Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuster, Valentin
Abstrak :
New York: McGraw-Hill, 2011
616FUSH001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muchtar
Abstrak :
ABSTRAK Jemaah haji asal Jawa Barat yang meninggal selama menunaikan ibadah haji setiap tahun cenderung meningkat, meskipun pemerintah telah berupaya maksimal memberikan kemudahan mulai dari bimbingan peribadahan sampai pelayanan kesehatan. Bahkan pelayanan kesehatan ini diberikan sejak di tanah air, berupa pemeriksaan kesehatan, yang dimulai dari tingkat Puskesmas, di Daerah Tingkat II dan di Pelabuhan Embarkasi/Asrama haji sebelum jemaah yang bersangkutan diberangkatkan ke Tanah suci. Yang menarik adalah penyebab kematian jemaah yang didominasi oleh penyakit yang sebetulnya dibawa oleh jemaah dari Tanah air. Penyakit yang merupakan penyebab utama kematian jemaah haji adalah penyakit kardiovaskuler. Ternyata penyakit ini pula yang paling banyak diderita oleh calon jemaah haji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh penyakit kardiovaskuler terhadap kematian jemaah haji asal Jawa Barat dan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhinya. Rancangan penelitian menggunakan kasus kontrol tanpa matching dengan jumlah sampel kasus sebanyak 191 orang (sesuai jumlah jemaah yang meninggal) dan kontrol yang diambil secara acak sederhana dari jemaah yang tidak meninggal juga sebanyak 191 orang, sehingga total sampel 382 orang. Tidak termasuk ke dalam sampel adalah Petugas dan jemaah haji ONH Plus. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat yang terdiri atas analisis stratifikasi dan regresi logistic unconditional. Perangkat lunak yang dipergunakan adalah Stata versi 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kematian jemaah haji yang menderita penyakit kardiovaskuler 2,2 kali dibanding jemaah haji yang tidak menderita penyakit kardiovaskuler, setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan. Makin tua umur jemaah haji, risiko kematiannya lebih tinggi, sedangkan pendidikan bersifat protektif, artinya makin tinggi tingkat pendidikan, risiko kematiannya makin rendah. Sedangkan jenis kelamin dan waktu pemberangkatan, pengaruhnya tidak bermakna. 71,73 % jemaah haji meninggal di luar waktu pelaksanaan ibadah haji yang sesungguhnya dan 31,41 % jemaah haji meninggal sebelum sempat melaksanakan ibadah haji. Untuk menyelamatkan jemaah haji dengan risiko tinggi, perlu dijajagi kemungkinan membentuk dokter khusus bagi jemaah haji risiko tinggi, yang diberangkatkan pada akhir musim pemberangkatan dan pulangnya pada awal musim pemulangan.
ABSTRACT The Collective Pilgrimage to Mecca (jemaah haji) from West Java who died during carrying `ibadah haji = act of pilgrimage devotion' out were tended increase every year, although the government has made maximally effort to provide the facilities from the guidance of observance of religious duties up to the health service. In fact, this health service is served since in father land, such as health examination, it is started from the level of Public Health Center, in the Second Level Region and in the Airport's Embarkation/Pilgrimage Dormitory before the concerned congregations will be embarked to the Holly Land (Mecca). The interesting is the cause of `jemaah's death which is dominated by a disease which is really had by `jemaah' from the Father Land. Disease is a main cause of death of `jemaah haji' is that cardiovascular. This disease is really also most had by the candidate of `jemaah haji'. This study purpose is to know the extent which the effect of cardiovascular disease against the death of 'jemaah haji' from West Java and other factors which influence its. Study design used the unmatched cases control with the quantity of case samples are 191 persons (in accordance with the `jemaah haji' number who died) and control is simple randomly taken from the 'jemaah haji' who were not died as much 191 persons, so total samples were 382 persons. Excluding from the samples are officials and `jemaah haji ONH Plus'. Data processing used the univariate, bivariate and multivariate analysis which consisted of stratification analysis and unconditional logistic regression. Software used is the Stata Version 4.0. Results of study showed that the risk of 'jemaah haji's death who had the cardiovascular disease was 2.2 times rather than `jemaah haji' who did not have the cardiovascular disease, after they were controlled by both age and educational variables. Older their age, higher their death risk, where as education has protective characteristic, it is meant the higher educational level, the lower death risk. Where as, sex and departure time have unsignificant effect. 71.73 % of the `jemaah haji' died out of the implementation of actually `ibadah haji' and 31.41 % died before having sufficient time to implement that `ibadah haji'. For saving the high risk `jemaah haji', a possibility is necessarily sounded out to establish the special flight group for the high risk `jemaah haji', who are embarked in the last season of embarkation and their action of doing back in the early season of their going back. References : 47 (1964 - 1997)
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Menurut SKRT 1986, penyakit kardiovaskuler masih merupakan penyebab nomor 2 kematian di Indonesia. Diantara penyakit kardiovaskuler tersebut, penyakit jantung koroner adalah penyebab terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk menilai berapa besar pengaruh faktor risiko hipertensi, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, obesitas, merokok dan kurang olah raga serta seberapa besar manfaat pengendalian faktor risiko tersebut terhadap timbulnya penyakit jantung koroner.

