Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doglas
Abstrak :
Hagabeon adalah nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Batak Toba. Hagabeon didefinisikan sebagai kebahagiaan dalam memperoleh keturunan. Pada budaya Batak Toba, laki-laki, khususnya anak tunggal atau sulung, memiliki peran penting dalam mengimplementasikan nilai hagabeon, karena hanya laki-laki yang dapat mewariskan marga. Penelitian ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan desakan menikah yang signifikan pada masing-masing urutan kelahiran psikologis. Desakan menikah diukur menggunakan Skala Desakan Menikah (Putra, 2014), sementara untuk mengetahui urutan kelahiran psikologis seseorang peneliti menggunakan alat ukur White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) yang disusun oleh Campbell, White, dan Stewart (Campbell et. al, 1991). Partisipan dalam penelitian ini laki-laki dengan latar belakang suku Batak Toba dengan jumlah partisipan sebanyak 129 orang. Hasil dari penelitian ini menemukan tidak terdapat perbedaan desakan menikah yang signifikan pada urutan kelahiran psikologis anak sulung, anak tengah, anak bungsu, dan anak tunggal. ...... Hagabeon is the most imporant value in Batak Toba society. Hagabeon can be defined as happiness of having an offspring. In Batak Toba culture, the males, especially the oldest and only child, have a very important role in implementing the hagabeon value, since they are the only one who can pass down their family name. This purpose of this research is to examine the comparison of mate urgency on various psychological birth order. Mate urgency was measured using Skala Desakan Menikah (Putra, 2014), whereas psychological birth order was measured using the White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) created by Campbell, White, and Stewart (Campbell et. al, 1991). A total of 129 participants of this research are young adults male who belong to Batak Toba ethnic group. The results do not indicate a significant difference of mate urgency between participants who identify their psychological birth order as the oldest child, middle child, youngest child and only child.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Yuniarti
Abstrak :
[ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kemiskinan dan faktor sosial demografi lainnya terhadap keterlambatan usia masuk sekolah dasar menggunakan data 6.068 anak SD kelas 1 dari Susenas tahun 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa kemiskinan memiliki pengaruh signifikan terhadap keterlambatan usia masuk sekolah dasar. Ditemukan pula bahwa faktor terkuat yang memengaruhi keterlambatan usia masuk sekolah dasar adalah pendidikan ibu dan variabel jenis kelamin, urutan anak, dan komposisi jenis kelamin saudara kandung tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan usia masuk sekolah dasar. Positifnya pengaruh kemiskinan terhadap kecenderungan anak untuk terlambat usia masuk sekolah dasar mengindikasikan bahwa keterbatasan angggaran pendidikan merupakan salah satu alasan orangtua terlambat mendaftarkan anaknya di sekolah dasar.
ABSTRACT
This study examines the relationship between household poverty and the likelihood of children?s late enrollment to elementary education. Entering school at later age has a significant consequence on human capital accumulation. The analysis uses logistic regression and examines 6.068 first grade students from the 2012 National Socio-economi Survey. The results shows that children from poor households have higher likelihood to have late enrollment in elementary school. This study also found that mother?s education has a strong effect while sex, birth order, and sibling sex composition has no effect on children?s late enrollment. The results imply that poverty limits the household?s ability to enroll their children in school at standard age., This study examines the relationship between household poverty and the likelihood of children’s late enrollment to elementary education. Entering school at later age has a significant consequence on human capital accumulation. The analysis uses logistic regression and examines 6.068 first grade students from the 2012 National Socio-economi Survey. The results shows that children from poor households have higher likelihood to have late enrollment in elementary school. This study also found that mother’s education has a strong effect while sex, birth order, and sibling sex composition has no effect on children’s late enrollment. The results imply that poverty limits the household’s ability to enroll their children in school at standard age.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Krisnata
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh urutan kelahiran serta faktor-faktor sosial, ekonomi dan demografi lainnya terhadap pencapaian pendidikan SMA anak umur 16-18 tahun di Indonesia. Hasil analisis regresi logistik biner dengan data Susenas 2012 menunjukkan bahwa anak dengan urutan kelahiran pertama dan urutan kelahiran ketiga dan seterusnya tidak memiliki perbedaan kecenderungan untuk mencapai SMA, sedangkan anak urutan kelahiran kedua memiliki kecenderungan lebih rendah dalam mencapai SMA. Faktor yang paling besar memengaruhi pencapaian pendidikan SMA adalah pendidikan ibu. Berdasarkan hasil deskriptif dan inferensial diketahui bahwa anak perempuan memiliki kecenderungan lebih besar untuk mencapai SMA daripada anak laki-laki.
This research aims to study the effect of birth order and social, economic and demographic factors on the high school attainment of children aged 16-18 years in Indonesia. The results of binary logistic regression using the 2012 Indonesian National Socio-economic Survey data show that first child and third and higher order children are not significantly different in the tendency to reach high school while second child have lower tendency to attain high school. The most dominant factor influencing educational attainment is mother?s education. The results of descriptive and inferential analyses also show that girls have a greater tendency to reach high school than boys.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf-
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Andriani
Abstrak :
Tesis isi membahas sapaan berdasarkan urutan lahir di wilayah Pedamaran, Sumatera Selatan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengungkapkan sapaan berdasarkan urutan lahir di wilayah Pedamaran, (2) menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi penutur bahasa di wilayah Pedamaran dalam memilih sapaan berdasarkan urutan lahir, dan (3) menjelaskan sistem penggunaan sapaan berdasarkan urutan lahir di wilayah Pedamaran. Cakupan penelitian ini dibatasi pada penggunaan sapaan dalam lingkungan kerabat berdasarkan ikatan darah. Dari hasil penelitian diperoleh 19 sapaan berdasarkan urutan lahir yang dapat digunakan berdampingan dengan 9 sapaan berdasarkan kekerabatan. Penggunaan sapaan tersebut dipengaruhi oleh tingkatan urutan lahir, generasi, usia, dan jenis kelamin. ...... The focus of this study is the terms of address based on birth order in Pedamaran area, South Sumatra. This research is qualitative with sociolinguistic approach. The objectives of this research are: (1) to explain the terms of address based on birth order in Pedamaran, (2) to explain the things that affect the speakers in choosing the terms of address based on birth order and (3) to explain the system of terms of address based on birth order in Pedamaran area. The boundary of the research is on terms of address in the blood-tied relatives environment. The result of the research shows that there are 19 terms of address based on birth order that can be used with 9 terms of adress based on kinship. Those terms of address mainly influenced by birth order, generation ranks, age, and gender.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library