Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stutterheim, Willem Frederik, 1892-1942
"nama dan bentuk-bentuk arca dan patung pada candi Borobudur di Jawa tengah."
Weltevreden: G. Kolff, 1929
R BLD 030 STU t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soekmono
Jakarta: Pustaka Jaya, 1978
913.926 SOE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Danantoro Darujati
"Skripsi ini membahas tentang busana dan perhiasan Siddharta yang terlihat di relief Lalitavistara, Candi Borobudur, yang kemudian diamati dengan menggunakan konsep perjalanan hidup. Selanjutnya, dilakukan pula perbandingan busana dan perhiasan dengan figur lain pada konteks yang sama. Berdasarkan perbandingan tersebut, akan terlihat persamaan dan perbedaan busana dan perhiasan pada konteks yang sama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh perjalanan kehidupan terhadap busana dan perhiasan yang digunakan oleh Siddharta. Pengaruh tersebut merupakan salah satu rekonstruksi budaya Jawa Kuno, yang dilihat berdasarkan konsep perjalanan kehidupan.

This thesis discusses about Siddharta’s fashion and jewelry seen in relief Lalitavistara, Borobudur Temple, which is then observed by using the concept of life course. Furthermore, also conducted a comparison of clothing with other figures in the same context. Based on these comparisons, it would appear the similarities and differences in clothing and jewelry in the same context. The results of this study show the influence of the life course of the clothing and jewelry that is used by Siddharta. That influence is one of the ancient Javanese cultural reconstruction, which is viewed by the concept of life course.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Paseban adalah kota Jawa baru yang merupakan kota jadian dari Seba yang artinya menghadap. Aslinya dari kata Sansekerta Sev yang berati mengabdi, memuja, menghormati, jadi Paseban suatu pertemuan di mana raja dihadap oleh para pejabat kerajaan dan juga oleh para anggota keluarga raja serta para abdi. Tetapi Paseban juga dapat bearti tempat diadakan acara audiensi tersebut. Kata lain untuk Paseban adalahh Pasewakan. Pasewakan berasal dari kata sewaka yang artinya mengabdi, jadi pasewakan adalah pertemuan antara orang yang mengabdi raja dengan rajanya. Dalam bahasa Jawa kuna dikenal kata panangkil yang artinya menghadap raja. Karena istilah yang tepat dalam bahasa Indonesia belum ada, maka dalam penulisan ini acara audiensi itu disebut dengan istilah Paseban. Dalam penulisan ini diteliti adegan-adegan kerajaan, di mana digambarkan raja dan para pejabat yang menghadpnya. Bagaimana suatu Paseban digambarkan dalam adegan-adegan kerajaan itu dan akan kita lihat pula siapa saja yang hadir dalam suatu Paseban.Selain itu, kita harapkan juga akan mengetahui lebih banyak tentang pejabat-pejabat kerajaan baik menenai tugas, susunan maupun jumlahnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S11818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rohyani
"Penelitian tentang candi Borobudur telah banyak dilakukan para ahli terdahulu, baik mengenai bangunannya maupun reliefnya. Demikian pula penelitian tentang relief Karmawibhanga yang terdapat di kaki candi Borobudur, banyak dijadikan referensi untuk penelitian baik dari segi ekonomi, sosial ekonomi, ekologi maupun keagamaan. karena relief Karmawibhanga menggambarkan tentang keadaan sehari-hari dalam kehidupan masyrakat kebanyakan.
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui teknik skenario yang dipakai untuk pemahatan relief Karmawibhanga di candi Borobudur. Hal tersebut didasarkan karena ditemukannya naskah Mahakarmawibhanga yang berisi ajaran agama Buddha. Apakah naskah tersebut yang dijadikan patokan dalam pembuatan relief dan bagaimana para pemahat memvisualkan ajaran yang terdapat dalam naskah tersebut.
Deretan panil relief candi seperti deretan film yang ditayangkan, bila film merupakan media komunikasi yang bergerak maka relief juga sebagai media komunikasi walaupun secara visual tidak bergerak namun bila diamati bersifat dinamis pula. Dalam pembuatan film diawali dengan adanya naskah scenario. Skenario film merupakan acuan yang berisi rangkaian sekuen dan adegan walaupun bukan dalam bentuk yang persis. Untuk membuat film seorang sutradara memerlukan suatu script, yaitu naskah skenario yang berisi catatan perubahan untuk acuan kerja para pekerja film.
Dalam pembuatan relief nakah Mahakarmawibhanga dapat dikatakan sebagai suatu skenario, dan para silphin menggunakan inskripsi pendek yang terdapat pada panil untuk acuan silphinan. Karena keterbatasan media maka petunjuk yang digunakan cukup singkat dan untuk menggambarkan figur yang dikehendaki mereka menggunakan contoh dari lingkungan sehari-hari. Para silphin menggunakan contoh yang ditemukan dalam lingkungan mereka supaya masyarakat mudah memahami ajaran agama yang dituangkan dalam relief tersebut. Dalam penggambarannya silphin bangyak menggunakan unsur pohon untuk batas adegan. Hal ini karena pohon merupakan salah satu unsur alam yang sangat dekat dengan masyarakat agraris yaitu memberi kemakmuran, kebahagiaan dan harapan. Penggunaan unsur pohon dalam pemahatan juga karena pohon merupakan unsur alam yang hidup sehingga secara keseluruhan adegan pada panil mengalir secara luwes dan tidak kaku."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primadi Tabrani
Bandung: ITB Press, 1998
302.222 PRI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Surio Ananto
"Alasan Penelitlan di antara mahluk--mahluk ciptaan Tuhan manusia menduduki tempat yang tertinggi, karena ia dikaruniai dengan kecerdasan dan akal yang melebihi mahluk--mahluk lainnya. Sesungguhnya tidak ada yang melebihi kebesaran-nya di antara mahluk kecuali manuaia. Dan dalam diri manusia tidak ada yang lebih besar kecuali kemampuannya dalam berfikir.
