Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ema Savitri
Abstrak :
Angkutan umum/bis merupakan salah satu mode angkutan umum yang sangat dibutuhkan oleh sejumlah besar masyarakat terutama golongan menengah ke bawah. Permasalahan pokok yang dihadapi oleh pemakai jasa /user adalah tidak adanya waktu keberangkatan angkutan umum/bis yang tepat, sehingga mempengaruhi waktu perjalanan, waktu tunggu dan sebagainya, Berta cenderung akan mengharapkan jumlah bis yang beroperasi lebih banyak, karena semakin banyak bis yang beroperasi akan semakin cepat waktu keberangkatannya dan semakin kecil waktu tunggunya. Sedangkan permasalahan dari pihak operator/pengelola angkutan umum, akan cenderung untuk membatasi jumlah angkutan umum/bis pada tingkat pelayanan yang paling menguntungkan. Pendekatan model yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah dengan melakukan optimasi pada proses penjadualan angkutan umum/bis berdasarkan waktu keberangkatan bis yang optimal dengan proses yang dinamik. Dengan mengetahui waktu keberangkatan bis yang optimal, maka didapat besar probabilitas penumpang yang dapat naik pada bis yang pertama kali datang di suatu pemberhentian, setelah kedatangannya penumpang tersebut di suatu pemberhentian tersebut. Model yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah pengembangan model yang dikemukanan oleh Yosef Sheffi dan Morihisa Sugiyama, yang dikembangkan kembali oleh Dr.Ir. Sutanto Soehodho, MEng (1992). Pengembangan model tersebut mencakup metode untuk penjadualan waktu keberangkatan bis pada rute tunggal. Masalah formulasi program matematika dibatasi dengan kapasitas angkutan umum/bis, jumlah pemberhentian/halte dan jumlah armada yang dibutuhkan. Sedangkan tingkat kedatangan penumpang disetiap pemberhentian/halte, probability perpindahan anal tujuan penumpang dan waktu perjalanan armada dari suatu pemberhentian ke pemberhentian lain dibuat secara asumsi data. Sebagai solusinya digunakan prosedur dari "Dynamic Programming. Sehingga didapat optimasi penjadualan berdasarkan permintaan stokastik (Stochastic Demand). Studi kasus dalam pemecahan masalah dipilih Angkutan umum/bis dengan rute tunggal dengan jumlah bis yang optimal didapat sebesar 3 bis. Hasil analisa menunjukan bahwa waktu keberangkatan yang optimal yang didapat dengan menggunakan "Dynamic Programming" adalah sebagai berikut : Untuk bis yang pertama mempunyai selang waktu selama 23 menit dari waktu yang dijadualkan. Sedangkan untuk bis yang kedua mempunyai selang waktu 14 menit dari bis yang pertama dan untuk bis yang ketiga mempunyai selang waktu 23 merit dengan bis yang kedua. Adapun hasil dari Program Dinamik tersebut, maka didapatkan waktu keberangkatan yang menghasilkan harga Probabilitas Kejadian X yang optimal yaitu kejadian dimana penumpang dapat naik pada bis yang pertama kali datang di suatu pemberhentian, setelah kedatangannya penumpang tersebut di suatu pemberhentian tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Anggito Arissaputro
Abstrak :
Bikunku merupakan suatu aplikasi penunjang informasi bis kuning (bikun); sarana transportasi di lingkungan Universitas Indonesia; yang dibuat oleh Alamsyah et al. melalui penelitiannya pada tahun 2022. Salah satu fitur penting yang ditawarkan dalam aplikasi ini adalah tracking lokasi bikun yang sedang beroperasi secara real-time. Meskipun secara keseluruhan sistem ini dapat menjalankan tugas- nya melakukan tracking lokasi bikun, sistem yang menggunakan frontend React, komunikasi WebSocket, dan database PostgreSQL ini kurang optimal untuk menangani data lokasi yang dikirim oleh driver bikun dan dibaca oleh ribuan sivitas akademik Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan melakukan improvement berupa peningkatan performa pada sistem tracking bikun pada aplikasi Bikunku yang meliputi pengukuran end-to-end response time, throughput, CPU usage, memory usage, FPS dan rendering speed. Penelitian terdiri dari pengembangan dari sisi backend protokol komunikasi menggunakan gRPC dengan Kafka, sisi database menggunakan Firebase Cloud Firestore sebagai Realtime Database pada backend, dan sisi frontend menggunakan Flutter sebagai aplikasi mobile. Implementasi frontend Flutter pada akhirnya diinkorporasikan dengan pilihan implementasi backend dengan hasil performa yang terbaik. Dengan pengembangan menggunakan