Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doddy Sumaryono
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya mempertahankan gigi adalah suatu tindakan yang mengutamakan tindakan penambalan dari pada pencabutan, pada gigi yang terkena penyakit karies gigi.

Manfaat tindakan penambalan gigi adalah (1) mencegah penjalaran penyakit karies, (2) mengembalikan bentuk anatomis gigi, (3) mengembalikan fungsi gigi yaitu untuk mastikasi, estetik dan fonetik, (4) mengurangi resiko hilangnya gigi asli oleh karena tindakan pencabutan, (5) mengurangi biaya untuk pemulihan kesehatan gigi (misalnya: biaya untuk pembuatan prothesa, bridge) sehingga dapat menekan ekonomi biaya tinggi pada masyarakat, (6) memberikan perasaan tenang dan hidup enak oleh karena tidak terganggu oleh sakit gigi sehingga dapat berkonsentrasi penuh dalam tugas sehari-hari, baik sebagai karyawan naupun pelajar dan sebagainya.

Pada pelayanan medik gigi di Puskesmas (1988) secara nasional tampak masih rendah, dimana didapatkan ratio Tambal : Cabut = 1 : 6 . Ratio Tambal : Cabut di DKI Jakarta {1988 /1989) dengan 5 Kodya-nya berkisar dari 1 : 1 s/d 1 : 3,6 dan didapat angka rata-rata = 1 : 2,5 per Kodya. Proporsi tambal di DKI Jaya adalah 1/3,5 = 28,57 = 29 2.

Target Pelita IV menurut Direktorat Kesehatan Gigi, ratio Tambal : Cabut = 1 : 1 , berarti Proporsi tambal = ½ = 0,50 = 50 % , dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Upaya mempertahankan gigi di DKI masih rendah dan masih perlu ditingkatkan lagi agar target Pelita IV dapat dicapai.

2. Perlu dilakukan penelitian upaya mempertahankan gigi untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya upaya mempertahankan gigi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh faktor: tenaga Dokter Gigi, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan penderita yang berobat gigi terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas.

Penelitian dilakukan di 6 Puskesmas DKI Jakarta dengan melibatkan 17 orang Dokter Gigi pada bulan Mel s/d Juni 1991 dengan 409 responden sebagai sample. Responden adalah penderita yang berobat gigi di Puskesmas. Pengendalian sampel dilakukan pada umur dan jumlah kunjungan, umur dibatasi minimal 8 tahun dan jumlah kunjungan adalah minimal kunjungan ke-dua.

Hasil penelitian upaya mempertahankan gigi dengan mempergunakan ukuran ?performed treatment need" yaitu dengan membandingkan. F/DMF-T, didapatkan hasil upaya mempertahankan gigi baik (0,50 - 1,00) = 20,8 % dan upaya mempertahankan gigi kurang baik (0,00 - 0,49) = 79,2 %.

Hasil analisis dengan uji statistik Chi Square dan analisis regresi dengan MLR (Multiple Logistic Regression) didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor tenaga Dokter Gigi, khususnya peminatan spesialisasi kedokteran gigi terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI 1991.

2. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi, khususnya alat rontgen dan alat endodontik terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI1991.

