Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johan Intan
Abstrak :

Paramedis dalam bekerja sehari-hari menghadapi risiko LTJS dan dapat berdampak infeksi. RUMKITAL Dr. Midiyato S berkedudukan di Kota Tanjugpinang Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau yang mempunyai prevalensi HIV tinggi, menggunakan jarum suntik rata rata 200 buah per hari. Kejadian LTJS dan faktor faktor yang mempengaruhinya belum terdata baik.

Telah dilakukan penelitian cross sectional di RUMKITAL Dr. Midiyato S dan didapatkan insiden LTJS pada tahun 2012 sebesar 80% di mana faktor persepsi terhadap risiko LTJS, faktor reinforcing, dan faktor enabling berhubungan signifikan dengan kepatuhan paramedis dalam melakasanakan kewaspadaan universal. Faktor enbaling juga berhubungan signifikan dengan keamanan menyuntik. Kepatuhan dan keamanan menyuntik selanjutnya berhubungan signifikan dengan kejadian LTJS.

Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan secara berurutan adalah faktor reinforcing (p = 0.000; α = 0,05, OR = 99,000), faktor enabling (p= 0,000, α = 0,05, OR =11,160), dan faktor persepsi (p = 0,00; α = 0,05, OR = 4,677).

Faktor yang paling dominan berhubungan dengan LTJS secara berurutan adalah faktor keamanan menyuntik (p = 0,000; α = 0,05, OR = 63,000) dan faktor kepatuhan (p = 0,000; α = 0,05, OR = 42,429).
ABSTRACT
Paramedics on carry out duties are contracting the risk of needle stick injuries (NSI) and possible infections. Dr. Midiyato S Naval Hospital is located in Tanjungpinang The Capital City of Kepulauan Riau Province where high prevalance of HIV infection takes place. Dr. Midiyato S Naval Hospital (DMSNH) utilizes an average of 200 needles per day. Incidence and factors correlating to NSI are unidentified.

A cross sectional study is completed at DMSNH in year 2012. The incidence of NSI was 80%, whereas factors correlated to paramedics’ compliance to universal precaution practice are perception, reinforcing factors, and enabling factors. Enabling factors are also correlated to injection safety. Paramedics’ compliance and injection safety are in turn correlated to NSI incidence.

Factors ranging from most correlated to compliance are reinforcing factors (p = 0.000, α = 0,05, OR = 99,000), enabling factors (p = 0,000, α = 0,05, OR =11,160), and perception (p = 0,00, α = 0,05, OR = 4,677).

