Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ila Fadila
"Penelitian ini mempelajari hubungan skinfoid thickness (penjumlahan biceps, triceps, subscapular, dan suprailiac)/RLPP/IMT dengan kolesterol serum pada orang dewasa. Variabel lain yang dianggap sebagai konfounder meliputi karakteristik responden yaitu : jenis kelamin, umur, indeks aktifitas, suku bangsa dan kebiasaan merokok. Analisis menggunakan data sekunder hasil Survei Gizi dan Kesehatan Pada Orang Dewasa (Kerjasama Direktorat BGM Depkes RI dan FKM-UI, Juni 1996) di 6 kota yaitu : Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar dan Ujungpandang.
Desain penelitian adalah cross-sectional . Pemilihan responden (sampel) menggunakan rancangan klaster dua tahap, yaitu : (1) Probability Proportionate to Size (PPS) untuk memilih klaster, (2) Simple Random Sampling (SRS) untuk memilih rumah tangga (responden). Jumlah reponden yang diikutkan dalam analisis sebanyak 493 orang (laki-laki =170, perempuan = 323). Jumlah reponden ini merupakan sub-sampel dari penelitian Direktorat BGM Depkes RI bekerjasama dengan FKM-UI. Untuk membangun model prediksi kolesterol serum dengan penilaian status gizi digunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Pada proses pemodelan digunakan tehnik backward elimination procedure.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya korelasi positif antara kolesterol dengan skinfold , kolesterol dengan umur, dan kolesterol dengan suku bangsa (p<0.01). Sebaliknya antara kolesterol dengan aktifitas terdapat korelasi negatif (p< 0.15). Sedangkan hubungan antara kolesterol dengan RLPP dan kolesterol dengan IMT tidak bermakna pada p< 0.05, tetapi bermakna pada p< 0.15, Rata-rata umur , indeks aktifitas dan RLPP (Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul) pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (p<0.01). Sebaliknya rata-rata skinfold thickness, IMT (p<0,01) dan kolesterol (p0.05) pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Dengan pertimbangan substansi, jenis kelarnin dimasukkan ke dalam model walaupun nilai p jenis kelamin di dalam model lebih besar dari 0.05.
Dari hasil pemodelan, terpilih model terbaik dengan persamaan regresi :
Kolesterol Serum = 153.58 + 0.36 Skinfold + 0.34 Umur -1.46 Sex (laki-laki) - 48.71 Aktifitas (bcrat) + 27.84 Suku. Model dapat menduga kadar kolesterol orang dewasa (urnur ~ 18 tahun) dengan kemampuan R2 = 12.63 %. Pada model terlihat bahwa kebiasaan merokok tidak memberi kontribusi terhadap model (p> 0.05). Sedangkan model yang dibangun berdasarkan RLPP maupun EMT mempunyai p> 0.05 sehingga kedua persamaan yang ada menjadi gugur.
Dari sudut kesehatan masyarakat, sebagai deteksi dini kadar kolesterol penggunaan ukuran skinfold thickness ini walaupun belum sensitif namun sebagai langkah awal perlu diperkenalkan dimasyarakat sesuai dengan kemampuan dan kepentingan yang ada. Selanjutnya perlu dilakukan validasi dengan parameter lain sebagai gold standard dan penambahan vaiiabel lain yang dianggap berhubungan.

Prediction Model of Serum Cholesterol based on Anthropometric Assessment of Nutritional Status (Skinfold Thickness, Waist Hip Ratio and Body Mass Index) Among Adults in Six Cities in Indonesia .The relationship between anthropometric measurement (skinfold thickness, WHR and BMI) and serum cholesterol contain among adult was explored in this study. The other variables assumed as confounder including respondent, namely: sex, age, activity index, ethnic, and smoking habitual. The analysis use secondary data from Health and Nutrition Survey Among Adult (collaboration of Nutrition Directorate -Ministry of Health of the Republic of Indonesia and The Faculty of Public Health - University of Indonesia, June 1996) in 6 cities: Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar and Ujungpandang.