3. Ditemukan adanya pengaruh faktor pada penderita yang berobat gigi di Puskesmas, khususnya status karies DHF-T, status ekonomi (kategori tinggi), status kebersihan mulut OHI-S (kategori sedang) terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI, 1991.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Nur Azzizah
Abstrak :
ABSTRAK Keloid muncul akibat proses fibrogenesis berlebih pada proses penyembuhan luka yang ditandai dengan meningkatnya proliferasi sel fibroblas. Sitoglobin (CYGB) merupakan salah satu anggota keluarga protein globin yang berperan penting dalam transpor oksigen di dalam sel. Dalam memenuhi kebutuhan ATPnya untuk proliferasi, fibroblas keloid memerlukan oksigen dalam jumlah yang cukup, sehingga diperlukan CYGB untuk mensuplai oksigen. Untuk membuktikan bahwa CYGB diperlukan oleh fibroblas keloid dilakukan penghambatan ekspresi CYGB menggunakan molekul siRNA. Sampel berasal dari kultur fibroblas keloid dari penelitian sebelumnya yang disimpan beku pada suhu -80ºC. Untuk penelitian ini setelah proses thawing, dilakukan kultur fibroblas dengan menggunakan medium DMEM low glucose. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, kontrol; transfeksi dengan siRNA (+) CYGB; trasfeksi dengan siRNA (-) CYGB. Analisis hambatan ekspresi mRNA CYGB dilakukan dengan qRT-PCR dan analisis hambatan protein CYGB dilakukan dengan ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan ekspresi mRNA CYGB pada fibroblas yang ditransfeksi siRNA (+) CYGB dibandingkan dengan kontrol dan siRNA (-) CYGB. Kadar protein CYGB pada trasfeksi siRNA (+) CYGB juga menunjukan penurunan dibandingkan dengan kelompok kontrol dan siRNA (-) CYGB. Disimpulkan bahwa hambatan ekspresi CYGB menggunakan siRNA terbukti menurunkan ekspresi CYGB pada kultur fibroblas keloid.
ABSTRACT Keloid arises from excessive fibrogenesis in wound healing process which is characterized by increased fibroblast cell proliferation. Cytoglobin (CYGB) is a member of the globin family proteins that play an important role in oxygen transport in cells. To meet its ATP requirements for proliferation, keloid fibroblasts require adequate amounts of oxygen, hence CYGB is needed for oxygen supply. To prove that CYGB is needed by keloid fibroblasts, Cygb expression is inhibited using siRNA molecules. The samples were keloid fibroblasts from previous studies which were stored frozen at -80ºC. After thawing process, fibroblasts were cultured using DMEM low glucose medium. The sample was divided into 3 treatment groups, control group; transfection with CYGB siRNA (+); tranfection with CYGB siRNA (-). Inhibition of mRNA CYGB expression was carried out with qRT-PCR and CYGB protein analysis was carried out by ELISA. The results showed a decrease in CYGB mRNA expression in CYGB siRNA (+) keloid fibroblasts compared to CYGB control and siRNA (-). CYGB protein levels in CYGB siRNA (+) transfection also showed a decrease compared to CYGB control and siRNA (-) group. It was concluded that inhibition of CYGB expression using siRNA was proven to reduce CYGB expression in cultures of keloid fibroblasts.

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misniarti
Abstrak :
Angka kejadian caries gigi pada anak usia prasekolah mencapai 89 % disebabkan kurangnya keterampilan menggosok gigi. Penelitian bertujuan mengetahui efektivitas edukasi teknik menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi pada anak TK. Desain penelitian quasi eksperiment dengan pre and post test with control group. Sampel anak TK berusia usia 5-6 tahun, mandiri, berjumlah 44 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rerata keterampilan menggosok gigi antara kelompok kontrol dan intervensi, edukasi teknik menggosok gigi efektif meningkatkan keterampilan anak sebesar 64 %. Edukasi teknik menggosok gigi perlu dilakukan di sekolah dengan partisipasi aktif guru dalam meningkatkan kemampuan anak.
