Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Widiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya menekan kadar glukosa darah post prandial dapat dilakukan melalui penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase. Lamun merupakan tanaman laut yang memiliki aktivitas sebagai penghambat enzim alfa-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase dari ekstrak etanol Enhalus acoroides, mengevaluasi mikrosfer ekstrak etanol Enhalus acoroides, dan menguji penurunan kadar glukosa darah pada tikus Sprague Dawley dari mikrosfer yang diperoleh. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 80 . Mikroenkapsulasi ekstrak etanol Enhalus acoroides dibuat dengan metode semprot kering menggunakan polimer Eudragit L100-55. Mikrosfer yang terbentuk kemudian dievaluasi. Uji in vivo menggunakan metode toleransi glukosa oral dilakukan terhadap tikus galur Sprague Dawley normal. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol Enhalus acoroides mampu menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase IC50 168,25 ug/mL paling baik diantara lamun Thalassia hemprichii IC50 423,33 ug/mL , Cymodocea rotundata 430,56 ug/mL , dan pembanding akarbose 197,27 ug/mL . Mikrosfer ekstrak etanol Enhalus acoroides memiliki diameter partikel rata-rata 2,103 um, kadar air 4,84 0,096 , kadar kuersetin 0,011 0,001 b/b, uji perolehan kembali 81,41 3,39 , dan jumlah kuersetin terdisolusi sebesar pada medium HCl pH 1,23,899 0,545 dan 94,14 3,89 pada medium fosfat pH 6,8. Nilai IC50 mikrosfer pada penghambatan enzim alfa-glukosidase sebesar 169,46 ug/mL. Mikrosfer ekstrak etanol Enhalus acoroides mampu menurunkan glukosa darah tikus. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa ekstrak etanol Enhalus acoroides memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim alfa-glukosidase dan mikrosfer yang diperoleh mampu melindungi ekstrak pada pH asam, memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim alfa-glukosidase, dan juga menurunkan kadar glukosa darah tikus pada menit ke 30.
ABSTRACT
Post prandial blood glucose levels can be suppressed by inhibiting the activity ofalpha glucosidase enzyme. Seagrasses are marine plants that act as an alpha glucosidase inhibitor. This study was aimed to evaluate the inhibitory activity of alpha glucosidase in Enhalus acoroides ethanol extract, evaluate the microspheres of Enhalus acoroides ethanol extract, and efficacy in vivo test in Sprague Dawley rats. The extraction was conducted by maceration method using 80 ethanol solvent. The microencapsulation of Enhalus acoroides ethanol extract was prepared by spray drying method using Eudragit L100 55. Efficacy in vivo test using oral glucose tolerance method was applied to the normal rats. The results showed that the best alpha glucosidase inhibitor was Enhalus acoroides ethanol extract IC50 168.25 ug mL compared to Thalassia hemprichii 423.33 ug mL , Cymodocea rotundata 430.56 ug mL , and acarbose 197.27 ug mL . Microspheres from Enhalus acoroides ethanol extract have average particle size 2.103 um, water content 4.84 0.096 , quercetin content 0.011 0.001 b b , recovery factor 81.41 3.39 , total dissolved quercetin 3.899 0.545 in HCl medium pH 1.2 and 94.14 3.89 in phosphate medium pH 6.8 and alpha glucosidase inhibitory activity IC50 169.46 ug mL. Efficacy in vivo test showed that microspheres were able to decrease blood glucose levels in rat. From this study, it can be conclude that the ethanol extract of Enhalus acoroides has inhibitory activity against the alpha glucosidase enzyme and the microspheres obtained are able to protect the extract at acidic pH, have inhibitory activity against alpha glucosidase enzyme and able to decrease rat rsquo s blood glucose in the 30th minute.
