Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Wildan
Abstrak :
Tahun ini Telkomsel dihadapkan pada tekanan untuk melakukan implementasi teknologi 4G LTE untuk memperkuat layanan data broadband. Padahal, sumber daya spektrum dan bandwidth yang tidak tersedia. Spot area dan waktu yang tepat menjadi pilihan untuk implementasi 4G LTE. Walaupun menimbulkan risiko, implementasi teknologi tersebut diyakini dapat meningkatkan image dan corporate value serta dapat menunjang profitabilitas Telkomsel dengan mengoptimalkan layanan data broadband dari teknologi 4G LTE. Tesis ini bertujuan untuk menetapkan metode dan parameter yang digunakan dalam membangun sebuah model pemilihan spektrum, bandwidth, spot area dan timing yang tepat untuk implementasi teknologi 4G LTE di Jakarta, studi kasus di PT. Telkomsel. ...... This year Telkomsel faced with the pressure to implement technology to strengthen its 4G LTE broadband data services. In fact, the spectrum and bandwidth resources are not available. Spot area and time of choice for 4G LTE implementation. Although potentially risky, implementation of these technologies is believed to improve corporate image and provide added value to the corporate value and can support Telkomsel profitability by optimizing the broadband data services of 4G LTE technology. This thesis aims to establish methods and parameters that can be used to build a model of electoral spectrum, bandwidth, spot area and timing for 4G LTE technology implementation in Jakarta with a case study in PT. Telkomsel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T41125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enov Tikupasang
Abstrak :
Teknologi 4G LTE diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas dan speed layanan data, image perusahaan, dan interoperability dengan operator lain. Penelitian ini menganalisis VoLTE sebagai alternatif layanan voice di atas jaringan LTE dengan keterbatasan bandwidth frekuensi, tetapi kontribusi layanan voice yang masih tinggi pada studi kasus di Telkomsel. Penggunaan VoLTE merupakan tahapan selanjutnya setelah voice CS fallback. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah model untuk menilai kelayakan implementasi VoLTE dengan berbagai skenario waktu dan metode teknologi dalam rangka menurunkan nilai risiko dari implementasi LTE, sehingga dapat menentukan waktu dan metode yang tepat bagi implementasi fitur layanan VoLTE pada jaringan LTE dengan dua cara yaitu sistem SRVCC (Single Radio Voice Call Continuity) atau langsung pada sistem PS handover. Metoda penelitian yang digunakan adalah komplementer atau triangulation dengan ilmiah dan alamiah, dengan menggunakan statistik regresi, variabel acak berlainan, perhitungan bandwidth, dan nilai bisnis. Disamping itu untuk menghitung nilai risiko dari probabilistik ketidakpastian, maka digunakan analisis sensitivitas dan analisis risiko melalui simulasi Monte Carlo. Hasil yang diharapkan adalah optimalisasi dan efisiensi penggunaan bandwidth serta pembuktian hipotesis tentang studi kelayakan proyek implementasi layanan VoLTE. ...... 4G LTE technology is implemented to improve the quality and speed data services, corporate image, and interoperability with other operators. This study analyzes the VoLTE as an alternative voice services over LTE networks with limited frequency bandwidth, but the contribution of voice services is still high in the case study in Telkomsel. Use of VoLTE is the next stage after the voice CS fallback. The purpose of this research is to develop a model to assess the feasibility of implementation of VoLTE by the various scenarios timing and technology method in order to lower the risk value of the implementation of LTE, so it can determine the timing and the proper method for implementation of VoLTE service features on LTE network in two ways that are SRVCC system (Single Radio Voice Call Continuity) or directly on the PS handover system. The method used in this research are complementary or triangulation with scientific and natural, using statistikk regression, discrete random variables, bandwidth calculation, and business value. In addition, to calculate the risk value of probabilistic uncertainty, the use of sensitivity analysis and risk analysis with Monte Carlo simulation. The expected result is the optimization and efficient use of bandwidth as well as proving a hypothesis about the project feasibility study of the VoLTE services implementation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T41482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessi Arnaz Ferari
