Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Djoharis
"Pilkada langsung secara serentak berdasarkan Perppu Nomor 2 Tahun 2020 baru akan diselenggarakan pada tanggal 9 Desember 2020. Mengingat Vaksin Covid-19 belum ditemukan, maka diperkirakan Pilkada Serentak sebagai sarana rakyat berdemokrasi secara Luber, efisien dan disentralisasi berlangsung masih dalam gelombang Pandemi Covid-19. Mempertimbangkan Pandemi Covid-19 ini berdampak multidimensional dan mendorong
masyarakat untuk hidup dengan “New Normal Life” dengan rambu-rambu Protokol Kesehatan disertai masing-masing daerah memiliki karakteristik yang beragam budaya, agama, adat istiadatnya dan masih terdapat konflik-konflik sosial, maka hasil Pilkada Serentak tahun 2020 diharapkan dapat menghasilkan Pemimpin dan kepemimpinan berbasis Multikultur yang mampu menangkal dan menyelesaikan konflik-konflik sosial dimaksud. Namun demikian,
masih dirasakan bahwa demokrasi melalui Pilkada, kendati sudah bersifat langsung bahkan serentak, bukan hanya belum menjadi faktor signifikan perubahan budaya politik elite lokal, tetapi juga cenderung menghasilkan pemimpin yang kurang berintegritas karena hutang budi disaat proses pencalonannya serta memfasilitasi menguatnya kembali politik identitas berbasis sentimen primordial, baik atas nama suku, agama, ras, maupun antargolongan (SARA). Kedepan diharapkan setiap penyelenggara Pilkada Serentak dapat membangun sistem Pilkada yang memperhatikan keberagaman dan menghasilkan Pemimpin yang memiliki integritas diri berbasis multikultur."
Jakarta : Biro Humas Settama Lemhannas RI , 2019
321 JKLHN 40 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Apreh Ristanasari
"Covid-19 berdampak pada berbagai aspek sehingga perlu upaya pengendalian. Selain melakukan protokol kesehatan maka perlu vaksinasi. Cakupan vaksinasi covid-19 dosis ketiga di Indonesia masih rendah sebesar 37,99%. Cakupan Provinsi Lampung masih rendah sebesar 28,58%. Provinsi Lampung juga berisiko tinggi apabila dilihat dari angka CFR covid-19 sebesar 5,59%. Berbagai strategi dilakukan untuk upaya percepatan vaksinasi dengan melibatkan berbagai aktor namun cakupan masih rendah. Dari studi pendahuluan diketahui bahwa terdapat hambatan pada unsur fungsi manajemen. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi manajemen program vaksinasi covid-19 dari penyedia layanan yang mempengaruhi cakupan vaksin covid-19 dosis ketiga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Assesment Procedures (RAP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh aspek kontek meliputi pembiayaan, logistik vaksin, regulasi serta sarana dan prasarana terhadap cakupan vaksin covid-19 dosis ketiga. Terdapat pengaruh mekanisme dalam aktor meliputi pelaksanaan, pencatatan pelaporan, monitoring dan evaluasi serta koordinasi terhadap cakupan vaksin covid-19 dosis ketiga. Diketahui pada aspek hasil masih rendah yaitu rata-rata pemakaian vaksin perhari sebesar 277 dosis dan cakupan vaksin dosis ketiga sebesar 28,58%. Kesimpulan Peningkatan cakupan vaksinasi covid-19 dosis ketiga di Provinsi Lampung terkendala oleh manajemen program penyedia layanan terutama dari aspek pembiayaan, logistik vaksin, regulasi, koordinasi, pencatatan, dan pelaporan

Covid-19 has an impact on various aspects so it needs control efforts. In addition to carrying out health protocols, it is necessary to vaccinate. Coverage of the third dose of Covid-19 vaccination in Indonesia is still low at 37.99%. Lampung Province coverage is still low at 28.58%. Lampung Province is also at high risk when viewed from the CFR co-19 figure of 5.59%. Various strategies have been implemented to accelerate vaccination by involving various actors but the coverage is still low. From the preliminary study it is known that there are obstacles to the elements of the management function. The purpose of this study was to identify the management of the covid-19 vaccination program from service providers that affect coverage of the third dose of the covid-19 vaccine. This study used a qualitative research method with the type of Rapid Assessment Procedures (RAP) research. The results of this study indicate that there is an influence