2018
T51476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neng Intan
Abstrak :
Peningkatan gula darah pada pasien COVID-19 menyebabkan terganggunya fungsi metabolik, tingkat keparahan penyakit serta komplikasi pada pasien. Peningkatan gula darah pada pasien COVID-19 dapat dicegah melalui langkah yang tepat dalam mengontrol glikemik dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali faktor yang berhubungan dengan peningkatan gula darah pada pasien COVID-19 tanpa riwayat Diabetes Melitus (DM). Metode penelitan adalah deskriptif dengan desain analitik retrospektif, melibatkan 45 responden, analisa data menggunakan rank spearman, chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas responden berumur 46-65 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki stres dan aktivitas ringan. Secara klinis memiliki keparahan COVID-19 derajat sedang serta tidak memiliki komorbid. Sebagian besar responden memiliki pola diet yang tidak tepat, tidak mempunyai riwayat keluarga dengan DM, dan tidak mempunyai riwayat pengobatan yang dapat meningkatkan gula darah. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres (p 0,003), aktivitas (p 0,017), derajat keparahan (p 0,016), komorbid (p 0,037), dan riwayat keluarga (p 0,007) dengan peningkatan gula darah pada pasien COVID-19 tanpa riwayat DM, dimana aktivitas merupakan faktor yang paling dominan (p 0.020:OR 8,465). Perlunya dilakukan intervensi keperawatan mandiri dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien COVID-19. Deteksi dini dengan tepat, manajemen stres dan aktivitas yang rutin diharapkan dapat menurunkan risiko disregulasi glukosa dan menstabilkan kadar glikemik untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. ......ncreased blood sugar in COVID-19 patients causes disruption of metabolic function, disease severity and complications in patients. Elevated c in COVID-19 patients can be prevented through proper steps in controlling glycemic well. This study aims to identify factors associated with increased blood sugar in COVID-19 patients without a history of Diabetes Mellitus (DM). The research method is descriptive with retrospective analytic design, involving 45 respondents, data analysis using Spearman rank, chi square and logistic regression. The results showed that the majority of respondents were 46-65 years old, female, had stress and had light activities. Clinically, he has moderate severity of COVID-19 and has no comorbidities. Most of the respondents have inappropriate diet patterns, do not have a family history of DM, and do not have a history of medication that can increase blood sugar. There was a significant relationship between stress (p 0.003), activity (p 0.017), severity (p 0.016), comorbidities (p 0.037), and family history (p 0.007) with elevated blood sugar in COVID-19 patients without a history of DM, where activity is the most dominant factor (p 0.020:OR 8.465). The need for independent nursing interventions in improving nursing care for COVID-19 patients. Appropriate early detection, stress management and routine activities are expected to reduce the risk of glucose dysregulation and stabilize glycemic levels to prevent further complications.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Octaviani Salim
Abstrak :
Latar Belakang: Keterbatasan obat antidiabetes menjadi salah satu rintangan dalam upaya mengatasi masalah diabetes di Indonesia. Kekayaan tumbuhan medikasi Indonesia dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut, termasuk pengembangan Tithonia diversifoliasebagai antidiabetes. Tujuan: Mengetahui efek ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia terhadap kadar glukosa darah dan perubahan histologis pankreas pada tikus Sprague dawleyyang diinduksi aloksan. Metode: Sebanyak 24 tikus Sprague dawley, yang bergula darah normal, dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif yang diberikan Metformin, kelompok kontrol negatif yang diberikan aquades, serta tiga kelompok perlakuan lainnya yang diberikan ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Aloksan dengan dosis 120mg/kgBB disuntikan secara intraperitoneal kepada semua tikus kecuali kelompok normal. Setelah 4 hari, kadar gula darah puasa GDP tikus diperiksa. Tikus dengan kadar GDP >200mg/dL akan diberikan perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 16 hari. Pemeriksaan kadar GDP dilaksanakan pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Selanjutnya, pankreas tikus akan diambil untuk pemeriksaan histologi secara kualitatif dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Data kadar GDP yang diperoleh dianalisis dengan one way ANOVA. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dapat menurunkan kadar GDP dari tikus yang diabetes. Dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar GDP tikus adalah 200mg/kgBB. Sedangkan, ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 600mg/kgBB mampu memperbaiki struktur histologi pankreas dari tikus. Kesimpulan: Ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia mampu menurunkan kadar GDP tikus dan memperbaiki struktur histologi pankreas pada tikus. ......Background: The limitation of antidiabetic medication is one of the obstacles to overcome diabetes problem in Indonesia. The wealth of Indonesian medical plants can be a solution to solve that problem, including the development of Tithonia diversifolia as an antidiabetic agent. Objective: Determining the effect of Paitan Tithonia diversifolia leaf extract on