Abstrak :
Market mechanism merupakan suatu pendekatan yang digunakan dengan tujuan untuk mencapai efisiensi penggunaan sumber daya frekuensi yang terbatas dengan memberikannya kepada pengguna potensial untuk menjalankan layanannya, dimana layanan tersebut harus dapat menghasilkan nilai tertinggi dari sumber daya frekuensi tersebut, maka akan diberikan izin hak untuk menggunakannya, dengan kata lain adalah bahwa dengan menggunakan mekanisme pasar (market mechanism) dapat mendorong penggunaan spektrum frekuensi radio dan memfasilitasi ekspansi dan inovasi layanan. Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Cost and Benefits Analysis (CBA), dimana CBA ini untuk membandingkan keuntungan bersih yang dihasilkan dari pemanfaatan spektrum frekuensi radio dengan membuat beberapa kondisi untuk pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita 478-806 MHz. Dalam menggunakan metode CBA, terlebih dahulu harus diidentifikasikan dan dikonversikan komponen-komponen penilaiannya yaitu biaya-biaya dan manfaat-manfaat yang dihasilkan oleh pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita frekuensi 478-806 MHz melalui beberapa kondisi layanan ke dalam nilai ekonomis atau moneter. Kemudian dianalisis kelayakan ekonomisnya memanfaatkan alat-alat analisis finansial dengan menggunakan Net Present Value. Pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita 478-806 MHz (UHF) diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kondisi, yaitu kondisi eksisting, kondisi transisi, dan kondisi analog switch off, hasil potensi nilai ekonomi pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita 478-806 MHz (pita UHF) yang paling optimal terdapat pada kondisi dimana pemanfaatan spektrum frekuensi radio pada pita 478-806 MHz digunakan untuk layanan televisi siaran digital dengan digital dividend dimanfaatkan untuk layanan broadband wireless (kondisi analog switch off). Pemanfaatan digital dividend untuk layanan broadband wireless digunakan sebagai strategi untuk melaksanakan pembangunan akses broadband di Indonesia.
Market mechanism is an approach used with the objective of achieving efficient use of limited frequency resources by giving potential users to run their services, where such services should be able to produce the highest value of frequency resources. They will then be granted the right to use the frequency resources. In other words, by using market mechanism, it will encourage the use of radio frequency spectrum and facilitate expansion and service innovation. Analysis of this study uses the method of Cost and Benefit Analysis (CBA), where this method of CBA is to compare the net profit resulted from utilization of radio frequency spectrum by making a number of conditions for the utilization of radio frequency spectrum in the bands of 478-806 MHz. In using the CBA method, the components of assessment must first be identified and converted, namely the costs and benefits generated by the utilization of radio frequency spectrum in the bands of 478-806 MHz through some conditions of service to the economic or monetary value. And then the economic feasibility is analyzed using Net Present Value technique. Utilization of radio frequency spectrum in the bands of 478-806 MHz (UHF band) is classified into three (3) conditions, the existing condition, the transition condition, and the analog switch off condition. The most optimum potential result of the economic value of radio frequency spectrum utilization in the bands of 478-806 MHz (UHF band) is at the condition where the utilization of radio frequency spectrum in the band of 478-806 MHz is used for digital broadcast television service with the digital dividend used for broadband wireless services (the analog switch off condition). Utilization of digital dividend for broadband wireless services is used as a strategy to implement the broadband access development in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31303
