Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudy Prasetya
Abstrak :
ABSTRAK
Peneduh pada selubung bangunan tinggi sangat berperan dalam membentuk penampilan dan keberlanjutan bangunan. SC peneduh sebagai komponen perhitungan OTTV cukup sulit diaplikasikan dalam proses desain. Sudut bayangan dapat menggantikan SC peneduh dalam proses dan eksplorasi desain peneduh sekaligus mengendalikan perolehan nilai OTTV. Setiap orientasi memerlukan sudut bayangan peneduh yang mempertimbangkan posisi matahari. Hubungan sudut bayangan peneduh, SHGC kaca dan orientasi terhadap nilai OTTV diteliti menggunakan perangkat lunak EnergyPlus V7.2. Peneduh horisontal memiliki kemampuan yang lebih baik daripada peneduh vertikal pada semua orientasi. Semakin kecil sudut bayangan peneduh maka semakin besar perbedaan nilai OTTV. Menurunkan sudut bayangan di orientasi dengan sumber radiasi tinggi (Barat/Timur) efektif mengurangi nilai OTTV. Kombinasi sudut bayangan dan SHGC memberikan variasi bentuk peneduh dan spesifikasi kaca. Peneduh horisontal yang miring 30o dan 45o mempunyai nilai OTTV yang lebih kecil 16,86% dan 24,64% daripada peneduh horisontal lurus. Memiringkan peneduh vertikal ke arah kanan di orientasi Utara dan Timur dan ke arah kiri di orientasi Selatan dan Barat efektif mengurangi nilai OTTV. Desain peneduh mampu membawa bangunan menjadi lebih berkelanjutan.
ABSTRACT
Shading on a high building envelope is important instrumental in forming the appearance and sustainability of the building. Shading Coefficient (SC) as a component of calculate the OTTV is quite difficult to be applied in the design process. Shadow angle can replace SC in design exploration process and controlling OTTV. Each orientation requires shadow angles that consider to position of the sun. Relationships between shadow angle, orientation and SHGC to OTTV investigated using EnergyPlus V7.2. Horizontal shade has a better capability than vertical shade at all orientations. The smaller the shadow angle, the greater differences of OTTV. Lowering shadow angle on orientation with high radiation source (West/East) effectively reduces OTTV. Combination of shadow angle and SHGC provide shade variations and glass specifications. Sloping horizontal shade 30o and 45o decrease OTTV up to 16.86% and 24.64% than straight horizontal shade. Shade vertical tilt to the right on the Northern and Eastern orientation and to the left on the Southern and Western orientation effectively reduce OTTV. Shade design is able to bring the building more sustainable.
2013
T35801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurio Provandi Sholichin
Abstrak :
Salah satu usaha untuk mengurangi konsumsi energi adalah melalui penggunaan material dinding yang mampu mengurangi transmitansi termal dari luar ke dalam bangunan. Dalam SNI 03-6389-2000 dijelaskan bahwa Overall Thermal Transfer Value (OTTV) bertujuan untuk mengidentifikasi dan mencari peluang penghematan energi dari selubung bangunan. Dalam hal ini ditentukan nilainya tidak boleh melebihi 45 W/m2. Penelitian ini mengambil sampel bangunan sederhana tipe 36 yang dianggap mampu mewakili kebutuhan masyarakat menengah kebawah. Metode penelitian yang digunakan adalah testing out dengan pendekatan kuantitatif. Dalam riset ini banyak melibatkan perhitungan kinerja dinding terhadap nilai OTTV. Software OTTV v2.01 digunakan untuk memudahkan penghitungan. Rumah sederhana yang diteliti disimulasikan dengan menggunakan material yang berbeda, yaitu batu bata merah, batako dan beton ringan aerasi. Variabel lain yang turut mempengaruhi adalah peneduh dan nilai absorbtansi radiasi matahari bahan. Hasil perhitungan OTTV menunjukkan bahwa material dinding yang paling memenuhi kriteria konservasi energi adalah beton ringan aerasi dan yang paling boros energi adalah bata merah. ......One attempt to reduce energy consumption is by using wall material that able to reduce thermal transmittance from outside into the building. SNI 03-6389-2000 stated that Overall Thermal Transfer Value (OTTV) aims to identify and seek for opportunity to conserve energy by means of building skin. In this case the value should not exceed 45 W/m2. This research takes sample of type 36 simple house which is believed to represent medium to low income people's needs. The research method used here is testing out with quantitative approach. In this research a lot of calculations of wall's performance involved towards OTTV value. OTTV v2.01 software used to aide the calculations. The investigated simple house is simulated with different materials, which is red brick, hollow concrete block and autoclaved aerated concrete. Other variables affecting are shade and material's absorbtance value. The OTTV calculations result suggests that building material that fulfills energy conservation criteria is autoclaved aerated concrete and red brick being the most consumptive material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30059
