Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwany Amalliah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi defek email gigi pada anak periode usia gigi sulung dan tetap. Tujuan lain adalah mengetahui distribusi dari tipe, lokasi dan luas defek tersebut pada gigi anak, serta menguji hubungan terbentuknya defek email dan status sosial ekonomi keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Serpong pada 2 kelompok umur, yaitu usia gigi sulung dan usia gigi permanen. Jumlah sample adalah minimal 630 anak tiap kelompok umur yang diambil secara acak dan proporsional dengan jumlah murid Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLIP).
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa prevalensi defek email cukup tinggi, yaitu 41% pada kelompok usia gigi tetap dan 28% pada kelompok usia gigi sulung. Tipe yang banyak ditemukan adalah tipe hypoplasia dan demarcated opacities pada rahang atas dengan luas 113 permukaan gigi. Ditemukan pula hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, jumlah anak dalam keluarga dan jenis pekerjaan ayah terhadap terbentuknya defek email gigi anak. Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa terjadinya defek email gigi yang cukup tinggi pada anak dapat memberikan gambaran tingkat kesejahteraan keluarga, yang menunjukkan pentingnya kelainan ini."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Andreas
"Suatu sistem teori penyakit meliputi kepercayaan - kepercayaan mengenai ciri-ciri sehat, sebab-sebab sakit, serta pengobatan dan teknik-teknik penyembuhan lain yang digunakan oleh para dokter. Sistem-sistem teori penyakit berkenaan dengan kausalitas, penjelasan yang diberikan oleh penduduk mengenai hilangnya kesehatan, dan penjelasan mengenai pelanggaran tabu, mengenai gangguan keseimbangan antara unsur- unsur panas dingin dalam tubuh, atau kegagalan pertahanan immunologi organ manusia terhadap agen-agen patogen seperti kuman-kuman dan virus. Semua sistem penyebab penyakit sebagian terbesar bersifat rasional dan logis, dalam arti bahwa teknik-teknik penyembuhan merupakan fungsi dari, atau berasal dari, suatu susunan ide konsepsional yang khusus tentang sebab-sebab penyakit. Sistem-sistem kausalitas penyakit hanya dapat dipandang sebagai suatu yang tidak rasional oleh masyarakat lain, yang percaya bahwa premis yang mendasari penjelasan itu seluruhnya atau sebagiannya bertentangan dengan fakta (Foster, 1986: 46).
Suatu sistem perawatan kesehatan adalah suatu perawatan sosial yang melibatkan interaksi antara jumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh. Sistem perawatan kesehatan memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh berbagai masyarakat untuk merawat orang sakit dan untuk memanfaatkan "pengetahuan" tentang penyakit untuk menolong si pasien. Fungsi yang terwujudkan dari suatu sistem perawatan kesehatan adalah untuk memobilisasi sumber-sumber daya si pasien, yakni keluarganya dan masyarakatnya, untuk menyertakan mereka dalam mengatasi masalah tersebut.
Pada sistem teori penyakit masyarakat Serpong, tidak lepas dari religi dan sistem kepercayaan, serta teknologi dalam ilmu pengetahuan modern. Karena sekalipun mereka mengetahui bahwa banyak penyakit disebabkan oleh kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi mereka juga percaya bahwa banyak penyakit yang disebabkan gangguan setan, roh halus atau kuaiat (ketulah) terhadap pusaka, barang tua, tempat-tempat angker, atau bebatuan yang dihuni makhluk-makhluk halus."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ansar Basar
"Dalam penelitian ini dibandingkan kekuatan setelah 1 jam, 24 jam, dan satu minggu setelah kondensasi. Triturasi yang dibandingkan adalah secara manual dan mekanik. Diameter spesimen yang dipersiapkan adalah 4 mm, tinggi 8 mm dan jumlannya 60 spesimen. Tiap percobaan menggunakan 5 spesimen. Alat pengetes yang dipakai adalah Instron Universal Tester buatan Inggris tahun 1986. Kekuatan kompresif pada pengadukan mekanik lebih baik dibandingkan dengan cara pengadukan manual pada kedua jenis amalgam yang dipakai. Kekuatan kompresif amalgam high copper dengan triturasi mekanik lebih baik daripada amalgam konvensional pada situ jam dan 24 jam setelah kondensasi. Akan tetapi setelah satu minggu kekuatannya tidak berbeda bermakna. Amalgam yang dipakai adalah merek Solila untuk amalgam konvensional dan Solila Nova untuk amalgam dengan kandungan tembaga tinggi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Sumaryono
"ABSTRAK
Upaya mempertahankan gigi adalah suatu tindakan yang mengutamakan tindakan penambalan dari pada pencabutan, pada gigi yang terkena penyakit karies gigi.