blood glucose levels and histological changes in alloxan induced Sprague dawley rats pancreas. Methods: There were 24 Sprague dawley rats, with normal blood glucose levels, divided into 6 groups, namely normal group without any intervention, positive control group was treated with Metformin, negative control group was treated with aquades, and other three groups were treated with Paitan extract at dose of 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Alloxan with a dose 120mg/kgBB injected via intraperiotenal to all rats, except the normal group. After 4 days, the rats blood glucose level were checked. Rats with fasting blood glucose FBG level>200mg/dL treated according to their groups for 16 days. FBG checked on day 4, 8, 12, and 16. Then, pancreas of the rats will be taken for qualitative histological examination with Hematoxilin Eosin staining. The FBG level were analyzed with one way ANOVA test. Results: This research showed Paitan Tithonia diversifolia leaf extract could decrease FBG level of diabetic rats. The most effective dose to reduce rats FBG level was 200mg/kgBB. Extract of paitan (ithonia diversifolia leaf at 600mg/kgBB was able to improve histological structure of rats pancreas. Conclusion: Extract of paitan Tithonia diversifolia leaf was able to decrease diabetic rats FBG level and improve the histological structure of rats pancreas.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Trixie Hardigaloeh
Abstrak :
Latar Belakang: Diabetes melitus masih menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Capaian kontrol glikemik masih merupakan masalah di Indonesia. Perilaku kesehatan pada DM tipe 2 yang tercermin dalam rutinitas aktivitas perawatan diri memegang peranan penting dalam keberhasilan terapi. Tujuan: 1) Mengetahui rerata aktivitas perawatan diri pasien DM tipe 2 yang menjalani edukasi dan 2) Mengetahui gambaran faktor ancaman, manfaat, hambatan dan efikasi diri pasien DM tipe 2 yang menjalani edukasi dalam melakukan aktivitas fisik dan olahraga serta pemantauan gula darah mandiri (PGDM) Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menggunakan pendekatan data mixed methods desain sekuensial eksplanatori. Penelitian kualitatif dilakukan dengan design fenomenologi, pengambilan data wawancara semi terstruktur dengan panduan health belief model. Analisis dilakukan dengan menggunakan thematic analysis. Hasil: Olahraga dan PGDM (n=71) memiliki nilai median SDSCA paling rendah yaitu 1 dan 3.5 hari. Sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (73.2%), tingkat distress emosi sedang-tinggi (61%) serta HbA1c > 7% (75%). Wawancara olahraga (n=21) memberikan tema keyakinan tidak melakukan aktivitas fisik dan olahraga dapat memengaruhi kesehatan, aktivitas fisik dan olahraga memberikan manfaat pada kemampuan fisik, psikologis dan penampilan, hambatan dan stimulus dalam melakukan aktivitas fisik dan olahraga serta efikasi diri yang dapat memengaruhi rutinitas olahraga. Sedangkan wawancara PGDM (n=4) memberikan tema tidak melakukan PGDM akan memengaruhi kesehatan, PGDM memberikan manfaat bagi kesehatan dan kemudahan pengobatan, hambatan dan stimulus pasien dalam melakukan PGDM serta efikasi diri memengaruhi rutinitas PGDM. Kesimpulan: Diperoleh gambaran keyakinan ancaman, manfaat, hambatan, stimulus serta efikasi diri dalam melakukan aktifitas fisik dan olahraga serta PGDM yang merupakan komponen aktifitas perawatan diri dengan nilai median hari yang paling rendah. ......Introduction: Diabetes mellitus still cause high morbidity and mortality in the world. Glycemic control is still a challenge in Indonesia. Health behaviour in type 2 DM reflected by self-care activites play an important role in successful therapy. Aim: 1) Knowing the value of self-care activities in type 2 DM patient undergoing education. 2) Knowing about the perceived threat, benefits, barriers and self-efficacy in type 2 DM patients undergoing education in performing exercise and self monitoring blood glucose. Method: This is a cross sectional study using mixed methods explanatory sequential design approach. The qualitative phase of this study was a phenomenological study design and used semi-structured interview based on health belief model. Analysis was done by thematic analysis. Result: The first phase in this study involved 71 respondents. Self monitoring blood glucose (SMBG) and exercise had the lowest median SDSCA scores being 1 and 3.5 days, respectively. Most of them had a high level of knowledge (73.2%) with moderate to high levels of diabetes distress in 61% patients. There were 75% of patients with HbA1c levels > 7%. Qualitative research on exercise involved 21 respondents while SMBG involved 4 respondents. Five themes in exercise, namely not doing exercise can affect health, exercise provide benefits on physical, psychological and appearance, patient barriers and stimulus factors in performing exercise and self-efficacy can affect exercise. While five themes in SMBG include not doing SMBG can affect health, SMBG provides health benefits and ease of treatment, barriers, and stimulus factors for patients in doing SMBG and self-efficacy can affect SMBG. Conclusion: We obtained a descriptive data on perceived threats, benefits, barriers, cues on action and self-efficacy in doing physical activity and exercise among diabetic patients, alongside SMBG activity which is a component of self-care with the lowest median number of days.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library