Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leiter, Michael P.
San Francisco: Jossey-Bass , 2005
158.723 LEI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Undang Supriatna
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan gambaran konflik pekerjaankeluarga,
konflik keluarga-pekerjaan, kelelahan kerja dan kinerja perawat RSUD.
Jenis Penelitian ini analisa kuantitatif dengan desain penelitian crossectional.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 118 orang perawat wanita rawat inap
RSUD Pandeglang yang sudah menikah. Peneliti menggunakan alat ukur workfamily
conflict scale untuk mengukur konflik peran ganda, MBI untuk mengukur
kelelahan kerja dan performance scale untuk mengukur kinerja perawat. Ketiga
alat ukur tersebut telah diadaptasi dan merupakan hasil dari penelitian
sebelumnya.
Analisa pada penelitian ini menggunakan SEM dengan software LISREL 8.54.
Berdasarkan hasil output LISREL diperoleh hasil bahwa konflik pekerjaankeluarga
dan konflik keluarga pekerjaan tidak berhubungan signifikan dengan
kinerja, nilai T-value < 1,96. Konflik pekerjaan-keluarga dan keluarga-pekerjaan
berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja dengan nilai T-value 6,27 dan
5,34. Kelelahan kerja berhubungan signifikan dengan kinerja dengan nilai T-value
3,63. Tidak ditemukan hubungan karakteristik dengan ke empat variabel laten
tersebut.
Sebagian besar responden mengalami konflik pekerjaan-keluarga rendah 60 orang
(50,8%), dan tinggi 13 orang (11.0%). Responden konflik keluarga-pekerjaan
yang mengalami konflik rendah 62 orang (52,5%), dan yang tinggi 8 orang
(6,8%). Responden yang mengalami kelelahan kerja rendah ada 78 orang (66,1%),
dan tinggi 4 orang (3,4%). Distribusi responden menurut kinerja sebanyak 6
orang mengatakan rendah (5,1%), dan tinggi 77 orang (65,3%). Berdasarkan
hasil penelitian, saran yang diajukan untuk manajerial adalah membuat program
redesain pekerjaan, pengurangan jam kerja, dan program benefit yang didalamnya
termaktub family friendly policies. Selain itu organisasi rumah sakit agar dapat
membangun strategi coping untuk individu karyawan agar mereka mampu
bertahan dalam tekanan dan konflik

Abstract
This study aims to see the picture of the work-family conflict; family-work
conflict, burnout, and nurses performance of Pandeglang Hospital. This type of
analysis of quantitative research with crossectional research design. Respondents
in this study amounted to 118 female nurses inpatient Pandeglang hospitals has
been married. Researcher use a measuring tool work-family conflict scale to
measure the dual roles conflict, MBI to measure burnout and performance scale
to measure the performance of nurses. The three tools measurement has been
adapted and is the result of previous research.
The analysis in this study using SEM with LISREL 8.54 software. Based on the
LISREL output results obtained that work-family conflict and family conflict did
not associated significantly with performance, T-value < 1.96. Work-family
conflict and family-work conflict associated significantly with work fatigue, with
T-value 6.27 and 5.34. Burnout is significantly associated with performance, Tvalue
3.63. No found relationship between the variable characteristic of the four
latent variables
Most respondents experienced work-family conflict low 60 people (50.8%), and
high 13 men (11.0%). Respondents work-family conflict experienced low conflict
62 people (52.5%), and high of 8 people (6.8%). Respondents who experienced
low burnout there 78 people (66.1%), and high of 4 people (3.4%). Distribution of
respondents according to performance as much as 6 people say low (5.1%) and
high 77 people (65.3%). Based on research results, the suggestions for the
managerial job is to make the redesigned program, the reduction of working
hours, and programs that benefit family friendly policies contained therein. In
addition hospital organization in order to build coping strategies to individual
employees to enable them to survive the pressure and conflict."
2012
T31283
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Parameshwary
"ABSTRAK
Burnout merupakan suatu sindrom psikologis yang ditandai dengan adanya kelelahan fisik, depersonalisasi dan penurunan hasrat pencapaian diri yang muncul pada orang-orang yang bekelja untuk melayani orang lain. Caregiver keluarga pasien stroke adalah seluruh orang-orang yang memiliki hubungan darah terutama yang seeara psikologis terikat dengan diri penderita stroke seperti pasangan, anak, keluarga, saudara dan melakukan fimgsi perawatan dan pelayanan terhadap pasien stroke secara intens. Subyek dalam penelitian ini memiliki karakteristik: pasangan (istri), anak dan keluarga dekat pasien stroke yang dalam kesehariannya merawat pasien, telah melakukan fimgsi perawatan minimal satu tahun serta tinggal serumah dengan penderita stroke. Berdasarkan uji validitas, korelasi skor item total pada MBI bergerak antara 0.320 sampai dengan 0. 71 L Uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach memberikan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.846. Hasil pengbitungan statistik menjelaskan bahwa sebanyak 21 orang (65.6%) dari 32 responden mengalami burnout dalam taraf rendah, dimana 1 4 responden (66.7%) diantaranya beljenis kelarnin wanita, berusia 20 sampai dengan 29 tahun dan 50 sampai dengan 59 tahun (33.4%), berperan sebagai anak dari pasien stroke (57.1%), bekerja sebagai karyawan swasta (52.4%) ,memiliki latar belakang SMA (42.9%), telah berperan sebagai caregiver selama 1 sampai dengan 3 tahun dan 7 sampai dengan 10 tahun (38.1%) dan melakukan perawatan dengan kondisi pasien saat ini tergolong ringan (61.9"/o)."