of context aspects including financing, vaccine logistics, regulations and facilities and infrastructure on the coverage of the third dose of the covid-19 vaccine. There is the influence of mechanisms within actors including implementation, recording of reporting, monitoring and evaluation as well as coordination of coverage of the third dose of the covid-19 vaccine. It is known that the yield aspect is still low, namely the average use of vaccine per day is 277 doses and the third dose vaccine coverage is 28.58%. Conclusion Increasing coverage of the third dose of covid-19 vaccination in Lampung Province is constrained by program management of service providers, especially from the aspects of financing, vaccine logistics, regulation, coordination, recording and reporting."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa
"Penyebaran COVID-19 yang begitu cepat perlu adanya pencegahan dan pengendalian COVID-19 salah satunya yaitu dengan vaksinasi. Program vaksinasi COVID-19 telah dilakukan di Indonesia, namun dalam pelaksanaannya masih banyak masyarakat yang ragu-ragu bahkan menolak untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap penerimaan vaksinasi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional  dengan sampel 111 masyarakat di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan dan sikap dari kuesioner penelitian yang dilakukan oleh Al-Marshoudi et al (2021), Kumari et al (2021), dan Mohamed et al (2021), kemudian dimodifikasi lagi oleh peneliti dengan menambahkan pertanyaan berdasarkan tinjauan pustaka. Hasil uji validitas kueisoner pengetahuan di dapatkan nilai r berada pada rentang 0,376 – 0,886 > r tabel (0,361) dan memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,894. Hasil uji validitas kueisoner sikap di dapatkan nilai r berada pada rentang 0,831 – 0,886 > r tabel (0,361) dan memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,928. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap penerimaan vaksinasi COVID-19 (p = 0,001; α = 0,05). Semakin baik pengetahuan mengenai vaksinasi COVID-19, maka semakin baik juga sikap penerimaan vaksinasi COVID-19. Peneliti merekomendasikan agar pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan pemerataan edukasi mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan penelitian mengenai faktor penghambat dan pendukung penerimaan vaksinasi COVID-19.

The rapid spread of COVID-19 requires prevention and control of COVID-19, one of which is vaccination. The COVID-19 vaccination program has been carried out in Indonesia, but in its implementation there are still many people who are hesitant and even refuse to vaccinate against COVID-19. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes towards the acceptance of COVID-19 vaccination. The research design used was cross sectional with a sample of 111 people in Sinomwidodo Village, Tambakromo District, Pati Regency, Central Java. The instrument used is the knowledge and attitude questionnaire from the research questionnaire conducted by Al-Marshoudi et al (2021), Kumari et al (2021), and Mohamed et al (2021), then modified again by the researcher by adding questions based on the literature review. The results of the validity test of the knowledge questionnaire obtained that the r value was in the range of 0.376 – 0.886 > r table (0.361) and had a Cronbach's alpha value of 0.894. The results of the attitude questionnaire validity test obtained that the r value was in the range of 0.831 – 0.886 > r table (0.361) and had a Cronbach's alpha value of 0.928. The results of this study indicate that there is a significant relationship between knowledge and attitudes towards the acceptance of COVID-19 vaccination (p = 0.001; = 0.05). The better the knowledge about the COVID-19 vaccination, the better the attitude towards receiving the COVID-19 vaccination will be. The researcher recommends that the government and related parties can provide equal distribution of education regarding the importance of COVID-19 vaccination. Further research is recommended to conduct research on the inhibiting and supporting factors for receiving COVID-19 vaccination."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Dwi Fitri
"WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi dengan jutaan orang yang terinfeksi dan ratusan ribu orang meninggal dunia.. Hampir 2 tahun sejak pandemi Covid-19 menyebar di seluruh dunia, namun proses pengembangan vaksin Covid-19 dikembangkan dengan cepat. Dengan adanya kebijakan wajib vaksin di semua negara, masyarakat dunia telah dihadapkan dengan berbagai dilema dalam menerima kebijakan ini dan menimbulkan seruan dalam menolak vaksin Covid 19. Hal ini menimbulkan keraguan di tengah populasi untuk menerima vaksin Covid 19. Timbulnya keraguan pastinya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda di setiap negaranya. Hal ini membuat penulis ingin mengetahui bagaimana tingkat penerimaan vaksinasi Covid 19 di beberapa negara dunia. Determinan apa saja yang membuat penduduk beberapa negara di dunia menunjukan sikap penolakan terhadap vaksinasi Covid 19. Oleh karena itu, pencarian studi dilakukan pada database online Pubmed, ScienceDirect dan Springerlink dengan kata kunci "Vaccine acceptance" OR ("vaccine hesitancy") AND ("COVID 19" OR "coronavirus disease" OR "SARS-CoV-2"). Dari pencarian tersebut, 24 studi terinklusi dalam penelitian. Determinan yang mempengaruhi penerimaan vaksin Covid-19 di beberapa negara terdiri dari keamanan dan efektivitas vaksin, pendidikan, rekomendasi tenaga kesehatan, pendapatan, penyakit kronis, usia, info vaksin, harga vaksin, riwayat Covid-19, agama, dan pekerjaan. Adanya vaksinasi Covid 19 menjadi harapan untuk memulai kehidupan normal, dengan diketahuinya determinan yang mempengaruhi penerimaan masyarakat dalam menerima vaksin Covid-19, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk menjalankan program vaksinasi Covid-19 di masa yang akan datang.

WHO has designated Covid-19 as a pandemic with millions of people being infected and hundreds of thousands of people dying.. It has been almost 2 years since the Covid-19 pandemic spread across the world, but the process of developing a Covid-19 vaccine is progressing rapidly. With the mandatory vaccine policy in all countries, the world community has been faced with various dilemmas in accepting this policy and has raised calls to reject the Covid 19 vaccine. This raises doubts among the population to receive the Covid 19 vaccine. The emergence of doubts is certainly influenced by several factors that different in each country. This makes the author want to know how the level of acceptance of the Covid 19 vaccination is in several countries in the world. What are the determinants that make the population of several countries in the world show an attitude of rejection towards Covid 19 vaccination. Therefore, a study search was conducted on the online databases of Pubmed, ScienceDirect and Springer Link with the keywords "Vaccine acceptance" OR ("vaccine hesitancy") AND ( "COVID 19" OR "coronavirus disease" OR "SARS-CoV-2"). From these searches, 24 studies were included in the study. The determinants that affect the acceptance of the Covid-19 vaccine in several countries consist of vaccine safety and effectiveness, education, recommendations for health workers, income, chronic diseases, age, vaccine information, vaccine prices, Covid-19 history, religion, and occupation. The existence of the Covid 19 vaccination is a hope to start a normal life, with knowing the determinants that affect public acceptance of receiving the Covid-19 vaccine, it is hoped that this can be taken into consideration for carrying out the Covid-19 vaccination program in the future."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mardiana