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budi Satrio
Abstrak :
Tata letak memiliki perannya sendiri dalam keberhasilan pencahayaan dan ventilasi alami yang berhubungan dengan konsep green, dalam hal pengurangan energi untuk alat penerangan dan AC di dalam rumah. Tidak hanya pada tata letak ruang dalam rumah saja yang menentukan keberhasilan pencahayaan dan ventilasi alami ini, tetapi juga harus didukung oleh tata letak perumahan itu sendiri. Pada studi kasus pada perumahan Greenland Forest Park yang dikembangkan oleh PT. Relife Reality yang mengedepankan Green Development serta panghargaan Green Property Award tahun 2010, tata letak atau perumahannya sebagian besar tidak jauh berbeda dengan perumahan-perumahan pada umumnya yang mengakibatkan pencahayaan dan ventilasi alami optimal pada sebagian kelompok rumah dan kurang optimal pada sebagian yang lain. ......Layout has its own role in the successful of natural lighting and ventilation related to the green concept, in terms of energy reduction for lighting and air conditioning equipment in the house. Not only on the the layout room in the house alone that determines the success of the natural lighting and ventilation, but also must be supported by the Housing layout itself. In the case study on Greenland Forest Park residence which is developed by PT. Relife Reality that prioritaze Green Development and recieve Green Property Award in 2010, the housing layout is not much different from most of the estates in general, resulting in optimal natural lighting and ventilation in most group homes and less than optimal in some others.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dubin, Fred S.
New York: McGraw-Hill, 1978
696 DUB e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dani Ariyanto
Abstrak :
Konsumsi energi pada bangunan pada era sekarang ini telah mencapai porsi 41% dari konsumsi energi dunia, jauh melebihi energi bagi transportasi dan aktifitas manusia lainnya. Hal ini mendorong Green Building Council Indonesia melakukan terobosan standard bagunan hemat energi dikawasan Indonesia. Standardisasi yang dilakuakan melewati beberapa tahapan dan salah satunya melaui tahapan simulasi. Pada tugas akhir ini, reka simulasi dilakukan sebagai sebuah metode audit konsumsi energi pada bangunan, dengan bantuan sistm komputer yakni perangkat lunak EnergyPlus dan perangkat optimasi GenOpt, sehingga didapatkan hasil simulasi optimal penggunaan energi bagi sebuah bagunan. Variable envelope bangunan berupa overhang dan kacafilm dipilih sebagai objek teroptimasi untuk menurunkan beban energi operasi pada bangunan tersebut. Parameter pencahayaan bagunan, struktur material bangunan, pengkondisian udara, data cuaca, okupansi bagunan dengan sejumlah orang didalamnya serta berbagai peralatan elektronik menjadi parameter yang mendukung simulasi ini. Hasil simulasi dan optimasi menunjukkan bahwa, penggunaan overhang secara optimal dapat menurunkan beban energi operasi sebesar 19,82% sementara penggunaan kaca film secara optimal dapat menurunkan beban energi operasi sebesar 27,10%. Akan tetapi, penggabungan keduanya yang memiliki guna yang sejalan justru hanya mampu menurunkan beban energi operasi sebesar 25,63%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sangat penting malakukan optimasi dan simulasi konsumsi energi pada bangunan sebagai langkah penghematan energi yang optimal dan profitable. ......Buildings energy consumption in this era has reached 41% share of world energy consumption, far exceeding the energy for transportation and other human activities. It is encouraging Green Building Council Indonesia made a breakthrough energy-efficient buildings standard of Indonesia area. Standardization had been done through several stages and one of them through the stages of the simulation. Overhang of the building envelope and the sunscreen is selected as an object optimized to reduce the energy load on the building operations. Parameter lighting buildings, structural building materials, air conditioning, weather data, occupancy buildings with a number of people inside as well as a variety of electronic equipment to support the simulation parameters. Simulation and optimization results show that the optimal use of the overhang can reduce energy expenses by 19.82% while the optimal use of window film can reduce operating expenses by 27.10% of energy. However, the incorporation of both of which have a line for it is only able to reduce operating expenses by 25.63% of energy. The conclusion of this study is that it is very important to do optimization and simulation of energy consumption in buildings as energy saving for optimal choices and profitable.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baron, Stephen L.
