Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wirianto Pradono
"ABSTRACT
Indonesia memiliki aset yang berperan penting bagi pembangunan nasional termasuk sosial dan ekonomi antara lain sumber daya manusia dan industri dalam negeri. TIK khususnya internet pitalebar merupakan salah satu kunci dalam pembangunan sosial ekonomi di suatu negara. Studi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak pemanfaatan internet pitalebar di Indonesia terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat serta mengidentifikasi apakah langkah yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam mendorong pemanfaatan internet pitalebar telah dilakukan secara optimal. Data yang diperoleh melalui penelitian dianalisis menggunakan metode Matthew B Miles dan A Michael Huberman, (2007). Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan internet pitalebar di Indonesia meningkat dengan signifikan dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat. Namun demikian pemanfaatan internet pitalebar tersebut belum dilakukan secara optimal terutama untuk tujuan yang bersifat produktif. Pemerintah daerah telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk mendorong pemanfaatan internet pitalebar di Indonesia seperti penggelaran ducting untuk kabel serat optik, pelatihan bidang TIK, penyediaan akses internet WiFi di fasilitas publik. Namun, langkah yang dilakukan pemerintah daerah perlu lebih diintensifkan guna memperluas penetrasi internet pitalebar untuk peningkatan dan pemerataan pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika,Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016
302 BPT 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Poltak Renold
"Tesis ini bertujuan memformulasikan strategi yang tepat dalam pemasaran produk mobile broadband SMART melalui analisis Porter 5 Forces dan SWOT. Potensi kompetitif SMART bersarkan Porter 5 Forces berada di level Medium. Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi SMART pada Kuadran IV (Kekuatan - Ancaman) yang selanjutnya mengarahkan pada alternatif strategi stabilisasi dalam Grand Strategy. Dari sejumlah strategi berdasarkan Porter 5 Forces dan Grand Strategy, dilakukan pendekatan QSPM untuk menentukan suatu strategi unggulan dalam pemasaran produk mobile broadband SMART. Hasilnya adalah strategi tetap mempertahankan diferensiasi produk unlimited murni untuk memperkuat penetrasi pasar.

The focus of this study is to formulate the best strategy of product marketing of SMART mobile broadband through Porter 5 Forces and SWOT analysis. Porter 5 shows the medium level of SMART competitive potential. SWOT results the Quadrant IV of SMART position (Strenght - Threats) that continuing into stabilization strategy in Grand Strategy. Using QSPM approach, available strategies from Porter 5 Forces and Grand Strategy are processed to perform a best strategy of product marketing of SMART mobile broadband which is to keep the product differentiation strategy of unlimited mobile broadband in strengthening the market penetration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26767
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Feriandi Mirza
"Dalam mengalokasikan spektrum frekuensi radio untuk kebutuhan layanan siaran TV digital dan aplikasi terestrial lainnya dalam hal ini adalah layanan mobile broadband ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan yang secara umum dibagi menjadi 2 (dua), yaitu faktor atau variabel yang berupa aspek teknis dan aspek non-teknis, dalam hal ini adalah aspek potensi bisnis dari kedua layanan tersebut.
Dalam tesis ini akan untuk menentukan alokasi spektrum frekuensi radio pada pita Ultra High Frequency (UHF) untuk kebutuhan siaran TV digital terrestrial dengan metode optimasi dengan program linier yang bertujuan untuk menentukan nilai optimum dari potensi pendapatan di industri layanan siaran TV digital terestrial dan mobile broadband. Hasil dari optimasi tersebut mengalokasikan spektrum frekuensi sebesar 192 Mhz untuk kebutuhan layanan siaran TV digital terestrial dan 112 Mhz untuk kebutuhan layanan mobile broadband.

