Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoksandi
Abstrak :
Natural Deep Eutetic Solvent (NADES) telah mendapatkan perhatian karena potensinya sebagai solven ektraksi yang ramah lingkungan. Zat antioksidan banyak terdapat pada kulit buah manggis (Gracinia mangostana L.) untuk diektraksi, yang selama ini hanya menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan. Kulit buah manggis mengandung senyawa bioaktif mangostin yang tinggi dan dapat dikemas menjadi obat anti-kanker dalam bentuk pelepasan obat terkendali. Dalam penelitian ini, ekstraksi untuk memperoleh senyawa mangostin murni dilakukan dengan menggunakan natural deep eutectic solvent (NADES) sebagai pelarut yang ramah lingkungan sekaligus aman bagi kesehatan. Garam digunakan dalam penelitian ini adalah betain yang akan dicampurkan dengan berbagai macam senyawa HBD dari golongan alkohol yaitu propanediol. Pencampuran antara betain dengan senyawa HBD dilakukan dengan berbagai variasi komposisi, dan ekstraksinya dilakukan dalam berbagai variasi waktu dan variasi suhu. Dari penelitian ini akan dihasilkan data konsentrasi senyawa mangostin dan dilakukan analisis menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) untuk mengetahui kondisi ektraksi yang optimum. Kemudian untuk memperoleh senyawa mangostin murni dilakukan separasi dengan pelarut organik non-polar etil asetat. Hasil akhir menunjukkan waktu terbaik ekstraksi pada suhu ruang adalah 4 jam dan suhu ekstraksi terbaik dari rentang 27-75oC adalah 55oC.Selain itu, perolehan kembali dengan senyawa NADES ini adalah sebesar 88%. ......Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) have received considerable attention due to their potential as green solvent substituting conventional organicsolvents which are high in toxicity and harmful to the environment. NADES haveunique properties, such as negligible volatility at room temperature, high solubility for wide range of compounds, low toxicity profile, and adjustable selectivity. In this study, NADES were being evaluated for their application as extraction solvents for bioactive compound, α-mangostin, from mangosteen (Garcinia mangostana L.). Mangosteen is chosen as object of study due to itshighly beneficial bioactive compounds for health and its high availability in Indonesia. NADES were made by mixing quaternary ammonium salt withhydrogen bond donor (HBD) in various ratios. Extraction was done by shakingin room temperature and ultrasonikation. The extracts were analysed by HighPerformance Liquid Chromatography (HPLC). α-mangostin successfully extracted by NADES, with highest yield obtained by NADES composed of betaine and 1,2-propanediol. Separation is done by using ethyl acetate. This study shows thepotential of NADES for application in extraction of bioactive compounds fromnatural sources. The result is that the best extraction time is 4 hours and the best extraction temperature between 27-75oC is 55oC. Besides, the best recovery percentage of NADES tested is 88%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat Abdullah
Abstrak :
Mikroalga dapat digunakan sebagai bahan baku bioenergi. Namun, kultivasi mikroalga perlu dioptimalkan agar biaya produksi biodiesel minimal. Pada penelitian ini, Nannochloropsis sp. dan Chlorella vulgaris dikultivasi masing-masing pada medium ekstrak cair kompos daun kering dengan variasi konsentrasi yang berbeda. Laju pertumbuhan diamati selama 198 jam periode kultivasi. Akumulasi lipid diuji pada akhir periode kultivasi. Kultivasi Nannochloropsis sp. pada medium ekstrak cair kompos menunjukkan hasil biomassa sebesar 1,52 g/L, laju pertumbuhan 0,0193 jam-1 dan akumulasi lipid sebesar 4,66%. Kultivasi Chlorella vulgaris vulgaris menunjukkan hasil biomassa sebesar 0,41 g/L, laju pertumbuhan 0,0359 jam-1 dan akumulasi lipid sebesar 13,35%. ......Microalgae can be used as raw material for bioenergy. However, cultivation of microalgae still need to be reduce production cost. In this study, Nannochloropsis sp. and Chlorella vulgaris are cultivated in liquid extract of leaf compost medium. The rate of growth is monitored during the cultivation period of 198 hours. Lipid accumulation is examined at the end of the cultivation period. Nannochloropsis sp. cultivation on leaf compost medium showed biomass yield 1,52 g/L, growth rate of 0,0193 1/hour and lipid yield of 4,66%. Chlorella vulgaris vulgaris cultivation showed biomass yield 0,41 g/L, growth rate of 0,0359 hour-1 and lipid yield of 13,35%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nur Hidayati