Jenis penelitian adalah observasional dengan disain kasus kontrol, pada pengunjung Rumah Sakit Umum Kabupaten Dati II Tulungagung yang berumur 35 tahun keatas. Kasus adalah penderita penyakit jantung koroner bagian UPF Penyakit Dalam sedang kontrol adalah pengunjung lain dari UPF Bedah dan Unit Gawat Darurat.

Analisis statistik dengan regresi logistik multivariabel digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap faktor risiko yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut.

Dari 97 kasus dan 184 kontrol yang dianalisa dapat diketahui bahwa hipertensi dan hiperkolesterolemia berpengaruh bermakna terhadap timbulnya penyakit jantung koroner. Besarnya pengaruh hipertensi adalah 5.90 kali lebih besar dari normotensi. Sedang besar pengaruh hiperkolesterolemia adalah 1.99 kali lebih besar dibanding yang kolesterol normal. Umur merupakan variabel konfonding positip terhadap variabel hipertensi.

Pengendalian terhadap kedua faktor risiko tersebut diatas belum terbukti menurunkan pengaruhnya terhadap timbulnya penyakit jantung koroner. Disarankan pengkajian kembali terhadap pengendalian/pengobatan terhadap kedua faktor risiko diatas.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Heru Sunardjo
Abstrak :
Penelitian MONICA pada tahun 1988 dan 1993 juga mendapatkan prevalensi merokok yang tinggi di kalangan laki-laki yakni di atas 50%, tetapi pada tahun 2000 didapatkan penurunan menjadi 38,5%, sedang tahun 2000 mendapatkan prevalensi hipertensi masing-masing sebesar 17,9%.7, prevalensi hiperglikemia (gula darah sewaktu 200mg%) sebesar 3,1%, prevalensi obesitas (IMT 30 kg/mz) pada laki-laki sebanyak 6,1%, dan pada perempuan sebanyak 15,9%. Hasil SKRT 2001, prevalensi IMT 25 kg/m2 pada laki-laki dan perempuan usia 15 - lebih 65 tahun masing-masing 8,1% dan 13,4%, sedangkan pada laki-laki usia 35-54 tahun 13,4%, yang rutin berolah raga sebanyak 59,2%. Penelitian pada penderita yang dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita pada tahun 1993 menunjukkan 90% penderita infark miokard dalam kehidupan sehari-harinya tidak berolahraga atau tergolong pekerja dengan aktifitas fisik ringan. Data Kesehatan HRD PT X tentang kematian umum pada pekerja tahun 2004 adalah 4.82%o, termasuk di dalamnya angka kematian pekerja akibat Penyakit Jantung koroner 3.62%o, sedang dari total biaya kesehatan, sebesar 47% digunakan untuk pembiayaan penyakit degeneratif terutama penyakit kardiovaskuler yang hanya diderita 18% populasi pekerja. atas dasar gambaran risiko P.TK, tingkat kebugaran, angka kematian, dan pembiayaan yang terus meningkat secara tinier, maka analisis dislipidemia sebagai kofaktor penyakit kardiovaskular, dan tingkat kebugaran menarik untuk dilakukan pada populasi terbatas pekerja di PT X, guna mendapatkan variabel-variabel yang terkait dengan faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam upaya promotif dan preventif kesehatan pekerja, misalnya penyuluhan olah raga yang teratur dan ter ukur, penyuluhan pola makan seimbang dll. Dengan keadaan tersebut diatas kami ingin mengetahui apakah ada hubunganya antara tingkat kebugaran dengan dislipidemia. Diharapkan dari hasil penelitian digunakan untuk melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan pekerja dengan tepat dan terarah, sehingga tujuan untuk menurunkan faktor risiko PJK, angka kematian, meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan produktifitas serta menekan biaya kesehatan. PERMASALAHAN:
Berdasarkan data pemeriksaan kesehatan berkala (Medical Check Up) pekerja di PT X pada bulan September 2005 - Desember 2006. Sampai saat ini belum diketahui prevalensi dislipidemia dan faktor faktor risiko yang lain. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Berapa prevalensi dislipidemia pekerja laki-laki di PT X
2. Bagaimana sebaran karakteristik pekerja laki-laki di PT X
3. Bagaiman sebaran faktor risiko terjadinya dislipidemia pada pekerja laki-laki di PT X. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum : Meningkatkan derajat kesehatan pekerja melalui peningkatan kebugaran dengan Cara pengendalian risiko.Penelitian MONICA pada tahun 1988 dan 1993 juga mendapatkan prevalensi merokok yang tinggi di kalangan laki-laki yakni di atas 50%, tetapi pada tahun 2000 didapatkan penurunan menjadi 38,5%, sedang tahun 2000 mendapatkan prevalensi hipertensi masing-masing sebesar 17,9%.7, prevalensi hiperglikemia (gula darah sewaktu 200mg%) sebesar 3,1%, prevalensi obesitas (IMT 30 kg/mz) pada laki-laki sebanyak 6,1%, dan pada perempuan sebanyak 15,9%. Hasil SKRT 2001, prevalensi IMT 25 kg/m2 pada laki-laki dan perempuan usia 15 - lebih 65 tahun masing-masing 8,1% dan 13,4%, sedangkan pada laki-laki usia 35-54 tahun 13,4%, yang rutin berolah raga sebanyak 59,2%. Penelitian pada penderita yang dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita pada tahun 1993 menunjukkan 90% penderita infark miokard dalam kehidupan sehari-harinya tidak berolahraga atau tergolong pekerja dengan aktifitas fisik ringan. Data Kesehatan HRD PT X tentang kematian umum pada pekerja tahun 2004 adalah 4.82%o, termasuk di dalamnya angka kematian pekerja akibat Penyakit Jantung koroner 3.62%o, sedang dari total biaya kesehatan, sebesar 47% digunakan untuk pembiayaan penyakit degeneratif terutama penyakit kardiovaskuler yang hanya diderita 18% populasi pekerja. atas dasar gambaran risiko P.TK, tingkat kebugaran, angka kematian, dan pembiayaan yang terus meningkat secara tinier, maka analisis dislipidemia sebagai kofaktor penyakit kardiovaskular, dan tingkat kebugaran menarik untuk dilakukan pada populasi terbatas pekerja di PT X, guna mendapatkan variabel-variabel yang terkait dengan faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam upaya promotif dan preventif kesehatan pekerja, misalnya penyuluhan olah raga yang teratur dan ter ukur, penyuluhan pola makan seimbang dll. Dengan keadaan tersebut diatas kami ingin mengetahui apakah ada hubunganya antara tingkat kebugaran dengan dislipidemia. Diharapkan dari hasil penelitian digunakan untuk melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan pekerja dengan tepat dan terarah, sehingga tujuan untuk menurunkan faktor risiko PJK, angka kematian, meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan produktifitas serta menekan biaya kesehatan. PERMASALAHAN:
Berdasarkan data pemeriksaan kesehatan berkala (Medical Check Up) pekerja di PT X pada bulan September 2005 - Desember 2006. Sampai saat ini belum diketahui prevalensi dislipidemia dan faktor faktor risiko yang lain. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Berapa prevalensi dislipidemia pekerja laki-laki di PT X
2. Bagaimana sebaran karakteristik pekerja laki-laki di PT X
3. Bagaiman sebaran faktor risiko terjadinya dislipidemia pada pekerja laki-laki di PT X. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum :
Meningkatkan derajat kesehatan pekerja melalui peningkatan kebugaran dengan Cara pengendalian risiko.
