Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Kusumaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Plak yang melekat pada basis gigi tiruan resin akrilik dapat menyebabkan peradangan papila berbentuk hiperpiastik, kandidiasis dan denture stomatitis. Salah satu cara untuk menghilangkan plak dan stain pada gigi tiruan adalah penyikatan memakai pasta gigi, namun pasta gigi diketahui mengandung bahan abrasif yang menyebabkan kekasaran gigi tiruan sehingga plak mudah melekat.

Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium yang bertujuan melihat kekasaran permukaan lempeng resin akrilik gigi tiruan akibat penyikatan memakai sabun cair yang dibandingkan dengan penyikatan memakai pasta gigi. Penyikatan dilakukan dengan sikat gigi elektrik sefama 7 dan 14 menit. Hasil kekasaran diuji dengan Surface roughness tester

Secara deskriptif nampak adanya kecenderungan peningkatan kekasaran permukaan lempeng resin akrilik dengan bertambahnya waktu penyikatan. Dari hasil uji limit significant difference, nampak tidak ada perbedaan bermakna kekasaran antara akibat penyikatan memakai air dan memakai sabun cair, namun terdapat perbedaan bermakna baik antara penyikatan memakai air dan memakai pasta gigi maupun antara penyikatan memakai sabun cair dan memakai pasta gigi.

Disimpulkan bahwa kekasaran lempeng resin akrilik akibat penyikatan memakai pasta gigi lebih besar dibandingkan penyikatan memakai sabun cair. Hal ini karena pasta gigi mengandung bahan abrasif, sedangkan sabun cair tidak mengandung bahan abrasif. Kekasaran akibat penyikatan memakai sabun cair diakibatkan oleh efek abrasif dari bulu sikat gigi.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfi Zatnika Sukma Aji
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S47828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David R. Marindra
Abstrak :
ABSTRAK
Bahan N-ODS (Non Ozone Depleting Substances) berupa destilat minyak bumi merupakan bahan alternatif yang dikembangkan oleh Indonesia sebagai bahan pembersih logam dan bersifat ramah lingkungan. Bahan tersebut berupa campuran senyawaan parafinik, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik yang dinamakan Pertasol CA dan CB yang diproduksi Pertamina dari kilang Cepu.

Pelarut jenis Pertasol CA mempunyai daya larut (solvency power) yang dinyatakan dengan parameter aniline point dan nilai Kauri-Butanol adalah 4 4,5oC dan 38,36762, sedangkan Pertaso CB mempunyai nilai parameter tersebut adalah 4 3,8oC dan 41,15673. Dari hasil nilai parameter tersebut dapat dikatakan bahwa kedua jenis pelarut tersebut masih dapat ditingkatakan daya larutnya. Untuk tujuan itu, harus dilakukan upaya penambahan sistem aditif yaitu senyawaan golongan terpena dan alkohol.

Terhadap kedua jenis pelarut tersebut dilakukan pencampuran melalui penambahan sistem aditif dengan berbagai komposisi yang bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh sistem aditif tersebut terhadap daya larut kedua jenis pelarut tersebut. Masin-masing komposisi dianalisis berdasarkan spesifikasi pelarut yaitu aniline point, nila kauri-butanol, berat jenis relatif, derajat kekentalan( viskositas),kemudahan untuk menguap (volatilitas), korosifilitas terhadap tembaga, kadar asam, titik nyala,werna Saybolt dan bau.

Hasil yang memuaskan diperoleh pada komposisi 70% v/v pelarut Pertasol, 5% v/v senyawaan berbasis terpena dan 25% v/v senyawaan berbasis alkohol. Hasil komposisi tersebut kemudian dianalisis kandungan jenis hidrokarbon parafinik/ naftenik, olefini dan aromatik dengan metode Fluorecent Indikator Adsorption (FlA). Nilai parameter aniline point dan Kauri-Butanol yang dihasilkan adalah 4,6 C ; 131,8916 (65,82584) untuk Pertasol CA dan 8,6oC; 111,8308 (65,16169) untuk Pertasol CB. Dari hasil tersebut dan melalui perbandingan yang sesuai dengan spesifikasi pelarut dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan daya larut dan kualitas dari masing-masing pelarut tersebut. Jika dibandingkan dengan SBP-X40B dengan komposisi sama, mempunyai daya larut dengan aniline point dan nilai kauri-butanol l2 ,6C; 97,80973 (56,95327), maka dapat disimpulkan bahwa Pertasol mempunyai mutu dan kualitas lebih baik daripada SBP-X408. Sehingga Pertasol dapat menggantikan SBP-X4OB jika cadangan atau persediaan nya habis.