teknologi tersebut, improvement yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengubahan cara penyaluran data lokasi tracking dan database dari sistem polling menjadi sistem pushing, pengubahan arsitektur sistem yang lebih performant, digunakannya protokol komunikasi yang lebih unggul, perbaikan implementasi pada autentikasi driver sebagai salah satu penyebab bottleneck, pengubahan aplikasi menjadi mobile app, dan digunakannya implementasi maps yang lebih siap untuk production. Pengetesan dilakukan dengan load testing membandingkan performa masing-masing sistem implementasi baru terhadap sistem terdahulu Alamsyah. Skenario pengetesan sistem backend dan database meliputi request pengiriman lokasi oleh 11 driver bikun, disertai 1800 concurrent user di sisi client untuk membaca simulasi data lokasi terbaru bikun yang beroperasi. Sementara pada sisi frontend dilakukan pengetesan dengan resource profiling dan observasi terhadap simulasi bikun yang berjalan di frontend. Hasil pengetesan menunjukkan sistem gRPC-Kafka lebih cepat sebesar 96% dengan throughput yang dihasilkan lebih baik 216% dibandingkan dengan sistem Alamsyah, sistem Firebase lebih cepat sebesar 91% dengan throughput yang dihasilkan lebih baik 127% dibandingkan sistem Alamsyah. Dari hasil yang didapat, sistem gRPC-Kafka kemudian dipilih sebagai sistem backend yang diinkorporasikan dengan implementasi Flutter. Hasil pengetesan sistem Flutter dengan gRPC-Kafka mendapatkan hasil yang lebih baik pada OS Android di semua skenario dengan peningkatan performa metrik CPU usage, max CPU usage, memory usage, dan rendering speed sebesar 27%, 18%, 42%, dan 33%. Sistem Flutter dengan gRPC-Kafka mayoritas lebih baik pada OS iOS di semua skenario, yakni pada metrik memory usage, FPS, dan rendering speed dengan peningkatan performa sebesar 40%, 28%, dan 16%. Sementara dari segi CPU usage dan max CPU usage, sistem Alamsyah lebih baik sebesar 9% dan 0,3% dari sistem Flutter dengan gRPC- Kafka. ...... Bikunku is an information system application for bikun, a bus transportation facility within the University of Indonesia environment, developed by Alamsyah et al. through their research in 2022. One of the important features offered in this application is real-time tracking of the bikuns' location. Although the overall system is capable of tracking the bikun's location, the system, which utilizes React for the frontend, WebSocket for communication, and PostgreSQL for the database, it is not optimized to handle the location data sent by bikun drivers and accessed by thousands of University of Indonesia stakeholders. This research aims to improve the performance of the bikun tracking system in the Bikunku application, including measuring end-to-end response time, throughput, CPU usage, memory usage, FPS, and rendering speed. The research consists of the development of backend communication protocol using gRPC with Kafka, development of backend using Firebase Cloud Firestore as Realtime Database, and development of the frontend mobile application using Flutter. The implementation of Flutter frontend is then integrated with the best performing backend implementation. With the development using technologies listed, improvements made in this research include changing the method of location tracking data delivery and database from a polling system to a pushing system, modifying the system architecture for better performance, utilizing superior communication protocol, improving the implementation of driver authentication as one of the bottleneck causes, transforming the application into a mobile app, and utilizing a more production-ready maps implementation. Load testing is conducted to compare the performance of each new implementation with Alamsyah's previous system. The testing scenarios for the backend and database systems involve location request submissions by 11 bikun drivers, along with 1800 concurrent users on the client side to simulate reading the latest location data of operating bikuns. On the frontend side, testing is performed using resource profiling and observation of the running bikun simulations. The test results show that the gRPC-Kafka system is 96% faster with a 216% better throughput compared to Alamsyah's system, while the Firebase system is 91% faster with a 127% better throughput compared to