2007
T32837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Ardani
"Burnout Syndrome (BOS) adalah kumpulan gejala akibat stres fisik maupun psikis akibat beban dan stresor pekerjaan yang tinggi. BOS memengaruhi tubuh dalam aspek psikis, neuroautonom, imunologi, maupun endokrin (PNIE). Terapi musik terbukti dapat membantu mengatasi stres psikis dan fisik. Musik tradisional dapat digunakan untuk terapi musik karena sesuai dengan latar budaya masyarakat Indonesia.
Studi I merupakan penelitian kuantitatif untuk menentukan nilai baseline pada kelompok tidak burnout. Studi II merupakan studi kualitatif dengan teknik clinical expert judgement untuk menentukan model terapi musik. Studi III desain RCT dengan intervensi terapi musik pada tenaga kesehatan dengan BOS selama 4 minggu. Skor Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS), Heart Rate Variability (HRV), endorfin, kortisol dan IgA saliva, dan kadar T-Regulator (FOXP3) serum dilakukan pada awal penelitian, minggu ke-2, ke-4, dan ke-6. Analisis data menggunakan SPSS 20, dengan nilai kemaknaan < 0,05.
Pada studi I, didapatkan nilai baseline HRV sebesar 51,153 ms2 , endorfin sebesar 503 pg/mL, kortisol saliva sebesar 5,55 ng/mL, IgA saliva sebesar 0,44 mg/mL, dan FOXP3 sebesar 4%. Pada Studi II, didapatkan aransemen 20 jenis musik bergenre tradisional untuk terapi, uji coba musik terapi di laboratorium musik dan model terapi sebanyak 3 kali per minggu, durasi 10–15 menit setiap sesi, diberikan selama 4 minggu. Pada studi III didapatkan peningkatan bermakna skor MBI-HSS (p 0,022), HRV (p < 0,0001), dan kadar FOX-P3 (p 0,035) setelah intervensi terapi musik dibanding dengan kontrol. Didapatkan persistensi terapi musik terhadap skor MBI-HSS.
Terapi musik terbukti memperbaiki BOS melalui jalur PNIE, sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik sebagai terapi supportif. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai manfaat terapi musik dengan frekuensi dan durasi yang lebih panjang, serta kombinasi dengan modalitas terapi lain.

Burnout Syndrome (BOS) is a collection of symptoms due to physical and psychological stress due to high workload and stressors. BOS affects the body in psychological, neuroautonomic, immunological, and endocrine (PNIE) aspects. Music therapy has been proven to help overcome psychological and physical stress. Traditional music can be used for music therapy because it is in accordance with the cultural background of Indonesian society.
Study I is a quantitative study to determine the baseline value in the non-burnout group. Study II is a qualitative study using clinical expert judgment techniques to determine the music therapy model. Study III RCT design with music therapy intervention in health workers with BOS for 4 weeks. Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS) scores, Heart Rate Variability (HRV), endorphins, cortisol and salivary IgA, and serum T-Regulator (FOXP3) levels were carried out at the beginning of the study, weeks 2, 4, and 6. Data analysis using SPSS 20, with a significance value of < 0.05.
In study I, baseline HRV values were obtained at 51.153 ms2, endorphin at 503 pg/mL, salivary cortisol at 5.55 ng/mL, salivary IgA at 0.44 mg/mL, and FOXP3 at 4%. In study II, arrangements of 20 types of traditional music genres for therapy were obtained, music therapy trials in a music laboratory and therapy models were carried out 3 times per week, with a duration of 10–15 minutes per session, given for 4 weeks. In study III, there was a significant increase in MBI-HSS scores (p 0.022), HRV (p < 0.0001), and FOX-P3 levels (p 0.035) after music therapy intervention compared to control. A retention effect of music therapy on MBI-HSS scores was obtained.
Music therapy has been shown to improve BOS through the PNIE pathway, so it can be applied in practice as a supportive therapy. Further research is needed to assess the benefits of music therapy with longer frequencies and durations, as well as in combination with other therapeutic modalities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library