Abstrak :
[Linear alkilbenzena sulfonat (LAS) adalah surfaktan dalam deterjen yang bersifat toksik terhadap organisme aquatik dan menurut Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 kadar maksimum surfaktan dalam air adalah sebesar 0,5 mg/L. Degradasi LAS dilakukan dengan adsorpsi yang disimultan dengan peranan biofilm dari bakteri Acinetobacter baumanii yang terbentuk di atas permukaan karbon aktif jerami. Acinetobacter baumanii terbukti dapat membentuk biofilm diatas karbon aktif jerami dalam nutrient broth (NB), hal ini dibuktikan dengan adanya EPS (Extracellular Polymer Substance) pada Uji SEM dan FTIR. Analisis penurunan konsentrasi LAS dilakukan dengan menggunakan teknik MBAS (methylene blue active substance). Pada penelitian ini dilakukan degradasi LAS dengan dua variasi yaitu pertama variasi konsentrasi LAS 10 ppm, 20 ppm dan 30 ppm serta kedua variasi massa karbon aktif jerami yaitu 60 g, 100 g dan 150 mg. Hasil percobaan menunjukkan bahwa degradasi dengan konsentrasi 20 ppm pada massa karbon 150 gram memberikan hasil persen degradasi yang lebih besar, mencapai 96% pada hari ke-4 diikuti oleh degradasi LAS dengan konsentrasi 10 ppm yang mencapai 95% dan terkahir konsentrasi 30 ppm mencapai 56,25%. ;Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%. ;Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%. , Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%. ]
2015
S59374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haqqyana
Abstrak :
Untuk meningkatkan bio-oil baik dari segi kualitas dan kuantitas, co-pyrolysis jerami padi dengan plastik HDPE dan PP, yang mengandung kadar hidrogen tinggi, dapat menjadi salah satu solusi. Prosedur slow co-pyrolysis dilakukan pada reaktor batch dengan laju pemanasan 5℃ /menit hingga suhu 500℃ dan laju aliran nitrogen yang digunakan adalah 750 mL/menit. Produk cair selanjutnya dianalisis dengan menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar rasio berat plastik/biomassa menghasilkan yield char yang rendah serta yield oil dan yield gas yang cenderung meningkat dengan hasil bio-oil maksimum diperoleh melalui co-pyrolysis PP/jerami padi dengan rasio berat 25:75, yakni 12,88%. Besarnya rasio berat plastik/biomassa juga mempengaruhi penurunan senyawa aldehid dan fenol pada kandungan bio-oil. Adapun lama waktu penahanan menunjukkan adanya reaksi cross-linking sehingga meningkatkan yield waxy solid. ......To improve the quality and quantity of bio-oil derived from rice straw pyrolysis, the idea of incorporating plastics (HDPE and PP) containing higher hydrogen contents can be considered. Slow co-pyrolysis performed in a batch reactor with a heating rate of 5℃ /min up to a temperature of 500℃ with nitrogen flow rate 750mL/min. Liquid products were than analyzed by GC/MS. The results showed that the greater the weight ratio of plastic/biomass produces low char yield with oil and gas yield are likely to increase. The maximum yield of bio-oil obtained (12,88%) through co-pyrolysis of PP/rice straw with a weight ratio of 25;75. Upon increasing weight ratio of plastic/biomass, the decline of aldehyde and phenol compunds in bio-oil were observed. The increasing holding time thus further promotes cross-linking reaction thereby increasing the amount of waxy solid obtained.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa
Abstrak :