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Edwin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Noor Fajari
Abstrak :
TWBS (Two Ways Broadband System) adalah produk VSAT terbaru dari suatu perusahaan telekomunikasi swasta di Indonesia, dimana pada sistem TWBS ini karakteristik yang dimiliki minimal sama dengan produk Point-to-point (PTP), tetapi memiliki feature yang lebih banyak dibandingkan PTP biasa. Untuk sistem PTP biasa, satu remote hanya bisa menggunakan bandwidth misal sebesar X kbps, sedangkan pada sistem TWT3S, satu remote minimal mendapatkan bandwidth sebesar X kbps, tetapi jika remote lain sedang tidak aktif, bandwidth remote yang sedang tidak aktif tsb dapat dipakai oleh remote yang aktif. Dengan kata lain pada satu Remote, CIR (Committed Information Rate) tetap dijamin sebesar X kbps tetapi mendapat kemampuan Burst Up sampai n x X kbps, dimana nilai n adalah banyaknya cabang dari jaringan tersebut. Dengan sifat berbagi pakai pada sisi Outbound, maka dapat dipastikan bahwa probabilitas satu remote dengan remote lainnya mengakses data pada saat bersamaan sangat kecil. Dengan dilengkapinya sistem monitoring pada sisi Outbound, maka dapat dipastikan bahwa Outbound yang akan digunakan kurang dari Outbound maksimunnya, sehingga penggunaan bandwidth dapat dioptimalkan. Pada tugas akhir ini dilakukan pengujian dan penganalisaan performansi dari suatu jaringan VSAT TWBS yang telah ada. Ujicoba performansi jaringannya meliputi pengujian dan penganalisaan kualitas sambungan jaringan, kualitas suara yang dilewatkan pada jaringan, dan pengujian sharing bandwidth dengan melakukan pemindahan data dari server ke klien. Hasil analisa yang dilakukan dari proses pengujian jaringan TWBS secara keseluruhan adalah bahwa sistem berjalan dan bekerja sesuai dengan prinsip kerja pada teorinya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Azizi Gumay
Abstrak :
ABSTRAK Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan menjalankan strategi perusahaan dalam hal memimpin pertumbuhan bisnis broadband baru, tim bisnis secara terus menerus melakukan inovasi fitur-fitur paket broadband sesuai dengan kebutuhan pelanggan kemudian melakukan request perubahan kepada tim IT. Salah satu request perubahan tersebut adalah request terkait proyek teknologi informasi sistem ordering paket broadband. Tidak seluruh proyek teknologi informasi sistem ordering paket broadband mengalami keberhasilan. Permasalahan pada proyek tersebut antara lain adalah proyek yang melebihi target waktu dan proyek yang memiliki kualitas yang kurang diharapkan. Agar proyek teknologi informasi sistem ordering paket broadband mengalami peningkatan keberhasilan sehingga dapat membantu mencapai strategi perusahaan, maka analisis pemeringkatan faktor penentu keberhasilan proyek teknologi informasi sistem ordering paket broadband di PT Telkomsel perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan peringkat faktor penentu keberhasilan proyek teknologi informasi sistem ordering paket broadband di PT Telkomsel. Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi solusi terhadap permasalahan faktor-faktor penentu keberhasilan proyek. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan proyek teknologi informasi di organisasi telekomunikasi. Hasil identifikasi dari tinjauan pustaka tersebut kemudian divalidasi oleh pakar manajemen proyek dan narasumber pemangku kepentingan proyek yang diteliti. Faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut kemudian dilakukan pemeringkatan melalui kuesioner pairwise comparison yang diolah dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan pengguna dan komunikasi yang efektif adalah faktor penentu keberhasilan yang paling penting diikuti kemampuan dan motivasi tim, manajemen dan metodologi proyek, kemampuan dan kepemimpinan manajer proyek, requirement management, tujuan proyek yang jelas, dan dukungan manajemen puncak dan budaya organisasi
