Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Mukid
Abstrak :
Jembatan Suramadu merupakan jembatan yang menghubungkan kota Surabaya dengan pulau Madura. Jembatan ini sangat berarti bagi peningkatan perekonomian masyarakat Madura karena pergerakan arus barang maupun orang akan jauh semakin cepat. Salah satu investor dan pengelola pembangunan ini adalah Jasa Marga sehingga sistem penggolongan kendaraan akan disesuaikan dengan kebijakan pihak Jasa Marga. Studi kelayakan mengenai kebutuhan jumlah pintu tiket selama ini masih belum dilakukan oleh pihak konsultan suramadu. Sedangkan studi mengenai harga tiket yang akan di terapkan, masih melihat dari sisi investor tanpa memperhatikan willingness to pay masyarakat calon pengguna jembatan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jumlah pintu tiket yang optimal dan harga tiket yang ideal. Untuk menghitung kebutuhan jumlah pintu tiket, metode yang digunakan adalah model antrian dengan bantuan software ProModel. Sedangkan untuk mencari harga tiket yang ideal metode yang digunakan adalah model optimasi dengan bantuan software Opt-Quest for crystal ball. Setelah melakukan perhitungan maka didapatkan kesimpulan bahwa jumlah pintu tiket selama masa konstruksi sebanyak tiga unit untuk kendaraan roda dua dan tiga unit untuk roda empat. Tahun pertama sampai pada tahun ke sepuluh kebutuhan pintu tiket untuk kendaraan roda dua sebanyak dua unit sedangkan untuk kendaraan roda empat hanya sebanyak satu unit. Harga tiket yang diperoleh clan hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata harga tiket jembatan tidak akan lebih besar dari harga jasa Ferry pertahun 2005, bahkan bisa ditekan lebih kecil dari harga tiket jasa Ferry pertahun 2005.
Suramadu Bridge represents a connective bridge of Surabaya city and Madura Island. This bridge is very meaning in improving economics of Madura society because of goods and people movement would be faster. Because Jasa Marga is one of the investor and organizer in this project, so the classification of vehicle will correspond to its policy. Feasibility study concerning requirement of ticketing gate amount during the time still not been conducted by the consultant of Suramadu yet. While study concerning ticket pricing to apply still seen from investor perspective regardless society's will and paying capabilities. This research aims to look for the amount of optimal ticketing gate and an ideal toll bridge for Suramadu. Queuing model was used in calculating ticketing gate amount requirement assisted by ProModel, while optimization model was used in searching ideal toll bridge assisted by Opt-Quest for Crystal Ball. Conclusion got by finishing calculation steps indicates that during construction time, three ticketing gates are needed for motorcycles and three ticketing gates are needed also for vehicles. From first year come up to the tenth year the requirement of ticketing gates for motorcycles are two units while for the vehicle only counted one unit. Ticket price obtained from the calculation indicates that the average of bridge ticket price will not bigger than ferry service price of in year 2005, even can be depressed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawir
Abstrak :
Perkembangan Jembatan sebagai sarana penghubung saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat namun kebanyakan jembatan mengalami kegagalan sebelum umur rencana tercapai akibat kerusakan pada elemen strukturnya. Hal ini mendorong untuk mengkaji lebih lanjut terhadap respon yang terjadi pada jembatan yang diakibatkan oleh kerusakan yang dialaminya. Tipe jembatan yang akan diuji adalah model jembatan rangka alumunium, Selain itu pada penelitian ini dilakukan evaluasi dengan bantuan program SAP 2000 v.15. Terdapat 3 tahap penelitian, yaitu tahap awal elemen rangka dalam keadaan normal, tahap kedua cacat/ kerusakan pada batang diagonal dekat perletakan serta tahap ketiga penambahan kerusakan/cacat pada batang diagonal tengah bentang. Hasil eksperimen model skala jembatan yang telah dilakukan pada tahap 1 dan tahap 2, saat dibebani mengalami deformasi relatif sama dengan hasil numerik program SAP 2000 v.15. Namun pada tahap 3, terjadi perbedaan deformasi antara hasil eksperimen dengan hasil numerik, akibat beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Dari hasil numerik program SAP 2000 pada semua tahap penelitian diperoleh perubahan gaya dalam yang terjadi pada batang rangkanya yaitu gaya dalam lintang dan gaya dalam momen tidak banyak mengalami perubahan sedangkan gaya dalam axial mengalami perubahan antara 0,12 % - 300 %, khususnya batang gelagar melintang. ......The development