"Data per tanggal 1 Oktober 2021 pukul 18.00 WIB, sebanyak 62.441 (25,40%) remaja di kota Bekasi sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan sebanyak 56.090 (22,81%) remaja di kota Bekasi sudah mendapatkan vaksin dosis kedua (Kementerian Kesehatan RI, 2021f). Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan vaksinasi pada remaja dan dibukanya sekolah dapat mengakibatkan remaja menjadi agen penularan potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan vaksinasi COVID-19 pada remaja berumur 12-17 tahun di Kota Bekasi. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner online. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 520 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis chi square dengan level kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 92,9% remaja berumur 12-17 tahun sudah divaksinasi dan 7,1% remaja berumur 12-17 tahun belum/tidak divaksinasi. Terdapat hubungan yang signifikan antara norma sosial (p value = 0,006), teknologi (p value < 0,001), aksesibilitas geografis (p value <0,001), ketersediaan pelayanan vaksinasi COVID-19 (p value = 0,006), pelayanan tenaga kesehatan (p value = 0,006), pendidikan (p value < 0,001), persepsi (p value = 0,011), dan self efficacy (p value = 0,001). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p value = 0,860), pengetahuan (p value = 0,231), dan cues to action (p value = 0,109). Berdasarkan hasil penelitian, perlu mensosialisasikan informasi terkini terkait COVID-19 dan vaksin COVID-19 dengan menggunakan internet dan media sosial, menggencarkan layanan vaksinasi door to door, menggunakan layanan telemedicine untuk berkonsultasi dengan dokter jika orang tua masih merasa ragu untuk divaksinasi COVID-19, dan melakukan pelatihan kepada vaksinator.

COVID-19 vaccination program for adolescents aged 12-17 years began on July 1, 2021. Data as of October 1, 2021 at 06.00 PM, as many as 62.441 (25,4%) adolescents in Bekasi City have received the first dose of vaccine and as many as 56,090 (22.81%) adolescents in the city of Bekasi have received the second dose of vaccine (Kementerian Kesehatan RI, 2021f). Low utilization of COVID-19 vaccination service for adolescents and opening of schools can result adolescents becoming potential agents of transmission. This study aims to determine the factors that affecting utilization of COVID-19 vaccination services in adolescents aged 12-17 years in Bekasi City. Study design used in this study was cross sectional using an online questionnaire. The sample size in in this study was 520 respondents. The analysis used is chi square analysis with 95% confidence interval. The results showed that 92.9% of adolescents aged 12-17 years had been vaccinated and 7.1% of adolescents aged 12-17 years had not/not vaccinated. There is a significant relationship between social norms (p value = 0.006), technology (p value < 0.001), geographic accessibility (p value < 0.001), availability of COVID-19 vaccination services (p value = 0.006), health care services (p value = 0.006), education (p value = 0.000), perception (p value = 0.011), and self-efficacy (p value = 0.001). There is no significant relationship between gender (p value = 0.860), knowledge (p value = 0.231), and cues to action (p value = 0.109). Based on the results of the study, it is necessary to disseminate the latest information related to COVID-19 and the COVID-19 vaccine by utilizing the internet and social media, intensify door-to-door vaccination services, use telemedicine services to consult with doctors if parents still have doubts about being vaccinated against COVID-19, and training for vaccinators."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Azhari Maulana
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 terjadi di seluruh Dunia. Semua sektor terkena imbas dari hal tersebut, termasuk tenaga kesehatan. Terjadi peningkatan resiko gangguan kesehatan fisik dan mental dari Tenaga Kesehatan saat Pandemi salah satu nya Burnout. Vaksinasi adalah salah satu usaha dalam memberikan imunitas kelompok pada masyarakat. Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah yang menerapkan percepatan dari vaksinasi pada masyarakat, hal tersebut dapat meningkatkan kebutuhan akan tenaga kerja yang menjadi anggota Tim Vaksinasi COVID-19 sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya kejadian Burnout pada anggota Tim Vaksinasi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan Burnout pada Tim Vaksinasi COVID-19 Kab.Subang 2020 -2022