Factors ranging from most correlated to NSI are injection safety (p value = 0,000; α = 0,05, OR = 63,000) dan paramedics’ compliance (p value = 0,000; α = 0,05, OR = 42,429).
2013
T32514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maylani Tiarna Riasmin
Abstrak :
Paduan zirkonium dikembangkan untuk aplikasi biomaterial karena sifat biokompatibilitasnya yang baik dengan magnetic susceptibility lebih rendah dibandingkan biomaterial logam lain. Pengembangan pembuatan paduan Zr-12Mo dengan metode metalurgi serbuk dapat dijadikan solusi alternatif terhadap proses cor yang memerlukan peleburan zirkonium dan molibdenum yang memiliki titik lebur tinggi. Proses sinter merupakan tahapan penting yang menentukan sifat akhir produk metalurgi serbuk. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh temperatur dan waktu sinter terhadap densitas, porositas, struktur mikro serta sifat mekanis paduan Zr-12Mo yang diproduksi dengan berbagai parameter sinter. Penelitian menggunakan temperatur sinter 1000°C, 1100°C dan 1200°C dengan variasi waktu tahan 2 dan 4 jam di masing-masing temperatur. Sampel dilakukan pengujian densitas, XRD dan kekerasan, pengamatan dengan OM dan SEM, serta pengujian terhadap sifat bioaktif dengan menguji terbentuknya lapisan hidroksiapatit setelah perendaman dalam SBF selama seminggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur sinter lebih dominan dalam mempengaruhi hasil proses sinter dibandingkan waktu tahan karena peningkatan temperatur sangat meningkatkan difusi. Porositas minimum, densitas dan kekerasan maksimum serta difusivitas Mo dalam Zr optimal dicapai pada temperatur sinter 1200°C dengan waktu tahan 4 jam. ...... Zirconium alloys have been developed for biomaterial applications because it has good biocompatibility with magnetic susceptibility that is lower than other metallic biomaterials. Developing of Zr-12Mo alloys by powder metallurgy method can be used as alternative solution for casting process that need melting of zirconium and molybdenum which have high melting point. Sintering process is the important stage which determining final properties of powder metallurgy’s products. This research is aimed to study the effects of sintering time and temperature on density, porosity, microstructure, and mechanical properties of Zr-12Mo alloys produced by various sintering parameters. This research uses sintering temperatures of 1000°C, 1100°C and 1200°C with holding times for 2 and 4 hours for each temperature. Samples are examined by density, XRD and hardness testing, observation with OM and SEM, and also bioactive testing by proving the forming of hidroxyapatite layers after soaking in SBF for a week. The results show that sintering temperature more dominant in affecting sintering products than holding time because the increase of sintering temperature increase the diffusion greatly. Minimum porosity, maximum density and hardness with optimal diffusivity is achieved by using sintering temperature of 1200°C with holding time for 4 hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meritha Sofia
Abstrak :
Rumah sakit membutuhkan logistik dalam pelaksanaan kegiatannya. Sama seperti pengelolaan obat di Instalasi Farmasi, pengelolaan bahan medis habis pakai yang tersedia di ruang rawat perlu juga dilakukan monitoring dan evaluasi agar pengelolaan BMHP di ruang rawat dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan BMHP floor stock untuk sepuluh tindakan keperawatan dan menemukan permasalahannya di Unit Rawat Inap Gedung A. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan teknik pengumpulan data triangulasi antara telaah dokumen, Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan BMHP Floor Stock untuk sembilan tindakan keperawatan di Lantai 4 dan 7. Satu tindakan keperawatan tidak dapat dibandingkan karena keterbatasan data. Ada perbedaan yang signifikan pada aspek kode CMG, Shift kerja, pendidikan terakhir, jabatan, serta level kompetensi untuk tindakan tertentu. Sedangkan untuk lama kerja, jenis kelamin dan usia tidak ada perbedaan yang signifikan. Terdapat pengaruh Input Man (sumber daya manusia), Money (Pendanaan), Machine, Methode serta fungsi pelaksanaan dan pengawasan terhadap penggunaan dan pendokumentasian BMHP Floor Stock untuk tindakan keperawatan.