The incidence of dental caries in preschool children reached 89% due to lack of brushing skills. The research aims to determine the effectiveness of educational techniques for teeth brushing skills in kindergarten children. Quasi-experimental research design with pre and post test with control group. Sample of kindergarten children aged 5-6 years old, independent, total amount are 44 people. Collecting data used the observation sheet. The results showed there is difference the mean of brushing skills between the control and intervention groups, teeth brushing techniques education effectively improve children's skills are 64%. brushing techniques education should to be done in the schools through active participation of teachers to improve the skill of brushing.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sawqi Saad El Hasan
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menguji relevansi teori bauran pemasaran 4P (harga, promosi, produk, dan lokasi) terhadap pembelian konsumen terhadap produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang responden sebagai sampel penelitian yang berada di wilayah DKI Jakarta, kemudian usia yang dikehendaki antara 18 ? 60 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai analisis bauran pemasaran yang mempengaruhi pembelian produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Produk perawatan kulit yang bersertifikasi halal dalam penelitian ini dibatasi menjadi produk perawatan kulit wajah dan tubuh, seperti pembersih dan penyegar wajah, krim wajah, masker, pelembab, body lotion, lulur/scrub, hingga lipcare. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi pembelian konsumen terhadap produk perawatan kulit bersertifikasi halal adalah faktor Produk. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa produk perawatan kulit bersertifikasi halal memiliki kualitas yang baik terhadap konsumen yang merupakan indikator yang paling dominan pada variabel Produk. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang baik dan berkualitas mampu meningkatkan pembelian. Produk yang berkualitas secara tidak langsung berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Faktor dominan yang kedua adalah faktor lokasi penjualan produk. Dimana faktor lokasi juga mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Lokasi yang nyaman dan tidak jauh dari pusat kegiatan konsumen akan menjadi pilihan konsumen secara tidak langsung dalam membeli produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Dengan demikian hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa sikap konsumen yang dibangun berbasis kualitas produk mampu membentuk pembelian. ...... This study was conducted to test the relevance of the theory of 4P marketing mix (price, promotion, product, and location) to the consumer to purchase halal certified skin care products. This study was conducted on 100 respondents as samples that are in the area of Jakarta, then the desired age between 18-60 years. This study was conducted to obtain information on the analysis of the marketing mix that influence purchasing halal certified skin care products. Halal certified skin care products in this study was limited to facial skin care products and body, such as facial cleansers and toners, facial creams, masks, moisturizer, body lotion, body scrub / scrub, until lip care. The method of analysis in this study using multiple regression. The results showed that the dominant factor affecting consumer purchase of the halal certified skin care products. From the test results can be seen that halal certified skin care products have a good quality to consumers that an indicator variable that is most dominant in products. This indicates that the products are good and can improve the quality of purchase. This may imply that a quality product is indirectly influence the purchase decisions of consumers to purchase halal certified skin care products. The second dominant factor is the location factor product sales. Where location factors also affect consumers in the purchase halal certified skin care products. The convenient location and not far from the center of consumer activity will be the choice of consumers indirectly in buying halal certified skin care products. Thus the results of this study proves that consumer attitudes are built based on the quality of products capable of forming purchase.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdiana Nurul Annisa