Studi aplikasi membuktikan bahwa terjadi peningkatan daya larut dan waktu pelarutan terhadap bahan pengotor seperti gemuk, aspal dan pelumas (grease).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Widyaningsih
Abstrak :
Salah satu aplikasi lapisan TiOa yaitu untuk menghilangkan iemak/minyak dan kotoran {seif cleaning) pada suatu permukaan benda dan untuk mencegah kaca berkabut {anti fogging) akibat penguapan air. Penggunaan TiOa tersebut berkaitan dengan saiah satu sifat khas TiOa yaitu superhidrofilik, dimana sebagai parameter ditunjukkan dengan kecilnya sudut kontak antara suatu permukaan benda dengan cairan (<10°). Pada penelitian ini Ti02 diiapiskan pada permukaan kaca dengan metode so!-gei, kemudian disinari lampu uitravioiet (10 VV, 30 W, dan 36 W) dengan vanasi waktu penyinaran. Permukaan hidrofiiik pada kaca yang diiapisi TiOa dapat diperoleh waiaupun intensitas cahaya UV yang.diberikan sangat kecii. Diamati semakin besar intensitas cahaya UV, maka semakin cepat permukaan hidrofiiik Ti02 tercapai, terbukti dengan sudut kontak yang lebih cepat mengecii. Jika pelapisan hanya terdiri dari Ti02 keadaan superhidrofilik ini akan hiiang jika cahaya UV yang diberikan pada permukaan Ti02 dihentikan. Oleh karena itu Ti02 diiapiskan pada kaca yang telah diiapiskan Si02. Seiain berfungsi untuk menahan air pada strukturnya, SiOa juga berfungsi menahan terjadinya difusi ion Na dari kaca ke iapisan Ti02 yang dapat mengurangi aktivitas Ti02. Terbukti dari hasii penelitian bahwa perubahan hidrofiiik menjadi hidrofobik kaca yang diiapisi Si02-Ti02 iebih lama dibandingkan kaca yang hanya diiapisi TiO-,, * Studi Fenomena..., Muthia Widyaningsih, FMIPA UI, 2003 Pada penelitian ini pelapisan TiOa pada kaca dilakukan dengan metode sol-gel, dimana iarutan prekursor diratakan pada permukaan kaca dengan teknik pencetakkan. Ti02 yang dihasilkan diketahui strukturnya dengan XRD, sedangkan keadaan superhidrofilik dik
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yusran Fachry Reza
Abstrak :
ABSTRAK
Pendorong utama di balik pengembangan agen pembersih adalah untuk mencari baha aktif yaitu surfaktan yang relatif lebih ramah lingkungan. Sekitar 65-70 surfaktan anionik yang diproduksi komersial dihasilkan dari bahan baku tidak terbarukan, sedangkan sisanya diproduksi dari minyak konsumsi seperti minyak kelapa sawit dan kelapa yang nantinya dapat mengganggu kestabilan pangan. Penelitian ini memanfaatkan minyak non konsumsi dengan kadar asam lemak tinggi yaitu minyak jarak pagar untuk menghasilkan metil ester sulfonat MES sebagai salah satu bahan aktif agen pembersih. Penambahan nanopartikel titania dengan dopan tembaga dilakukan guna meningkatkan performa agen pembersih. Metil ester sulfonat disintesis melalui tiga tahap berurutan yaitu esterifikasi, transesterifikasi dan sulfonasi. Esterifikasi dilakukan dengan menggunakan katalis titania dengan bantuan sinar UV-A dengan variasi loading 0-10 dan perbandingan reaktan 1:12-1:48. Transesterifikasi dilakukan dengan menggunakan katalis NaOH 1 dengan minyak jarak pagar dan metanol 1:12. Sulfonasi dilakukan pada suhu 100oC selama 4,5 jam dengan mereaksikan NaHSO3 dan metil ester dengan variasi 1:1-1:3. Katalis disintesis dengan metode fotodeposisi dengan variasi dopan tembaga 1-3. Minyak jarak pagar dengan kandungan FFA 5,64 dapat turun menjadi 2,40 dengan loading katalis titania 7,5 dan rasio minyak jarak dan metanol 1:48. Metil ester sulfonat yang dihasilkan dari proses sulfonasi memiliki nilai tegangan permukaan 33,93-33,12 dyne/cm. Hasil uji bahan akif agen pembersih menunjukan bahwa agen pembersih optimum yaitu MES-20 dan 3 Cu/TiO2-0,1 memiliki nilai deterjensi 87 dengan kemampuan disinfeksi 90,30 selama 30 menit.
ABSTRACT
The main urge behind the development of new surfactants as one of the active ingredients of cleaning agents is to look for surfactants that are relatively more environmentally friendly. Approximately 65 70 of commercially produced anionic surfactants are produced from non renewable feedstock, while the remainder is produced from edible oils such as palm oil and coconut which can disrupt food stability. This study utilizes non edible oil with high fatty acid content of jatropha oil to produce methyl ester sulfonate as one of the active ingredient of cleaning agent. The addition of titania nanoparticles with copper dopants is performed to improve the performance of cleaning agents. Methyl esters of sulfonates are synthesized through three