Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sungkar, Amru
"Latar belakang :Angka kekerapan rekonstruksi payudara pascamastektomi di Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan angka kekerapan mastektomi, banyak faktor yang menyebabkan rendahnya angka kekerapan rekonstruksi antara lain faktor tingkat pengetahuan rekonstruksi payudara dan sikap terhadap rekonstruksi yang dimiliki oleh penderita kanker payudara.
Tujuan : Untuk mendapatkan hubungan antara faktor demografik dan jenis spesialis bedah dengan tingkat pengetahuan dan sikap subyek terhadap rekonstruksi payudara.
Metodologi : suatu studi potong lintang (cross sectional) yang melibatkan 96 subyek pasien kanker payudara yang sudah menjalani mastektomi (71 subyek) dan yang belum menjalani mastektomi (25 subyek) di divisi bedah onkologi RSCM,RS Dharma Nugraha dan RS Kanker Dharmais dalam kurun waktu Agustus sampai Desember 2005. Instrumen yang digunakan didalam penelitian adalah kuesioner yang dibuat sendiri untuk mengetahui tingkat pengetahuan rekonstruksi dan sikap terhadap rekonstruksi. Data yang terkumpul dilakukan analisa dan uji statistik bivariat dan multivariat dengan komputer menggunakan program SPSS 11,5 Windows.
Hasil : Hanya satu subyek yang memiliki tingkat pengetahuan baik, sebagian besar subyek (92%) memberikan sikap positif terhadap rekonstruksi payudaraVariabel yang memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuar. adalah jenis spesialis bedah yang melakukan operasi (p = 0,016). Faktor demografik dan jenis spesialis bedah tidak memengaruhi sikap terhadap rekonstruksi.
Simpulan : Pasien yang mendapat pelayanan spesialis bedah tumor memiliki pengetahuan lebih baik bila dibandingkan dengan subyek yang mendapat pelayanan dari spesialis bedah atau fellow bedah tumor.
Kata kunci : Kanker payudara, rekonstruksi payudara, spesialis bedah tumor, pengetahuan , sikap.

Back ground: The prevalence of breast reconstruction post mastectomy in Indonesia is very rare (underreported) comparing with the prevalence of mastectomy alone, Many factors were reported had responsible for the low incidence breast reconstruction such as breast reconstruction knowledge level or attitude toward breast reconstruction.
Purpose: To search for correlation between demographic factors and type of surgeon who did the surgery with the patient's breast reconstruction knowledge level and patient's attitude toward breast reconstruction.
Methodology: A cross sectional study was done from October through December 2005, a total of 96 subjects who had breast cancer, 71 subjects underwent mastectomy and 25 subjects who did not. The research was done at RSCM, Dharma Nugraha hospital and Dharmais hospital.Self made questionnaire was used to establish the knowledge level and attitude toward breast reconstruction. Analysis of variables was done by bivariate analysis and multivariate analysis with logistic regression using SPSS 11, 5 Windows program. Result: There was the only one subject had a good knowledge level about breast reconstruction but most of the subjects had positive attitude toward breast reconstruction. The only significant variable for the patient's knowledge level is the type of surgeon who did the surgery (p = 0,016).
Conclusion: The subjects whom were taken care by oncology surgeon had breast reconstruction knowledge level better than the subjects whom were taken care by general surgeon or fellow oncology surgeon.