Abstrak :
Latar Belakang: Affected dentin merupakan lapisan yang masih dapat terjadi remineralisasi karena masih terdapat ikatan silang kolagen dan prosesus odontoblastik yang masih vital yang merupakan syarat terjadinya remineralisasi. Terdapat dua metode remineralisasi, yaitu metode konvensional dan guided tissue remineralization GTR. Pada metode konvensional hanya dapat terjadi remineralisasi secara ekstrafibrillar. Sedangkan pada metode GTR memiliki keunggulan yaitu dapat terjadi remineralisasi secara ekstrafibrillar dan intrafibrillar. Beberapa penelitian melaporkan bahwa mineralisasi intrafibrillar dapat meningkatkan properti mekanis dari dentin. Pada metode GTR dibutuhkan peran protein non kolagen, yaitu DMP 1. Namun karena proses karies, maka sebagian DMP 1 mengalami kerusakan sehingga dibutuhkan material analog protein non-kolagen, salah satunya adalah Carboxymethyl Chitosan/Amorphous Calcium Phosphate CMC/ACP. Tujuan: Mengevaluasi terjadinya remineralisasi intrafibrillar pada permukaan demineralized dentin setelah aplikasi material analog protein non-kolagen CMC/ACP. Metode: Empat kelompok dilakukan demineralisasi buatan, dalam satu gigi terdapat dua kavitas, salah satu kavitas diaplikasikan material CMC/ACP, sedangkan kavitas lainnya tidak diaplikasikan CMC/ACP. Sampel diperiksa pada hari ke-7 dan ke-14 dengan Transmission Electron Microscope TEM. Hasil: Terlihat peningkatan kadar kalsium dan fosfat setelah aplikasi CMC/ACP pada hari ke-7 dan ke-14. Kesimpulan: CMC/ACP memiliki potensi untuk meremineralisasi demineralized dentin. ......Affected dentin is a layer which can be remineralized due to the presence of cross linked collagen and a living odontoblastic process a key to remineralization. There are two methods of remineralization convensional and guided tissue remineralization GTR. In conventional methods, only extrafibrillar remineralization occurs. GTR resulting intrafibrillar and extrafibrillar remineralization. Intrafibrillar remineralization improves physical properties of dentin. GTR is a method of collagen dentin remineralization using non collagen protein, Dentin Matrix Protein 1 DMP 1. DMP 1 is damaged due to caries process. Carboxymethyl Chitosan Amorphous Calcium Phosphate CMC ACP has similar function with DMP 1. Aim: To evaluate intrafibrillar remineralization on demineralized dentin after application non collagen protein analog CMC ACP. Method: Four groups performed artificial demineralization two of which applied CMC ACP material. Whereas, the other group was not applied CMC ACP. Evaluation of intrafibrillar remineralization with Transmission electron Microscope TEM. Result: After 7 days and 14 days CMC ACP application, intrafibrillar remineralization was observed in the gap zone. Conclusion CMC ACP has a potential for intrafibrillar remineralization on demineralized dentin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Sitti Khayyira
Abstrak :
Beberapa produk kesehatan kulit telah memanfaatkan lisat bakteri dalam produk perawatan sebagai pencerah, pencegahan inflamasi kulit, serta mengatasi kulit sensitif. Substansi yang dimanfaatkan dalam produk perawatan kulit adalah posbiotik, yaitu faktor terlarut (produk atau produk sampingan metabolik) yang disekresikan oleh bakteri hidup atau diperoleh setelah lisis bakteri. Masa kini, tren riset pengembangan perawatan kesehatan mengarah pada pemanfaatan mikrobioma terapeutik, yaitu campuran beberapa mikroba yang dikembangkan dari hasil isolasi mikrobiota yang diperoleh dari organ target terapi. Lisat bakteri memiliki manfaat dalam meningkatkan kesehatan manusia. Salah satu bakteri yang dikembangkan adalah bakteri asam laktat Streptococcus macedonicus MBF 10-2, yang akan diaplikasikan pada sediaan perawatan kesehatan kulit. Medium nabati modifikasi de Man Rogosa & Sharpe (MRS) dengan pepton kedelai digunakan untuk proses fermentasi pada fermentor kapasitas 2 L.  