The study design was cross sectional. The sampling method use two stages cluster design, they are : (1) probability proportionate to size (PPS) for choose the cluster; and (2) simple random sampling (SRS) for choose the household (respondent). The number of respondents involved in the analysis were 493 (170 males and 323 females), which were sub samples survey of Nutrition Directorate - Ministry of Health. To build prediction model of serum cholesterol with nutritional status assessment was used multiple regression analysis. Backward elimination procedure was used for model processing.
The study result indicated there was positive correlation between cholesterol and skinfold, cholesterol and age, and cholesterol and ethnic (p < 0.01). The relationship between cholesterol and activity indicated negative correlation ( p < 0.15). Meanwhile the relationship between cholesterol and WHR, cholesterol and BMI indicated no significant result on p < 0.05, but there were significant on p < 0.15. The average of age, activity index and WHRon males were higher than females (p < 0.01). On the contrary, average of skinfold thickness, BMI (p < 0.01) and cholesterol (p > 0.05) on females were higher than males. By substancial consideration, sex was included in the model eventhough p value of sex in the model was higher than 0.05,
Throughout the modelling, the best fit model in regression equation was :
Kolesterol = 153.58 + 036 Skinfo!d + 0.34 Age -1.46 Sex (male) - 48.71 Activity (heavy) + 27.84 Ethnic, the model could predict cholesterol among adult (age > 18 years) with R2 (coefficient of determination) is 12.63%. Smoking habitual not contribute to the model (p > 0.05). Meanwhile model which was built based on both of WHR and BMI had p > 0.05, so the two equations were failed.
By the public health aspect, as early detection of serum cholesterol, the usage of the measurement of skinfold thickness.need to be published and practiced on public user level, according to owned capability and interest priority_ Finally, validation with other parameter should be conducted as a golden standard assumed complete.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Maria Wahyuningtyas
"Penelitian ini adalah diketahuinya pengarub pemberian jus anggur 300 gram per hari selama dua minggu terhadap kadar NO serum laki-laki dan perempuan dengan kadar kolesterol total batas tinggi. Penelitian ini merupakan sebuab field trial, membandingkan Ul subyek dalam kelompok yang mendapatkan jus anggur disertai penyuluhan TIC (P) dengan 17 subyek dalam kelompok yang hanya mendapatkan penyuluhan 1LC (K). Subyek yang memenuhi kriteria penelitian dibagi menjadi dua kelompok dengan randomisasi sederhana. Data yang diambil melipoti usia, jenis kelamin, riwayat hiperkolesterolemia dalam keluarga, akrivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), asupan energi, lernak, kolesterol, serat, dan polifenol dengan food record. Pemeriksaan kadar kolesterol total dan NO serum dilekukan di awal dan ekhir perlekuan. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji Mann Whitney dengan batas kernaknaan 5%. Sebanyak 18 subyek pada kelompok P dan 14 subyek pada kelompok K, dengan rerata usia 35,57±5,20 tahun mengikuti penelitian secara lengkap. Indeks akrivitas fisik subyek kedua ke!ompok termasuk di bawah rata-rata. Data awal tidak didapatkan perbedaan bermakna (p>O,OS). Setelah dua minggu perlakuan, didapatkan persentase asupan energi terbadap kebutuhan energi total termasuk kategori cukup pada kelompok perlakuan dan kurang pada kontrol. Asupan lemak total dan kolesterol kadua kelompok adalah tergolong cukup. Asupan serat tergolong kurang. Terdapat perbadaan bermakna asupan polifenol pada kedua kelompok selama perlakuan (p<0,05). Terdapat peningkatan kadar NO serum sesudab perlekuan pada kedua kelompok yang tidak berbeda bermakna (p>O,OS), bahkan terdapat penurunan kadar kolesterol total serum pada kedua kelompok sesudah perlekuan meskipun tidak berbeda bermakna (p>0,05) dan masih dalam kategori batas tinggi. Pemberian jus anggur 300 gram per han tidak didapatkan perbedaan bermakna peningkatan kadar NO serum antara kelompok perlakuan dan kontrol.