of bridge as a means of connecting at the present time is progressing fast enough, but most of the bridge failure before life the plan is achieved due to damage to the structure element. It is encouraging to more information study the responses happened to the bridge resulting from by the damage suffered. Type of bridge to be tested is aluminum frame bridge model, in addition to an evaluation the research done with the help of SAP 2000 v.15. There are 3 stages of research, namely the early stage of frame elements in a normal state, the second stage of defect / damage near the diagonal placement and the addition of a third stage of damage / defects on the diagonal midspan. The experimental results are scale models of bridges that have been performed on stage 1 and stage 2, while loaded deformation relative same as the results of a numerical program SAP 2000 v.15.. However, in stage 3, there is a difference between the experimental results with the deformation of the numerical results, due to some problems in the implementation. From the results of numerical SAP 2000 program at all stages of the research showed that the change in force happened to frame of bar is the shear force and the moment force not much changed while the axial force changes between 0.12% - 300%, especially the transverse gelagar of bar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soenoto
Jakarta: P.U., [19?-]
624.2 Soe d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arcila, Martha Torres
Mexico: Atrium International, 2002
624.2 ARC b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Novialdi
Abstrak :
ABSTRAk Kabel/Hanger merupakan elemen yang sangat krusial pada keamanan jembatan dengan kabel pengantung, itu keakuratan perhitungan gaya tarik hanger memiliki peranan penting dalam tahap konstruksi dan perawatan. peristiwa runtuhnya jembatan Mahakam II akibat kesalahan pada pengencangan hanger merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk structur jembatan dimasa mendatang. Skripsi ini membahas tentang pengukuran gaya tarik hanger pada jembatan pelengkung baja di lapangan dengan metode pengukuran frekuensi, dan percobaan laboratorium untuk mengetahui validasi hasil pengukuran, serta pemodelan struktur dengan dan tanpa tahapan konstruksi untuk mengetahui gaya tarik rencana hanger. Dari hasil pengukuran, gaya tarik hanger tidak terdistribusi merata. Hanger ujung/yang pendek menerima gaya yang paling besar sedangkan hanger yang tengah menerima gaya yang lebih kecil. Percobaan laboratorium menunjukan string theory lebih tepat digunakan pada hanger yang pendek, dari percobaan ini juga didapatkan breaking load dari hanger lebih besar 1.28 kali breaking load rencana. Pemodelan struktur dengan program Midas Civil distribusi hanger yang cukup merata baik untuk pemodelan dengan tahapan konstruksi dan tanpa tahapan konstruksi. Jika gaya tarik hasil dibandingkan dengan breaking load rencana sebesar 1631 kN dan percobaan sebesar 2094 kN ada beberapa hanger yang perlu diganti terutama pada hanger ujung, karena didapatkan safety factor lebih kecil dari 3.
ABSTRACT Since Cables/hangers are a crucial element of cable supported bridges, the accuracy estimation tension of tension force is of major importance on both construction and maintenance. The collapse of Mahakam II bridge caused improper hanger retightening, it?s become a good priceless lesson for us for future structure. In this final project present a field study estimation tension force on steel arch bridge with frequency identification method, experimental study in laboratorium for validation the estimation, and modelling the bridge with dan without construction stage to identify hangers design tension force. The result of estimation hanger tension force not distribute properly. Hanger at end of bridge have a bigger tension force than hanger at middle of bridge. Experimental study shows string theory more accurate for shorter hanger and breaking load is 1.28 times form design breaking load. From Modelling with Midas Civil shows the hanger distributed properly along the bridge for both model. If the estimation result compare with design (1631 kN) and experimental breaking load (2094 kN), hanger no. 1, 2, 17, 18, 18 for upstream and hanger no. 2 and 10 for downstream must be replaced, because safety factor less than 3.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42744
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Oktora
Abstrak :