Metode: Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei – Juli 2022 di seluruh puskesmas Kabupaten Subang dengan pembagian kuesioner via online google form. Metode sampling menggunakan simple random sampling. Jumlah sampling dihitung mengunakan metode Slovin dengan hasil 131 orang yang terdiri atas Tim Vaksinasi COVID-19 Kabupaten Subang. Variabel yang digunakan adalah demografi (umur, jenis kelamin, status pernikahan, dan status pendidikan) faktor pekerjaan (jarak antara rumah ke tempat kerja, lama kerja, dan tugas dalam Tim Vaksinasi), beban kerja mental, dan lokus kendali kerja. Analisis yang digunakan adalah analisis hubungan dengan chi square (Bivariat) dan analisis faktor yang paling berhubungan dengan regresi logistik (Multivariat)
Hasil dan diskusi: Hasil dari penelitian ini 44 (33,3%) orang dari Tim Vaksinasi mengalami Burnout. Pada penelitian ini tidak ada faktor demografis yang memiliki hubungan dengan Burnout (nilai p > 0.05). Faktor yang berhubungan dengan Burnout yaitu faktor masa kerja (nilai p = 0.022), faktor lokus kendali kerja (nilai p = 0.022), dan faktor beban kerja mental (nilai p = 0.009). Pada uji multivariat ditemukan faktor yang saling berhubungan adalah lokus kendali kerja(aOR =2,9) dibandingkan dengan faktor lain nya.
Kesimpulan: Faktor masa kerja, lokus kendali kerja dan beban kerja mental memiliki hubungan dengan Burnout. Faktor lokus kendali kerja merupakan faktor yang paling dominan berhubungan terhadap terjadinya Burnout pada Tim Vaksinasi COVID- 19 Kabupaten Subang.

Background: The COVID-19 pandemic was happening worldwide. All sectors were impacted because of this pandemic, including health workers. The physical and mental health risks increased during this pandemic, including burnout. Vaccination was one of many methods for giving humans immunity against the disease. Because of that, Subang was one of many districts with a government policy for accelerating vaccinations. These policies may impact vaccination teams because high demand for the group can increase the potential for burnout.
Aim: This study is conducted to detect what factors are associated with burnout in the vaccination team in the Subang district.
Methods: The research was conducted in May – July 2022 in the public health care Subang district. The sampling method uses simple random sampling of vaccination team members, about 131 people. The variable factors in this research are characteristic sample (age, sex, marital status, education status), Work Factor (commuting distance, work periods, and job in vaccination team), mental workload, and work locus of control. This analysis will be conducted with the chi-square method for correlation in bivariate and logistic regression for correlation in multivariate.
Result and Discussions: in this research there are 44(33,3%) people of team members who have Burnout. No demographic factors have correlation with Burnout (p value > 0.05). There is correlation between work periods(p value = 0.022), mental workload (p value = 0.009 ) and work locus of control (p value = 0.022) to Burnout. In multivariate factors, this research found work locus of control (p Value = 0.012) have dominant correlation with Burnout (aOR= 2,9).
Conclusion: Work periods, mental workload, and work locus of control factor correlate with Burnout. Work locus of control is the most dominant factor correlates with a burnout in the vaccination team in the Subang district.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bungarani Pramadefitra
"Perilaku vaksinasi seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya dapat berupa faktor psikologis yang beruhubungan dengan sikap dan pandangan seseorang terkait vaksin maupun penyakit yang dicegah oleh vaksin tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, korelasional yang bertujuan untuk melihat pengaruh sikap terhadap vaksin dan persepsi risiko Covid-19 terhadap intensi untuk divaksin. Sebanyak 214 partisipan berusia 18-25 tahun berdomisili di Jabodetabek mengisi kuesioner penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 18,6% dari varians intensi untuk divaksin dapat dijelaskan oleh sikap terhadap vaksin dan persepsi risiko Covid-19. Sikap terhadap vaksin ditemukan memberikan pengaruh negatif yang signifikan dan persepsi risiko Covid-19 khususnya dimensi perceived likelihood of infection ditemukan memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap intensi untuk mendapatkan vaksin.

