Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfandri Trisraditya Adhiwijaya
Abstrak :
Komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sebesar 31,89% pada tahun 2030 adalah dengan pengaplikasian energi bersih dan terbarukan, seperti gas alam. Namun, gas alam yang diperoleh dari reservoir bawah tanah mengandung beberapa komponen pengotor seperti karbon dioksida. Penanganan terhadap emisi CO2 dapat dilakukan dengan penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida (Carbon Capture and Storage) menggunakan pelarut amina. Penelitian ini mempelajari efek penggunaan jenis amina (MEA, MDEA, dan MDEA/MEA) dan variasi komposisi CO2 (5, 10, 15, dan 20%) dalam umpan gas terhadap konsumsi energi dan jejak karbon pada proses penangkapan dan transportasi CO2. Model unit pemrosesan gas amina dikembangkan menggunakan simulator Aspen HYSYS V10. Komposisi CO2 20% pada umpan gas di setiap variasi amina menunjukkan nilai konsumsi energi terendah dengan nilai berturut-turut 4,73 GJ/ton CO2, 5,27 GJ/ton CO2, dan 3,34 GJ/ton CO2. Teknologi CCS layak digunakan pada suatu gas plant dengan menggunakan MEA untuk umpan gas yang memiliki komposisi CO2 minimal 20% dan MDEA/MEA untuk umpan gas yang memiliki komposisi CO2 minimal 10% CO2 karena menghasilkan net negative emissions dengan nilai berturut-turut -1.056,20 ton CO2 dan -1.343,06 ton CO2 ......Indonesia's commitment to reducing carbon emissions by 31.89% by 2030 is through the application of clean and renewable energy, such as natural gas. However, natural gas obtained from underground reservoirs contains several impurity components such as carbon dioxide. Handling CO2 emissions can be done by capturing and storing carbon dioxide (Carbon Capture and Storage) using amine solvents. This research studied the effect of using amine types (MEA, MDEA, and MDEA/MEA) and variations in CO2 composition (5, 10, 15, and 20%) in gas feed on energy consumption and carbon footprint in the CO2 capture and transportation process. The amine gas processing unit model was developed using the Aspen HYSYS V10 simulator. The composition of 20% CO2 in the gas feed in each amine variation shows the lowest energy consumption values ​​with values ​​respectively 4.73 GJ/ton CO2, 5.27 GJ/ton CO2, and 3.34 GJ/ton CO2. CCS technology is suitable for use in a gas plant by using MEA for feed gas that has a CO2 composition of at least 20% and MDEA/MEA for feed gas that has a CO2 composition of at least 10% CO2 because it produces net negative emissions with a value of -1,056.20 respectively. tons of CO2 and -1,343.06 tons of CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Khairunnisa
Abstrak :
Jejak karbon merupakan jumlah karbon atau gas emisi dari beberapa jenis kegiatan manusia dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan commuting dari mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Bogor menjadi salah satu penyumbang jejak karbon. Studi ini dilakukan untuk menghitung jejak karbon yang dihasilkan mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Bogor, menentukan hotspot jejak karbon, menganalisis faktor yang mempengaruhi jejak karbon dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Bogor. Perhitungan jejak karbon dilakukan dengan metode fuel- based dari World Resources Institute Indonesia dan menggunakan faktor emisi dari UK Department for Business, Energy, & Industrial Strategy. Data primer, yang mencangkup jarak tempuh, jenis kendaraan, frekuensi penggunaan kendaraan, jumlah penumpang, dan jenis bahan bakar, diperoleh dengan pengisian kuesioner online dengan target responden mahasiswa UI yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Bogor. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, rata-rata jejak karbon yang dihasilkan oleh aktivitas commuting oleh mahasiswa komuter UI dari Jakarta Selatan dan Bogor adalah 102,352 kg CO2eq/tahun-orang dan 214,292 kg CO2eq/tahun-orang. Faktor yang mempengaruhi nilai jejak karbon tersebut adalah jarak tempuh (r=0,747), jenis kendaraan (r=-0,532) dan frekuensi penggunaan kendaraan (r=0,535). Maka, nilai ini menunjukkan jejak karbon akan meningkat jika terjadi penggunaan kendaraan tidak ramah lingkungan dan peningkatan jarak tempuh beserta frekuensi penggunaan kendaraan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga terkait upaya pengurangan jejak karbon dalam sektor transportasi, yang akan bermanfaat bagi universitas, mahasiswa, dan pemerintah. ...... Carbon footprint is the amount of carbon or emission gases produced from various human activities within a specific timeframe. Commuting activities of University of Indonesia students residing in South Jakarta and Bogor contribute