Jembatan pelengkung merupakan salah satu jembatan yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Ada beberapa tipe dari jembatan pelengkung ini. Studi ini membahas tipe Through Arch yang dikhususkan pada jenis Tied Arch Bridge, ditinjau dari segi kekuatan penampang Arch rib yang divariasikan terhadap kekuatan penampang Tie beam dan sebaliknya. Permodelan menggunakan program SAP2000 dengan material utama jembatan yang digunakan adalah baja. Terdapat lima variasi permodelan, yaitu Ht/a = 2; Ht/a = 1,33; Ht/a = 1; Ht/a = 0,9; dan Ht/a = 0,8; dengan Ht/a adalah perbandingan tinggi penampang tie beam terhadap tinggi penampang arch rib. Hasil yang ditinjau berupa lendutan jembatan, reaksi perletakan untuk mengetahui berat struktur, dan diagram gaya-gaya dalam yang merupakan akibat dari pembebanan gravitasi, beban lalu lintas, dan beban gempa untuk jembatan. Model dengan Ht/a = 2 merupakan salah satu rekomendasi untuk diterapkan karena memiliki struktur yang paling ringan (747,42 ton), walaupun lendutan jembatan cukup besar (17,55 cm), namun masih dalam batas lendutan izin (18,75 cm). Persebaran gaya dalam pada elemen tie beam dan arch rib-nya pun merata sehingga tidak ada elemen yang menerima beban berlebih dibanding elemen lainnya yang ditunjukkan oleh stress check ratio pada kisaran 0,28-0,76 untuk tie beam dan 0,58-0,95 untuk arch rib. ......Arch bridge is one type of bridge with a high aesthetic value. There are several types of this tied arch bridge, but this study emphasized on Tied Arch Bridge made from steel, focusing on section strength variation of arch rib towards tie beam. SAP2000 was used as tools to model the bridge. There are five variations of modelling, Ht/a = 2; Ht/a = 1,33; Ht/a = 1; Ht/a = 0,9; and Ht/a = 0,8; where Ht/a is the ratio of the depth of tie beam to the depth of arch rib. Results reviewed are bridges deflection, the weight of structure, and internal forces resulted from gravity loads, traffic loads, and earthquake loads for bridge. Model with Ht/a = 2 give the best result, hence it is recommended to be implemented because it has the lightest weight, although the bridge deflection is quite large (17,55 cm), but it is still within the deflection permitted (18,75 cm). Internal forces in the tie beam and arch rib was also evenly distributed, hence showed by its stress check ratio within the range of 0,28-0,76 for tie beam and 0,58-0,95 for arch rib.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42832
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ardimas Riyono
Abstrak :
Dewasa ini, penggunaan material baja untuk konstruksi jembatan sangat bervariasi jika dikaitkan dengan tipe dan kebutuhan dari bentang jembatan tersebut. Salah satunya adalah tipe jembatan busur baja. Di dalam studi ini akan dibahas mengenai pengaruh dari variasi penampang nonprismatis pada elemen pelengkung jembatan tersebut. Pengaruh tersebut ditinjau dari segi efisiensi material, kekuatan profil, serta perilaku dari struktur jembatan itu sendiri terhadap pembebanan yang diberikan. Variasi yang diberikan adalah terhadap spring-crown ratio dari pelengkung utama dengan rasio 1:1, 1:1.2, 1:1.25, 1.25:1, dan 1.2:1. Analisis dari model struktur menggunakan bantuan program SAP2000 v11. Dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa model dengan variasi penampang semakin mengecil di tengah dengan rasio 1.25:1, merupakan alternatif terbaik dalam studi ini. ......Nowadays, the use of steel for bridge construction materials vary greatly in relation to the type and requirements of the bridge span. One of those types is steel arch bridge. In the present study, it will discuss the influence of variations in cross section for nonprismatic arch element in steel arch bridge. These effects are taking into account in terms of material efficiency, element strength, as well as the behavior of the structure of the bridge itself against given loads. The variation ini this study will be given to the spring-crown ratio of the bridge's arch with the value of 1:1, 1:1.2, 1:1.25, 1.25:1, and 1.2:1. Analysis of models use the aid from a computer's software, SAP2000 v11. The result from the analysis shown that the model with ratio value of 1.25:1 is the most recommended to be implemented on the field in this study.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43324
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riki
Abstrak :