A person's vaccination behavior can be influenced by various factors, including psychological factors related to a person's attitudes and perceptions related to vaccines and the diseases that prevented by the vaccine. This research is a quantitative, correlational study that aims to see the influence of attitudes towards vaccines and perceived risk of Covid-19 on vaccination intention. A total of 214 participants aged 18-25 years domiciled in Jabodetabek filled out the research questionnaire. Results showed that 18.6% of the vaccination intention variance can be explained by attitudes towards vaccines and perceived risk of Covid-19. Attitudes towards vaccines and perceived risk of Covid-19, especially the perceived likelihood of infection dimension, were found to be a significant predctors of vaccination intention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Angelia Yohana Ulina
"Vaksin adalah elemen kunci dalam upaya pencegahan penyakit yang telah menjadi fokus utama di tingkat global, terutama dalam menghadapi pandemi COVID-19. Puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat memainkan peran penting dalam penyelenggaraan program vaksinasi. Evaluasi yang cermat tentang penggunaan vaksin di puskesmas dapat memberikan wawasan berharga untuk perbaikan program vaksinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik.Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis data pemakaian vaksin rutin dan vaksin COVID-19 di Puskesmas se-Kecamatan Matraman dan jejaringnya pada tahun 2022. Data dianalisis untuk menentukan jumlah dan jenis vaksin yang paling banyak digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 18 jenis vaksin digunakan, termasuk vaksin BCG, campak, DPT-HB-HiB, dan vaksin COVID-19 seperti Sinovac Multi Dose. Vaksin DPT-HB-HiB adalah jenis vaksin rutin dengan penggunaan terbanyak pada tahun 2022, sedangkan Sinovac Multi Dose adalah vaksin COVID-19 dengan penggunaan terbanyak. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang berharga dalam perencanaan dan pengembangan program vaksinasi di tingkat lokal, serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih efektif dalam upaya pencegahan penyakit. Informasi ini dapat membantu puskesmas dan jejaringnya dalam mengelola persediaan vaksin dan menyusun strategi vaksinasi yang lebih baik.

Vaccines are a crucial element in disease prevention efforts that have garnered global attention, particularly in the face of the COVID-19 pandemic. Health centers, as community-level healthcare institutions, play a pivotal role in the administration of vaccination programs. A meticulous evaluation of vaccine usage data in health centers can offer valuable insights for improving vaccination programs and making better-informed decisions. The primary objective of this research is to analyze the data on routine vaccine and COVID-19 vaccine usage in Health Centers across the Matraman Subdistrict and their networks in the year 2022. The data were analyzed to determine the total quantity and types of vaccines most frequently used. The findings of this research reveal that a total of 18 vaccine types were utilized, including BCG, measles, DPT-HB-HiB, and COVID-19 vaccines like Sinovac Multi Dose. DPT-HB-HiB was the most commonly used routine vaccine in 2022, while Sinovac Multi Dose was the most frequently used COVID-19 vaccine. The results of this analysis are expected to provide valuable insights into the planning and development of vaccination programs at the local level and support more effective decision-making in disease prevention efforts. This information can aid health centers and their networks in managing vaccine supplies and devising better vaccination strategies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Romadhani Ardi
"Praktik keinsinyuran dapat digunakan oleh perekayasa untuk membantu pemerintah dalam menghadapi penyebaran virus COVID-19, yaitu dengan mengkaji risiko kegagalan dalam distribusi vaksin. Dalam hal ini, penulis telah menyelesaikan aktivitas tersebut di Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, Kemenhub RI pada Oktober 2020 hingga Desember 2020. Dalam pelaksanaannya, penulis berkoordinasi dengan pihak internal Kemenhub RI untuk memastikan tercapainya tugas pokok dan fungsi tim. Selain itu, penulis bertugas menjadi koordinator dari empat orang tenaga ahli UI, dan melibatkan 7 orang mahasiswa aktif UI sebagai tim pelaksana survei lapangan dan analis data. Hasil temuan studi dan survei lapangan telah dipresentasikan dengan baik di hadapan pemangku kepentingan dalam dua buah focus group discussion. Penulis telah berupaya menjunjung tinggi profesionalisme, kode etik insinyur, dan pedoman dan aturan K3LL dalam pengerjaan Praktik Keinsinyuran ini.