Alamsyah's system. Based on these findings, the gRPC-Kafka system is then chosen as the backend system to be integrated with the Flutter implementation. The testing results of Flutter with gRPC-Kafka demonstrate better performance on Android OS in all scenarios, with improvements in CPU usage, max CPU usage, memory usage, and rendering speed by 27%, 18%, 42%, and 33%, respectively. The Flutter with gRPC-Kafka system performs better on iOS OS in all scenarios for the majority, which are in terms of memory usage, FPS, and rendering speed, with performance improvements of 40%, 28%, and 16%, respectively. However, in terms of CPU usage and max CPU usage, the Alamsyah system performs better by 9% and 0.3% to the Flutter with gRPC-Kafka system.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Puspita Dewi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Serano
Abstrak :
Bikunku merupakan suatu aplikasi penunjang informasi bis kuning (bikun); sarana transportasi di lingkungan Universitas Indonesia; yang dibuat oleh Alamsyah et al. melalui penelitiannya pada tahun 2022. Salah satu fitur penting yang ditawarkan dalam aplikasi ini adalah tracking lokasi bikun yang sedang beroperasi secara real-time. Meskipun secara keseluruhan sistem ini dapat menjalankan tugas- nya melakukan tracking lokasi bikun, sistem yang menggunakan frontend React, komunikasi WebSocket, dan database PostgreSQL ini kurang optimal untuk menangani data lokasi yang dikirim oleh driver bikun dan dibaca oleh ribuan sivitas akademik Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan melakukan improvement berupa peningkatan performa pada sistem tracking bikun pada aplikasi Bikunku yang meliputi pengukuran end-to-end response time, throughput, CPU usage, memory usage, FPS dan rendering speed. Penelitian terdiri dari pengembangan dari sisi backend protokol komunikasi menggunakan gRPC dengan Kafka, sisi database menggunakan Firebase Cloud Firestore sebagai Realtime Database pada backend, dan sisi frontend menggunakan Flutter sebagai aplikasi mobile. Implementasi frontend Flutter pada akhirnya diinkorporasikan dengan pilihan implementasi backend dengan hasil performa yang terbaik. Dengan pengembangan menggunakan teknologi tersebut, improvement yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengubahan cara penyaluran data lokasi tracking dan database dari sistem polling menjadi sistem pushing, pengubahan arsitektur sistem yang lebih performant, digunakannya protokol komunikasi yang lebih unggul, perbaikan implementasi pada autentikasi driver sebagai salah satu penyebab bottleneck, pengubahan aplikasi menjadi mobile app, dan digunakannya implementasi maps yang lebih siap untuk production. Pengetesan dilakukan dengan load testing membandingkan performa masing-masing sistem implementasi baru terhadap sistem terdahulu Alamsyah. Skenario pengetesan sistem backend dan database meliputi request pengiriman lokasi oleh 11 driver bikun, disertai 1800 concurrent user di sisi client untuk membaca simulasi data lokasi terbaru bikun yang beroperasi. Sementara pada sisi frontend dilakukan pengetesan dengan resource profiling dan observasi terhadap simulasi bikun yang berjalan di frontend. Hasil pengetesan menunjukkan sistem gRPC-Kafka lebih cepat sebesar 96% dengan throughput yang dihasilkan lebih baik 216% dibandingkan dengan sistem Alamsyah, sistem Firebase lebih cepat sebesar 91% dengan throughput yang dihasilkan lebih baik 127% dibandingkan sistem Alamsyah. Dari hasil yang didapat, sistem gRPC-Kafka kemudian dipilih sebagai sistem backend yang diinkorporasikan dengan implementasi Flutter. Hasil pengetesan sistem Flutter dengan gRPC-Kafka mendapatkan hasil yang lebih baik pada OS Android di semua skenario dengan peningkatan performa metrik CPU usage, max CPU usage, memory usage, dan rendering speed sebesar 27%, 18%, 42%, dan 33%. Sistem Flutter dengan gRPC-Kafka mayoritas lebih baik pada OS iOS di semua skenario, yakni pada metrik memory usage, FPS, dan rendering speed dengan peningkatan performa sebesar 40%, 28%, dan 16%. Sementara dari segi CPU usage dan max CPU usage, sistem Alamsyah lebih baik sebesar 9% dan 0,3% dari sistem Flutter dengan gRPC- Kafka. ......Bikunku is an information system application for bikun, a bus transportation facility within the University of Indonesia environment, developed by