The aim of this study was to investigate the effect of grape juice (that made from 300 grams of grapes per day) during two weeks on serum NO level in male and female subjects with borderline high total cholesterol level. The study was a field trial Thirty five subjects were selected using certain criteria and randomly (simple randomization) divided into two groups. The treatment group (n=18) received grape juice and nutrition counseling; the control group (n=l7) received nutrition counseling. Data obtained directly from the subjects were age, gender, history of hypercholesterolemia in .subject's family, physical activity, and body mass index, intake of energy, fat, cholesterol~ fiber and polyphenol using food record. Laboratory findings of serum NO level and total cholesterol level were done before and after intervention. For statistical analysis, unpaired t-test and Mann Whitney were used with the level of significance was S%. Eighteen subjects in the treatment group and fourteen subjects in the control group completed the study and analyzed. Mean of age was 35.57±5.20 years old. The physical activity index of bath groups were low. The characteristics of the two groups were closely matched at base line (p>O.OS). After two weeks intervention, subjects? energy consumed in the treatment group achieved the recommended diet, while in the control group was below. The average intake of total fat and cholesterol in both groups achieved the recommended diet, but the fiber intake were below. The average intake of polyphenol in the treatment group was increased significantly than the control group (pQ.05). There were decreased on serum total cholesterol level in bath groups, although not statistically significant (p>O.OS). The effect of gyape juice for two weeks did not significantly increase serum NO level in the treatment group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32824
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Aljufri
"Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Indonesia menunjukkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Penyakit Kardiovaskuler menjadi penyebab utama dengan 31,9% termasuk hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%).1 Risiko penyakit meliputi makanan. Salah satu makanan yang dipercaya mempunyai hubungan dengan penyakit jantung dan strok adalah durian. Durian (Durio spp.) adalah salah satu buah tropis yang disenangi di regio Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berita yang beredar dimasyarakat menyatakan bahwa konsumsi durian dalam jumlah besar pada waktu relatif singkat dapat menyebabkan yang efek tidak baik untuk kesehatan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah konsumsi durian dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat berpengaruh terhadap kadar kolesterol plasma tikus.
Dalam percobaan ini setiap grup yang terdiri dari grup kontrol maupun intervensi terdiri atas enam ekor tikus. Grup pertama mengkonsumsi durian selama satu minggu, grup kedua diberi intervensi durian selama dua minggu dan grup ketiga diberi intervensi durian selama tiga minggu. Durian yang diberikan dilarutkan dalam air dengan dosis yang sama dengan konsumsi lima buah durian/manusia/hari. Tikus lalu dikorbankan diakhir percobaan dan darahnya diambil untuk mengukur level dari kolesterol menggunakan kit (ST. Reagensia, Indonesia). Riset ini dilakukan dalam periode Juli 2012 sampai April 2013.
Pada minggu pertama, level kolesterol dari enam tikus yang hidup adalah 68,617 + 21,676 mg/dL. Pada minggu kedua experimen, level kolesterol darah dari grup kedua yang terdiri dari tiga ekor adalah 58,534 + 7,528 mg/dL dan grup perlakuan tiga minggu memiliki nilai kolesterol 55,654 + 0,489 mg/dL dengan nilai kolesterol darah dari kontrol keseluruhan sebesar 75,497 + 15,486 mg/dL. Dari percobaan ini, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kolesterol darah. Namun, secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,5). Dapat dilihat bahwa kolesterol tidak meningkatkan level kolesterol darah.
Dari survei literatur, ditemukan bahwa durian tidak mengandung substansi yang berbahaya. Di sisi lain, hasil percobaan menunjukkan tidak ada peningkatan level kolesterol darah bahkan sebaliknya. Studi literature menyatakan bahwa durian mengandung substansi antioxidan yang secara tidak langsung dapat mengurangi level kolesterol darah.