[Keji Beling (Strobilanthes crispus) merupakan tanaman potensial dengan kandungan antioksidan tinggi yang dapat melindungi sel dari radikal bebas. Paparan radikal bebas secara terus menerus dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti serangan jantung, kanker, katarak, atau stroke. Keji Beling memiliki banyak zat aktif, namun ekstrak daun Keji Beling mengandung 54,5% quercetin. Quercetin di dalam ekstrak daun akan melalui proses enkapsulasi untuk melindunginya dari faktor eksternal dan memberikan profil pelepasan yang baik. Metode enkapsulasi yang digunakan adalah penguapan pelarut dengan 4 variabel bebas, yaitu variasi jenis enkapsulator (PDLLA atau Kitosan-TPP), jenis emulgator (Tween 80 atau PVA), jumlah penggunaan emulgator dan jumlah enkapsulator yang dilakukan berurutan. Partikel hasil enkapsulasi dengan menggunakan 1% PDLLA sebagai enkapsulator dan 0,1 % PVA sebagai emulgator memberikan persentase loading capacity (49,79%) dan persentase efisiensi enkapsulasi (99,08%) terbaik. Determinasi analitis dengan spektrofotometer FTIR menunjukan bahwa ekstrak telah terenkapsulasi yang dibuktikan dengan adanya gugus O-H, C-H alkana, C=O karbonil, C-C aromatik, dan C-O eter. Untuk analisis morfologi menggunakan FE-SEM diketahui bahwa ukuran partikel yang didapatkan berada pada rentang 16,24!m sampai 112,7 !m. Penelitian ini menunjukan untuk mendapatkan aktivitas antioksidan yang sama dengan vitamin C murni di dalam suplemen vitamin C komersial (Vit C IPI), jumlah partikel ekstrak daun Keji Beling di partikel hasil enkapsulasi yang dibutuhkan lebih banyak 3 kali dari jumlah vitamin C murni. ......, Exposure to free radicals continuously can cause various diseases such as heart attack, cancer, cataracts, or stroke. Antioxidant can protect cells from free radicals. Strobilanthes crispus is a potential plant which contains high antioxidants. Strobilanthes crispus extract containing 54.5% quercetin. Quercetin is the most active antioxidant substance in Strobilanthes crispus. Quercetin will go through encapsulation process to protect it from external factors and provide good release profile. The Encapsulation method used in this experiment is the solvent evaporation with four independent variables. The first variable is the type of encapsulator (PDLLA or chitosan-TPP), second is the type of emulgator (Tween 80 or PVA), third is the concentration of emulgator in continuous phase, and fourth is the concentration of encapsulator. These variations will performed sequentially. This study showed that the particles which made by 1% PDLLA as encapculator and 0,1% PVA as emulgator gave the best percentage of loading capacity (49.79%) and the percentage of encapsulation efficiency (99.08%). FTIR Analysis is used to prove that the quercetin in extract had been encapsulated. It can be proven by the existence of O-H groups, C- H alkane, C = O carbonyl, C-C aromatic, and C-O ether. FE-SEM Analysis is used for morphological analysis. FE-SEM Analysis showed that the size of particle is in the range of 16,24 μm to 112,7 μm, so this encapsulation called microencapsulation. This study also showed that to get the same antioxidant activities with ascorbic acid in vitamin C supplements, we needs 3 times more Strobilanthes crispus particle extract than the amount of Vitamin C commercial.]
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Richana
Abstrak :
Tingkat konsumsi beras yang tinggi dan melonjaknya impor terigu dan gula merupakan masalah utama dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Teknologi bioproses dengan cara enzimatis maupun mikrobiologis untuk beras nonpadi ataupun tepung-tepungan dari bahan lokal mampu meningkatkan mutu produk sehingga sehingga dapat bersaing dengan beras dan terigu. Demikian juga gula cair dapat dibuat dengan cara enzimatis dan mempunyai prospek yang menjanjikan untuk mengurangi impor gula. Pengembangan teknologi bioproses dapat meningkatkan cita rasa, citra, dan daya saing produk pangan dari jagung dan ubi kayu sebagai pengganti beras, terigu, dan gula tebu. Untuk mengurangi kompetisi pemanfaatan produk pertanian untuk pangan dan energi, percarian sumber energi alternatif menjadi sangat penting. Limbah hasil pertanian merupakan sumber bahan bakar yang menjanjikan. Dengan teknologi bioproses, limbah jagung dan ubi kayu dapat diolah menjadi bioetanol sebagai bahan bakar nabati. Pengadaan energi dari limbah pertanian tidak mengganggu pengadaan pangan sehingga mendukung ketahanan pangan
Kementerian Kementerian RI, 2014
630 PIP 7:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library