Pelet sel yang diperoleh dilisis menggunakan dua metode, yaitu mekanik dan kombinasi mekanik-enzimatik. Aktivitas inhibisi lisat terhadap bakteri indikator dilakukan sebagai kontrol kualitas. Potensi antioksidan dievaluasi dengan uji diphenyl picrylhydrazyl (DPPH).  Pengembangan mikrobioma terapeutik dilakukan dengan pengumpulan sampel mikrobiota kulit. Sampel diambil dengan cotton swab steril pada bagian dahi dan pipi subjek. DNA genomik dari sampel swab diekstraksi untuk diproses menggunakan Next Generation Sequencing (NGS). Lisat diuji efeknya terhadap pertumbuhan mikrobiota kulit yang dikultivasi untuk melihat kemampuan tumbuh bersama. Rendemen lisat tertinggi diperoleh dari metode kombinasi mekanik-enzimatik. Aktivitas lisat terhadap bakteri indikator menunjukkan kemampuan inhibiai yang konsisten dengan optimasi menggunakan metode respon permukaan (Response Surface Methodology, RSM) pada penelitian sebelumnya. Lisat menunjukkan potensi antioksidan yang lemah dengan nilai inhibitory concentration 50% (IC50) sebesar 840 mg/mL hingga 38.519 mg/mL. Analisis NGS menemukan bahwa Actinobacteria dan Firmicutes merupakan filum dengan kelimpahan terbanyak, yaitu 67% dan 28.59%. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara mikrobiota subjek perempuan dan laki-laki. Lisat S. macedonicus MBF 10-2 menghambat pertumbuhan mikrobiota kulit secara parsial, namun perlu dielusidasi lanjut mengenai jenis mikroba yang dihambat. ......Several skin health products have been employing bacterial lysate as brightening, antiinflammation, and treatment for sensitive skin. Postbiotics containing soluble factors are utilized for their potential for various modulatory effect on health treatment, while offering safety advantages over viable probiotics. Research trends of development for health treatments are heading towards utilization of therapeutic microbiome, a mixture of several microbial strains isolated from target organs. Bacterial lysate have been developed for various health benefits, including strain Streptococcus macedonicus MBF 10-2 to be developed for skin health. Plant based soy peptone on modified de Man Rogosa and Sharpe (MRS) medium and cell disruption methods optimization were employed in a 2-L flask fermentation of S. macedonicus MBF 10-2 in order to obtain larger amount of lysate according to previous study by response surface methodology (RSM) as reported. Cell was harvested and then lysed using two methods, i.e ultrasonication and combination of ultrasonication-lysozyme. Growth inhibitory activity of lysate against indicator bacteria as quality control was carried out by well diffusion method. Antioxidant capacity was evaluated by diphenyl picrylhydrazyl (DPPH) assay. Skin microbiome samples were collected by swabbing on forehead and cheek skin for the development of therapeutic microbiome. Genomic DNA from bacterial swab samples were directly extracted to be further processed into Next Generation Sequencing (NGS). Cultivated skin microbiome were challenged by S. macedonicus MBF 10-2 lysate to observe the effect of lysate on normal skin microbiome growth. Lysis by combination of ultrasonication-lysozyme yielded the greatest amount of lysate. Growth inhibitory of indicator bacteria by S. macedonicus MBF 10-2 lysate possessed similar activity to that of predicted in Response Surface Methodology (RSM) as previously reported. Lysate exhibited weak antioxidant capacity with inhibitory concentration 50% (IC50) values 840 – 38,519 mg/mL. Actinobacteria and Firmicutes are the most abundant phyla present on the skin as presented by NGS data, which constitute to 67% and 28.59%. No significant difference was observed between male and female skin microbiome composition. S. macedonicus MBF 10-2 lysate partially inhibited growth of skin microbiome. Further characterization is needed to elucidate the mechanism of skin microbiome modulation by S. macedonicus MBF 10-2 lysate.