Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizkianna
Abstrak :
ASBTRAK
Karbamazepin merupakan obat yang termasuk ke dalam Biopharmaceutical Classification System kelas dua dengan kelarutan yang rendah dan permeabilitas yang tinggi, sehingga laju pelarutan menjadi tahap yang membatasi laju absorpsi obat. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan laju pelarutan karbamazepin dengan pembentukan kokristal menggunakan asam tartrat sebagai koformer. Pembuatan kokristal dilakukan dengan metode penguapan pelarut dan solvent drop grinding. Formulasi karbamazepin dan asam tartrat dibuat dengan perbandingan 1:0, 1:1, dan 2:1. Kokristal dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, dan DSC kemudian dibandingkan dengan karbamazepin. Berdasarkan uji difraksi sinar-x, terjadi perubahan bentuk dan ukuran kristal pada kokristal. Hasil spektrum inframerah menunjukan adanya interaksi berupa ikatan hidrogen antara karbamazepin dan asam tartrat. Laju pelarutan paling tinggi diperoleh dari metode penguapan pelarut dengan perbandingan 1:1. Peningkatan laju pelarutan mencapai 2,55 kali dari karbamazepin standar dengan DE180 sebesar 9,60%.
ABSTRACT
Carbamazepine is a drug that belongs to the Biopharmaceutical Classification System class II with low solubility and high permeability, so that the dissolution rate becomes rate limiting step of drug absorption. This study is intended to enhance the dissolution rate of carbamazepine by forming cocrystal with tartaric acid as coformer. Cocrystal were made by solvent evaporation and solvent drop grinding method. Formulations of carbamazepine and tartaric acid were made with a ratio of 1:0, 1:1, and 2:1. Cocrystal was characterized by FTIR, XRD, and DSC compared with carbamazepine. Based on the x-ray diffraction test, the changes in shapes and sizes of the crystals was shown. Moreover, the infrared spectrum showed hydrogen bonding interaction between carbamazepine and tartaric acid. The highest dissolution rate was obtained from solvent evaporation method with ratio of 1:1. Enhancement of dissolution rate reached 2.55 times from standard with DE180 9.60%.
Universitas Indonesia, 2012
S42277
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Yahdiana
Abstrak :
Rebamipid tergolong suatu obat antiulkus yang masuk dalam kategori obat wajib uji Bioekivalensi (BE) menurut Food and Drug Administration (FDA). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum untuk analisis rebamipid dalam plasma in vitro menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) detektor ultraviolet dan melakukan validasi metode analisis tersebut. Kromatografi dilaksanakan dengan teknik isokratik pada kolom fase terbalik Kromasil® C18 (5 μm, Akzo Nobel) panjang kolom 250 x 4,6 mm, fase gerak asetonitril-dapar fosfat pH 3,0 (40:60), dengan kecepatan alir 1,0 ml/menit, dan dideteksi pada panjang gelombang 230 nm. Teknik penyiapan sampel dilakukan dengan cara ekstraksi cair-cair menggunakan asam fosfat dan etil asetat. Karbamazepin digunakan sebagai baku dalam. Metode ini valid menurut FDA dalam Bioanalytical Method Validation, dengan nilai koefisien korelasi r = 0,9993 dan linier pada kisaran konsentrasi 0,04 ? 1,2 ìg/ml, batas terendah kuantitasi (LLOQ) 42,0 ng/ml, presisi kurang dari 6%, dan nilai perolehan kembali antara 90,32 sampai 113,45%. Rebamipid stabil dalam plasma selama 14 hari penyimpanan pada suhu -200C.