Dari sebuah kasus jembatan busur(arch bridge) dilapangan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan nilai nominal momen ketika terjadi sedikit perubahan pada kelengkungan busur. Sehingga dilakukan penelitian terhadap variasi perubahan persamaan kelengkungan jembatan busur dan pengaruhnya terhadap kekuatan dari jembatan. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemodelan jembatan menggunakan software finite elemen SAP2000. Parameter yang dianalisa adalah lendutan jembatan, kekuatan struktur yang ditinjau dari gaya dalam dan berat struktur. Hasil analisa menunjukkan pengaruh persamaan kelengkungan busur sangat signifikan terhadap perilaku pada jembatan busur. Semakin besar nilai kelengkungan, berbanding terbalik dengan optimasi berat struktur. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan optimasi berat struktur dari masing-masing persamaan pangkat Pangkat 3, pangkat 4 dan pangkat 5, memiliki perbandingan berat 3.72 ; 4.58 ; 5.11 kali lebih besar dibandingkan jembatan dengan persamaan pangkat 2. ......Based on project case in field, it was found, that a slighthy change of curvature of arch bridge, affected internal forces of bridge elements. Research was conducted to study the behavior of tied arch bridge with the change of curvature equations. Four different curve equations, rank 2, 3, 4 and 5, were modelled with finite element software SAP2000. Parameter investigated were deflection, internal forces of main element and structural weight. The result confirms the fact found in the field that the changed of curvature equation. Influence the amount of internal forces developed in the bridges elements. Different equation results different site of structures and consequently, it changes structural weight. Bridges with rank 2 of equations give the lightest weight. Comparing with this bridge, the rank 3, 4 and 5 of curve equations have weight of 3.72 ; 4.58 ; 5.11 heavier than the rank 2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43059
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Rifki SM
Abstrak :
Jembatan busur atau arch bridge adalah suatu struktur jembatan yang struktur utamanya dibuat dan ditumpu sedemikian rupa sehingga sebagian besar bebannya disalurkan ke pondasi melalui gaya normal pada elemennya. Jembatan busur yang dalam penelitian ini bertipe inverted arch bridge, yaitu jembatan busur terbalik dengan crown berada di bagian dasar, sehingga dengan sendirinya, semua gaya vertikal yang diterima struktur akan diteruskan menjadi gaya normal tarik ke elemen strukturnya. Dalam penelitian ini akan dimodelkan tiga bentang jembatan yaitu 30m, 50m, dan 80m dengan kombinasi persamaan catenary, persamaan pangkat dua, persamaan pangkat tiga, dan persamaan pangkat empat. Jembatan kemudian dibebani dengan dengan beban-beban sesuai dengan RSNI T-02-2005 tentang pembebanan untuk jembatan.Kemudian jembatan dianalisis menggunakan software analisis SAP2000. Hasilnya diketahui bahwa persamaan catenary dan persamaan pangkat dua mendistribusikan gaya dengan baik ke elemen-elemen strukturnya, sehingga didapatkan struktur yang efisien. ......Arch bridge is a bridge structure which is designed so that most of the load transmitted to the foundation through the normal force on the elements. The bridge in this study is inverted arch bridge type, which the bow is upside down with the crown bridge is at the base, so that, all the vertical force received will be transferred to the substructure via the normal force to the element. In this study the bridge will be modeled for 30m, 50m, and 80m-span bridge in combination with catenary equation, the parabolic, 3rd power equation, and the 4th power equation. The bridge then subjected to the loads in accordance with RSNI T-02-2005 Loading of bridges. Then the bridges were analyzed using SAP2000 software. The result shows that the catenarie equation, and the parabolic equation distributes the stress within the structure uniformly, and produce an efficient structure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
Abstrak :
Dalam Makalah ini disampaikan perkembangan sejarah penggunaan beton untuk jembatan berbentang panjang, yang berkembang pesat terutama berkat keberhasilan sistim beton pratekan. Di Indonesia, jembatan berbentang panjang terasa makin dibutuhkan akhir ? akhir ini, untuk menunjang kebutuhan peningkatan prasarana transportasi yang demikian pesatnya di dalam laju pembangunan Nasional.Selanjutnya disampaikan keuntungan jembatan berbentang panjang dengan sistim kantilever dan cable stayed, suatu sistim teknologi modern untuk jembatan berbentang panjang, terutama untuk lokasi pelaksanaan yang relatif sulit. Seiring dengan meningkatnya teknologi beton, jembatan dengan sistim kantilever dan cable stayed dapat merupakan suatu pilihan ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentang sampai 400 meter, dan 1000 meter bila dikombinasikan dengan baja. Sebagai studi kasus, disampaikan pula rencana jembatan cable stayed Cisadane ? Bumi Serpong Damai di Serpong Jawa Barat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>