Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Arkan Akhyari
"Penelitian mengenai risiko pengubahsuaian (Green Retrofitting) belum banyak dilakukan. Hal tersebut tercermin dari masih sedikit nya pengaplikasian pengubahsuaian di negara berkembang salah satunya di Indonesia. Padahal pengubahsuaian bangunan lama menjadi salah satu faktor utama tercapainya target nol emisi karbon di tahun 2040. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Sumber atau Faktor Risiko dan Risiko Tinggi (High Risk) pada pelaksanaan pekerjaan Green Retrofitting aspek tepat guna lahan (ASD) dan konservasi air (WAC) yang berpengaruh terhadap biaya pelaksanaan Green Retrofitting. Penelitian risiko ini berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS) yang berbasis pada Rating Tools GREENSHIP Existing Building dan Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021. Dengan menggunakan metode regresi linear, serta dibantu software SPSS. Diketahui beberapa risiko dominan yang berpengruh terhadap biaya green retrofitting salah satunya adalah kelangkaan material yang sesuai dengan spesifikasi green retrofitting.
Research on the risks of green retrofitting has not been widely conducted. This is reflected in the fact that there are still few applications of retrofitting in developing countries, including Indonesia. Even though the conversion of old buildings is one of the main factors in achieving the net zero emission (NZE) target in 2040. The purpose of this study is to determine the sources or risk factors and high risks in the implementation of Green Retrofitting work in the aspects of appropriate site development (ASD) and water conservation (WAC) that affect the cost of implementing Green Retrofitting. This risk research is based on the Work Breakdown Structure (WBS) which is based on the GREENSHIP Existing Building Rating Tools and Permen PUPR Number 21 of 2021. By using the linear regression method, and assisted by SPSS software. It is known that several dominant risks that affect the cost of green retrofitting, one of which is the scarcity of materials that are in accordance with green retrofitting specifications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Devina Puteri Azzahra
"Pertumbuhan gedung bertingkat tinggi berpotensi terhadap meningkatnya emisi yang disebabkan oleh penggunaan energi, air dan listrik dalam pengoperasian gedung tersebut. Dalam rangka mewujudkan Net Zero Emission, gedung yang sudah terbangun perlu meminimalisir dampaknya terhadap lingkungan dengan cara green retrofitting. Dengan begitu pada penelitian ini dilakukan komparasi regulasi pelaksanaan green retrofitting di Indonesia dengan negara lain yaitu Singapura, Malaysia dan Hong Kong, dengan harapan ditemukannya perbedaan yang dapat menjadi rekomendasi dalam mendorong pelaksanaan green retfotting di Indonesia. Menurut hasil penelitian, penerapan penilaian green retrofitting di Indonesia perlu adanya tolok ukur mengenai inovasi, insentif dalam bentuk non-finansial, serta perlu adanya kolaborasi dalam penyusunan regulasi antar pemerintah dan pihak swasta dalam mengintegrasikan sertifikasi.