Keywords: Breast cancer, breast reconstruction, oncology surgeon, knowledge, attitude.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Dwi Hidayati
"Latar Belakang: USG payudara dan mamografi secara luas digunakan sebagai modalitas diagnostik yang efektif untuk mengevaluasi kelainan payudara. Derajat keganasan histopatologis berperan penting dalam
manajemen karsinoma payudara. Ketersediaan pemeriksaan histopatologis yang terbatas dan sebaran pemeriksaan USG dan mamografi yang lebih luas diharapkan dapat membantu klinisi dalam menentukan penatalaksanaan karsinoma payudara lebih dini. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan nilai
mamografi serta USG payudara dengan mengetahui keterkaitan temuan morfologis lesi berdasarkan USG payudara dan mamogram yang dapat mengidentifikasi derajat keganasan histopatologis karsinoma payudara. Metode: Studi retrospektif ini melibatkan subyek dengan karsinoma payudara primer yang
menjalani USG dan mamografi serta belum menjalani prosedur apapun. Temuan USG dan mamogram dianalisis dan dikorelasikan dengan derajat keganasan histopatologis. Variabel dianalisis menggunakan uji chi-square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasil: Diperoleh 174 subyek karsinoma payudara. Usia rerata subyek 52 tahun. Ukuran massa <5 cm paling banyak ditemukan (61,1%) dan memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat keganasan histopatologis (p<.05). Batas lesi, ekhogenisitas lesi dan kalsifikasi
lesi pada USG (p <.05) berhubungan dengan derajat keganasan histopatologis. Sedangkan untuk bentuk lesi, bentuk irregular lebih banyak ditemukan dibandingkan lesi lain dengan distribusi yang hampir sama antara derajat 1, 2, dan 3. Proporsi batas lesi paling banyak di derajat 3 yakni batas tidak tegas.
Ekhogenisitas heterogen lebih sering ditemukan pada tumor derajat 2 dan lesi hipoekhoik lebih banyak ditemukan pada tumor derajat 3. Saat dilakukan analisis tambahan dengan membagi derajat keganasan menjadi 2 grup (derajat rendah dan derajat tinggi), batas dan orientasi lesi pada USG (p <.05) berhubungan dengan derajat keganasan histopatologis sedangkan kalsifikasi lesi dan ekhogenisitas lesi tidak berhubungan. Tidak ada hubungan antara karakteristik lesi pada mamogram (densitas payudara, bentuk,
batas, densitas lesi, dan kalsifikasi) dengan derajat keganasan histopatologis (nilai p > 0,05). Proporsi batas spikulasi lebih banyak ditemukan pada lesi derajat rendah. Simpulan: Orientasi pararel lebih banyak
ditemukan pada tumor derajat tinggi. Batas tidak tegas paling banyak ditemui di kedua kelompok derajat keganasan namun proporsi lebih banyak ditemukan pada lesi derajat tinggi. Tidak ditemukan hubungan signifikan antara morfologis lesi pada mamogram dengan derajat keganasan.

Background: Breast ultrasonography (USG) and mammography are widely used as effective diagnostic modalities to evaluate breast abnormalities. Histological grade plays big role in management of breast
carcinoma. The purpose of this study was to increase the value of mammography and ultrasound. Also, knowing which features on ultrasound and mammogram that can predict histological grade. The limited
availability of histopathological examinations and better access of ultrasound and mammography can assist clinicians in management of breast carcinoma. Method: A retrospective study was conducted by
reviewing imaging of women with breast cancer who had not undergone any procerdure. Mammogram and US findings were analyzed in compliance with operational definition and later compared with histopathological data. All variables were analyzed using chi-square and Kolmogorov-Smirnof. Result:
Mean age at diagnosis of breast cancer was 52 years. Tumor size <5 cm was the most common (61.1%) and had significant relation with tumor grade (p<.05). In terms of ultrasound findings, the only differential
findings between ultrasound findings and histopathological grade were margin, echogenicity, and calcifications (p < .05). As for the shape of the lesions, an irregular shape was more observed compared to other lesions with almost equal distribution between grade 1, 2, and 3. Heterogene echogenicity was more frequently found on grade 2 and hypoechoic lesions were more common in grade 3 tumor. When additional analysis was carried out by dividing the histological grade into 2 groups (low grade and high grade), margin and orientation on the ultrasound (p <.05) had relation to tumor grade while the
calcification of the lesion and the echigenicity were not related. No significant difference between mammogram features (breast density, shape, margin, lesion density, and calcifications) and tumor grade
(p>.05). The proportion of spiculated margin in mamogram is more common in low-grade lesions. No significant association between ultrasound features (shape, echogenicity, posterior pattern, and calcifications) with histological grade. Conclusion: Margin and orientation of the lesion on ultrasound have a relationship with histological grade. Parallel orientation is more common seen in high-grade
tumors. Indistinct borders were commonly found in both groups; however, a higher proportion was found
in high-grade lesions. No significant relation was found between mammogram features and tumor grade
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library