Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
Horringa, D.
Assen Gorcum [t.th.]
331 H 318 m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sweezy, Alan
California The California Institute of Technology 1973
331 S 460
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Trafickinf is one of some crucial problems in our cpuntry .....
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Boulder Westview Press 1988,
331.097 3 Equ
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Incentives kerja, adalah segala daya upaya yang dapat merangsang atau mendorong para kerja untuk bekerja lebih giat
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1967
S12782
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Depdikbud 1985,
R 899.221 Ind k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Resnons resnonden terhadap faktor-faktor hubungan-kerja yang lisa nada bab III yaitu : 1. Faktor kebijaksan-tan dan adminis_trasi perusahaan, 2. Faktor kondisi kerja dan tugas nekerj aan, 3. Faktor kom nsasi : gaj i dan tunj angan kesej ahtera.^n, 4. Faktor penis harg?nan, nronosi dan degradasi, 5. Faktor keamanan kerja fisik dam psikologls, 6. Faktor pengalrasan kerja dan 7. Faktor komunikasi da_im pabrik dalam bab ini ditabulasi pada master tables yang mcngqu-nakan skala ordinal diciptakan skala pseudo-interval dengan memberi angka kepada masin-masing interval gejala kepuasan kerja yang dija
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S12698
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Schonhoven, Klaus
Frankfurt : Suhrkamp, 1987
Jer 943 Sch d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dudy S. Budirianto
Abstrak :
Pecahnya Perang Dunia II di tahun 1939 sebagai akibat dari kegiatan ekspansi wilayah Jerrnan yang dikuasai rezim NAZI di daratan Eropa telah menyeret keterlibatan sejumlah negara besar di kawasan ini yakni Inggris, Prancis serta Rusia yang bersekutu menghadapi Jerman dibantu oleh Italia. Akan tetapi setelah terjadi tragedi Pearl Harbor (1941), Amerika Serikat yang awalnya bersikap netral secara langsung melibatkan dirinya ke dalam Perang Dunia II bersama pihak Sekutu menghadapi kekuatan pihak Jerman, Jepang dan Italia. Pemerintah Amerika kemudian mengadakan mobilisasi di dalam negeri bagi kepentingan perang khususnya terhadap berbagai sektor industri untuk rneningkatkan produksi peralatan militer dan penyediaan sumber daya manusia. Untuk hal yang terakhir itu, kaum pria yang memenuhi persyaratan diserap ke dalam dinas militer yang kemudian di kirim ke garis depan. Dan untuk mengisi posisi tenaga kerja di sektor industri perang yang mendapat prioritas utama dari pemerintah, tenaga kaum wanita diandalkan sebagai pekerja dalam kegiatan sektor ini. Di antara kaum wanita yang terlibat dalam kegiatan sektor industri saat perang berlangsung, terdapat kaum pekerja wanita kulit putih yang sebelumnya berkutat pada pekerjaan domestik wanita seperti binatu, penjahitan maupun industri tekstil sebagai ladang penghasilan untuk kebutuhan hidup sehari-harinya. Keterlibatan kaum pekerja wanita kulit putih dalam kegiatan sektor industri perang ini di dorong oleh upayanya untuk bangkit dari keterbatasan kemampuan ekonomi sehari-hari, Sehingga taraf kehidupannya dapat meningkat seperti halnya kaum wanita kulit putih golongan menengah yang tidak perlu lagi bekerja di luar rumah untuk menopang pendapatan keluarganya. Hai ini juga dipengaruhi oleh daya tarik dari kebijaksanaan pemerintah dalam memobilisasi sektor industri perang dengan pemberian prioritas utama industri perang dan dalam upaya menyerap kaum wanita sebagai pekerja. Selain itu, sektor industri perang menawarkan upah lebih besar dibandingkan sektor pekerjaan lain serta kesempatan untuk mendapatkan pelatihan tentang seluk beluk kegiatan di sektor industri perang. Meskipun kemudian ternyata terdapat perbedaan antara besarnya upah yang diterima pekerja wanita lebih kecil dibandingkan upah pekerja pria untuk jenis pekerjaan yang sama. Selama dalam kegiatan kerja di sektor industri perang, baik kaum pekerja wanita kulit putih maupun wanita yang lain dari keluarganya mengalami beberapa dampak seperti penyediaan kebutuhan pangan dan perawatan anak-anaknya saat ditinggal bekerja dan perpindahan atau migrasi untuk mencari lowongan kerja pada sektor industri perang di daerah lain. Beberapa dampak turut menjadi perhatian pemeritah dalam upaya mencarikan pemecahannya, oleh sebab tenaga kaum wanita termasuk diantaranya kaum pekerja wanita kulit putih dibutuhkan secara aktif dalam kegiatan sektor industri perang bagi kemenangan pihak sekutu pada Perang Dunia II.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12210
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
W. Wishnu Wardhana
Abstrak :
Tema penulisan ini berusaha melihat adanya gerakan yang dilakukan para buruh perkebunan di California mulai tahun 1962. Sebelum tahun 1962 sudah ada sejumlah organisasi buruh perkebunan yang bergerak namun mereka tidak berhasil dan umurnya hanya sebentar. Gerakan yang dilakukan mulai tahun 1962 oleh para buruh Mexico-Amerika ini berhasil memaksa perkebunan-perkebunan untuk memenuhi tuntutan mereke. Keberhasilan mereka juga mendorong komunitas Mexico-Amerika untuk memperjuangkan hak-hak sipil mereka bersama-sama kelompok minoritas lainnya pada tahun 1960-an. Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini menempuh metode umum dalam historiografi. Diantaranya heuristic yaitu penelusuran sumber-sumber yang berkaitan dengan topic penulisan. Baik dalam segi sumber primer maupun sekunder. Kedua, kritik sumber kemudian dilakukan guna memilah dan meneliti lebih jauh atas sumber-sumber yang digunakan, baik dari segi isi materi sumber maupun kondisi luar sumber tersebut. Ketiga, interpretasi dilakukan agar dapat memberikan penganalisaan terhadap sumber dan pembahasan topik. Terakhir merupakan historiography, yakni deskriptif _ analisis sejarah (history) secara kronologis. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan penganalisaan atas masalah tersebut. Para buruh Mexico-Amerika di California yang bergabung dalam National Farm Workers Association melakukan aksi-aksi demontrasi dan pemboikotan. Walaupun mereka mengalami intimidasi dari pihak perkebunan dan aparat pemerintah, para buruh Mecixo-Amerika tetap teguh dalam berusaha mewujudkan tuntutan meraka. Dengan memanfaatkan media masa dan melakukan aksi-aksi dalam skala besar, NFWA berhasil mendesak satu demi satu perkebunan anggur di California untuk mengakui NFWA sebagai serikat buruh perkebunan yang resmi. Setelah berhasil mendesak perkebunan anggur California, NFWA mengalihkan perhatian mereka ke perkebunan yang lain. Mereka juga mulai menerima etnis lain dan memperhatikan masalah-masalah sosial.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12604
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library