2. Tujuan khusus :
a) Diketahuinya prevalensi dislipidemia pada pekerja laki-laki PT X
b) Diketahuinya hubungan dislipidemia dengan kebugaran pada perkerja laki-laki di PT X.
c) Diketahuinya sebaran karakteristik responden berdasarkan masa kerja jabatan dan tingkat pendidikan pada pekerja laki-laki di PT X.
d) Diketahuinya sebaran faktor risiko dislipidemia; IMT, kebiasaan merokok, kadar gula darah, tingkat kebugaran pada pekerja laki-laki di PT X.
e) Diketahui hubungan faktor risiko dengan dislipidemia pada pekerja laki-laki di PT X.2. Tujuan khusus :
a) Diketahuinya prevalensi dislipidemia pada pekerja laki-laki PT X
b) Diketahuinya hubungan dislipidemia dengan kebugaran pada perkerja laki-laki di PT X.
c) Diketahuinya sebaran karakteristik responden berdasarkan masa kerja jabatan dan tingkat pendidikan pada pekerja laki-laki di PT X.
d) Diketahuinya sebaran faktor risiko dislipidemia; IMT, kebiasaan merokok, kadar gula darah, tingkat kebugaran pada pekerja laki-laki di PT X.
e) Diketahui hubungan faktor risiko dengan dislipidemia pada pekerja laki-laki di PT X.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T21139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Gunarto
Abstrak :
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor satu di dunia, begitu pula di Indonesia. Aterosklerosis merupakan dasar dari penyakit kardiovaskular. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Pada tahun 2011 dalam hasil Medical Check Up pada pada pekerja lapangan terdapat 69,6% temuan dislipidemia (16 orang pekerja mengalami dislipidemia dari total 23 orang pekerja). Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya penjelasan mengenai gambaran gaya hidup pekerja dan faktor pengaruh yang dapat menyebabkan dislipidemia pada pekerja di PT. DGL tahun 2011, dan menentukan cara-cara pengendaliannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Variabel yang diteliti adalah pola makan, aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol berlebih, faktor pengaruh, faktor penguat, faktor pendukung, dan faktor lingkungan. Metoda pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa gambaran gaya hidup pekerja yang dapat menyebabkan dislipidemia yaitu pola makan yang tidak seimbang antara tingkat konsumsi sayuran, buah segar, makanan lemak jenuh, dan karbohidrat, serta aktivitas fisik yang kurang, merokok, dan konsumsi alkohol berlebih. Kesimpulan Penelitian menyatakan bahwa faktor perilaku gaya hidup seluruh informan pekerja PT. DGL yang berpengaruh dalam menyebabkan dislipidemia adalah faktor pengaruh dari sikap pekerja terhadap pola makan yang tidak seimbang, faktor pengaruh dari persepsi pekerja terhadap aktivitas fisik dan olahraga, faktor penguat dari teman atau rekan kerja terhadap aktivitas merokoknya, faktor pengaruh dari sikap informan pekerja terhadap pola merokoknya, serta faktor penguat teman dan rekan kerja terhadap aktivitas konsumsi minuman beralkoholnya. ...... Cardiovascular disease is the number one cause of death in the world, as well as in Indonesia. Atherosclerosis is the basis of cardiovascular disease. Dyslipidemia is a major risk factor for atherosclerosis and coronary heart disease. the finding results of the Medical Check Up in 2011 are 69.6% of the field workers had a dyslipidemia (16 workers had dyslipidemia from a total of 23 workers). The purpose of this research is the acquisition of an overview explanation of worker's lifestyle and its factors that may cause worker's dyslipidemia at PT. DGL in 2011, and determine a ways to control it. This research is a qualitative research with case study design. The variables studied were diet, physical activity, smoking, excessive alcohol consumption, predisposing factors, reinforcing factors, enabling factors, and environment factors. Method of data collection used is in-depth interviews and focus group discussions. Research results show that the overview of the lifestyle of workers which can cause dyslipidemia are unbalance healthy diet between the level of consumption of vegetables, fresh fruits, saturated fats foods, and carbohydrates, as well as physical inactivity, smoking, and excessive alcohol consumption. Research conclude that behavioral factors across PT. DGL worker's lifestyle influential in causing dyslipidemia is a predisposing factor of the of worker's attitudes for unbalanced healthy diet pattern, the predisposing factor of the worker's perception for physical activity and exercise, the reinforcing factors from a friend or co-workers for smoking, the predisposing factor of worker's attitude on the pattern of smoking, as well as the factors reinforcing of a friend and co-workers on the activity of alcohol's beverage consumption.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T40853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Radhitio Gunawan Wibosono