The growth of high-rise buildings has the potential to increase emissions caused by the use of energy, water and electricity in the operation of the building. In order to encourage Net Zero Emissions, buildings that have been built need to minimize their impact on the environment by means of green retrofitting. Therefore, in this study a comparison was made of regulations implementing green retrofitting in Indonesia with other countries, namely Singapore, Malaysia and Hong Kong, with the hope that in the end, the differences that are found with the hope of finding differences that can be a recommendation in encouraging the implementation of green retrofitting in Indonesia. According to the results of the research, the implementation of green retrofitting assessment in Indonesia needs benchmarks regarding innovation, incentives in non-financial forms, and the need for collaboration in drafting regulations between the government and the private sector in integrating certification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Febrianti Silviana Dewi
"Latar belakang penelitian ini adalah komitmen pengurangan emisi karbon hingga 31% pada tahun 2030. Penelitian ini berupaya melakukan green retrofitting pada bangunan eksisting terbanyak di Indonesia yaitu gedung bertingkat tinggi untuk mencapai tujuan tersebut. Sektor konstruksi menyumbang emisi karbon sebesar 40%. Menurut penelitian yang sudah ada sebelumnya, Green Retrofitting atau Penggubahsesuaian merupakan strategi yang paling menguntungkan untuk mengurangi emisi karbon pada sektor konstruksi, karena hanya menggunakan biaya sebesar 30 % hingga 50% dibandingkan dengan bongkar bangunan yang sudah ada dan bangun bangunan baru, serta 20% jika dibandingan dengan membangun bangunan baru dengan standar bangunan hijau di lahan kosong. Implementasi Green Retrofitting di Indonesia belum terlalu banyak walaupun sudah terdapat payung hukum Permen PUPR No.21 Tahun 2021 dan GBCI sebagai standar bangunan hijau. Berdasarkan data yang sudah ada, terdapat banyak masalah dalam menentukan keputusan pembangunan proyek green retrofitting, salah satunya karena estimasi biaya yang kurang akurat. Dengan terjadinya ketidakakuratan estimasi biaya, banyak realisasi proyek yang mengalami pembengkakan anggaran dan tidak sesuai dengan anggaran yang ditetapkan pada tahap perencanaan proyek. Penggunaan BIM 5D pada proses estimasi biaya merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan akurasi biaya. Dalam melakukan proses estimasi biaya ini mempertimbangkan juga risiko yang terjadi pada BIM 5D dan proses estimasi biaya itu sendiri. Penelitian ini akan mempelajari setiap proses, aktivitas, output dan risiko pada penggunaan BIM 5D dan proses estimasi biaya. Selain itu untuk mengetahui model hubungan antara risiko BIM 5D dan proses estimasi biaya dengan tingkat akurasi biaya. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa model hubungan risiko BIM 5D dengan akurasi biaya adalah saling mempengaruhi dan berbanding terbalik Y = 2,573 – 0,171X1 – 0,052X2. Sedangkan hubungan antara risiko proses estimasi biaya dengan tingkat akurasi biaya sebagai berikut Y’ = 2,573 – 0,201X. Setiap risiko level tinggi sudah diberikan strategi penanganan baik secara tindakan preventif maupun korektif, sehingga penerapan BIM 5D dalam proses estimasi biaya menghasilkan tingkat akurasi biaya yang diharapkan. Penerapan BIM 5D pada penelitian ini menggunakan software Revit untuk melakukan quantity take off kemudian dengan proses Analisa Harga dikombinasikan dengan teknik perhitungan menggunakan Ms. Excel.
The background to this research is the commitment to reduce carbon emissions by up to 31% by 2030. This research seeks to carry out green retrofitting of the largest number of existing buildings in Indonesia, namely high-rise buildings, to achieve this goal. The construction sector contributes 40% of carbon emissions. According to previous research, Green Retrofitting is the most profitable strategy for reducing carbon emissions in the construction sector, because it only costs 30% to 50% compared to demolishing existing buildings and building new buildings, and 20 % when compared to building a new building with green building standards on the land blank. There is not much implementation of Green Retrofitting in Indonesia even though there is a legal umbrella for PUPR Ministerial Decree No. 21 of 2021 and GBCI as a green building standard. Based on existing data, there are many problems in determining the decision to build a green retrofitting project, one of which is due to inaccurate cost estimates. Due to inaccurate cost estimates, many project realizations experience budget overruns and do not comply with the budget set at the project planning stage. Using BIM 5D in the cost estimation process is one solution to increase cost accuracy. In carrying out the cost estimation process, you also consider the risks that occur in 5D BIM and the cost estimation process itself. This research will study each process, activity, output and risk in the use of 5D BIM and the cost estimation process. Apart from that, to find out the model of the relationship between BIM 5D risk and the cost estimation process with the level of cost accuracy. The results of this research show that the 5D BIM risk relationship model with cost accuracy influences each other and is inversely proportional to Y = 2.573 – 0.171X1 – 0.052X2. Meanwhile, the relationship between the risk of the cost estimation process and the level of cost accuracy is as follows Y' = 2.573 – 0.201X. Every highlevel risk has been given a handling strategy, both preventive and corrective, so that the application of BIM 5D in the cost estimation process produces the expected level of cost accuracy. The application of BIM 5D in this research uses Revit software to carry out quantity take off then the Price Analysis process combined with calculation techniques using Ms. Excel."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library