Alamsyah et al. through their research in 2022. One of the important features offered in this application is real-time tracking of the bikuns’ location. Although the overall system is capable of tracking the bikun’s location, the system, which utilizes React for the frontend, WebSocket for communication, and PostgreSQL for the database, it is not optimized to handle the location data sent by bikun drivers and accessed by thousands of University of Indonesia stakeholders. This research aims to improve the performance of the bikun tracking system in the Bikunku application, including measuring end-to-end response time, throughput, CPU usage, memory usage, FPS, and rendering speed. The research consists of the development of backend communication protocol using gRPC with Kafka, development of backend using Firebase Cloud Firestore as Realtime Database, and development of the frontend mobile application using Flutter. The implementation of Flutter frontend is then integrated with the best performing backend implementation. With the development using technologies listed, improvements made in this research include changing the method of location tracking data delivery and database from a polling system to a pushing system, modifying the system architecture for better performance, utilizing superior communication protocol, improving the implementation of driver authentication as one of the bottleneck causes, transforming the application into a mobile app, and utilizing a more production-ready maps implementation. Load testing is conducted to compare the performance of each new implementation with Alamsyah’s previous system. The testing scenarios for the backend and database systems involve location request submissions by 11 bikun drivers, along with 1800 concurrent users on the client side to simulate reading the latest location data of operating bikuns. On the frontend side, testing is performed using resource profiling and observation of the running bikun simulations. The test results show that the gRPC-Kafka system is 96% faster with a 216% better throughput compared to Alamsyah’s system, while the Firebase system is 91% faster with a 127% better throughput compared to Alamsyah’s system. Based on these findings, the gRPC-Kafka system is then chosen as the backend system to be integrated with the Flutter implementation. The testing results of Flutter with gRPC-Kafka demonstrate better performance on Android OS in all scenarios, with improvements in CPU usage, max CPU usage, memory usage, and rendering speed by 27%, 18%, 42%, and 33%, respectively. The Flutter with gRPC-Kafka system performs better on iOS OS in all scenarios for the majority, which are in terms of memory usage, FPS, and rendering speed, with performance improvements of 40%, 28%, and 16%, respectively. However, in terms of CPU usage and max CPU usage, the Alamsyah system performs better by 9% and 0.3% to the Flutter with gRPC-Kafka system.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajruddin Akhmad Pramono
Abstrak :
Transjakarta merupakan sistem transportasi berjenis Bus Rapid Transit BRT pertama yang ada di kawasan Asia Tenggara. Salah satu koridor layanannya adalah koridor IX dengan rute Pinang Ranti ndash; Pluit, menjadi salah satu rute tersibuk dari seluruh koridor yang ada. Maka dari itu penting untuk memberikan layanan yang terbaik bagi penumpang. Proses penelitian dilakukan dengan dua metode yaitu survei statis dan survei dinamis pada jam sibuk pagi hari kerja, untuk mendapatkan data ridership, okupansi penumpang, waktu tempuh, waktu tunggu penumpang, dan waktu antara. Waktu antara rata-rata diketahui sebesar 7,92 menit yang berarti tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimum Transjakarta SPM, kemudian setelah melakukan pengolahan data diketahui frekuensi pelayanan yang ada sebesar 8 bus per jam dengan kapasitas 909 penumpang per jam belum cukup memenuhi kebutuhan yang ada sebesar 2615 penumpang per jam, sehingga dilakukan analisis perbaikan untuk meningkatkan frekuensi pelayanan. Ketika analisis dilakukan dengan acuan minimum SPM, dengan waktu antara 5 menit maka frekuensi menjadi 12 bus per jam dengan kapasitas 1440 penumpang per jam dan ketika acuan minimum adalah demand 2615 penumpang per jam maka frekuensi yang dibutuhkan 22 bus per jam dengan waktu antara 2,75 menit.