Since long time, Durian (Durio spp.) is appreciated and consumed widely in Southeast Asia countries. However, there is a rumor among people that consuming durian in a relatively great number and in relatively short time could cause dangerous effect such as increase in the blood cholesterol level, heart attack, abortion, or even stroke. Therefore, the aim of this investigation is to test whether the durian consumption in relatively long time could increase the blood cholesterol level.
A number of rats were divided randomly into a group of 6 animals. The first group was fed with durian for 1 week, second group for 2 weeks, and the third group for 3 weeks. The durians were dissolved in water in a dose equivalent to five-durians/ human/day. The rats were sacrificed at the end of each period and blood was collected for cholesterol level, which is determined using a special kit (ST. Reagensia, Indonesia). The research was conducted from July 2012 to April 2013.
At the first week, the blood cholesterol level of 6 survival rat was 68,617 + 21,676 mg/dL. After 2 weeks of experiment, the blood cholesterol level of the second group 3 of 9 was 58,534 + 7,528 mg/dL. Later on, in 3 weeks intervention the blood cholesterol level (3 rats) was 55,654 + 0,489 mg/dL. Compare to blood cholesterol level in control group (5 rats), which was 75,497+ 15,486 mg/dL In conclusion, it seems that there were a decrease in blood cholesterol level in durian fed rats. However, statistical analysis shows that the different is not significant. It appears that the durian consumption did not increase blood cholesterol level.
From literature survey it is found that durian does not contain any harmful substance. Instead of increasing blood cholesterol level, durian contains antioxidant substance, which indirectly can reduce the blood cholesterol level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Pradikto
"Durian merupakan salah satu jenis buah yang terkenal dikalanagn masyarakat, termasuk di Indonesia. Banyak rumor yang berkembang dikalangan masyarakat bahwa konsumsi buah durian dapat meningkatkan level trigliserida dalam darah. Trigliserida sendiri adalah salah satu jenis lemak yang sangat penting badi tubuh dan berperan dalam berbagai sistem fisiologi dalam tubuh seperti pembentukan membrane sel, sumber energy, penyerapan vitamin A, D, E, K dan juga menjaga panas tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan rumor tersebut dan memberikan informasi kepada masyarakat tentag pengaruh konsumsi durian terhadap kadar trigliserida darah.
Penelitian ini menggunaka metode experimental kepada tikus sebagai subjek. Data diambil pada bulan Juli 2012. Durian yang telah diencerkan diberikan kepada tikus melalui injeksi oral dengan 3 perlakuan berbeda, yaitu tikus diberi makan durian selama 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu, ditambah dengan sekelompok tikus yang diberi makan pelet biasa sebagai kontrol. Data diolah menggunakan SPSS .
Hasil menunjukan pada kelompok tikus kontrol mean trigliserida darah sebesar 184,073. Pada kelompk tikus yang diberikan makan durian hasilnya menunjukan pada tikus mingu 1 memiliki mean kadar trigliserida darah sebesar 138,423, pada tikus minggu 2 memiliki mean trigliserida darah sebesar 126,962, dan pada tikus minggu 3 memiliki mean kadar trigliserida darah sebesar 633,447. Dari hasil analisis SPSS hasil menunjukan bahwa data tidak signifikan.
Sebagai kesimpulan, terjadi penurunan kadar trigliserida darah pada tikus yang diberi makan hanya durian pada minggu 1 dan 2, sedangkan terjadi peningkatan kadar trigliserida darah pada tikus yang hanya diberi makan durian pada minngu 3, dengan korelasi positif.

Durian is one of popular fruits among people including in Indonesia. There is rumor spreading in societythat by consuming durian it can raise the blood triglyceride level. Triglyceride itself is a type of fat that very important which is very important for human body and has important roles in physiology system of our body like in cell membrane construction, energy sources, absorption of vitamin A, D, E, K and keep heat in our body.
This research's purpose is to prove that rumor and give the information to society about the effect of durian consumption on the blood triglyceride level.
This research uses experimental method with rats as subjects. These data was taken on July 2012. The diluted durian is given through oral injection to rats with 3 different variables, which are given durian for 1 week, 2 weeks, and 3 weeks, plus with a group of rats that was feed with ordinary rats food as a control group. The data is processed using SPSS.
