Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Sugiono
Abstrak :
Latar Belakang. Stroke iskemik dan gagal jantung merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Keduanya memiliki faktor risiko yang sama sehingga sering muncul bersamaan sebagai komorbid. Keduanya juga dikaitkan dengan gangguan viskositas darah dan luaran fungsional yang lebih buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbandingan nilai viskositas darah dan luaran fungsional pasien stroke iskemik subakut dan kronis dengan dan tanpa komorbid gagal jantug. Metode. Penelitian ini menggunakan desian case control yang dilakukan di klinik rawat jalan Neurologi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan Maret dan April 2023. Analisis univariat, bivariat dan multivariat dilakukan sesuai kebutuhan. Hasil. Penelitian ini melibatkan 24 pasien stroke iskemik subakut dan kronis dengan komorbid gagal jantung dan 24 pasien stroke iskemik subakut dan kronis tanpa komorbid gagal jantung. Tidak didapatkan perbedaan rerata pada semua variabel penelitian yang terdiri dari nilai viskositas darah (5,45±0.77poise vs 5,50±0,77poise, p = 0,85); nilai viskositas plasma (1,78±0,31poise vs 1,80±0,32poise, p = 0,87); kadar hematokrit (38,42±4,78% vs 40,43±4,25%, p = 0,13); kadar fibrinogen (401,03±121,18mg/dL vs 346,49±70,07mg/dL); dan nilai mRS (2(0-4) vs 1(0-3), p = 0,37). Kesimpulan. Tidak ada perbedaan rerata nilai viskositas darah, viskostias plasma, kadar hematokrit, kadar fibrinogen, dan nilai mRS yang bermakna secara statistik pada stroke iskemik subakut dan kronis dengan dan tanpa komorbid gagal jantung. Perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar. ......Background. Ischemic stroke and heart failure are major health problems in the world. Both have the same risk factors so they often appear together as comorbidities. Both are also associated with impaired blood viscosity and worse functional outcomes. This study aims to assess the comparison of blood viscosity values and functional outcomes of subacute and chronic ischemic stroke patients with and without heart failure. Methods. This study used a case-control design which was conducted at the Neurology outpatient clinic at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo in March and April 2023. Univariate, bivariate, and multivariate analyzes were carried out as needed. Result. In this study, there were 24 subacute and chronic ischemic stroke patients with concomitant heart failure and 24 such patients without such a condition. There are no means differences in all of the study variables, which included blood viscosity values (5.45 0.77 poise vs. 5.50 0.77 poise, p = 0.85; plasma viscosity values (1.78 0.31 poise vs. 1.80 0.32 poise, p = 0.87); hematocrit levels (38.42 4.78% vs. 40.43 4.25%, p = 0.13); fibrinogen levels (401.03±121.18mg/dL vs 346.49±70.07mg/dL); and mRS value (2(0-4) vs 1(0-3), p = 0.37). Conclusion. There were no statistically significant differences in mean blood viscosity, plasma viscosity, hematocrit levels, fibrinogen levels, and mRS values in subacute and chronic ischemic stroke with and without comorbid heart failure. Further research is needed with a larger sample.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Anastasia
Abstrak :
ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama stroke yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa pada penderita hipertensi terdapat peningkatan viskositas darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara hipertensi sebagai faktor risiko stroke dengan viskositas darah yang diukur dengan alat Mikrokapiler Digital. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan mengambil data sekunder hasil pemeriksaan tekanan darah dan viskositas darah (n = 194) di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) binaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) oleh Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas pada bulan Januari dan Maret 2015. Pengukuran viskositas darah menggunakan alat Mikrokapiler Digital. Terdapat proporsi hipertensi sebesar 34,5% (n = 67) dan proporsi terbesar pada subjek penelitian adalah penderita prehipertensi (37,6%). Sebaran nilai viskositas darah tidak normal pada seluruh subjek berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu 6,04 (3,04-8,67). Pada uji korelasi Spearman tidak ditemukan adanya hubungan korelasi yang signifikan (r = 0,072; p = 0,319) antara tekanan darah sistolik dengan viskositas darah, namun terdapat korelasi positif berkekuatan sangat lemah dan bersifat signifikan (r = 0,176; p = 0,014) antara tekanan darah diastolik dengan viskositas darah. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tekanan darah diastolik dengan viskositas darah.
