Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdullah Saleh
Abstrak :
Peningkatan performa struktur gedung portal baja konvensional dalam merespon beban seismik telah banyak dilakukan belakangan ini, diantaranya yaitu dengan melibatkan elemen penyerap energi khusus, baik dengan mekanisme secara aktif maupun pasif. Secara spesifik, penyerap energi pasif yang berupa elemen bresing khusus memiliki daya tarik tersendiri dengan kesederhanaan dan tingkat keefektifannya yang cukup baikjika diterapkan pada gedung struktur baja pada umumnya. Bertolak dari hal diatas, selanjutnya dikembangkan struktur portal baja BRBF (Buckling-Restrained Braced Frame) yang menggunakan bresing konsentrik khusus ini, yakni elemen damper-brace tak tertekuk (BRB). Berbeda halnya dengan bresing konvensional yang sangat dipengaruhi fenomena tekuk, Elemen bresing ini dapat mencapai kondisi plastis pada gaya tank maupun tekan, sehingga mampu menyerap energi gempa yangjauh lebih besar. Disipasi energi gempa yang besar potensial terjadi melalui mekanisme pelelehan (yielding) dan perilaku inelastik elemen bresing secara seimbang pada kondisi tarik maupun tekan. Sementara itu struktur utama portal baja, yakni kolom dan balok dapat dipertahankan untuk hampir tetap bersifat elastik dan tidak menderita kerusakan yang berarti, setelah disipasi energi gempa dialihkan pada elemen damper-brace tak tertekuk ini. Dalam skripsi ini, peninjauan dan eveluasi akan dilakukan untuk mengukur tingkat efektivitas penggunaan elemen damper-brace tak tertekuk pada struktur portal baja BRBF berlantai rendah, menengah maupun tinggi dalam merespon beban seismik melalui analisis dinamik riwayat waktu nonlinier. Parameter efektivitas yang ditinjau antara lain berupa nilai gaya geser dasar, simpangan lantai teratas, simpangan antarlantai (drifts), rotasi kolom-balok dan tingkat penyerapan energi gempa. Adapun sebagai pembanding akan digunakan model struktur serupa yang merupakan sistem portal baja pemikul momen khusus yang menggunakan bresing konsentrik konvensional (struktur SCBF atau SRBKK).
Improvement of seismic performance on conventional steel structure building has been widely observed in recent years, including the use of active and passive energy dissipator devices. Particularly, passive energy dissipator devices as a bracing systems (damper-braces) oftenly become one of the interest, related to its simplicity and effectivity that well applicable to widely incorporated on steel stuctural buildings. According to those reasons, a steel braced frame system incorporating such energy dissipator device (damper-brace) called 'Budding-Restrained Braced Frame (BRBF)' then improved. The basic difference is that buckling-restrained damper-brace can provide predictable and stable hysteretic behaviour under cyclic loading rather than conventional brace that possess limited ductility capacity with asymmetric hysteretic behaviour and substantial strength deterioration when loaded in compression due to the buckling of the brace. The large portion of energy is then potentially dissipated during the yielding of the damper-brace and its stable inelastic behaviour in both tension and compression. Meanwhile the main steel frames structures, beams and columns, could remain almost elastic and exhibits much better frame damaged level, after large portion of energy has been absorbed by these damper-braces. In this thesis, analysis and several observations are made in order to evaluate the effectiveness of the application of buckling-restrained damper-brace on low, medium and highrise steel buckling-restrained braced frame (BRBF) that subjected to seimic loadings with a series of nonlinear dynamic time history analysis. Some of the effectiveness parameters that observed and evaluated are the base shear force, top displacement, story drifts, beam-column joint rotation and energy absorption capacity of structure. As a comparison in system performance, similar structures designed as special concentrically braced frame (SCBF) with conventional braces will be investigated and evaluated.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S35136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Pradita
Abstrak :
Upper Structure Steel Bridge on Toll Road is one complex part of bridge construction that is often built in construction projects. Therefore, because of the complexity, it should be planned and managed well. In construction planning phase, defining the scope of the project up to work packages, construction methods, activities and required resources is important. The decomposition of the work into more detailed work elements is required because if there is work left behind it will result in a loss to the project. A standardized work breakdown structure WBS including the detailed WBS Dictionary for its construction works for Upper Structure Steel Bridge on Toll Road can provide in breaking down the abovementioned aspects and guide the constructor to execute the project. This research develops WBS Dictionary of the Upper Structure Steel bridge on Toll Road based on WBS. The method used are archive analysis and expert validation. WBS dictionary Upper Structure Steel Bridge on Toll Road is a WBS derivative product containing a WBS element list description in a format that shows a hierarchical relationship to describe each WBS element consists of 6 decrement levels of the work packages, construction methods, activities and required resources.