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomer satu di dunia,faktor risiko kardiovaskular mempunyai efek terhadap seluruh populasi global termasuk kelompok pekerja khusus seperti polisi. Pekerjaan sebagai polisi merupakan pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi, beberapa penelitian telah melaporkan prevalensi yang tinggi dari penyakit penyakit yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular diantara anggota polisi. Hasil pemeriksaan kesehatan tahunan anggota BRIMOB pada tahun 2014, menunjukkan dari 1690 anggota didapatkan 20,8 dengan hipertensi, 54,76 dengan dislipidemia, 46,33 dengan obesitas, dan 2,18 dengan diabetes. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis pekerjaan pada satuan tugas terhadap faktor risiko kardiovaskular pada anggota Brimob. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang komparatif comparative cross sectional study dengan menggunakan data sekunder dari hasil pemeriksaan kesehatan tahunan tahun 2015,pada anggota Brimob di Kelapa Dua Depok. Dari 200 subyek penelitian didapatkan jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap prevalensi hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia dan overweight/obesitas. Mayoritas anggota brimob memiliki 2 atau lebih faktor risiko kardiovaskular, sebanyak 48,5 anggota brimob memiliki 2 faktor risiko kardiovaskular, 33 memiliki 3 faktor risiko dan 11,5 memiliki >3 faktor risiko. Umur berpengaruh terhadap prevalensi hipertensi, diabetes mellitus dan dislipidemia p=0,014, p=0,001, p=0,004 . Anggota brimob berumur >37 tahun memiliki risiko 3,5 kali lebih besar mengalami hipertensi dan 6,5 kali lebih besar mengalami diabetes dibandingkan kelompok umur 30-37 tahun p=0,047; OR 3,509; dan p = 0,014; OR 6,539 . Kelompok umur > 39 tahun memiliki risiko mengalami dislipidemia 3 kali lebih besar dibandingkan kelompok umur 30-39 tahun. p= 0,007; OR 3,188 . Sedangkan pangkat berpengaruh terhadap prevalensi diabetes mellitus p=0,003. Dengan hasil ini, maka disarankan untuk lebih memperhatikan faktor risiko kardiovaskular pada anggota berumur diatas 37 tahun.
ABSTRACT The cardiovascular desease is the number one cause of death in the world, cardiovascular risk factor has the effect to all global populations including specific occupation such as police officers. The police officers occupation is considered as a high stress level of occupation, some researches have revealed the high prevalence from the deases related to stress such as hypertension, diabetes and cardiovascular deseases among police officers. The result of annual medical check up applied for Mobile Brigade members in 2014 showed that from the total of 1690 members of the Mobile Brigade, 20,8 of them suffered from hypertension, 54,76 suffered from dysclipidemia, 46,33 suffered from obesity and 2,18 suffered from diabetes. The objective of this research is to understand the influence of the type of occupation at a task force to the cardiovascular risk factor at Mobile Brigade members. This research uses the comparative cross sectional study method using the secondary data from the result of 2015 medical check up held for Mobile Brigade members at Kelapa Dua Depok. From the 200 research subjects it is found out that the type of occupation does not have any influence to the prevalence of hypertension, diabetes mellitus, dyslipidemia and obesity. The majority of the Mobile Brigade members has 2 or more cardiovascular risk factors with the elaboration as follows 48,5 of them has 2 cardiovascular risk factors, 33 of them has 3 risk factors and 11,5 of them has more than 3 risk factors. The age has an influence to the prevalence to hypertension, diabetes mellitus and dyslipidemia p 0,014, p 0,001, p 0,004 . The Mobile Brigade members aged more than 37 years old have the risk of 3,5 times of suffering the hypertension and have the risk of 6,5 times suffering from diabetes compare to the age group of 30 ndash 37 years old p 0,047 OR 3,509 and p 0,014 OR 6,539 . The age group of more than 39 years old has the risk of suffering from dyslipidemia 3 times higher than the age group of 30 ndash 39 years old p 0,007 OR 3,188 . Meanwhile the rank has the influence to the diabetes mellitus prevalence p 0,003. Seeing this result, it is recommended that the cardiovascular risk of the Mobile Brigade members should be paid attention to at the age of above 37 years old.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjetjep Sutisna