Lingkungan geografis yang memberikan tantangan kepada manusia dan telah ditanggapi selama berabad-abad lamanya dengan cara yang efektif, cenderung untuk menumbuhkan kebudayaan yang bercorak khusus dan bersifat regional. Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang erat sekali dan tidak mungkin dipisahkan. Untuk melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang dan keturunan guna meneruskaaa kepandaian, pengalaman dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S11935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan
"Penelitian yang membahas masalah pengangkutan dengan relief candi Borobudur sebagai sumber utama, belum pernah dibahas secara mendalam oleh pers ahli arkeologi. Pengamat_an secara khusus atas relief yang menggambarkan alat angkutan di candi Borobudur, mungkin dapat dijadikan petunjuk yang berguna bagi pendalaman pengetahuan mengenai masalah transportasi masyarakat Jawa Kuno pada masa lalu.Dalam pembahasan, selain mempergunakan relief candi Borobudur yang menggambarkan alat angkutan darat sebagai sumber utama, juga dipergunakan prasasti, sumber naskah, dan sumber arkeologis sebagai data pembanding dan penunjang. Penanganan data selanjutnya, dirangkaikan dengan pengelom_pokan taksonomi untuk membentuk sejumlah tipe alat angkut_an dari data utama, dan tipe golongan pemakai serta tipe kegiatan berdasarkan data banding. Kemudian masing-masing satuan analisis tersebut dipadukan dan ditafsirkan lebih lanjut melalui analisis konteks.Berdasarkan pengamatan, dapat ditafsirkan bahwa alat angkutan telah mempunyai peranan dalam masyarakat Jawa Kuno pada masa candi Borobudur berfungsi. Meskipun pengamatan atas penggambaran alat angkutan pada relief yang ada tidak seluruhnya dapat menggambarkan hal-hal yang berkenaan dengan penggunaan alat angkutan, tetapi umumnya penggambaran alat angkutan pada relief dapat dianggap menunjukkan adanya pola yang teratur antara bentuk alat angkutan dengan golongan pemakai dan, jenis kegiatan yang menggunakannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S12132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roosenani Kusumastuti
"Pada relief candi Borobudur, yaitu pada relief Karmawibhangga, Lalitavistara, wadariaJtaka, dan Gandawyuha, terlihat lukisan alat-alat musik, antara lain suling, simbal, Lute, ghanta, cangka (terompet yang terbuat dari siput), saran dan gendang. Pemilahan lukisan alat musik pada relief candi Borobudur sebagai titik tolak penelitian dan pembicaraan dalam tulisan ini, dan bukan dari naskah atau sumber lain, didasarkan atas pertimbangan belum adanya penelitian yang mendalam mengenai alat-alat musik yang khusus terlihat pa_da relief candi Borobudur. Dengan mengadakan pengamatan terhadap relief candi, benda temuan seperti area perunggu dan terakota, gong, gents, dan alat musik lainnya, isi tulisan pada prasasti perunggu dan batu, karya sastra Jawa Kuno, dan berita Cina Kuno yang ada hubungannya dengan kerajaan Jawa Tengah dan perkembangan politik dan sejarah budaya Nusantara, terlihat adanya hubungan antara alat musik Indonesia (terutama Jawa dan Bali) dan alat musik negara lain seperti India, Indo_cina, dan Cina (Kunst 1968:2)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Ramayanti
"Penelitian yang membahas secara khusus bentuk- bentuk makhluk-makhluk kayangan khususnya apsari pada relief cerita Candi Borobudur sebagai sumber data utama, belum pernah dilakukan oleh para ahli arkeologi. Apsari yang dipahatkan pada Candi Borobudur dalam jumlah yang cukup banyak dan sikap yang berbeda. Sebagai tokoh yang terbang di atas atau di antara awan pada relief Lalitawistara sebanyak 4 panil, pada relief Gandawyuha sebanyak 10 panil. Sebagai tokoh yang berdiri sendiri pada bagian luar dari pagar langkan lorong pertama sebanyak 216 panil dan yang berkelompok sebanyak 96 panil. Mengingat apsari dipahatkan dalam jumlah yang cukup banyak, maka diharapkan penggambaran bentuk-bentuk apsari yang dapat memperlihatkan sejumlah tipe tertentu dapat diperoleh.
Dalam pembahasan yang digunakan sebagai sumber data utama adalah relief Candi Borobudur yang menggambarkan apsari. Selain itu digunakan juga sebagai data banding adalah sumber arkeologi lainnya, yaitu Candi Sari, Candi Lumbung dan Candi Plaosan Lor dan sumber naskah. Dalam usaha memperoleh data, digunakan metode deskriptif. Tahap awal dalam metode deskriptif adalah pengamatan terhadap ciri umum meliputi : 1. Sifat umum yang dipisahkan menjadi 4 bagian, yaitu: kepala, sikap badan, lengan dan tangan, paha dan lutut yang tiap bagian dikelompokan ke dalam variasinya. 2. Perincian benda yang dipakai meliputi bentuk subang, kalung dan gelang kaki. Perincian benda yang dipegang meliputi (tangkai pendek) utpala, kumuda, padma, padma bercabang 3, padma bercabang 4, camara; (tangkai panjang) utpala, kumuda, padma, camara. Setelah pendeskripsian selesai dilakukan, kemudian digunakanlah analisa kontekstual, metode komparatif dan klasifikasi taksonomi untuk mengolah tipe-tipe tertentu yang hasilnya akan dimasukan ke dalam suatu tabel."
1987
S12004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>