Hospitals need logistics in the implementation of their activities. Just like drug management in Pharmacy Installation, management of consumable medical materials (BMHP) available at the ward should also be monitored and evaluated so that BMHP at the inpatient ward can be accounted for its use. The study aimed to evaluate the use of BMHP floor stock for the ten nursing practice and found problems in the Inpatient Unit of Public Wing. The methods used were quantitative and qualitative research methods with triangulation data collecting techniques between document review, Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interview. In general, there is no significant difference between the use of the BMHP Floor Stock for nine nursing practice on 4th and 7th Floor. One of nursing practice can't be compared because of data limitations. There are significant differences in aspects of CMG codes, work shifts, recent education, positions, and competency levels of certain nursing practice. As for the length of work, gender and age, there is no significant difference. There is an influence of Input man (human resources), Money (Funding), Machine, Methode as well as function of implementation and supervision to use and documentation of BMHP Floor Stock for nursing practice.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
Abstrak :
Hidroksiapatit (HA) berperan penting dalam dunia medis karena komposisi kimia dan strukturnya yang mirip dengan jaringan keras manusia. Material ini disintesis melalui proses pengendapan kimia basah dengan prekursor Ca(OH)2 dan H3PO4 yang ekonomis dan ramah lingkungan karena hasil sampingannya hanya air. Variasi temperatur sinter pada 500, 700, dan 900°C selama 4, 6, dan 8 jam untuk masing-masing temperatur digunakan pada sintesis di dalam penelitian ini. Endapan yang diperoleh diuji dengan XRD, FTIR, TGA, dan SEM. Tingkat kristalinitas dan besar kristalit meningkat seiring temperatur sinter. Diperoleh kondisi terbaik untuk tingkat kristalinitas pada 900°C selama 6 jam dengan ukuran kristalit 37.84 nm. Morfologi partikel hasil uji SEM berbentuk bulat teraglomerasi dan uji EDX menunjukkan rasio Ca/P yang rendah sebesar 0.875. Uji XRD dan FTIR menunjukkan adanya fasa trikalsium fosfat (α-TCP) dan karbonat-hidroksiapatit (CHA) di dalam endapan HA yang menurunkan rasio Ca/P.
Hydroxyapatite (HA) posseses significant role in medical application due to its similarity in chemical and structure to human hard tissue. This material was synthesized through wet chemical precipitation process using Ca(OH)2 dan H3PO4 which is less expensive and environmentally friendly due to its only by-product is water. Sintering temperature varied on 500, 700, and 900°C with holding time of 4, 6, and 8 hours for each temperature respectively. The best result for crystallinity obtained at 900°C at holding time 6 hours with crystallite size of 37.84 nm. Morphology observed by SEM is agglomerated round-shape particles with Ca/P ratio of 0.875 measured by EDX. Carbonatedhydroxyapatite (CHA) and α-tricalcium phosphate (α-TCP) presence is observed by XRD and FTIR on the precipitated HA obtained by this process that reduce the Ca/P ratio of HA.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29937
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Abietta Irawan
Abstrak :
Pada umumnya, magnesium adalah pilihan material untuk dikembangkan pada aplikasi implan mampu luruh. Pada penelitian ini dikembangkan paduan Mg-1.6Gd dengan perlakuan pencanaian hangat searah dan menyilang dengan reduksi ketebalan masing-masing 95% dan dilihat pengaruhnya terhadap karakteristik dan mekanisme degradasi. Pencanaian material Mg-1.6Gd dilakukan pada temperatur rekristalisasi yaitu sekitar 400-560°C dengan reduksi 95% serta kecepatan 10mm/menit. Pencanaian dilakukan dengan 2 metode yaitu searah dan silang dengan masing-masing arah memiliki 2 sampel dengan variabel temperatur yang berbeda. Proses karakterisasi yang dilakukan berupa OM, SEM dan EDS. Mekanisme dan karakterisasi degradasi dianalisa dengan menggunakan metode EIS, polarisasi dan imersi dalam larutan kokubo SBF. Sampel pencanaian searah dan silang menghasilkan lapisan pasif yang memproteksi berdasarkan metode fitting sirkuit EIS dengan nilai Rct terbesar untuk sampel canai searah yaitu sebesar 1590 Ω. Serta pada hasil metode polarisasi didapatkan pencanaian searah memiliki laju degradasi lebih rendah daripada canai silang yaitu sebesar 0.126 mm/yr. Dan dengan metode imersi menunjukan bahwa sampel searah memiliki laju degradasi yang lebih rendah yaitu 14.0 mm/yr. Hal ini terjadi karena butir pada mikrostruktur di sampel canai searah lebih halus yang dapat menurunkan laju degradasi.