Abstrak :
ABSTRAK Pendahuluan: Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler di mana penyakit tersebut adalah penyebab utama mortalitas dan morbiditas di negara-negara maju. Telah ada bukti yang menyatakan adanya hubungan antara stres dengan penyakit kardiovaskular. Beberapa studi mengaitkan antara stres kerja dengan perubahan kadar lipid, hal ini menguatkan tentang adanya hubungan antara stres kerja dengan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stresor kerja dan faktor risiko lainnya dengan timbulnya kecenderungan dislipidemia pada pekerja industri migas.Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan disain potong lintang dengananalisis perbandingan. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang meliputi hasil MCU tahun 2013 dan stres kerja-stresor kerja menggunakan Survey Diagnostik Stres . Hasil penelitian: Dari 142 responden didapatkan prevalensi dislipidemia sebesar59,9 . Stresor kerja yang berpengaruh terhadap dislipidemia adalah konflik peran OR=3,09; CI=1,52-6,27; p=0,001 , pengembangan karir OR=3,12; CI=1,50-6,47; p=0,002 , dan beban kerja kuantitatif berlebih OR=2,92; CI=1,42-6,02; p=0,003 . Faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap dislipidemia adalah Indeks Massa Tubuh OR=191,83; CI=31,69-1161,33; p?0,001 . Terdapat hubungan yang bermakna antara stressor kerja ? 3 terhadap dislipidemia p=0,001; OR=4,31; CI=1,74 ndash; 10,65 . Operator mempunyai pajanan stressor kerja dan menderita dislipidemia paling banyak dibandingkan area kerja lainnya masing-masing sebanyak 71,4 . Secara statistik hubungan tingkat stres dengan dislipidemia tidak bermakna. Stres kerja mempunyai hubungan yang bermakna terhadap dislipidemia melalui stresor konflik peran, pengembangan karir, beban kerja kuantitatif berlebih dan jumlah stressor kerja ?
ABSTRACT Dyslipidemia In Workers Introduction Dyslipidemia is a risk factor for cardiovascular disease which is a major cause of mortality and morbidity in developed countries. There is growing evidence of a relationship between stress and cardiovascular disease. Some studies have associated job stress with altered lipid levels, it reinforces the existence of a relationship between job stress to cardiovascular disease. This study aimed to determine the job stressors and other risk factors with the incidence trend of dyslipidemia in the oil and gas industry workers.Research methodology This study conducted a cross sectional design with comparative analysis. This study used secondary data of the GME results in 2013 and job stress job stressor using the Stress Diagnostic Survey . Research result The prevalence of dyslipidemia from 142 respondents was59.9 . Job stressors that influence dyslipidemia are role conflict OR 3.09 CI 1.52 to 6.27, p 0.001 , career development OR 3.12 CI 1.50 to 6.47 p 0.002 , and quantitative excessive workload OR 2.92 CI 1.42 to 6.02, p 0.003 . The most influential risk factors for dyslipidemia is the Body Mass Index OR 191.83 CI 31.69 to 1161.33 p 0.001 . There is a significant association between job stressors 3 to dyslipidemia p 0.001 OR 4.31 CI 1.74 to10.65 . Operator had exposed job stressor and suffered dyslipidemia greater than other work area each as much as 71,4 . Statistically the relationship between stress levels with dyslipidemia was not significant. Job stress has a significant relationship to dyslipidemia through role conflict, career development , quantitative and excessive workload, and amount of job stressor 3. Keywords dyslipidemia, SDS, job stress, job stressors.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewinta
Abstrak :
