuan dan keca kapan dalam bidang perpustakaan.Kapabilitas tersebut diperoleh dari pendidikan paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV)/sarjana terapan dan pengalaman bekerja di Perpustakaan paling sedikit 5 (lima) tahun, selain kapabilitas yaitu integritas, kompetensi, dan karir dalam bidang perpustakaan namun kenyataannya adalah sebagian dari mereka tidak memiliki latar pendidikan dibidang kepustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis faktor-faktor pengembangan karir bagi pustakawan di Perpustakaan Universitas Airlangga berdasarkan tinjauan kompetensi guna peningkatan karir tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data seperti observasi, dokumentasi, studi pustaka, wawancara dan kelompok diskusi terarah lalu kemudian diolah dan dianalisis. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa karir pustakawan dapat diidentifikasi dari beberapa faktor analisis yakni analisis faktor motivasi, analisi faktor modal manusia, dan analisis faktor jabatan fungsional pustakawan yang dimilikinya.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
020 PAL 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizka Gusthama
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini ingin menguji pengaruh dari gaya pengasuhan ayah, ibu, dan kecerdasan emosi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMK. Di Indonesia peran orangtua sangat besar terhadap perkembangan anak terkait karier dalam hal ini memilih sekolah. Orangtua cenderung memaksa untuk sekolah di SMK. Hal ini dikarenakan lulusan SMK memiliki kesiapan kerja dan peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan. Faktor eksternal yakni gaya pengasuhan ayah dan ibu yang berperan besar terhadap perkembangan karier siswa SMK perlu dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMK. Sebagai faktor internal, kecerdasan emosi juga berperan terhadap perkembangan karier siswa SMK. Hal ini mendorong untuk melihat lebih jauh bagaimana pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Penelitian ini bersifat korelasional dengan partisipan yang terdiri dari 550 siswa SMK di Jakarta dan Depok. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya pengasuhan ayah, ibu, kecerdasan emosi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMK. (F = 17,271, p=0,000, <0,001)
The purpose of this study is to test the effects of both father and mother parenting style also student's emotional intelligence to l self-efficacy in career decision of vocational students. In Indonesia, parents holds big role in their child's career, by choosing which school should be attended by their child. l Many parents in Indonesia often push their child to attend vocational schools in order to prepare them to workforce, hence l bigger opportunities to get jobs earlier.. The parenting style of both father and mothers is the external factor to their child's self-efficacy in making career decision. Student's emotional intelligence also holds important role on their self-efficacy in making career decision. To test whether external and internal factors have roles in student's self-efficacy, we conducted study to 550 vocational students in Jakarta and Depok. The results of multiple regression analysis regarding the influence of parenting style of both father and mother also emotional intelligence to self-efficacy in making career decision of vocational students. (F = 17,271, p=0,000, <0,001)
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Fitriyanti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara peer attachment dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 12. Pengukuran peer attachment dilakukan dengan alat ukur Inventory of Parental and Peer Attachment (IPPA) ? Revised Peer Version (Armsden & Greenberg, 2009). Untuk pengukuran adaptabilitas karir menggunakan modifikasi alat ukur Skala Adaptabilitas Karir oleh Indianti (2015). Partisipan berjumlah 272 dari siswa kelas 12 SMA Negeri dan Swasta di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara peer attachment dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 12 (r=0,225 dan p=0,000, signifikan pada LoS 0.01). Artinya, semakin tinggi peer attachment seseorang semakin tinggi pula adaptabilitas karirnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi siswa SMA kelas 12 untuk memiliki adaptabilitas karir yang baik dalam memilih jurusan kuliah, dan bagaimana hubungan peer attachment dapat berpengaruh pada adaptabilitas karir siswa SMA kelas 12. ...... This research aimed to find the correlation between peer attachment and career adaptability among 12th grader senior high school students. Peer attachment was measured using the Inventory of Parental and Peer Attachment (IPPA) - Revised Peer Version, Armsden & Greenberg (2009). Career Adaptability was measured using modification from the Career Adaptability Scale by Indianti (2015). The participants of this research are 272 senior high school student grade 12th, both state and private school in Jakarta. The result of this research found that positive correlation between peer attachment and career adaptability among 12th grader senior high school student (r=0,225 and p=0,000, significant at LoS 0.01). The higher peer attachment of student, the more career adaptability they had. Based on this result, its important for 12th grader senior high school student to have a good career adaptability in order to choose and preparing the next level education, and how peer attachment relationship among students can effect career adaptability for 12th grader senior high school student.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Putri Utami
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dimensi-dimensi kecerdasan emosional pada keputusan karier self-efficacy pada mahasiswa tingkat sarjana tahun senior karena masih ada perbedaan dalam hasil penelitian sebelumnya. Para peserta penelitian ini terdiri dari 339 mahasiswa tingkat akhir tahun sarjana di Universitas Indonesia yang tersebar di seluruh Fakultas. Dimensi kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan alat ukur Wong dan Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) yang terdiri dari empat dimensi: penilaian emosi-diri, penilaian emosi lainnya, penggunaan emosi, dan regulasi emosi, dengan total 16 item ( Wong & Law, 2002). Selanjutnya, konstruk self-efficacy keputusan karier diukur menggunakan Skala Self-Efficiency Keputusan Karir - Bentuk Pendek (Betz, Klein, & Taylor, 1996) yang telah diadaptasi ke Indonesia yang terdiri dari 25 item. Hasil penelitian ini adalah dimensi penilaian emosi-diri (β = 0,181, p> 0,05), penggunaan emosi (β = 0,354, p> 0,05), dan regulasi emosi (β = 0,106, p > 0,05) memprediksi self-efficacy keputusan karier pada mahasiswa tingkat akhir tahun, sementara emosi lainnya tidak memprediksi self-efficacy keputusan karier. Juga ditemukan bahwa penggunaan emosi paling berkontribusi pada keputusan karier self-efficacy pada mahasiswa tingkat akhir tahun senior (B = 1.093, t (196) = 5.817, p <0,05). Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa. ...... The purpose of this study is to investigate the role of the dimensions of emotional intelligence in career self-efficacy decisions in senior year undergraduate students because there are still differences in the results of previous studies. The study participants consisted of 339 undergraduate year-end students at the University of Indonesia, spread throughout the Faculties. The dimensions of emotional intelligence are measured using the Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) measuring device which consists of four dimensions: self-emotional assessment, other emotional assessment, emotional use, and emotional regulation, with a total of 16 items (Wong & Law, 2002). Furthermore, the constructs of career decision self-efficacy are measured using the Career Decision Self-Efficiency Scale-Short Form (Betz, Klein, & Taylor, 1996) which has been adapted to Indonesia consisting of 25 items. The results of this study are the dimensions of self-emotional assessment (β = 0.181, p> 0.05), emotional use (β = 0.354, p> 0.05), and emotion regulation (β = 0.106, p> 0.05) predicting career decision self-efficacy at the end of year level students, while other emotions do not predict career decision self-efficacy. It was also found that the use of emotions most contributed to career self-efficacy decisions in senior year end level students (B = 1,093, t (196) = 5,817, p <0.05). This research can be a reference for students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>