Manfaat tindakan penambalan gigi adalah (1) mencegah penjalaran penyakit karies, (2) mengembalikan bentuk anatomis gigi, (3) mengembalikan fungsi gigi yaitu untuk mastikasi, estetik dan fonetik, (4) mengurangi resiko hilangnya gigi asli oleh karena tindakan pencabutan, (5) mengurangi biaya untuk pemulihan kesehatan gigi (misalnya: biaya untuk pembuatan prothesa, bridge) sehingga dapat menekan ekonomi biaya tinggi pada masyarakat, (6) memberikan perasaan tenang dan hidup enak oleh karena tidak terganggu oleh sakit gigi sehingga dapat berkonsentrasi penuh dalam tugas sehari-hari, baik sebagai karyawan naupun pelajar dan sebagainya.
Pada pelayanan medik gigi di Puskesmas (1988) secara nasional tampak masih rendah, dimana didapatkan ratio Tambal : Cabut = 1 : 6 . Ratio Tambal : Cabut di DKI Jakarta {1988 /1989) dengan 5 Kodya-nya berkisar dari 1 : 1 s/d 1 : 3,6 dan didapat angka rata-rata = 1 : 2,5 per Kodya. Proporsi tambal di DKI Jaya adalah 1/3,5 = 28,57 = 29 2.
Target Pelita IV menurut Direktorat Kesehatan Gigi, ratio Tambal : Cabut = 1 : 1 , berarti Proporsi tambal = ½ = 0,50 = 50 % , dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Upaya mempertahankan gigi di DKI masih rendah dan masih perlu ditingkatkan lagi agar target Pelita IV dapat dicapai.
2. Perlu dilakukan penelitian upaya mempertahankan gigi untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya upaya mempertahankan gigi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh faktor: tenaga Dokter Gigi, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan penderita yang berobat gigi terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas.
Penelitian dilakukan di 6 Puskesmas DKI Jakarta dengan melibatkan 17 orang Dokter Gigi pada bulan Mel s/d Juni 1991 dengan 409 responden sebagai sample. Responden adalah penderita yang berobat gigi di Puskesmas. Pengendalian sampel dilakukan pada umur dan jumlah kunjungan, umur dibatasi minimal 8 tahun dan jumlah kunjungan adalah minimal kunjungan ke-dua.
Hasil penelitian upaya mempertahankan gigi dengan mempergunakan ukuran ?performed treatment need" yaitu dengan membandingkan. F/DMF-T, didapatkan hasil upaya mempertahankan gigi baik (0,50 - 1,00) = 20,8 % dan upaya mempertahankan gigi kurang baik (0,00 - 0,49) = 79,2 %.
Hasil analisis dengan uji statistik Chi Square dan analisis regresi dengan MLR (Multiple Logistic Regression) didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor tenaga Dokter Gigi, khususnya peminatan spesialisasi kedokteran gigi terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI 1991.
2. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi, khususnya alat rontgen dan alat endodontik terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI1991.
3. Ditemukan adanya pengaruh faktor pada penderita yang berobat gigi di Puskesmas, khususnya status karies DHF-T, status ekonomi (kategori tinggi), status kebersihan mulut OHI-S (kategori sedang) terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI, 1991."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Nelson
"Latar Belakang: Melasma adalah kelainan hiperpigmentasi yang umum ditemukan pada sebagian besar populasi manusia di dunia. Etiopatogenesis melasma masih belum jelas dan masih menjadi perdebatan. Beberapa hormon diduga berperan pada terjadinya melasma, salah satunya hormon tiroid. Melasma tidak mengancam nyawa, meskipun demikian mampu menimbulkan dampak buruk pada kualitas hidup pasien.
Tujuan: Mengetahui proporsi pasien melasma pada pasien hipertiroid dan menilai perubahan mMASI pada pasien hipertiroid sebelum dan sesudah pengobatan hipertiroid selama tiga bulan.