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Vidya Trias Novita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan payudara pada ibu post partum dengan kompres kol dan RPS (reverse pressure softening) yang disebut Paket "Bunda Ceria". Desain penelitian ini quasi experiment pre dan post test, menggunakan quota sampling dengan 68 responden. Penelitian dibantu 2 kolektor data dari setiap rumah sakit. Validitas dan reliabilitas pengumpul data telah melakukan interreter reliability diperoleh uji kappa yang signifikan. Data dianalisa menggunakan independent sampel t-test dan chi square. Pada kelompok intervensi dan kontrol dilakukan intervensi selama 3 hari mengukur skala nyeri dan pembengkakan payudara dengan Humenick & Hill scale, hasil ada perbedaan yang signifikan skala nyeri dan pembengkakan setelah intervensi (p value 0.000; α 0.05). Evaluasi 7 hari menilai produksi ASI, hasil tidak ada perbedaan produksi ASI pada kedua kelompok (p value 0.32). Intervensi Paket "Bunda Ceria" lebih efektif menurunkan nyeri daripada intervensi rumah sakit (p value 0.000; α 0.05). ......This study aims to reduce pain and swelling of the breast with cabbage compresses way and RPS (reverse pressure softening) called the package "Mother Cheers". The study design using a quasi experiment pre post test using a quota sampling by 68 respondents. The research was aided by 2 collectors data from each hospital. Validity and reliability of data collectors have done interreter reliability and obtained a significant kappa test. Data were analyzed using independent sample t-test and chi square. In the intervention group and the control intervention for 3 days is a scale measuring pain and swelling of the breast using Humenick & Hill scale. The result was there are significant differences on a scale of pain and swelling after intervention (p value 0000; α 0.05). Evaluation 7 days later to assess milk production there was no difference in milk production both of groups (p value 0:32). Intervention Packages "Mother Cheers" can reduce pain of the breast, than hospital (p value 0.000; α 0.05).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid Tania
Abstrak :
Ketombe adalah kelainan kulit kepala kronik, ditandai dengan skuamasi dan terkadang rasa gatal. Ketombe dialami oleh hampir 50% populasi pasca-pubertas, mengenai semua etnis dan semua jenis kelamin dan sebagian besar berupa ketombe derajat ringan-sedang. Hingga saat ini, ketombe merupakan masalah kesehatan dan estetika yang menonjol pada masyarakat karena dapat menganggu kualitas hidup. Etiopatogenesis ketombe meliputi faktor endogen dan eksogen, di antaranya faktor mikroorganisme (terutama Malassezia sp), hiperproliferasi epidermis dan kondisi seborea. Pengobatan konvensional terhadap ketombe belum memuaskan, sehingga perlu dicari alternatif lain, misalnya shampoo berbahan aktif minyak biji mimba (MBM) yang secara in vitro berefek anti-Malassezia, anti-inflamasi, antiproliferatif, antihistamin dan imunoregulator. Namun karena MBM bersifat hidrofobik, perlu dihasilkan shampoo MBM dalam bentuk shampoo mikroemulsi yang stabil dan efektif. Pada penelitian ini, dilakukan formulasi, uji stabilitas fisik dan uji manfaat shampoo mikroemulsi MBM pada ketombe derajat ringan-sedang. Rancangan uji manfaatnya adalah uji klinis acak terkendali buta ganda, memakai metode modifikasi half-head technique dengan DSS (Dandruff Severity Score). Setelah melalui masa persiapan selama 1 minggu, subjek menjalani masa perlakuan selama 2 minggu dengan menerima perlakuan shampoo MBM pada satu sisi kepala dan shampoo plasebo pada sisi kepala lain secara acak. Pada akhir masa persiapan dan perlakuan, diukur DSS dan berat skuama pada tiap sisi kepala. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula shampoo mikroemulsi MBM stabil secara fisik selama 12 minggu penyimpanan dan efektif dalam menurunkan derajat keparahan ketombe secara bermakna dibandingkan plasebo (p<0,001).