Struktur Atas Jembatan Baja di Jalan Tol adalah salah satu bagian kompleks dari konstruksi jembatan yang sering dibangun dalam proyek konstruksi. Karena itu, karena rumitnya, itu harus direncanakan dan dikelola dengan baik. Dalam fase perencanaan konstruksi, mendefinisikan ruang lingkup proyek hingga paket pekerjaan, metode konstruksi, kegiatan dan sumber daya yang diperlukan adalah penting. Penguraian pekerjaan ke dalam elemen kerja yang lebih rinci diperlukan karena jika ada pekerjaan yang ditinggalkan itu akan mengakibatkan kerugian bagi proyek. Struktur pemecahan kerja standar WBS termasuk Kamus dan Chekclist WBS yang mendetail untuk pekerjaan konstruksinya untuk Jembatan Baja Struktur Atas di Jalan Tol dapat menyediakan dalam memecah aspek-aspek yang disebutkan di atas dan memandu konstruktor untuk melaksanakan proyek. Penelitian ini mengembangkan Kamus WBS Struktur Atas Jembatan Baja di Jalan Tol berdasarkan WBS. Metode yang digunakan adalah analisis arsip dan validasi ahli. Kamus WBS Struktur Atas Jembatan Baja di Jalan Tol adalah produk turunan WBS yang berisi deskripsi daftar elemen WBS dalam format yang menunjukkan hubungan hierarkis untuk menggambarkan setiap elemen WBS yang terdiri dari 6 level pengurangan paket pekerjaan, metode konstruksi, aktivitas, dan sumber daya yang dibutuhkan.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rapp, William G.
New York: John Wiley & Sons, 1979
693.71 RAP c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Newman, Alexander
Abstrak :
Fully revised for the latest building codes and industry trends, Metal Building Systems, Third Edition, explains how to select, specify, and design preengineered buildings with confidence
New York: McGraw-Hill, 2015
693.71 NEW m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lofi Febriana
Abstrak :
ABSTRACT
Indonesia adalah negara yang sebagian besar wilayahnya berada di dalam ring of fire atau perisis di patahan lempeng bumi yang merupakan faktor utama terjadinya gempa bumi. Oleh karena itu perencanaan struktur yang tahan gempa mutlak diperlukan. Penelitian ini mengkaji perbandingan kekuatan struktur sistem rangka pemikul momen khusus dengan sistem rangka pemikul momen terbatas setelah menerima beban gravitasi dan beban lateral dengan menggunakan struktur baja. SRPMK dan SRPMT 10 lantai pada penelitian ini didesain berdasarkan SNI 03-1736-2002. Dimensi komponen struktur SRPMK lebih besar daripada dimensi komponen SRPMT. Berat struktur untuk SRPMK yaitu 833.468 ton lebih berat dibandingkan SRPMT yang hanya 586.078 ton.
Jakarta: Inspektorat Jendral Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016
AUDIT 9:18 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chindika Ashilah
Abstrak :
Setelah terjadinya gempa yang menyebabkan kerusakan pada sambungan (Northridge earthquake), konsep strong colomn-weak beam ini menjadi pusat perhatian para peneliti di dunia. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan Negara yang rawan gempa, hal ini disebabkan letak Indonesia yang berada di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng pasifik. Selain itu, juga Indonesia termasuk dalam cincin api pasifik, yang tidak lain gugusan gunung berapi di dunia. Karena salah satu penyebab gempa adalah akibat Gempa melepaskan energi yang dilepaskan ke kulit bumi. Disipasi energi yang dilepaskan ini akan diterima di bangunan. Oleh sebab itu, konsep strong colomn-weak beam merupakan konsep yang mengharapkan sendi plastis terjadi pada balok dan tidak terjadi pada sambungan. Kegagalan pada sambungan sendiri sulit diprediksi sehingga diusahakan untuk dihindari. Maka, oleh sebab itu, muncul teori mengenai reduced beam section (RBS) dimana pada RBS ini sayap balok mengalami perlemahan sehingga sendi plastis diharapkan terjadi pada area tersebut. Di Indonesia sendiri peraturan dan pedoman mengenai hal ini masih jarang dan bahkan belum ada, oleh sebab itu, dalam skripsi ini membahas mengenai hal ini dengan peraturan dan pedoman yang ada di dunia. Dalam pemodelannya juga akan membandingkan mengenai 2 software, yang terdiri dari OpenSEES dan ETABS ......After the earthquake that caused damage to the connection (Northridge earthquake), the concept of the strong column-weak beam became the center of attention of researchers in the world. As it is known that Indonesia is an earthquake prone country, this is due to the location of Indonesia which is located between the Australian plate, the Eurasian plate and the Pacific plate. Besides that, Indonesia is also included in the Pacific ring of fire, which is no other than a group of volcanoes in the world. Because one of the causes of the earthquake was due to the Earthquake releasing energy released into the earths skin. Dissipation of the energy released will be accepted in the building. Therefore, the concept of strong colomn-weak beam is a concept that expects plastic hinge to occur in beams and does not occur in joints. Failure on the connection itself is difficult to predict so it is tried to be avoided. Therefore, the theory arises about the reduced beam section (RBS) where in this RBS the beam flange is weakened so that plastic hinge are expected to occur in that area. In Indonesia, the rules and guidelines regarding this matter are still rare and even nonexistent, therefore, in this thesis discuss this matter with existing rules and guidelines in the world. The modeling will also compare 2 software, which consists of OpenSEES and ETABS.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olsen, Kerri S., 1959-