The results show that from the control group rats the mean of blood triglyceride level is 184,073. In a group of rats that was fed with durian for 1 week the mean of blood triglyceride level is 138,423, in group of rats which was fed with durian for 2 weeks the mean of blood triglyceride level is 126,962, while in group of rats fed with durian for three weeks the mean of blood triglyceride level is 633,447. From the analyzing process using SPSS it shows that the results data is not significant.
In conclusion, there is a reduction of blood triglyceride level in groups of rats fed only by durian for 1 week and 2 weeks, while there is an elevation of blood triglyceride level of a group of rats fed only by durian for 3 weeks, with positive correlation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosy Valensia
"Latar Belakang: Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan penyempitan pembuluh darah arteri jantung yang berhubungan dengan akumulasi lokal dari lipid, dalam bentuk kolesterol dan trigliserid. Penyakit periodontal merupakan inflamasi kronis yang berperan dalam perkembangan PJK. Pada periodontitis dilaporkan terjadi perubahan profil lipid berupa peningkatan kadar kolesterol dan LDL dalam darah.
Tujuan: Menganalisis hubungan kadar kolesterol dalam darah dengan status periodontal pada penderita PJK dan non PJK.
Metode: 60 penderita PJK dan 40 kontrol diperiksa status periodontal dan diambil sampel darah untuk pemeriksaan kadar kolesterol.
Hasil: Kadar kolesterol darah penderita PJK berbeda dengan non PJK. Terdapat hubungan antara kadar kolesterol darah dengan status periodontal pada penderita PJK dan non PJK.
Kesimpulan: Kadar kolesterol darah pada non PJK lebih tinggi daripada penderita PJK. Kadar kolesterol darah penderita PJK berhubungan dengan kedalaman poket dan kehilangan perlekatan. Kadar kolesterol darah non PJK berhubungan dengan kedalaman poket.

Background: Coronary heart disease (CHD) is an abnormal narrowing of heart arteries associated with local accumulation of lipids, in the form of cholesterol. Periodontal disease is a chronic inflammatory that sugested link to the development of CHD. In periodontitis have been reported changes in lipid profile, include increased of cholesterol and LDL levels of blood.
Objective: to analyse correlation between blood cholesterol level with periodontal status of CHD patients and control group.
Methods: Periodontal status of 6 CHD patient and 40 control group was measured. Measurement of blood cholesterol level on both group.
Result: Blood cholesterol level in CHD patients differ from control group. Blood cholesterol level associated with periodontal status.
Conclusion: Blood cholesterol level in control group higher than CHD patients. Blood cholesterol level positively associated with pocket depth and clinical attachment loss in CHD patients. Blood cholesterol level positively associated with pocket depth in control group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dewiyanti
"Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan dislipidemia pada kelompok usia dewasa di wilayah Kota Depok (urban) dan Kabupaten Lampung Tengah (rural). Prevalensi dislipidemia yang ditemukan cukup tinggi, yaitu sebesar 48,2% di Kota Depok dan 51,8% di Kabupaten Lampung Tengah. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data penelitian Strategi Nasional tahun 2011 dengan 372 sampel. Indeks Massa Tubuh (p = 0,014) , obesitas sentral pada laki-laki (p = 0,008), dan obesitas sentral pada perempuan (p = 0,002) memiliki hubungan signifikan dengan dislipidemia.

Dyslipidemia is a disorder of lipid metabolism which became one of the major risk factors for cardiovascular disease. This study aims to identify factors associated with dyslipidemia at adult age groups in the city of Depok and Central Lampung regency. The prevalence of dyslipidemia were found to be quite high at 48.2% in Depok and 51.8% in Central Lampung regency. The study design was cross-sectional, using research data of the National Strategy in 2011 with 372 samples. Body mass index (p = 0,014), central obesity in men (p = 0,008), and central obesity in women (p = 0,002) had a significant association with dyslipidemia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library