In allocating the radio frequency spectrum for digital TV terrestrial broadcasting service needs and other terrestrial applications in this regard is the mobile broadband services there are several factors to consider are generally divided into 2 (two), the technical non-technical aspects, in this case is the aspect of the business potential of these services. This thesis will determine the allocation of radio frequency spectrum in the Ultra High Frequency (UHF) band for digital terrestrial TV broadcasting by the optimization method with a linear program that aims to determine the optimum value of potential revenues in the industry of digital terrestrial TV broadcasting and mobile broadband services.
Results of the optimization is the allocation of the frequency spectrum at 192 MHz for digital TV terrestrial broadcasting services and 112 MHz for mobile broadband service needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27857
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Yudha Saputram
"Pada beberapa tahun belakangan ini, pasar akan semakin menuntut internet berkecepatan tinggi, yang menuntut teknologi broadband. Peluang bisnis internet di Jakarta terutama di sekitar jalur busway Transjakarta merupakan jalur potensial dimana disana terdapat banyak gedung-gedung perkantoran, pusat-pusat hiburan, kafe-kafe, mal-mal dan kampus-kampus. Dengan jaringan kabel serat optik berkapasitas sangat besar yang dimiliki iForte sepanjang koridor jalur busway Transjakarta maka peluang yang ada disini dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat menyampaikan internet berkecepatan tinggi kepada para pengguna. Iforte menawarkan internet broadband berkecepatan tinggi, minimum hingga 2 Mbps sampai hingga 10 Mbps dengan konektivitas WiFi. Para pengguna dapat merasakannya langsung dari laptop maupun perangkat mobile lainnya seperti telepon genggam, PDA dan lain-lain yang telah mempunyai fungsi WiFi.
Iforte sendiri telah memiliki pasar untuk pelanggan korporasi yang cukup banyak di wilayah Jakarta, dengan adanya proyek ini maka jumlah pelanggan korporasi iForte diharapkan akan bertambah begitupula dengan pasar yang dihadapi lambat laun kedepannya akan memasuki bisnis retail karena cakupan area iForte pun akan semakin meluas dengan adanya teknologi WiFi ini. Demi tercapainya harapan, iForte memerlukan sebuah perencanaan jaringan broadband WiFi agar dapat menangkap peluang yang ada pada pasar sekarang ini.
Pemahaman akan perencanaan jaringan yang baik akan mampu menggelarnya dengan baik pula. Untuk penggelaran ini dibutuhkan perancangan model bisnis sebagai wadah untuk pengimplementasiannya. Berdasarkan hasil perancangan model bisnis, ada 4 alternatif model bisnis WiFi yang dapat digunakan. Untuk jalur Transjakarta koridor 1,6, dan 9 model bisnis yang paling tepat diterapkan adalah model bisnis kedua yaitu untuk korporat akses. Dilakukan juga penghitungan analisis kelayakan investasinya dengan tiga skenario yaitu pesimis, moderat dan optimis.

In recent years, the market will increasingly demand high-speed internet, which requires broadband technology. Internet business opportunities in Jakarta especially around Transjakarta busway lane represents a potential point where there are many office buildings, entertainment centers, cafes, shopping malls and campuses. With a very large capacity fiber optic cable network owned by iForte along the corridor Transjakarta busway lane, the opportunities that are here can be put to good use so that they can deliver high speed internet to its users. Iforte offers a high-speed broadband internet, a minimum up to 2 Mbps to up to 10 Mbps with WiFi connectivity. The user can feel it directly from a laptop or other mobile devices like mobile phones, PDAs and others who already have WiFi functionality.
Iforte itself has a market for a rather large corporate customers in Greater Jakarta, with this project then the number of corporate customers iForte will grow nor may the market facing in the future slowly will be entering the retail business because iForte?s coverage also will widen with the presence of this WiFi technology. To achieve the expectations, iForte require a broadband WiFi network planning for there to capture the opportunities in the market today.
A good understanding of network planning will result a good deployment. Therefore it requires a scheme of business model as its implementation. According to the result of design business model, there are four alternatives business model that could be implemented. The second business model (corporat access) is the right choice for Transjakarta?s lane line 1,6 and 9. Also performed calculations of investment feasibility analysis with three scenarios are pessimistic, moderate and optimistic."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28362
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Berwanman Wendhy Gideon
"ABSTRAK
Peningkatan akses broadband pada suatu negara akan membantu dalam meningkatkan potensi sumber daya manusia dan kekuatan ekonomi negara tersebut. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang membutuhkan akses broadband agar dapat membantu perkembangan ekonomi Indonesia. Kendala dari akses broadband di Indonesia adalah wilayah kepulauan yang dimiliki oleh Indonesia, sehingga akses broadband menjadi tidak merata. Teknologi satelit menawarkan solusi kepada kendala yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu dengan menggunakan teknologi HTS. Teknologi HTS dapat memberikan akses data dengan kecepatan broadband dan dapat melayani seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Analisis dari peluang bisnis untuk teknologi HTS menjadi penting, untuk memastikan bisnis ini menguntungkan. Analisis dilakukan dengan menggunakan data-data dari profil pengguna internet di Indonesia dan kavnas model bisnis dari Viasat dan Thaicom. Selanjutnya dibangun kanvas model bisnis untuk bisnis teknologi HTS untuk menjelaskan setiap komponen yang terdapat di dalam bisnis teknologi HTS. Evaluasi lalu dilakukan dengan menggunakan metode NPV dan IRR. Kedua metode tersebut digunakan untuk mengukur kelayakan secara ekonomi dari bisnis penyelenggaraan teknologi HTS di Indonesia. Peluang bisnis penyelenggaraan teknologi HTS di Indonesia adalah kemampuan teknologi HTS untuk mengirimkan layanannya ke daerah-daerah yang belum tersentuh infrastruktur jaringan terrestrial. Berdasarkan hasil analisis kelayakan ekonomi, bisnis dengan menggunakan teknologi HTS dianggap menarik dan layak untuk diimplementasikan di Indonesia.