The first Bus Rapid Transit BRT transportation in Southeast Asia is Transjakarta. One of the service corridors is corridor IX nine route Pinang Ranti Pluit, this becoming one of the busiest routes of Transjakarta services. Therefore it is important to provide the best service for passengers. The research process is carried out by two methods static survey and dynamic survey during the morning rush hour, to get ridership data, passenger occupancy, travel time, passenger waiting time, and headway time. Average headway is known at 7.92 minutes which does not meet the requirements of Transjakarta rsquo s Minimum Service Standard SPM , from the headway obtained existing service frequency of 8 buses per hour with capacity 909 passengers per hour which not enough to fulfill requirement of 2615 passengers per hour, so then the improvement analysis is done to increase service frequency. When the analysis is conducted with minimum SPM reference, with headway 5 minutes then the frequency becomes 12 buses per hour with capacity of 1440 passengers per hour and when the minimum reference is demand 2615 passengers per hour then the required frequency 22 buses per hour with 2,75 minutes headway.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sari Budi Ghafara
Abstrak :
Transportasi umum saat ini menjadi pilihan favorit masyarakat dalam melakukan perpindahan dengan selamat dan efisien. Salah satu transportasi umum pilihan masyarakat Jakarta adalah kereta Mass Rapid Train (MRT). Keselamatan kereta MRT merupakan isu yang penting untuk diperhatikan agar dapat menjaga keselamatan baik masinis maupun penumpang. Dalam pengoperasian kereta MRT, dilakukan oleh seorang masinis. Menurut data Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), di tahun 2016 sebanyak 45% kecelakaan disebabkan oleh masinis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fatigue serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kelelahan pada masinis seperti faktor terkait pekerjaan dan faktor tidak terkait pekerjaan. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari-Juni 2023 di PT. XYZ. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Fatigue Assessment Scale (FAS) dalam mengukur kelelahan, dan Sound Level Meter dalam mengukur kebisingan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 67 masinis kereta MRT yang aktif mengoperasikan kereta. Hasil dari data kuesioner dianalisis menggunakan uji statistic chisquare. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 41,8% mengalami kelelahan. Dari penelitian ini diketahui bahwa pada faktor risiko terkait pekerjaan, terdapat hubungan yang signifikan antara shift kerja dengan kelelahan pada masinis. Pada faktor risiko tidak terkait pekerjaan, terdapat hubungan yang signifikan antara commuting time, dan kualitas tidur terhadap kelelahan pada masinis. ......Public transportation is currently people's favorite choice for moving safely and efficiently. One of the public transportation choices for the people of Jakarta is the Mass Rapid Train (MRT). MRT train safety is an important issue to pay attention to maintain the safety of both the driver and the passengers. In operating the MRT train, it is carried out by a train driver. According to data from the National Transportation Safety Commission (KNKT), in 2016 as many as 45% of accidents were caused by train drivers. This study aims to analyze fatigue and factors related to the occurrence of fatigue in train drivers such as work-related factors and non-work related factors. This research was conducted from January to June 2023 at PT XYZ. The tools used in this study were the Fatigue Assessment Scale (FAS) questionnaire to measure fatigue, and the Sound Level Meter to measure noise. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. The sample in this study was 67 MRT train drivers who actively operated trains. The results of the questionnaire data were analyzed using the chi-square statistical test. The results of this study showed that 41.8% experienced fatigue. From this study, it is known that on work-related risk factors, there is a significant relationship between work shifts and driver fatigue. In non-work related risk factors, there is a significant relationship between commuting time and sleep quality on driver fatigue.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elin Pike Rusadhi