New York: Industrial Press , 2012
691 OLS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McCormac, Jack C.
Cambridge, UK: Harper and Row , 1981
624.182 1 MCC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iting Shofwati
Abstrak :
Sebagai negara yang terletak pada pertemuan lempengan-lempengan dunia, Indonesia merupakan negara beresiko tinggr terhadap ancaman gempa. Oleh karena itu studi mengenai perilaku struktur bangunan perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga dapat ""mengontrol "" perilaku bangunan akibat gaya gempa yang kemungkinan akan dialaminya selama masa pemakaiannya. Pengetahuan perilaku penampang dari suatu bagian struktur sangat dibutuhkan dalam desain struktur, terutama bila analisa dilakukan tidak hanya pada daerah elastis, tetapi juga pada daerah plastis, bahkan sampai keruntuhan bagian struktur tersebut. Analisa fiber model ini dilakukan pada penampang komposit baja beton (Rectangulat Hollow Stell ) yaitu dengan membagi penampang balok tersebut menjadi serat-serat atau fiber. Kemudian pada serat tersebut diberikan sifat nonlinear ini didapat dari pemodelan hubungan tegangan regangan beton dan baja. Dengan mengkombinasikan sifat-sifat nonlinear material beton dan baja ini, analisa fiber model menghasilkan penyelesaian analitis berupa hubungan nonlinear momen-kurvatur yang menggambarkan perilaku dari balok komposit tersebut. Analisa tersebut dilakukan dengan suatu pemodetan numerik dan diterjemahkan kedalam bahasa pemograman yaitu bahasa Matlab 5.3., dimana optimasi pengaruh fungsi material ini ditinjau dengan membandingkannya lendutan yang terjadi dengan hasil eksperimen. Hasil simulasi dari progam tersebut menunjukkan bahwa peningkatan mutu beton tidak terlalu berpengaruh dalam menyumbangkan kekuatan pada struktur komposit baja beton. Dari analisa ini akan didapatkan Optimasi analisa ini dilihat dari besarnya beban ultimate untuk masing-masing model. Dari analisa ini disimpulkan bahwa pemodelan yang mendekati hasil eksperimental adalah model Tommi Sakino.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan penelusuran literatur, terdapat beberapa kekurangan isolator pada dasar bangunan, sehingga posisi penempatan isolator perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini akan membahas kinerja isolator yang ditempatkan di lantai dua pada struktur kombinasi kolom beton kantilever dan rangka baja bresing konsentrik dengan analisa respon spektrum Padang terhadap variasi ukuran kolom, ketinggian struktur, dan kekakuan isolator. Parameter yang ditinjau berupa respon struktur dan isolator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kolom kantilever yang kaku, isolator akan lebih efektif. Untuk variasi ketinggian, bertambahnya jumlah tingkatan akan meningkatkan respon pada isolator dan kolom beton. Untuk variasi kekakuan isolator, kekakuan isolator yang rendah lebih efektif dalam mereduksi gaya gempa pada struktur atas.
ABSTRACT
Based on literature, there are several deficiencies of base isolation, in which the position of isolator placement needs to be investigated further. This study will discuss the performances of isolator placed on the second floor on combination structure of cantilever concrete column and concentric bracing frame with Padang response spectrum analysis of column size variation, structure height, and stiffness of isolator. The parameters reviewed are structural and isolator responses. The results showed the use of rigid cantilever column, isolator will be more effective. For height variation, increasing the number of stories will increase the response to the isolator and concrete column. For the variation in stiffness isolator, the lower stiffness is more effective in reducing the seismic forces in the superstructure
2017
S70001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>