Metode: Sebuah penelitian dengan desain studi intervensi (before dan after) dilakukan di Jakarta pada Agustus 2019–Februari 2020. Sebanyak 23 pasien hipertiroid baru ataupun dalam pengobatan hipertiroid dalam 3 bulan terakhir disertai dengan melasma direkrut dan diukur derajat keparahannya menggunakan mMASI dan dermoskopi. Pengukuran derajat keparahan diulang kembali setelah pasien menjalani pengobatan hipertiroid tiga bulan dan dibandingkan saat awal penelitian. Analisis statistik menggunakan software Stata versi 15.0
Hasil: Sebanyak 45 dari 69 pasien hipertiroid yang berobat ke Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam Divisi Metabolik-Endokrin RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mengalami melasma. Nilai rerata skor mMASI pada awal penelitian adalah 7,08 (SB 3,88). Nilai rerata skor mMASI pada akhir penelitian adalah 5,59 (SB 3,11). Nilai rerata perbedaan mMASI sebelum dan sesudah pengobatan adalah 0,49 (p>0,05). Gambaran dermoskopi tidak menunjukkan adanya perbedaan antara awal dan akhir penelitian
Kesimpulan: Proporsi pasien melasma pada pasien hipertiroid di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah 65,22%. Tidak terdapat penurunan mMASI pada pasien hipertiroid dengan melasma sesudah pengobatan hipertiroid selama tiga bulan.

Background: Melasma is an acquired and chronic disorder of hyperpigmentation characterized by symmetrical hypermelanoses of the face. The exact pathogenesis of melasma is still unknown. Several hormones are thought to play a role, including thyroid hormone. Although melasma is not life-threatening, it affects greatly on the quality of life of patients.
Objectives: To determine proportion of melasma cases in hyperthyroid patients and to compare severity of melasma before and after medications of three months hyperthyroid therapy using mMASI score.
Methods: An experimental (before and after) study was conducted in Jakarta in August 2019–February 2020. Twenty three newly-diagnosed hyperthryoid patients or had taken hyperthyroid medications of maximum 3 months with melasma were recruited. The severity of melasma were scored with mMASI and dermoscopy of the lesions were collected. The same procedures were done after 3 months of hyperthyroid therapy. The data collected was statistically analyzed using Stata version 15.0
Results: There were 45 out of 69 hyperthyroid patients, who went to the Internal Medicine Polyclinic of the Endocrine-Metabolic Division dr. Cipto Mangunkusumo hospital had melasma. The mean difference in mMASI before and after treatment was 0.49 (p> 0.05). Dermoscopy features didn’t show any difference between the start and end of the study.
Conclusion: The proportion of melasma patients in hyperthyroid patients in Dr. Cipto Mangunkusumo hospital is 65.22%. There was no significant decrease in mMASI in hyperthyroid patients with melasma after three months of hyperthyroid treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Nur Azzizah
"ABSTRAK Keloid muncul akibat proses fibrogenesis berlebih pada proses penyembuhan luka yang ditandai dengan meningkatnya proliferasi sel fibroblas. Sitoglobin (CYGB) merupakan salah satu anggota keluarga protein globin yang berperan penting dalam transpor oksigen di dalam sel. Dalam memenuhi kebutuhan ATPnya untuk proliferasi, fibroblas keloid memerlukan oksigen dalam jumlah yang cukup, sehingga diperlukan CYGB untuk mensuplai oksigen. Untuk membuktikan bahwa CYGB diperlukan oleh fibroblas keloid dilakukan penghambatan ekspresi CYGB menggunakan molekul siRNA. Sampel berasal dari kultur fibroblas keloid dari penelitian sebelumnya yang disimpan beku pada suhu -80ºC. Untuk penelitian ini setelah proses thawing, dilakukan kultur fibroblas dengan menggunakan medium DMEM low glucose. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, kontrol; transfeksi dengan siRNA (+) CYGB; trasfeksi dengan siRNA (-) CYGB. Analisis hambatan ekspresi mRNA CYGB dilakukan dengan qRT-PCR dan analisis hambatan protein CYGB dilakukan dengan ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan ekspresi mRNA CYGB pada fibroblas yang ditransfeksi siRNA (+) CYGB dibandingkan dengan kontrol dan siRNA (-) CYGB. Kadar protein CYGB pada trasfeksi siRNA (+) CYGB juga menunjukan penurunan dibandingkan dengan kelompok kontrol dan siRNA (-) CYGB. Disimpulkan bahwa hambatan ekspresi CYGB menggunakan siRNA terbukti menurunkan ekspresi CYGB pada kultur fibroblas keloid.