Abstrak :
Untuk mengatasi kemacetan dengan segera, beberapa kota memilih untuk mengadakan infrastruktur busway daripada infrastruktur kereta api. Pengadaan infrastruktur transportasi seharusnya diikuti dengan peningkatan harga lahan di wilayah sekitar. Terdapat perdebatan apakah peningkatan harga lahan akibat infrastruktur busway setara dengan infrastruktur kereta api. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengukur dampak Transjakarta terhadap harga lahan kelurahan-kelurahan di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data panel. Variabel keluaran adalah harga lahan dalam 3 (tiga) tahun; 2013, 2014, dan 2015. Terdapat 2 (dua) treatment dalam penelitian ini; yaitu pengadaan busway koridor 12 dan perpanjangan koridor 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan difference-in-difference dan juga estimasi score matching yaitu Nearest Neighbor Matching. Studi ini menemukan bahwa pengadaan busway baru akan meningkatkan harga lahan sekitar 20 – 30 persen. Kuantitas ini cukup besar namun cukup masuk akal. Karena itu adalah benar jika dampak busway setara dengan kereta api. Manfaat yang besar ini dapat digunakan untuk mendorong peran serta swasta dan publik dalam membantu pembiayaan pengadaan infrastruktur busway.
To immediately curb severe traffic congestion, some cities choose to establish bus rapid transit (BRT) infrastructure over rail-transit. New establishment of transportation infrastructure should be followed by the increases of land value. There have been debates whether the increases on land value because of BRT establishment are on par of railway investments. This study mainly intents to determine the impact of TransJakarta BRT on land value of sub-districts in DKI Jakarta Province. The research utilizes panel data. Outcome variable is land value in 3 (three) years; 2013, 2014, and 2015. There are two treatments in this thesis. They are installation of BRT route 12 and installation of extension of BRT route 2. This study utilizes difference-in-difference approach as well as score matching estimation namely Nearest Neighbor Matching (NNM). The research found that the new installation of BRT causes land value to increase around 20 – 30 percent. This magnitude is high. Hence it is correct to say that BRT impact on land value is on par with other transportation establishment such as railway. Its apparent benefit to land value can be used as basis to encourage more private and public-sector involvement in helping to fund the BRT installation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Dwi Hasriani
Abstrak :
Bus merupakan salah satu moda transportasi yang paling diminati masyarakat Indonesia, namun angka kecelakaan bus di Indonesia cukup tinggi. Kondisi jalanan yang macet, membuat frustasi dan stress menjadi pemicu perilaku pengemudi bus yang berisiko dan berbahaya seperti perilaku aggressive driving. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi risiko kecelakaan dengan intensi perilaku pengemudi bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) di PO “X” tahun 2015. Pengumpulan data dilakukan secara cross sectional dengan menggunakan instrumen kuesioner Driver Stress Inventory (DSI), Driver Coping Questionnairre (DCQ), dan kuesioner persepsi risiko. Hasil yang diperoleh secara umum persepsi risiko kecelakaan pengemudi bus AKAP memiliki kecenderungan baik (60,5%) di atas rata-rata populasi penelitian, hasil pengukuran intensi perilaku untuk parameter yang bersifat positif (meningkatkan keselamatan) antara lain hazard monitoring, fatigue proneness, task focus, dan reappraisal cenderung sedang pada rata-rata populasi penelitian. Sedangkan pengukuran intensi bersifat negatif (meningkatkan risiko kecelakaan) antara lain agresi, dislike of driving, confrontive coping, emotional focus, dan avoidance memperoleh hasil kecenderungan sedang pada rata-rata populasi penelitian, namun variabel thrill seeking dengan kecenderungan tinggi diatas rata-rata populasi penelitian.