ABSTRACT
Hypertension is one of the main risk factor for stroke, which can be fatal. In several study, it has been observed that blood viscosity is higher in hypertensive patients. The aim of this study is to find the correlation between hypertension as a stroke risk factor and blood viscosity measured with Mirkokapiler Digital. This study used secondary data from Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas. Blood viscosity and blood pressure were taken cross-sectionally (n = 194) in Pos Binaan Terpadu (Posbindu) from January until March 2015. Blood viscosity was measured with Mikrokapiler Digital. The proportion of hypertensive subject is 34,5% (n = 67) and the highest proportion is the subject with prehypertension (37,6%). Distribution of blood viscosity is not normal in all subjects based on Kolmogorov-Smirnov normality test, which is 6,04 (3,04-8,67). Spearman correlation between systolic blood pressure and blood viscosity showed no significant correlation (r = 0,072; p = 0,319), but there is a very weak and significant positive correlation between diastolic blood pressure and blood viscosity (r = 0,176; p = 0,014). In conclusion, there is correlation between diastolic blood pressure and blood viscosity.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Arwansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Dampak hipoksia penerbangan, bergantung tempat dan lama di ketinggian, telah dialami saat ketinggian 5000 kaki, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Waktu Sadar Efektif WSE adalah rentang waktu seseorang mampu melakukan tindakan korektif pada kondisi sadar sebelum mengalami inkapasitasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dan viskositas darah serta faktor usia dan massa tubuh terhadap risiko hipoksia pada awak dan nonawak pesawat di simulasi Ruang Udara Bertekanan Rendah RUBR . Para awak pesawat dan nonawak pesawat yang telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan kesamaptaan jasmani, menjalani simulasi hipoksia di RUBR Lakespra Saryanto. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan purposive sampling, uji regresi logistik berganda, untuk menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi WSE. Didapatkan 79 dari 87 subyek yang bersedia berpartisipasi. Persentase awak dan nonawak pesawat yang mengalami WSE memendek sebanyak 32,9 . Faktor kebiasaan merokok kategori sedang indeks brinkman cenderung meningkatkan risiko hipoksia [ORa=3,08; p=0,201]. Kadar hematokrit tinggi cenderung mengurangi risiko hipoksia[ORa=0,21; p=0,070]. Kategori usia >40 tahun [OR=0,57; p=0,694] dan usia 30-39 tahun [OR=0,74; p=0,561] serta massa tubuh [OR=0,89; p=0,821] tidak terbukti meningkatkan risiko terjadinya hipoksia. Dapat disimpulkan kebiasaan merokok kategori sedang cenderung meningkatkan risiko hipoksia. Viskositas darah cenderung mengurangi risiko hipoksia, sedangkan usia dan massa tubuh tidak mempengaruhi terjadinya hipoksia.
ABSTRACT The impact of flight hypoxia, ranging from mild to severe, depends on place and duration in altitude and will be experienced at 5000 feet. Time of Useful Consciousness TUC is range of time someone able to perform corrective actions on conscious state before experiencing incapacitation. The purpose of this research is to know relationship between smoking habit, blood viscosity, body mass and age as factors related to risk of hypoxia in aircrew and non aircrew through simulation in hypobaric chamber. Subjects who had undergone general medical examinations and physical fitness test, underwent a simulated hypoxia in hypobaric chamber at Lakespra Saryanto. This study used cross sectional design and multiple logistic regression test to analyze the dominant factors which affects TUC. 79 subjects were willing to participate. Percentage subjects with TUC shortened by 32,9 . Moderate smoking habit tends to increase the risk of hypoxia Ora 3.08 p 0.201 while high hematocrit levels tend to reduce Ora 0.21 p 0.070 . Age category 40 years OR 0.57 p 0.694 , age 30 39 years OR 0.74 p 0.561 and body mass OR 0.89 p 0.821 does not appear to increase the risk. In conclusion moderate smoking habit tends to increase the risk of hypoxia. Blood viscosity tends to reduce the risk of hypoxia, whereas age and body mass do not affect the occurance of hypoxia.
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library