Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astri Jumiari
Abstrak :
Nyeri merupakan salah satu gejala yang dirasakan oleh pasien kanker. Manajemen nyeri yang adekuat diperlukan agar pasien dapat mengontrol nyerinya. Meskipun pasien sudah mendapatkan manajemen nyeri, sebagian pasien merasakan nyeri masih belum dapat dikontrol dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi hambatan manajemen nyeri terutama dari sisi pasien, sehingga manjemen yang adekuat dapat diberikan kepada pasien. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan manajemen nyeri pada pasien kanker. Penelitian dilakukan pada total 158 pasien kanker yang mengalami nyeri dengan menggunakan kuesioner Barriers Quetionnare (BQ) II. Hasil penelitian didapatkan karakteristik responden sebagai berikut; responden terbanyak pada usia lansia awal (33,54%), dengan jenis kelamin perempuan (60,12%), tingkat pendidikan menengah (59,50%), jenis kanker kepala dan leher (27,84%), stadium III (32,37%), dan pengobatan kemoterapi (48,73%). Hambatan manajemen nyeri paling banyak dilaporkan responden adalah pada aspek toleransi obat terhadap nyeri (52,53%) dan mengkomunikasikan nyeri (52,53%). Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan penelitian tentang hambatan manajemen nyeri dari sisi petugas kesehatan.
Pain is one of the symptoms of cancer. Adequate pain management is needed so that the patient can control the pain. Even though the patient has received pain management, some patients feel the pain is still cannot be controlled adequately. Therefore, it is necessary to identify barriers to pain management, especially from the patient's side, so that adequate management can be given to the patient. This cross sectional study aimed to identify barriers to pain management in cancer patients. The study was conducted on a total of 158 cancer patients who experienced pain using the Barriers Quetionnare (BQ) II questionnaire. The results showed that the characteristics of the respondents were as follows; most respondents were early elderly (33.54%), female (60.12%), have secondary education level (59.50%), have head and neck cancer (27.84%), stage III (32.27%) , and chemotherapy treatment (48.73%). The barrier pain management that were mostly reported by respondents were in the aspect of drug tolerance to pain (52.53%) and communicating pain (52.53%). This study recommends conducting research on the barriers to pain management from the health care worker side.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Nyutan Hadji Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Penanganan nyeri pada kanker menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker serviks. Untuk mencapai optimalitas, salah satu hambatan yang dihadapi adalah miskonsepsi antara pengetahuan dan keyakinan pasien terhadap penanganan nyeri pada kanker.Tujuan: Mengetahui dan meningkatkan pengetahuan pasien kanker serviks terhadap nyeri dan penanganannyaMetode: Quasi-Experimental, Pretest-Postest Design,Hasil: Kami mengambil subjek 34 pasien kanker serviks multisenter dari 2 RS Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan yang diambil secara consecutive sampling. Dari hasil studi ini terdapat peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien kanker serviks terhadap nyeri dan penanganannya sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi, informasi, dan edukasi. Sebagian besar pasien memiliki pemahaman dan keyakinan bahwa 1 Obat pereda nyeri dapat menyebabkan ketergantungan dan menimbulkan komplikasi hati dan ginjal, meskipun diberikan dengan dosis dan cara yang tepat 55,9 , 2 Parasetamol tidak dapat dijadikan obat pereda nyeri pada kanker 70,6 , c Tidak bersedia mengkonsumsi morfin 73,5 , d Tidak perlu meminum obat anti nyeri sesuai jadwal 67,6 Kesimpulan : Terdapat miskonsepsi yang terjadi di masyarakat mengenai nyeri pada kanker dan penanganannya. Pengetahuan dan pengalaman pasien dipengaruhi oleh multifaktorial. Dengan memahami pengetahuan, sikap dan perilaku pasien diharapkan dapat menjembatani permasalahan penanganan nyeri pada kanker, sehingga meningkatkan keberhasilan terapi, dengan tujuan bebas nyeri dan tercapainya kualitas hidup yang optimal.Kata kunci : kanker serviks, miskonsepsi, penanganan nyer i
ABSTRACT
ABSTRACT BACKGROUND Cancer pain management becomes our challenge to improve the quality of life, especially on cervical cancer. To achieve the optimality of management, the barrier is misconception about knowledge and belief of the patient about pain and its management AIM Acknowledge and improve the patient rsquo s knowledge about pain and its management DESIGN AND METHODOLOGY Quasi Experimental, Pretest Postest Design RESULTS We took 34 subjects of cervical cancer patient in multicenter hospital Cipto Mangunkusumo Hospital and Persahabatan Hospital, Jakarta by consecutive sampling. From our study there was improving of knowledge and attitude based on questionnaire form before and after we gave communication, information, and education. Most of patients had knowledge and belief that 1 Pain relief drug can cause addiction and damage the liver and renal even given in a correct dosage 55,9 , 2 Paracetamol can rsquo t be the pain relief drug for cancer treatment 70,6 , 3 Refuse to consume morfin opiate for the treatment 73,5 , 4 No need to consume pain relief routinely 67,6 . CONCLUSION Misconception happened in community, especially among the patient about cancer pain. Acknowledge and experience were influenced by multifactorial. By knowing about knowledge and attitude, might overcome the barrier of misconception about cancer pain management, to improve the outcome, to achive free of pain condition to develop the optimal quality of life. Keywords Cervical cancer, misconception, pain management
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library