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada pasien penyakit jantung, health-related quality of life (HRQoL) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam konteks pencegahan dan penanganan penyakit jantung. HRQoL mengindikasikan persepsi pasien mengenai kesehatan fisik dan mentalnya. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi HRQoL pasien penyakit jantung ialah kecemasan. Prevalensi kecemasan pasien penyakit jantung ialah sebesar 70% - 80%. Namun demikian, terdapat kemungkinan bahwa pasien penyakit jantung dengan kecemasan yang tinggi dapat memiliki HRQoL yang baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu strategi koping dan illness perception. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran strategi koping dan illness perception sebagai moderator dalam pengaruh kecemasan terhadap HRQoL pasien penyakit jantung. Sebanyak 160 partisipan diberikan pengukuran menggunakan SF-12v2 (HRQoL), PHQ-4 (kecemasan), Brief Cope (strategi koping), dan B-IPQ (illness perception). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa illness perception dapat memoderasi strategi koping yang berperan sebagai moderator dalam pengaruh kecemasan terhadap HRQoL secara signifikan (p = 0,0318). Hasil ini mengindikasikan bahwa low threatening illness perception akan membantu menahan dampak kecemasan yang tinggi terhadap HRQoL pasien penyakit jantung, terlepas dari jenis strategi koping apa yang dimiliki individu. Sementara adanya dampak buruk medium dan high threatening illness perception terhadap HRQoL individu dapat terbantu dengan adanya strategi koping yang adaptif yang dimiliki oleh individu. ......Cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In patients with cardiovascular disease, health-related quality of life (HRQoL) is important to consider in the contested context and treatment. One of the factors that can affect the HRQoL of heart disease is anxiety. The anxiety prevalence of cardiovascular disease patients is 70% - 80%. However, it is possible that cardiovascular disease patients with high anxiety can have an adequate HRQoL. This can be influenced by other factors, namely coping strategies and illness perception. This study aims to see how the role of coping strategies and illness perception as a moderator in the impact of anxiety on HRQoL of cardiovascular disease patients. All 160 participants who had cardiovascular disease were given measurements using SF-12v2 (HRQoL), PHQ-4 (anxiety), Brief Cope (coping strategies), and B-IPQ (illness perception). The results of this study shows that illness perceptions can moderate coping strategies that act as moderators in interactions of anxiety and HRQoL significantly (p = 0.0318). This results indicates that low threatening illness perception will help prevent the worsen of HRQoL on cardiovacular disease patients, regardless of what type of coping strategies. While the impact of moderate or high threatening illness perception to HRQoL can be helped by an individuals adaptive coping strategies.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Sakti
Abstrak :
Pendahuluan: Penyakit kardiovaskular sebagai salah satu masalah kesehatan pada jemaah haji Indonesia dan penyebab tertinggi kematian jemaah haji dalam 3 tahun terakhir. Jemaah haji Indonesia sebagian besar pada stratifikasi kesehatan risiko tinggi. Beberapa faktor risiko diprediksi berhubungan dengan kematian jemaah haji akibat penyakit kardiovaskular. Metode: Penelitian observasional dengan desain kasus kontrol. penelitian terhadap 876 jemaah haji. Variabel yang berhubungan dengan kematian jemaah haji antara lain usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, gagal ginjal, gagal jantung, penyakit jantung koroner, penyakit paru obstruksi kronik, waktu keberangkatan jemaah. Dilakukan analisis untuk menentukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kematian serta membuat skor prediksi untuk mengestimasi risiko mortalitas. Hasil: Proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah 49,2 % dari seluruh jemaah haji Indonesia tahun 2017. Faktor risiko yang berhubungan dengan kematian jemaah haji antara lain; Usia lebih dari 70 tahun dengan OR 20,51 (IK 95%: 10,238-41,089), penyakit jantung koroner dengan OR 4,236 (IK 95% : 1,292-13,882), hipertensi dengan OR 3,673 (IK 95% :2,555-5,280), diabetes mellitus dengan OR 3,422 (IK 95%: 2,108-5,553), dislipidemia dengan OR 2,067 (IK 95%: 1,366-3,129), indeks massa tubuh overweight dengan OR 0,571 (IK 95%: 0,385-0,848) , indeks massa tubuh obesitas dengan OR 0,239 (IK 95%: 0,134-0,425). Probabilitas risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah risiko ringan dengan skor < 5 (19,47%), probabilitas sedang skor 6-9 (62,94%) dan probabilitas tinggi jika skor > 10 (83,3%). Simpulan: Proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji Indonesia tahun 2017 adalah 49,2%. Faktor risiko kardiovaskular antara lain; usia tua, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, dislipidemia. Nilai skor > 10 dapat memprediksi risiko mortalitas dengan propabilitas 88,53 %. ......Background: Cardiovascular disease is one of the health problems in Indonesian pilgrims and the highest cause of death for pilgrims