Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
[Pendahuluan: Trauma akibat benda tumpul pada kepala adalah salah satu trauma yang dapat bersifat fatal, berkaitan dengan organ intrakranial yang bersifat vital bagi kehidupan. Namun, luka kekerasan tumpul pada kepala tidak seluruhnya dapat menyebabkan kerusakan organ intrakranial, berkaitan dengan berbagai faktor yang menyebabkan luka, antara lain lokasi, besar gaya, arah gaya. Pada penelitian ini akan dilihat hubungan antara luka kekerasan tumpul dengan adanya kerusakan otak. Penelitian epidemiologi forensik ini digunakan untuk menunjang opini ahli dokter forensik pada temuan luka akibat kekerasan tumpul di kepala dengan kerusakan organ intrakranial. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan data sekunder yang berasal dari visum et repertum pasien di Departemen Forensik dan Medikolegal FKUI-RSCM. Hasil: Sebanyak 1% hubungan antara memar pada kepala memiliki hubungan yang bermakna dengan kerusakan otak, 1% hubungan antara ekskoriasi pada kepala memiliki hubungan yang bermakna dengan kerusakan otak, sebanyak 82% hubungan antara laserasi pada kepala memiliki hubungan yang bermakna dengan kerusakan otak, dan sebanyak 95,3% hubungan antara fraktur pada kepala memiliki hubungan yang bermakna dengan kerusakan otak. Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi hubungan antara luka kekerasan tumpul dengan adanya kerusakan otak berdasarkan jenis serta lokasi luka luar dan lokasi kerusakan intrakranialnya. Variasi hasil ini terjadi karena luka kekerasan tumpul, yaitu memar, ekskoriasi, laserasi, dan fraktur, masingmasing memiliki mekanisme yang berbeda, dan timbul akibat besar gaya yang berbeda. Memar dan ekskoriasi, luka kekerasan tumpul yang disebabkan oleh gaya yang kecil dan menyebabkan diskontinuitas jaringan luar hanya sedikit hanya memiliki sedikit hubungan dengan kerusakan otak. Laserasi dan fraktur memiliki banyak hubungan dengan kerusakan otak oleh karena gaya penyebab luka kekerasan tumpul tersebut bersifat lebih besar, Introduction: Blunt head trauma had a high fatality rate, as the head protects intracranial organs that are vital to the continuity of life. However, not all blunt head trauma cause the same damage to intracranial organs, due to the various factors such as location, the strength of the force, and the direction from which the striking force came. This forensic epidemiological study is designed to support expert opinions in forensic practice regarding the findings of blunt head trauma and intracranial organ damage. In this study, the correlation between blunt head trauma and traumatic brain injury were analyzed. Methods: This study is a cross-sectional study with secondary data from patients’ visum et repertum in the Forensic and Medicolegal Department of Cipto Mangunkusumo General Hospital. Results: Results show that 1% of the correlations between bruise findings on the head had significant association with traumatic brain injury, 1% of the correlations between excoriation findings on the head had significant association with traumatic brain injury, 82% of the correlations between laceration findings on the head had significant association with traumatic brain injury, and 95,3% of the correlations between fracture findings on the skull had significant association with traumatic brain injury. Discussion: This study showed that the relationship between blunt head injury with traumatic brain injury varied based on the location and type of the external injury and the location of the intracranial organ. This variation in results happened as external blunt head trauma such as bruise, excoriation, laceration, and fracture each had different mechanisms, and were caused by various force intensity. Bruising and excoriation, which were usually caused by smaller force and only caused little damage externally, were found to have little correlation with traumatic brain injury findings. On the other hand, laceration and fracture were found to have more correlation with traumatic brain injury findings, since both traumas were usually caused by a greater force.]
[, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
Abstrak :
ABSTRAK
Cedera kepala traumatik merupakan penyebab kematian tersering pada kecelakaan. Trauma tumpul pada kepala dapat menimbulkan contusio cerebri berupa lesi coup dan contrecoup. Namun, mekanisme dari terjadinya lesi coup dan contrecoup belum diketahui dengan jelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara letak trauma tumpul pada kepala dengan terjadinya lesi coup dan contrecoup.Metode: Sampel penelitian diambil dari rekam medis jenazah dengan trauma tumpul pada kepala yang diotopsi di Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM pada tahun 2012-2016. Peneliti kemudian mencari tahu mengenai letak trauma tumpul dan temuan contusio cerebri pada rekam medis jenazah.Hasil: Dari 97 sampel dengan trauma tumpul pada kepala, didapatkan proporsi lesi coup sebesar 5,2 , 11,3 , dan 2,1 , dan proporsi lesi contrecoup sebesar 1,0 , 15,5 , dan 2,1 pada trauma tumpul yang terjadi di depan, samping, dan belakang kepala secara berturut-turut. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna antara trauma tumpul pada sisi depan p=0,005 dan samping p=0,002 kepala dengan lesi contrecoup.Pembahasan: Terjadinya lesi coup tidak selalu diikuti oleh terjadinya lesi contrecoup, dan berlaku juga sebaliknya. Hubungan bermakna antara trauma tumpul pada sisi samping kepala dengan lesi contrecoup secara teori dapat dikaitkan dengan teori sistem suspensori otak.Kesimpulan: Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara trauma tumpul pada sisi depan dan samping kepala dengan lesi contrecoup.
ABSTRACT
Traumatic brain injury remains the most common cause of mortality in accidents. Blunt trauma in the head may cause cerebral contusion, which includes coup and contrecoup contusion. However, the mechanism of coup and contrecoup contusion formation remains unknown. This research aims to know the relationship between the position of head blunt trauma with coup and contrecoup contusion.Methods Research samples were taken from corpse medical records with head blunt trauma who had undergone autopsy in Forensics and Medicolegal Department of Cipto Mangunkusumo Hospital from 2012 2016. The position of head blunt trauma and findings of cerebral contusions were recorded.Results Out of 97 samples with head blunt trauma, the proportions for coup contusion were 5,2 , 11,3 , and 2,1 , while the proportions for contrecoup contusion were 1,0 , 15,5 , and 2,1 in blunt trauma happening at the front, side, and back part of the head respectively. Chi square tests showed significant relationships between blunt trauma of front p 0,005 and side p 0,002 part of the head with contrecoup contusion.Discussion Coup contusion is not always followed by contrecoup contusion, and vice versa. The significant relationship between blunt trauma of the side part of the head and contrecoup contusion can be explained by the theory of brain suspensory system.Conclusion This research concludes that blunt trauma of the front and side part of the head is related to contrecoup contusion.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia, Pa.: Mosby Elsevier, 2009
R 617.1 PAR (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library