successive stages of esterification, transesterification and sulphonation. Esterification was performed using titania catalyst with the aid of UV A light with loading variation of 0 10 and reactant ratio of 1 12 1 48. Transesterification was performed by using 1 NaOH catalyst with jatropha oil and methanol 1 12. Sulfonation is carried out at 100 C for 4.5 hours by reacting NaHSO3 and methyl ester with variation of 1 1 1 3. The Cu TiO2 nanoparticles was synthesized by photodeposition method with 1 3 copper dopant variation. Jatropha oil with FFA content of 5.64 can decrease to 2.40 with loading of 7.5 titania catalyst and ratio of jatropha oil and methanol 1 48. The methyl ester sulfonate produced from the sulfonation process has surface tension value of 33.93 33.12 dyne cm. The cleaning agent assay results showed that the optimum cleaning agent MES 20 and 3 Cu TiO2 0,1 had 87 detergency with 90.30 disinfect ability for 30 minutes.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parasuram, K.S.
New Delhi: Tata McGraw-Hill, 1995
668.12 PAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sharon Hanandi
Abstrak :
Validasi pembersihan merupakan hal yang perlu diperhatikan khususnya untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang antar produk. Uji waktu tunggu kotor juga merupakan uji yang penting untuk mengetahui waktu maksimal alat selama kondisi kotor, tidak akan menimbulkan permasalahan terhadap kemampuan prosedur pembersihan untuk membersihkan residu bahan dan mengurangi cemaran mikroba pada tingkat yang telah ditetapkan pada permukaan kritikal mesin. Dalam protokol validasi pembersihan dan waktu tunggu kotor alat Petri/Rodac Dishes Filler di PT. Forsta Kalmedic Global, dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan metode bilas dan swab. Sampel yang diambil kemudian diuji pH dan batas mikroba dengan syarat pH berada pada rentang 5,0 – 7,0 yang disesuaikan dengan pH ultrapure water dan batas mikroba <1 CFU/25 cm2 yang disesuaikan dengan spesifikasi alat produksi steril. Melalui penyusunan protokol validasi pembersihan dan waktu tunggu kotor mesin Petri/Rodac Dishes Filler, diharapkan bahwa proses pembersihan yang dilakukan pada mesin dapat membersihkan residu bahan dan mengurangi cemaran mikroba pada tingkat yang telah ditetapkan serta waktu tunggu kotor alat dapat ditentukan. ......Cleaning validation is important, especially to prevent cross-contamination between products. The dirty waiting time test is also an important test to determine the maximum time machine in dirty condition that will not cause problems to the ability of cleaning procedures to remove material residues and reduce microbial contamination to a predetermined level on the machine's critical surfaces. In the cleaning validation protocol and dirty waiting time for Petri/Rodac Dishes Filler machine at PT. Forsta Kalmedic Global, samples were collected using rinse and swab method. The samples taken were then tested for pH and microbial limits. The requirement for pH was in the range of 5.0 – 7.0 which was adjusted to the pH of ultrapure water and the microbial limit was <1 CFU/25 cm2 which was adjusted to the specifications for sterile production equipment. Through the preparation of cleaning validation protocols and dirty hold time test for Petri/Rodac Dishes Filler machine, it is hoped that the cleaning process carried out on the machine can clean material residues and reduce microbial contamination at a predetermined level and the dirty hold time for tools can be determined.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Nisrina Fiska
Abstrak :
Tank cleaning merupakan serangkaian langkah dan tindakan yang dirancang untuk memastikan kebersihan tangki dengan aman dan efektif atau dapat dikatakan proses penghilangan uap hidrokarbon, cairan, atau residu dari tangki. Tank cleaning ini langkah preventif untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau pencemaran minyak yang ada di dalam tangki. Selain itu, tank cleaning merupakan salah satu syarat agar dilakukannya inspeksi tangki muatan atau dapat dikatakan sebagai langkah yang mutlak sebelum inspeksi tangki muatan untuk memastikan kebersihan, keamanan, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan regulasi industri maritim. Pada pelaksanaannya, masih banyak terdapat aspek-aspek keselamatan yang tidak dihiraukan. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau lebih jauh terkait faktor-faktor di balik sumber bahaya berisiko tinggi bagi para pekerja yang terlibat dalam proses pembersihan tangki muatan pada kapal oil tanker. Sebagai langkah untuk mencegah atau mengurangi potensial terjadinya kecelakaan kerja pada saat tank cleaning, perlu dilakukan penilaian risiko keselamatan. Metode yang paling tepat dalam menganalisa risiko keselamatan pada pekerjaan tank cleaning ini yaitu metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk penemuan sumber bahaya dengan memberikan pilihan pengendalian risiko yang output akhirnya akan memberikan rekomendasi pengendalian risiko. Dan tentunya dibantu juga dengan metode Fault Tree Analysis (FTA) berupa penarikan akar masalah. ......Tank cleaning is a series of steps and actions designed to ensure safe and effective tank cleanliness or it can be said to be the process of removing hydrocarbon vapours, liquids, or residues from the tank. Tank cleaning is a preventive measure to prevent contamination or pollution of the oil in the tank. In addition, tank cleaning is one of the requirements for cargo tank inspection or can be said to be an absolute step before cargo tank inspection to ensure cleanliness, safety, and compliance with safety standards and maritime industry regulations. In practice, there are still many aspects of safety that are ignored. This study was conducted to further review the factors behind the sources of high-risk hazards for workers involved in the process of cleaning cargo tanks on oil tankers. As a step to prevent or reduce the potential occurrence of work accidents during tank cleaning, it is necessary to assess safety risks. The most appropriate method in analysing safety risks in tank cleaning work is the Formal Safety Assessment (FSA) method for finding hazard sources by providing risk control options whose final output will provide risk control recommendations. And of course, it is also assisted by the Fault Tree Analysis (FTA) method in the form of pulling the root of the problem.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobi Khoerun
Abstrak :
Organic Light Emitting Diode OLED merupakan divais fotonik yang terdiri dari katoda, anoda, dan sebuah lapisan emissive dari bahan organik yang dapat memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam fabrikasi OLED diantaranya yaitu teknik laminasi. Laminasi bertujuan untuk melekatkan kontak anoda dan katoda yang sudah dilapisi bahan organik polyfluorene PFO . Tahun 2015 peneliti sebelumnya pernah melakukan fabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan alat laminasi biasa dan ruangan yang belum clean room tetapi hasil fabrikasi belum dapat memancarkan cahaya. Berdasarkan publikasi penelitian sebelumnya, penulis memfabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan alat laminasi biasa dan ruangan yang belum clean room. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan memvariasikan waktu ultrasonic cleaning, kecepatan rotasi spin coating, dan suhu laminating sehingga mendapatkan kondisi fabrikasi yang optimal. Hal ini dilakukan supaya hasil karakterisasi OLED sesuai dengan karakterisasi dioda dan dapat memancarkan cahaya. Hasil tesis ini adalah berhasil difabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan teknik laminasi dan OLED dapat memancarkan cahaya pada tegangan 7V. ......Organic Light Emitting Diode OLED is a photonic device consist of cathode, anode, and an emissive layer made from organic material that can emit light when drived by electrical current. There are several techniques that used in OLED fabrication such as lamination technique. The aim of laminating is attach contact of anode and cathode that have been coated with polyfluorene PFO. In 2015 previous researcher have done fabricated Organic Light Emitting Diode OLED with usual laminating tool and not use cleaning room so the result of fabrication has not been able emit light. Based on the previous research publication, the author fabricate Organic Light Emitting Diode OLED with the usual laminating tool and not use cleaning room. The steps taken are varying ultrasonic cleaning time, spin coating rotation rate, and laminating temperature to obtain optimal fabrication conditions so the OLED characterization result is same with dioda characterization and Organic Light Emitting Diode OLED can emit light. The result of this thesis is successfully fabricated Organic Light Emitting Diode OLED with lamination technique and OLED can emit light at 7V voltage.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>