in the last 3 years. Indonesian pilgrims are mostly on high health risk stratification. Some risk factors are predicted to be associated with the death of pilgrims due to cardiovascular disease. Method: Observational study with case control design. Conducted research on 876 pilgrims. A variable that is associated with the death of pilgrims include age, gender, body mass index, smoking habit, diabetes mellitus, hypertension, chronic kidney failure, heart failure, coronary heart disease, chronic obstruction pulmonary disease , the time of departure. Analysis was done to determine the risk factors which effect on death as well as make score predictions and determination for the risk of mortality. Results: The proportion of deaths from cardiovascular disease was 49,2 % of all Indonesian pilgrims. Risk factors associated with the death of pilgrims include; Age more than 70 years with OR 20,510 (95% CI 10,238-41,089), coronary heart disease with OR 4,236 (95% CI 1,292-13,882), hypertension with OR 3.673 (95% CI 2,555-5,280), diabetes mellitus with OR 3,422 (95% CI 2,108-5,553), dyslipidemia with OR 2,067 (95% CI 1,366-3,129), overweight with OR 0.571 (95% CI: 0.385-0,848), obesity with OR 0.239 (95% CI 0.134-0.425). The probability of the risk of death from cardiovascular disease is a mild risk with a score <5 (19.47%), a medium probability score of 6-9 (62.94%) and a high probability of a score of > 10 (83.3%). Conclusion: The proportion of deaths from cardiovascular disease was 49,2 %. Cardiovascular risk factors; old age, hypertension, diabetes mellitus, coronary heart disease, dyslipidemia. A score of > 10 has a high risk of mortality.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betsy Kurniawati Witarsa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bukti empiris bahwa perceived behavioral control, perceived benefits, perceived barriers, dan perceived susceptibility mampu memprediksi aktivitas fisik pada orang dewasa yang dalam riwayat keluarganya terdapat sejarah penyakit kardiovaskular. Tipe penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan desain korelasional. Data terkumpul dari 101 partisipan dengan rentang usia 20-60 tahun (dewasa muda dan madya). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik berdasarkan usia, jenis kelamin, dan rutinitas melakukan aktivitas fisik. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa model yang terdiri dari keempat prediktor mampu memperkirakan 14% varians aktivitas fisik, dengan perceived behavioral control dan perceived susceptibility sebagai prediktor terbaik. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa perceived behavioral control juga mampu memperkirakan aktivitas fisik pada populasi ini, serupa dengan berbagai populasi lain yang telah diteliti sebelumnya. Selain itu, individu yang memiliki keluarga dengan PKV memiliki pengalaman-pengalaman yang tampaknya membuat mereka mampu menaksir tingkat risiko terkena PKV dengan lebih akurat, yang pada gilirannya juga memberikan kontribusi pada tingkat aktivitas fisik. Dengan demikian, intervensi aktivitas fisik pada orang dewasa dengan riwayat keluarga PKV dapat mempertimbangkan kedua faktor ini. ......This study aims to find empirical evidence that perceived behavioral control, perceived benefits, perceived barriers, and perceived susceptibility are significant predictors of physical activity in adults with a family history of cardiovascular disease. The type of research used is quantitative, with a correlational design. Data were collected from 101 participants with an age range of 20-60 years (young and middle adults). The results showed that there was no difference in the level of physical activity based on age, gender and physical activity routines. Multiple regression analysis showed that the model consisting of the four predictors was able to explain 14% variance of physical activity, with perceived behavioral control and perceived susceptibility as the best predictors. These findings confirm that perceived behavioral control can also estimate physical activity in this population, similar to other populations that have been studied previously. In addition, individuals who have families with PKV have experiences that seem to enable them to assess their risk level for developing CVD more accurately, which in turn contributes to their level of physical activity. Thus, physical activity interventions in adults with a family history of CVD should consider both of these factors.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>