Bus is one of the most favored mode of transportation the people of Indonesia, but the number of bus accidents in Indonesia is quite high. Traffic jam, frustrating and stressful situations to trigger bus driver risky behavior and dangerous as aggressive driving behavior. This is one of the causes of accidents. This study aims to determine the relationship between risk perception and behavior intention of bus driver inter-city inter-province (AKAP) in the PO "X" in 2015. The data was collected with cross sectional approach using questionnaire Driver Stress Inventory (DSI), Driver Coping Questionnairre (DCQ), and risk perception questionnaire. The results obtained accidents risks perception of AKAP bus driver generally had a good tendency (60.5%) above the average of the population study, results for positive parameters (increased safety) of the behavioral intention measurement, among others hazard monitoring, fatigue proneness, task focus, and reappraisal likely to moderate in the population study average. While the measurement of negative intentions (increasing the risk of accidents) among others aggression, dislike of driving, confrontive coping, emotional focus, and avoidance obtain results tendencies were on average the population study, however thrill-seeking variables with a high propensity above the average population study.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ero Sukmajaya
Abstrak :
Dalam rangka menyelenggarakan layanan transportasi yang aman dan nyaman serta terhindar dari kemacetan, Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah membangun sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang dikenal dengan Transjakarta Busway. Kenyamanan dalam layanan BRT dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas operator-operator bus Transjakarta yang terdiri dari berbagai perusahaan bus. Dalam melakukan layanan transportasi para operator tidak bersaing satu sama lain dalam menentukan harga/tarif perjalanan. Persaingan antar operator terjadi dalam proses untuk masuk menjadi operator bus transjakarta (competition for the market). Mekanisme persaingan untuk menjadi operator telah mengalami beberapa kali perubahan, pada awal dioperasikannya transjakarta, para operator transjakarta merupakan hasil proses penunjukan langsung. Dalam perkembanganya prosedur penetapan operator transjakarta dilakukan dengan metode pelelangan umum. hingga pada akhirnya terdapat regulasi yaitu Peraturan Gubernur DKI No.63 Tahun 2014 tentang Prosedur Penetapan Operator Bus Transjakarta yang kemudian diubah menjadi Peraturan Gubernur DKI No.17 Tahun 2015, dalam regulasi tersebut diatur bahwa proses penetapan operator transjakarta dilakukan dengan metode penunjukan langsung untuk operator angkutan lama (eksisting) serta metode pelelangan umum untuk operator angkutan baru (non eksisting). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi mekanisme penentuan operator transjakarta serta mendapatkan alternatif kebijakan dalam mekanisme penentuan operator Transjakarta. penelitian ini menggunakan metode competition checklist OECD untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan terhadap persaingan akibat adanya regulasi Penunjukan langsung untuk menjadi operator bus Transjakarta. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebijakan penetapan operator bus transjakarta ini berpotensi menghambat persaingan untuk masuk ke dalam pasar (berpotensi membatasi jumlah atau lingkup operator, berpotensi membatasi kemampuan pelaku usaha (operator) untuk bersaing, serta berpotensi mengurangi dorongan bagi para operator dalam bersaing).