Rebamipide is antiulcer agent and it is one of the drug that have to be evaluated with bioequivalency test according to Food and Drug Administration (FDA). The objective of this research is to find out the optimum condition of rebamipide in human plasma in vitro analysis by High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with ultraviolet detector, and then the method was validated. The chromatography was carried out by isocratic technique on a reversed-phase Kromasil® C18 (5 μm, Akzo Nobel), column length was 250 x 4.6 mm, with mobile phase consisted of acetonitrile - phosphate buffer pH 3.0 (40:60) at flow rate of 1.0 ml/min, and detection was performed at wavelength of 230 nm. The sample preparation technique was liquidliquid extraction by phosphoric acid and ethyl acetate. Carbamazepine was used as the internal standard. The method was valid according to FDA in Bioanalitycal Method Validation, with coefficient correlation of 0.9993 and linear in the range concentration of 0.04 ? 1.2 μg/ml, the lower limit of quantitation was 42.0 ng/ml, precision less than 6% and recovery percentage was 90.32 to 113.45%. Rebamipide in plasma was stable for 14 days storage in -200C.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herlyani Khosama
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Karbamazepin KBZ merupakan obat terpilih untuk epilepsi fokaldan dapat digunakan juga untuk pengobatan nyeri neuropatik dan gangguan bipolar,namun dapat menyebabkan reaksi obat yang berat berupa sindrom Stevens-Johnson SSJ /nekrolisis epidermal toksik NET . Saat ini banyak penelitian yangmembuktikan terdapat hubungan antara HLA-B 1502 dengan SSJ/NET yangdisebabkan oleh KBZ pada orang Asia.Tujuan: Meneliti apakah HLA-B 1502 dapat dijadikan marker terjadinya SSJ/NETyang disebabkan oleh KBZ di Indonesia.Metode: Subjek penelitian direkrut dari poliklinik saraf RSUPN CiptoMangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung 2 kasus dan RSUP Prof RDKandou Manado 2 kasus pada Mei 2015 sampai dengan Desember 2016. Subjekdengan riwayat SSJ/NET yang disebabkan KBZ dan toleran KBZ dilakukanpemeriksaan typing HLA-B dengan metode sequence specific oligonucleotidesprobes, dibaca dengan Luminex 200 dan dianalisis dengan perangkat lunak HLAfushion4.0. Dipilih beberapa subjek SSJ/NET dengan HLA-B 1502 positif dannegatif dan toleran dengan HLA-B 1502 positif dan negatif. Subjek yang dipilih inidilakukan kultur PBMC dengan perlakuan penambahan KBZ dan tanpa perlakuanselama 24 dan 48 jam, kemudian diukur kadar granulisin, granzim B dan perforindalam medium kultur dengan metode ELISA, untuk melihat peranan HLA-B 1502dalam terjadinya SJS/NET.Hasil: Total subjek 67 orang, 14 kasus dan 53 toleran. Pada semua subjek dilakukantyping HLA-B, sedangkan kultur dan pemeriksaan kadar granulisin, granzim B danperforin dilakukan pada 17 subjek 6 SSJ/NET dengan HLA-B 1502 positif dan 3negatif; 5 toleran HLA-B 1502 positif dan 3 negatif HLA-B 1502 positifditemukan pada 8 kasus 57,14 dan 14 toleran 26,42 , dengan rasio prevalensi2,73 dan p= 0,0353. Terdapat kecenderungan lonjakan kadar granulisin padakelompok subjek dengan SSJ/NET dibandingkan kelompok toleran KBZ.Kesimpulan: HLA-B 1502 dapat digunakan sebagai marker pada SSJ/NET karenaKBZ.Kata Kunci: HLA-B 1502, KBZ, SJS/NET, Indonesia
ABSTRACT
Background Carbamazepine CBZ is a drug of choice for focal epilepsy and canbe used for neuropatic pain and bipolar disorder, but it can also causes severe drugreaction in the form of Stevens Johnson Syndrome SJS toxic epidermal necrolysis TEN . Currently, there are many studies that prove the relationship between HLAB 1502and SJS TEN caused by CBZ in Asian ancestry.Objective To study whether HLA B 1502 can be used as marker for SJS TENcaused by CBZ in Indonesia.Method Subjects were recruited from neurology clinic RSUPN CiptoMangunkusumo, RS Hasan Sadikin Bandung two cases , and RSUP Prof. RDKandou Manado two cases , from May 2015 to December 2016. Subjectswith SJS TEN history caused by CBZ and CBZ tolerant went through HLA Btyping examination with sequence specific oligonucleotides probes method, readwith Luminex 200 and analyzed with HLA fusion 4.0 software. Some subjectswith SJS TEN with HLA B 1502 positive and negative, and tolerant subjects withHLA B 1502 positive and negative, were chosen. These subjects went throughPBMC culture with and without CBZ addition for 24 and 48 hours, then granulysin,granzyme B and perforin concentration in culture medium were measured usingELISA method to see the role of HLA B 1502 in SJS TEN occurrence.Result Total number of subjects were 67 with, 14 CBZ induced SJS NET cases and53 CBZ tolerants. All subjects went through HLA typing, while culture andgranulysin, granzyme B and perforin examination were conducted in 17 subjects 6with SJS TEN with HLA B 1502 positive and 3 negative 5 tolerant HLA B 1502positive and 3 negative . HLA B 1502 positive were found in 8 cases 57,14 and14 tolerant 26,42 , with prevalence ratio 2,73 p 0,035. There is a tendencyincreased of granulysin level in CBZ induced SSJ NET cases.Conclusion HLA B 1502 can be used as marker in SJS TEN induced by CBZ.
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library