In order to increase revenue and run the companys strategy in terms of leading the growth of the new broadband business, the business team continuously innovates broadband package features according to customer needs and then requests a change to the IT team. One of the change requests is a request related to the information technology project for broadband package ordering system. Not all information technology projects for broadband package ordering systems have been successful. Problems with the project include projects that exceed the target time and projects that have less expected quality. In order for the information technology project for broadband packet ordering system at PT Telkomsel to be more successfull so that it can help achieve the companys strategy, an analysis of the ranking of critical success factors of the information technology project for broadband packet ordering system at PT Telkomsel needs to be done. This research was conducted to obtain a rank of critical success factors of information technology project for broadband packet ordering system at PT Telkomsel. In addition, this research was also conducted to obtain recommendations for solutions to the problems of critical success factors of information technology project for broadband packet ordering system at PT Telkomsel. The literature review was conducted to identify the critical success factors of information technology project in telecommunications organizations. The results of the identification from the literature review were then validated by project management experts and stakeholder of the project studied. The critical success factors then ranked through a pairwise comparison questionnaire which was processed using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method. The results of this study indicate that user involvement and effective communication are the most important critical success factors followed by team capability and motivation project management and methodology project managers capabilities and leadership, requirements management clear project goals , and top management support and organizational culture
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book constitutes the thoroughly refereed post-conference proceedings of the 7th International ICST Conference on Broadband Communications, Networks and Systems (BROADNETS 2010) held in October 2010 in Athens, Greece. The 39 revised full papers were carefully selected from numerous submissions. The conference was divided in 3 tracks: Optical, Wireless and Internet. The optical track covers topics such as optical switch architectures, reliable optical networking, routing, wavelength assignment, and traffic grooming, network control and management. The wireless track highlights MIMO and OFDM techniques, mobility management, routing protocols, hybrid networks and the internet track covers routing, scheduling, security, trust, semantic technologies and social networks.
Heidelberg: Springer, 2012
e20409239
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rhisa Azaliah
Abstrak :
Konvergensi intensitas energi merupakan suatu alat bantu dalam menilai efektifitas kebijakan dalam mengurangi intensitas energi. Studi ini menganalisis konvergensi intensitas energi di Indonesia berdasarkan data panel 33 provinsi untuk periode 2008-2015 dengan mengukur konvergensi sigma, konvergensi beta absolut dan kondisional. Untuk mengukur kebergantungan spasial dari intensitas energi maka dalam pengukuran konvergensi beta digunakan metode ekonometrika spasial. Hasil empiris menunjukkan bahwa terdapat bukti dari kedua konvergensi beta absolut dan kondisional tetapi tidak dengan konvergensi sigma. Variabel-variabel yang mendorong terjadinya konvergensi intensitas energi seperti pendapatan provinsi, peran industri menufaktur, peran perdagangan internasional, FDI dan kepadatan penduduk. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa menggunakan teknologi industri yang lebih efisien, menarik investasi asing kepada sektor non-industri, mengembangkan ekspor dari sektor yang sedikit menggunakan energi merupakan kebijakan yang dapat dikembangkan. Selain itu dorongan dari dampak limpahan spasial mengindikasikan bahwa intensitas energi dari suatu provinsi turut berkontribusi pada intensitas energi provinsi tetangganya. Oleh karena itu, koordinasi antar daerah berperan besar dalam mendorong penggunaan energi lebih bijaksana.