ABSTRACT Keloid arises from excessive fibrogenesis in wound healing process which is characterized by increased fibroblast cell proliferation. Cytoglobin (CYGB) is a member of the globin family proteins that play an important role in oxygen transport in cells. To meet its ATP requirements for proliferation, keloid fibroblasts require adequate amounts of oxygen, hence CYGB is needed for oxygen supply. To prove that CYGB is needed by keloid fibroblasts, Cygb expression is inhibited using siRNA molecules. The samples were keloid fibroblasts from previous studies which were stored frozen at -80ºC. After thawing process, fibroblasts were cultured using DMEM low glucose medium. The sample was divided into 3 treatment groups, control group; transfection with CYGB siRNA (+); tranfection with CYGB siRNA (-). Inhibition of mRNA CYGB expression was carried out with qRT-PCR and CYGB protein analysis was carried out by ELISA. The results showed a decrease in CYGB mRNA expression in CYGB siRNA (+) keloid fibroblasts compared to CYGB control and siRNA (-). CYGB protein levels in CYGB siRNA (+) transfection also showed a decrease compared to CYGB control and siRNA (-) group. It was concluded that inhibition of CYGB expression using siRNA was proven to reduce CYGB expression in cultures of keloid fibroblasts.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raudha Wardina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman minuman yoghurt terhadap kekerasan permukaan resin komposit Tetric® N-Ceram bulk-fill. Enam puluh spesimen resin komposit bulk-fill dibagi menjadi 2 kelompok yaitu perendaman dengan akuades sebagai kontrol dan minuman yoghurt pH 4,01±0,1 (n=30). Masing-masing kelompok dilakukan perendaman selama 1 hari, 3 hari dan 7 hari (n=10). Nilai kekerasan permukaan resin komposit diukur menggunakan Knoop Hardness Tester. Data dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis. Setelah dilakukan perendaman, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada setiap kelompok perendaman. Disimpulkan bahwa penurunan kekerasan lebih besar terjadi pada spesimen yang direndam dengan minuman yoghurt dibandingkan akuades serta kekerasan permukaan resin komposit Tetric® N-Ceram bulk-fill semakin menurun seiiring dengan bertambahnya waktu perendaman baik dalam perendaman akuades maupun minuman yoghurt.

This study aims to analyze the effect of yoghurt drink immersion on the surface hardness of Tetric® N-Ceram bulk-fill composite resin. Sixty bulk-fill composite resin specimens were divided into 2 immersion groups with distilled water as control and yogurt drinks pH 4,01 ± 0,1 (n = 30). Each group was immersed for 1 day, 3 days and 7 days (n = 10). The value of the composite resin surface hardness was measured using Knoop Hardness Tester. Data were analyzed using Kruskal-Wallis statistical test. After immersion, the results showed that there were significant differences (p <0,05) in entire group. It was concluded that the decrease in surface hardness was greater in the specimens immersed in yogurt drinks than distilled water and the surface hardness of the resin decreased with increasing immersion time in distilled water and yogurt drinks."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: WB. Saunders, 1969
618.92 TEX
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan minyak
kelapa terhadap kerusakan integritas kulit pada pasien tirah baring total karena stroke.
Sampel diambil dengan menggunakan desain purposive sampling. Pengumpulan data
diperoleh berdasarkan hasil observasi selama treatment masase menggunakan minyak
kelapa dan dibandingkan dengan masase menggunakan vasseline. Penelitian ini
merupakan penelitian jenis Quasi eksperimen dengan menggunakan design pre and
past treatment. Hasil penelitian menunjukkan pada tingkat kepercayaan 95%, alpa
0,05 dan P value 0,1700 tidak ada perbedaan penggunaan masase minyak kelapa
dengan masase vasseline terhadap pencegahan integritas kulit dekubitus pada pasien
tirah baring total karena stroke."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5505
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perawatan payudara adalah tindakan yang diIakukan pada ibu sebelum, sesudah persalinan atau pada masa menyusui yang sangat bermanfaat untuk kelancaran produksi ASI ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi ibu menyusui mengenai pentingnya perawatan payudara selama masa kehamilan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana terhadap 48 responden di Posyandu Flamboyan RW 01 Kelurahan Tegal Parang kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada responden yang teIah sesuai dengan kriteria penelitian. Dan hasil analisa data dengan menggunakan metode statistik tendensi sentral didapatkan hasil yaitu 52,08 % ibu memiliki persepsi yang positif dan sebesar 47,92 % memiliki persepsi yang negatif terhadap manfaat perawatan payudara seIama masa kehamilan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas terhadap klien yang persepsinya negatif terhadap perawatan payudara.
Kata kunci: perawatan payudara, persepsi, ibu menyusui"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5360
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>