In order to provide transport services are safe and comfortable and avoid the congestion, local government of Jakarta has built a Bus Rapid Transit (BRT), known as Transjakarta Busway. BRT service convenience is determind by the quantity and quality of Transjakarta bus operators. In the transport service operators do not compete with each other in determining the price/ tariff of travel. Competition between operators occur in the process for entry into the Transjakarta bus operator (competition for the market). The mechanism of competition to become the operator has been amended several times, at the beginning of the operation of Transjakarta, the operator Transjakarta is the result of direct appointment process. In the expansion of Transjakarta operator determination procedures conducted by public tender method. until eventually there are regulations that Jakarta Governor Regulation 63 of 2014 on Determination Procedure Transjakarta bus operator which is then converted into Jakarta Governor Regulation No.17 Year 2015, in the regulation stipulated that the process of determining the operator Transjakarta done by direct appointment method for transport operators old (existing) as well as the methods of public tender for new freight carriers (non-existing). This study aims to identify and evaluate mechanisms for determining the Transjakarta operator and get an alternative policy determination mechanism Transjakarta operator. This research uses methods OECD competition checklist to determine the impact on competition as a result of the regulation of direct appointment to be a Transjakarta bus operator. Based on the survey results revealed that Transjakarta bus operator assignment policy is potentially hampering competition for entry into the market (potentially limit the amount or scope of the operator, potentially limiting the ability of business (operator) to compete, as well as potentially reducing the incentive for operators to compete).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, Hotdian
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di dunia. Hal ini tidak menutupi akan terjadinya kemacetan dimana-mana apabila seluruh masyarakat Indonesia mengendarai kedaraan pribadi. Penggalakan transportasi massal merupakan salah satu jalan keluar mengatasi kemacetan dan salah satu contoh transportasi massal yaitu bus. Bus yang tersedia dipasaran sekarang merupakan bus yang menggunakan bahan bakar fosil. Dimana gas hasil buang dari kendaraan berbahan bakar fosil merupakan salah satu penyebab pemanasan global. Ada banyak cara untuk mengurangi risiko pemanasan global yang berkelanjutan salah satunya yaitu dengan beralih ke kendaraan listrik. Bus listrik merupakan salah satu contoh kendaraan listrik yang cocok untuk Indonesia untuk mengurangi risiko kemacetan dan pemanasan global. Untuk menciptakan masyarakat yang mayoritas menggunakan transportasi umum maka sudah sepantasnya transportasi yang ada dibuat senyaman mungkin. Salah satu faktor pembuat rasa nyaman bagi manusia yaitu temperatur udara disekitar tubuhnya dan dikarenakan indonesia memiliki iklim yang tropis maka udaranya memiliki temperatur yang tergolong tinggi. Oleh karena itu sudah layak apabila bus listrik harus memiliki sistem AC yang dapat menciptakan kenyamanan bagi penggunanya agar kedepannya banyak orang yang menggunakan transportasi umum. Untuk sistem AC bis umumnya dibutuhkan kompresor 15 PK dan untuk sistem AC bus listrik UI akan menggunakan kompresor tipe scroll 15 PK dengan adanya penambahan inverter 3-phase 20KVA didalamnya. Dengan sistem ini sistem AC dapat dijalankan menggunakan baterai dan menghasilkan temperatur hingga 17 ˚C pada daerah kabinnya. Untuk konsumsi energi keseluruhan sistemnya berkisar besar 11 KW dan untuk nilai effisensi inverter yang digunakan yaitu berkisar 87%. ......Indonesia is one of the country which has the largest population in the world. This does not set aside the possibility for traffic jams to occur everywhere if every people in Indonesian uses private vehicle for transportation. The promotion of mass transportation is one of the solutions to overcome the congestion and one of the example of mass transportation vehicles are buses. The buses which is available in the market today uses fossil fuel where the waste products resulted from fossil fuel emissions are one of the leading cause of global warming. There are many methods to reduce the risks of continuous global warming, one of them being to switch over to electric powered vehicles. Electric buses is one of the example of electric powered vehicles which is suitable for Indonesia to reduce the risks of congestions and global warming altogether. To create a society in which the majority of them uses public transport, it is a must that the existing transportation made as comfortable as possible. One of the factor in making a comfortable place for people is the air temperature surrounding them and because Indonesia has a tropical climate, the air temperature is relatively high. Therefore, it is appropriate for electric buses to have an AC system that is able to create a high comfort for its users so that more and more people in the future are willing to use public transportations. For AC systems a bus generally need a 15 PK compressor and for the UI electric bus, a 15 PK scroll type is used with added inverter three-phase 20 KVA inside. With this type of system, the AC system will be able run using batteries and generating temperatures of up to 17℃ in the cabin area of the bus. For the total energy consumption of the system range of 11 kW and for the inverters efficiency range of 87%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>