ABSTRACT
Increased broadband access in a country will help in increasing the potential of human resources and economic strength of the country. Indonesia as a developing country is need a broadband access in order to help the economic growth in Indonesia. The obstacle of broadband access in Indonesia is the archipelago area of Indonesia, so that broadband access becomes uneven. Satellite technology offers a solution to that obstacle which is HTS technology. HTS technology can provide data access at broadband speeds and can serve throughout the Indonesian archipelago. Analysis of business opportunities for HTS technology becomes important, to make sure the business is profitable. Analyses were performed using data from the internet user profile in Indonesia and business model canvass of Viasat and Thaicom. The next step is build the businesses model canvass for HTS technology to explain each component contained in HTS technology business. An evaluation was performed using NPV and IRR. Both methods are used to measure the economic feasibility of the business operation of HTS technology in Indonesia. Business opportunities in Indonesia HTS technology implementation is the ability of HTS technology to deliver services to areas that have not been touched terrestrial network infrastructure. Based on the results of the economic feasibility analysis, business using HTS technology is considered attractive and feasible to be implemented in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Noperita
"Saat ini telah berkembang teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WIMAX) yang merupakan teknologi Broadband Wireless Access (BWA), untuk komunikasi broadband yang memiliki kecepatan akses tinggi dan jangkauan yang luas. WIMAX merupakan standar internasional Broadband Wireless Access (BWA) yang mengacu pada standar IEEE 802.16. Saat ini, Rancangan Peraturan (RPM) Menteri Komunikasi dan Informatika tentang penataan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan akses pita lebar berbasis nirkabel (Broadband Wireless Access), sedang dalam proses penyusunan dan penyempurnaan. Penelitian yang dilakukan terhadap RPM ini meliputi pita frekuensi radio 2.3 GHz, 2.5 GHz, 3.3 GHz dan 5.8 GHz.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah melalui survey ke operator BWA, wawancara dengan pihak yang terkait BWA, daftar pustaka dan Internet browsing. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan usulan yang membangun dan berdaya guna dalam rangka penyempurnaan Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang penataan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan akses pita lebar berbasis nirkabel (Broadband Wireless Access).

At this moment, it has been developed World wide Interoperability for Microwave Access (WIMAX) technology which is Broadband Wireless Access (BWA) technology for broadband communication having high access speed and wide scopes. WIMAX is an international standard of Broadband Wireless Access (BWA) having a reference IEEE 802.16 standard. At this moment, Plan of Ministerial Regulation of Communication and Information about Codes of radio frequency bands for Broadband Wireless Access services is formulating and completing. The research done to Plan of Ministerial Regulation covers 2.3 GHZ, 2.5 GHz, 3.3 GHz and 5.8 GHz radio frequency band.
Methodology of research used is through surveys to BWA operators, interviews with parties related to BWA, bibliography and internet browsing. The result of this research is expected to give a developed and useful proposal in the framework of completing for Plan of Ministerial Regulation of Communication and Information about Codes of radio frequency bands for Broadband Wireless Access services."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wibisono
Bandung: Informatika, 2006
621.384 GUN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wibisono
Jakarta: Informatika, 2006
621GUNW001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Salim
"Antena menjadi salah satu komponen penting dalam mendukung penerapan teknologi BWA. Antena mikrostrip yang memiliki karakter yang ringan, ukuran kecil, mudah difabrikasi dan conformal, menjadi pilihan untuk mendukung aplikasi BWA yang dapat beroperasi pada frekuensi yang ditentukan. Salah satu alokasi frekuensi yang dijadikan frekuensi kerja BWA adalah pada 2,3 GHz.
Pada tesis ini dirancang dan difabrikasi sebuah antena linear array 4 elemen yang dapat beroperasi pada frekuensi kerja BWA 2,3 GHz. Antena ini dirancang berbentuk 2 buah segi empat sama sisi (quad), sehingga disebut biquad. Antena dirancang menggunakan teknik pencatuan aperture-coupled untuk mendapatkan bandwidth yang lebar. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa antena ini dapat bekerja pada frekuensi BWA 2,3 GHz. Nilai VSWR < 1,9 diperoleh pada rentang frekuensi 2245 - 2395 MHz (150 MHz). Gain yang diperoleh mencapai 13,683 dBi pada frekuensi 2,33 GHz dan half power beamwidth (HPBW) sebesar 50° diperoleh pada sudut 330° - 20°.

Antenna became one of the important components in supporting the application of BWA technology. Microstrip antenna that have small and light weight features, easy to manufacture and conformal, became the choice that supports the BWA application in that it could operate in the determined frequency allocation. One of the allocation of the frequency that works for the BWA is at 2.3 GHz.
This thesis discuss of design a 4 element linear array antenna that operates at 2,3 GHz BWA frequency allocation. It has 2 layers of four-sided (quad) shape, known as biquad. This antenna is designed with aperture-coupled feed to give wideband frequency.The measurement result shows that this antenna operates at BWA frequency allocation of 2,3 GHz. The VSWR < 1,9 was obtained at 2245 ? 2395 MHz (150 MHz). Gain is around 13,683 dBi at 2,33 GHz and half power beamwidth is 50° (from 330° - 20°).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25946
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"WIMAX IEEE 802.16e is one of the candidate technologies to acommodate BWA (Broadband wireless access) services. The IEEE 802.16e mobile wimax, is one of the standard set, that is used in NLOS condition with higher user mobility up to 120 kmph..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>