Engineering practices can be utilized by engineers to assist governments in dealing with the spread of the COVID-19 virus, i.e. by assessing the risk of failure in the distribution of COVID-19 vaccine. In this case, the author has completed the activities in the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia from October 2020 to December 2020. In the implementation, the author coordinated with the internal parties of the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia to ensure the achievement of the main tasks and functions of the team. In addition, the author is in charge of coordinating four UI experts and involving seven active UI students as field surveyors and data analysts. The findings of the study and field survey have been well presented to the stakeholders in two focus group discussions. The author has sought to uphold the professionalism, the engineer's code of ethics, and the K3LL guidelines and rules in working on this Engineering Practice."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfah Aulia Defandra
"Cepatnya penyebaran Virus Covid-19 menyebabkan Indonesia mengalami Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Oleh karena itu, untuk melindungi masyarakat Indonesia, Pemerintah Indonesia melakukan pengadaan Vaksin Covid-19 dan pelaksanaan Vaksinasi Program. Dalam pendistribusian Vaksin Covid-19, wajib memenuhi standar dan/atau persyaratan: (1) Keamanan (safety); (2) Mutu (quality); dan (3) Khasiat (efficacy)/imunogenisitas. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian yuridis normatif dengan tipe deskriptif. Penulis mengkaji norma hukum tertulis, yaitu Pedoman Teknis CDOB sebagaimana yang diatur dalam PerBPOM 6/2020, Perpres 99/2020 beserta perubahannya, dan peraturan pelaksana Perpres 99/2020, yaitu: (1) PerMenkes 10/2021 beserta perubahannya; (2) PerMenkes 16/2021; dan (3) Juknis Vaksinasi Covid-19. Dari norma hukum di atas, Penulis menjelaskan mengenai prosedur pendistribusian Vaksin Covid-19 pada Vaksinasi Program dan menganalisis tanggung jawab Pemerintah Indonesia dalam pendistribusian Vaksin Covid-19 pada Vaksinasi Program mulai dari perencanaan sampai dengan Vaksin Covid-19 tersebut digunakan oleh masyarakat.

The rapid spread of the Covid-19 Virus has caused Indonesia to experience a Public Health Emergency. Therefore, to protect the Indonesian people, the Indonesian Government has procured a Covid-19 Vaccine and implemented a Vaccination Program. In distributing the Covid-19 Vaccine, it is obligatory to meet the following standards and or requirements: (1) Safety, (2) Quality, and (3) efficacy/immunogenicity. The form of research used in this research is a normative juridical research method with a descriptive type. The author examines written legal norms, namely the Good Distribution Practices Technical Guidelines as regulated in Regulation of the Food and Drugs Supervisory Agency Number 6 of 2020, Regulation of The President Number 99 of 2020 and their amendments, and implementing regulations for Regulation of The President Number 99 of 2020, namely (1) Regulation of The Minister of Health Number 10 of 2021 and its amendments, (2) Regulation of The Minister of Health Number 16 of 2021, and (3) Covid-19 Technical Guidelines. From the legal norms above, the author explains the procedure for distributing the Covid-19 Vaccine in the Vaccination Program and analyzes the responsibility of the Indonesian Government in distributing the Covid-19 Vaccine in the Vaccination Program from planning to the Covid-19 Vaccine used by the community."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>