Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Ayu Fitriyana Gumay
"Beberapa tahun terakhir, banyak negara di Asia yang melaporkan peningkatan prevalensi gangguan makan, salah satunya adalah Body Image Disturbance (BID). Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-compassion terhadap BID pada dewasa awal di masa pandemi COVID-19. Partisipan keseluruhan berjumlah 180 partisipan yang berada pada rentang usia dewasa awal, yaitu 18-29 tahun, serta berdomisili dan berkewarganegaraan Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa self-compassion memiliki peran yang signifikan terhadap BID (R2 = .239, F(1, 178) = 55.77, p = .000). Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan skor self-compassion dan BID antara laki-laki dan perempuan.
In recent years, many countries in Asia have reported an increasing prevalence of eating disorders, one of which is Body Image Disturbance (BID). This study aims to examine the role of self-compassion on BID in emerging adulthood during the COVID-19 pandemic. There are a total of 180 participants who are in the emerging adulthood, 18-29 years old, domiciled and an Indonesian citizens. This study has found that self-compassion had a significant role in BID (R2 = .239, F(1, 178) = 55.77, p = .000). In addition, this study also found that there was no meaningful difference in self-compassion and BID scores between men and women."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sindi Fatimah Dewantari Nugraha
"Skripsi ini mengkaji tentang pembentukan body image anggota cover dance VERMILION yang mengidolakan SNSD. Melalui wawancara mendalam dan pengamatan saya berusaha mengetahui body image anggota VERMILION yang terbentuk berdasarkan pengetahuan mereka mengenai SNSD. Anggota VERMILION memanfaatkan media untuk mencari informasi tentang SNSD. Pengetahuan tentang SNSD mempengaruhi pandangan anggota VERMILION tentang body image, sehingga kriteria kecantikan mereka mengacu pada gambaran tubuh anggota SNSD. Anggota VERMILION melakukan perbandingan tubuhnya dengan tubuh SNSD, kemudian menyadari kenyataan bahwa bentuk tubuhnya berbeda dengan tubuh SNSD dan menyebabkan mereka mengalami body dissatisfaction. Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari orang terdekat, artikel tentang kecantikan, dan film tentang kecantikan mereka melakukan perubahan bentuk tubuh. Anggota VERMILION juga melakukan peniruan penampilan idola ketika menjadi cover dance dan ketika tidak menjadi cover dance. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa mereka adalah cover dance dan fans dari SNSD.
This study examines the forming of body image of VERMILION cover dance members who love SNSD. In depth Interviews and observations were conducted to reveal the body image of VERMILION members which was formed based on their knowledge regarding SNSD. VERMILION members use media to search information regarding SNSD. The knowledge regarding SNSD affects VERMILION members rsquo s point of view regarding body image. As the result, the beauty criteria of VERMILION members refer to SNSD members rsquo s body image. VERMILION members compare their body with SNSD members rsquo s body. They found the fact that their shape of body is different from SNSD members rsquo s body which causes body dissatisfaction. The knowledge which is gained from relatives, beauty articles, films regarding beauty becomes a base in forming body image. VERMILION members also imitate their idol rsquo s appearance whether they become a cover dance or not. This matter is conducted to show that they are the cover dance and fans of SNSD."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S70038
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yulia Kartika
"Teori objectified body consciousness dan teori objektifikasi diri mengungkapkan bahwa basil penelitian di budaya Barat mengobjektiifikasi perempuan melalui konstruksi bahwa tubuh perempuan yang sangat kurus adalah ideal. Bila perempuan tidak dapat mencapai ukutan ideal itu akan timbul ketidakpuasan dalam diri perempuan. Di Indonesia terdapat budaya yang majemuk, dimana kurus tidak sellllu menjadi acuan ukuran tubuh yang ideal. Budaya Jakarta, sebagaimana budaya Barat pada umumuya. mencitrakan tubuh perempuan kurus sebagai sesuatu yang ideal. Sebalikuya budaya Bugis menganut tubuh perempuan yang 'berisi' sebagai tubuh ideal.
Berdasarkan hal itu peneliti berpendapat bahwa petempuau yang berlatar belakang budaya Bugis dan tinggal di Jakarta diduga mengbedapi dua budaya yang menyangkutpautkan tubuh ideal yang bertolak belakang. Melalui studi kualitatif dengan mctode wawancara terhadap empat partisipan yang bersuamikan suku Bugis di Jakarta, penelitian ini mendapatkan bahwa keempat partisipan terbukti menghadapi dua budaya yang saling bertentangan di dalam kehidupau dewasa mudanya Sebagian besar partisipan menganut tubuh ideal kurus. Penemuan lainnya adalah perempuan yang berasal dari Bugis menunjukkan kepuasan atas tubuhnya, sebaliknya perempuan yang tidak berasal dari Bugis melapurkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya. lni menunjukkan bahwa ketidakpuasan dapat dijelaskan dengan mengetahui budaya mana yang diinternalisasikan secara dominan oleh individu.
Objectified body consciousness and Self-objectification theory stated that many researches found that Western culture objectifies women by cons/meting super thinness as an ideal body for women Consequently, when women cannot meet the ideal, they probably fee/less satisfied with their awn body. However, Indonesia has many various cultures, and therefore every culture has their own body standard for woman. Culture in Jakarta, like any other cultures in big cities. set the very thin body as an ideal. On the other hand, in Bugis tradition, women are expected to have a more plump or fat body, specially the married women.Based on those facts. the researcher assumed that women with Bugis background and living in Jakarta face two cultures with contradictory body standard. By qualitative study and interview with four wives of Bugis husbands, this research found, as expected, that four participants are proved lo face the contradictory cultures in their young-adult life. Most of the participants adopted that thinness as their ideals body. Also, iJ is found that the wives from Bugis showed their body-satisfaction, hut the Non-Bugis wife did not report any body-satisfaction. This result shows us that body-dissatisfaction can be explained by finding out which culture is dominantly internalized by individuals."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T33700
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library