Energy intensity convergence is a tool to assess the effectiveness of policies in reducing energy intensity. This study analyzes the convergence of energy intensity in Indonesia based on panel data of 33 provinces for the period 2008-2015 by measuring sigma convergence, absolute and conditional beta convergence. To measure the spatial dependence of energy intensity, spatial econometric are used in the measurement of beta convergence. Empirical results show that there is evidence of both absolute and conditional beta convergence but not with sigma convergence. Variables that encourage the convergence of energy intensity such as provincial income, the role of manufacturing industries, the role of international trade, FDI and population density. From the analysis, it found that using more efficient industrial technology, attracting foreign investment to non-industrial sectors, developing exports from sectors that use less energy are policies that can be developed. In addition, the encouragement of the effects of spatial spillover effect indicates that the energy intensity of a province contributes to the energy intensity of neighboring provinces. Therefore, coordination between regions plays a major role in encouraging wiser use of energy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengukur kecepatan broadband yang optimal terhadap PDB per Kapita di negara negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah. Indikator ekonomi makro yang dikumpulkan pada peneltian ini berasal dari database Worldbank dan International Telecommunication Union ITU, kecuali data kecepatan broadband terukur yang dikumpulkan daari Ookla, sebuah perusahaan yang menyediakan pengujian broadband dan data aplikasi diagnostic jaringan berbasis web setiap hari. Data yang digunakan adalah data panel dari 84 negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah selama periode 20102017. Penelitian ini menemukan bahwa 10% kecepatan broadband meningkatkan PDB per kapita di negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah masing masing sebesar 0.260, 0.364, dan 0.307 persen. Lebih lanjut, kecepatan broadband dalam meningkatkan PDB per Kapita tidak memiliki titik optimal/titik jenuh. Peningkatan kecepatan broadband secara terus menerus akan menghasilkan pertambahan (imbal hasil) PDB per kapita dengan skala yang semakin meningkat (increasing rate of return to scale). Tingkat kecepatan broadband optimal tidak stabil, sehingga tidak dapat ditemukan. Titik optimal kecepatan broadband merupakan tingkat kecepatan broadband dimana PDB per kapita suatu negara berada pada titik maksimum ......This thesis aims to find the optimal broadband speed that maximize GDP per capita in high, middle and low income countries. The macroeconomic indicators collected in this research come from the Worldbank and International Telecommunication Union (ITU) databases, except measurable broadband speed data collected from Ookla, a company that provides web-based broadband testing and diagnostic network application data every day. The data used are panel data from 84 high, middle and low income countries during the period of 2010 - 2017. This study found that 10% broadband speed positively affects GDP per capita in high, middle and low income countries of 0.260, 0.364, dan 0.307 percent. Furthermore, there are not found the optimal broadband speed that creates the maximum GDP per capita, or there are not found an optimal point/saturation point. In other words, a continuous increase in broadband speed will have an impact on an increasing of GDP per capita or an increasing rate return to scale.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Aji Wicaksono
Abstrak :
Tesis ini membahas prediksi penggunaan fixed broadband pada tahun 2025, karena target jumlah penetrasi pengguna Fixed Broadband yang belum tercapai pada tahun 2014. Melalui pendekatan Technology Acceptance Model serta memprediksi pengguna fixed broadband di Indonesia menggunakan data runtun waktu. Pendekatan yang digunakan dalam penelituan ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif asosiatif, serta prediksi menggunakan model ARIMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keinginan menggunakan fixed broadband sangat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi kegunaan (manfaat) fixed broadband. Oleh sebab itu disarankan agar dalam memasarkan produk-produk fixed broadband menonjolkan fitur manfaat yang dapat mendorong sikap positif terhadap fixed broadband. Sehingga dapat dihasilkan jumlah pengguna Fixed Broadband mencapai 13 juta pengguna pada akhir tahun 2025 dengan tingkat penetrasi sebesar 70,45% berdasarkan data tahun 2017-2025. Disamping itu agar prediksi pengguna fixed broadband dapat dilakukan dengan baik, pada penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan prediksi terhadap penetrasi fixed broadband menggunakan faktor-faktor tingkatan ekonomi dan sosial seseorang, lingkungan politik, ekonomi, sosial dan budaya serta tahapan ketersediaan jaringan kabel yang diperlukan. ......This thesis discusses the use of fixed broadband in 2025, because the penetration target of Fixed Broadband users has not been achieved in 2014. The Technology Acceptance Model approach and predicts fixed broadband users in Indonesia uses time series data. The approach used in this research is an associative quantitative approach, and predictions using the ARIMA model. The results show that the desire to use fixed broadband is largely determined by attitudes and perceptions of the usefulness (benefits) of fixed broadband. Therefore, it is recommended that in marketing fixed broadband products highlight features that can encourage a positive fixed broadband attitude. So that the number of Fixed Broadband users can reach 13 million users by the end of 2025 with a penetration rate of 70.45% based on 2017-2025 data. In addition, so that fixed broadband predictions can be made well, in future research it is recommended to predict fixed broadband penetration using factors such as one's economic and social level, political, economic, social and cultural environment as well as the availability of the required network.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>