New York: Prentice-Hall, 1978
R 621.042 MAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
R. Wirangga Pradipta
Abstrak :
ABSTRACT
Konsumsi energi suatu bangunan dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu beban pendinginan. Beban pendinginan dipengaruhi oleh panas yang diterima oleh suatu bangunan dari lingkungan luar dan panas yang diterima suatu bangunan dari faktor internal seperti beban penghuni dan panas yang dilepaskan dari alat-alat yang menghasilkan panas di dalam ruangan dalam suatu gedung. Overall Thermal Transfer Value merupakan nilai panas yang masuk ke dalam selubung bangunan, nilai tersebut merupakan salah satu factor yang mempengaruhi beban eksternal yang diterima suatu bangunan, Pemerintah mengatur cara menghitung nilai OTTV dan mengatur besarnya nilai OTTV melalui standar SNI 03-6389 tahun 2011 yaitu sebesar 35 W/m2. Pada tugas akhir ini, penulis mengkalkulasi nilai OTTV pada proyek pembangunan gedung di Tangerang Selatan dengan mengacu pada standar perhitungan menurut SNI 03-6389 tahun 2011. Penulis kemudian memasukkan nilai OTTV hasil perhitungan tersebut kedalam table perhitungan Green Building Council Indonesia untuk mencari nilai beban eksternal yang diterima oleh bangunan. Kemudian penulis melakukan perhitungan optimasi terhadap selubung bangunan tersebut dengan memvariasikan jenis fenestrasi dan penambahan shading pada fenestrai untuk mengurangi shading coefficient dari fenestrai agar tercapai nilai OTTV paling ideal yang akan mempengaruhi penghematan dari beban pendinginan yang diterima oleh bangunan. Hingga dihasilkan nilai OTTV sebesar 40.63 W/m2 dan ketika telah dilakukan optimasi, didapat kan nilai OTTV sebesar 30.07 W/m2 sehingga penghematan beban pendinginan yang dihasilkan mencapai 20.27 dari beban pendinginan awal.
ABSTRACT
Energy consumption of a building is affected by several factors such as cooling load. Cooling load is affected by external heat gain and internal heat gain. Overall Thermal Transfer Value is a value that indicates the overall heat which is transferred into a building envelope, the value is one of the factors that affects the value of external heat gain which is gained by a building. Indonesian Government regulates the calculation of OTTV and also regulates the value of OTTV trough SNI 03 6389 2011 standard which value should not exceed 35 W m2. This final Task is basically purposed to calculate the value of OTTV in a project of campus building establishing in South Tangerang which calculation is referred to SNI 03 6389 2011 standard. The value eventually be inputted to the calculation of cooling load based on Green Building Council Indonesia rsquo s method. Then, the result be optimized by varying the types of fenestrations and adding a shading onto the building envelope to reduce the shading coefficient of fenestrations so that the ideal OTTV value could be achieved which will affect the saving energy of a building. Thus, resulted the ideal OTTV value as much as 30.07 W m2 from the original design with the OTTV value of 40.63 W m2. Thus the energy saving resulted is as much as 20.27 from the original design cooling load.
2017
S67526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, Douglas
Abstrak :
Inefficient energy use in buildings is both increasingly expensive and unsustainable. Indeed, the reduction of the energy consumption of existing buildings is as least as important as the design of new low-energy buildings. Controlling energy use is one thing, but it is important to assess or estimate it, and to understand the range of interventions for reducing its use and the methods for assessing the cost effectiveness of these measures. This comprehensive guide clearly and concisely covers the various issues from a theoretical standpoint and provides practical, worked examples where appropriate, along with examples of how the calculations are carried out. Topics covered include:where and how energy is used in buildings energy audits measuring and monitoring energy use techniques for reducing energy use in buildings legislative issues.It provides a template for instigating the energy management process within an organization, as well as guidance on management issues such as employee motivation, and gives practical details on how to carry it through. This book should appeal to building managers and facilities managers and also to students of energy management modules in FE and HE courses.
New York: Spon Press, 2012
658.26 HAR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>