significantly to the carbon footprint. This study aims to calculate the carbon footprint generated by University of Indonesia students residing in South Jakarta and Bogor, identify carbon footprint hotspots, analyze factors influencing the carbon footprint, and provide recommendations to reduce the carbon footprint produced by these students. The carbon footprint calculation was conducted using the fuel-based method from the World Resources Institute Indonesia and emission factors from the UK Department for Business, Energy, & Industrial Strategy. Primary data, including travel distance, vehicle type, frequency of vehicle use, number of passengers, and fuel type, were obtained through an online questionnaire targeting University of Indonesia students residing in South Jakarta and Bogor. Based on the calculations, the average carbon footprint generated by commuting activities of University of Indonesia students from South Jakarta and Bogor was 102,352 kg CO2eq/person-year and 214,292 kg CO2eq/person-year. The factors influencing the carbon footprint value were travel distance (r=0.747), type of vehicles (r=-0,532) and frequency of vehicle use (r=0.535). Therefore, this value indicates that the carbon footprint will increase in the event of the use of environmentally unfriendly vehicles and an increase in travel distance and frequency of vehicle usage. This research aims to provide valuable insights into carbon footprint reduction efforts in the transportation sector, benefiting universities, students, and the government.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Dwi Yulianto
Abstrak :
DKI Jakarta sebagai ibu kota sekaligus pusat perekonomian di Indonesia memiliki dampak terhadap sektor transportasi khususnya pada mobilitas pekerja di Kota dan Kabupaten Bekasi. Mobilitas pekerja komuter yang terjadi menghasilkan jejak karbon yang diemisikan setiap harinya. Penelitian ini bermaksud membandingkan jejak karbon yang dihasilkan pada periode sebelum dan selama Pandemi COVID-19. Perbandingan tersebut akan menganalisis rata-rata jejak karbon pekerja komuter, hotspot jejak karbon berdasarkan jenis kendaraan, mengegidentifikasi faktor yang mempengaruhi jejak karbon komuter, serta memberikan rekomendasi reduksi jejak karbon pekerja komuter yang dihasilkan. Metode perhitungan jejak karbon yang digunakan merupakan penyesuaian terhadap kondisi di Indonesia dari persamaan IPCC oleh World Research Institute (WRI) yang berdasarkan faktor emisi bahan bakar. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga jenis pergantian kendaran oleh pekerja komuter, yakni satu, dua, tiga kendaraan. Secara keseluruhan, dihasilkan rata-rata jejak karbon pekerja komuter untuk periode sebelum dan selama Pandemi COVID-19, yakni sebesar 106,8 Kg CO2eq/Orang-Bulan dan 81,2 Kg CO2eq/Orang-Bulan atau mengalami penurunan sebesar ±24%. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan faktor yang paling berkorelasi terhadap jejak karbon yang dihasilkan untuk pergantian satu, dua, dan tiga kendaraan yang dinyatakan dalam koefisien korelasi (r), yakni jarak berkendara (0,621), jenis kendaraan (-0,59), dan frekuensi berkendara (0,811). ...... DKI Jakarta, as the Capital of Indonesia and the center of the economy, impacts the transportation sector, especially the commuting workers in the City and Regency of Bekasi. The commuting workers are known for the carbon footprint emitted daily. This study aims to contrast the carbon footprint generated by commuting workers in the period before and during the Pandemic COVID-19. The contrast to analyze the average carbon footprint of commuter workers, hotspot carbon footprint by type of vehicle, identify factors that affect commuter’s carbon footprints, and provide recommendations for reducing the carbon footprint of the commuting workers. The method quantification carbon footprint used is an adjustment to conditions in Indonesia from the IPCC equation by the World Research Institute (WRI), which is based on the fuel emission factor. This study found that there are three types of vehicles used by commuter workers that is one, two, and three vehicles. Overall, the average carbon footprint generated by commuting workers for the period before and during the Pandemic COVID-19 is 106.8 Kg CO2eq/Person-Month and 81.2 Kg CO2eq/Person-Month or decreased by ±24%. Based on the correlation test, factors that are most correlated to the carbon footprint generated for the use of one, two, and three vehicles are expressed in the correlation coefficient (r), which is driving distance (0.621), vehicle type (-0.59), and frequency of driving (0.811).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library