Dandruff is a chronic scalp condition characterized by scaling and sometimes itching. Nearly 50% post-pubertal population in all ethnic and gender are dandruff sufferers, majority with mild-moderate dandruff. Nowadays, dandruff is health and aesthetic problem in society because dandruff can degrade quality of life. Ethiopathogenesis of dandruff is influenced by endogen and exogen factors, such as microorganism (especially Malassezia sp), epidermal hyperproliferation and seborrhoeic condition. Conventional treatment of dandruff is not yet satisfactory. Thus the search of alternative treatment will still be needed, including shampoo that has neem seed oil (NSO) as an active ingredient, which has in vitro anti-Malassezia, anti-inflammatory, antiproliferative, antihistamine and immunoregulatory effects. However, due to hydrophobicity nature of NSO, we need to produce a stable and effective NSO microemulsion shampoo. This research conducted formulation, physical stability test and clinical efficacy test of NSO microemulsion shampoo on mild-moderate dandruff. The design of efficacy test was a double blind randomized controlled clinical trial by modifying halfhead technique and DSS (Dandruff Severity Score) methods. After run-in period for one week, a subject went through a two-week intervention period by receiving NSO shampoo on one side of the head and placebo shampoo on the other side. At the end of run-in and intervention periods, DSS and weight of squames were measured on each side of the head. Paired t test was used for statistical analysis. The results showed that NSO microemulsion shampoo formula was stable in a twelve-week storage and significantly effective in lowering dandruff severity comparing to placebo (p<0,001).
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31264
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raudha Wardina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman minuman yoghurt terhadap kekerasan permukaan resin komposit Tetric® N-Ceram bulk-fill. Enam puluh spesimen resin komposit bulk-fill dibagi menjadi 2 kelompok yaitu perendaman dengan akuades sebagai kontrol dan minuman yoghurt pH 4,01±0,1 (n=30). Masing-masing kelompok dilakukan perendaman selama 1 hari, 3 hari dan 7 hari (n=10). Nilai kekerasan permukaan resin komposit diukur menggunakan Knoop Hardness Tester. Data dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis. Setelah dilakukan perendaman, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada setiap kelompok perendaman. Disimpulkan bahwa penurunan kekerasan lebih besar terjadi pada spesimen yang direndam dengan minuman yoghurt dibandingkan akuades serta kekerasan permukaan resin komposit Tetric® N-Ceram bulk-fill semakin menurun seiiring dengan bertambahnya waktu perendaman baik dalam perendaman akuades maupun minuman yoghurt.
This study aims to analyze the effect of yoghurt drink immersion on the surface hardness of Tetric® N-Ceram bulk-fill composite resin. Sixty bulk-fill composite resin specimens were divided into 2 immersion groups with distilled water as control and yogurt drinks pH 4,01 ± 0,1 (n = 30). Each group was immersed for 1 day, 3 days and 7 days (n = 10). The value of the composite resin surface hardness was measured using Knoop Hardness Tester. Data were analyzed using Kruskal-Wallis statistical test. After immersion, the results showed that there were significant differences (p <0,05) in entire group. It was concluded that the decrease in surface hardness was greater in the specimens immersed in yogurt drinks than distilled water and the surface hardness of the resin decreased with increasing immersion time in distilled water and yogurt drinks.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silviana Swastiningtyas
Abstrak :
Skripsi ini membahas perbedaan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi anak usia ±12 tahun antara kelas unggulan dan reguler di MTsN Pagedangan. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian cross sectional study dengan jumlah responden 100 orang. Hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan bermakna pada perilaku (p=0,036), pengetahuan (p=0,015) dan tindakan (p=0,001) pemeliharaan kesehatan gigi antara kelas unggulan dan kelas reguler. Namun pada aspek sikap (p=0,613) dan status karies gigi (DMFT) (p=0,606) tidak terlihat perbedaan bermakna. Kesimpulan penelitian ini adalah kelas unggulan memiliki perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang lebih baik daripada kelas reguler.
The focus of this study is the differences between dental healthcare behavior of children aged 12-year-olds between unggulan and reguler classes in MTsN Pagedangan. This research is an analytical research with cross sectional study by the number of respondents are 100 students. Research results are there is significant difference of dental healthcare behavior (p=0,036), at the level of knowledge (p=0,015) and action (p=0,001) between unggulan and reguler classes, but there is no significant difference on the attitude aspect (p=0,613) and dental caries status (DMF-T) (p=0,606). The conclusion is unggulan class has a better dental healthcare behavior than reguler class.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>