Generally, Magnesium is a choice of materials that has been developed for biodegradable implants. In this study, Mg-1.6Gd alloy was warm rolled by single-pass rolling and cross rolling with 95% reduction in thickness to observe the degradation characteristics and mechanisms. Mg-1.6Gd alloy was performed at a temperature range of crystallization which is 400-560°C with 95% reduction and a speed of 10mm/min. The rolling process was employed by two methods: single-pass rolling and cross rolling with 2 samples for each methods on a different temperature. Degradation characteristics and mechanisms was analyzed with EIS, polarization and immersion methods on a SBF kokubo solution. Single-pass and cross rolled creates a protective passive layer based on EIS circuit fitting method and the highest Rct value is the single-pass rolled which is 1590 Ω. In addition, polarization method results determined that the single-pass rolled showed the lowest degradation rate than the cross-rolled which is 0.126 mm/yr. And with the immersion method shows that the single-pass rolled has the lowest degradation rate which is 14.0 mm/yr. This happened because the grain on the microstructure of single-pass is more refined so that I could reduce the degradation rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sima Novrita Deviyanti
Abstrak :
Skripsi ini membahas pengaruh teknik inkremental dan aplikasi re-etch re-bond terhadap pencegahan perubahan warna tepi restorasi resin komposit nanohybrid setelah perendaman dalam larutan kopi, dengan cara membagi 24 gigi molar 3 menjadi 4 kelompok. Sample dibuat kavitas berbentuk lingkaran dengan diameter 2 mm kemudian ditumpat resin komposit nanohybrid dengan teknik inkremental (kelompok I-II) dan bulk (kelompok III-IV),pada kelompok I juga diaplikasikan re- etch re-bond setelah finishing lalu direndam dalam larutan kopi. Hasilnya, kelompok I menunjukkan nilai pewarnaan tepi tumpatan yang terendah dan pewarnaan tepi bermakna secara statistik (p<0,05) terjadi pada penghitungan hari ke-6 dan ke-12. Kesimpulannya, teknik penumpatan inkremental dan pengaplikasian re-etch re-bond dapat meminimalkan perubahan warna tepi tumpatan. ...... This study discusses the influence of incremental technique and re-etch re-bond applications to the prevention of marginal discoloration nanohybrid composite resin after immersed in a solution of coffee, by dividing the 24 third molars into 4 groups. Sample made a circular cavity with a diameter of 2 mm then restored by nanohybrid composite resin with incremental technique (group I-II) and bulk (group III-IV), in group I also applied re-etch re-bond after finishing and then immersed in a solution of coffee . As a result, group I showed the lowest value of marginal discoloration and the marginal discoloration statistically significant (p <0.05) occurred in the counting day 6 and 12. In conclusion, incremental techniques and application of re-etch re- bond can minimize marginal discoloration of composite resin
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sean Otista Hananta
Abstrak :
Resin kompositterus dikembangkan untuk meningkatkan performa estetiknya. Resin komposit terbaru yaitu nanofiller dan nanohybrid yang masih diperdebatkan ketahanannya terhadap zat warna minuman kopi. Penelitian ini bertujuan membandingkan perubahan warna permukaan resin komposit nanofiller dan nanohybrid setelah perendaman kopi. Terdapat 36 sampel yang dibagi dalam 6 kelompok dengan ukuran diameter 6 mm, tebal 3 mm. Pengukuran warna menggunakan vita easyshade classic yang diurutkan berdasarkan value. Hasil data dianalisis menggunakan Wilcoxon Test dan Mann-Whitney Test. Didapatkan Perubahan warna pada nanohybrid lebih sedikit dibandingkan pada nanofiller dan secara statistik berbeda bermakna (p<0,05). Sehingga nanohybrid memiliki ketahanan terhadap zat warna yang lebih baik daripada nanofiller. ...... Resin composites continue developed to improve aesthetic performance. The newest composite resin are nanofiller and nanohybrid where color resistance to coffee drinks still debating. The aim of this study is to compare surface discoloration nanofiller and nanohybrid resin composites after immersion coffee. There are 36 samples were divided into 6 groups with a diameter of 6 mm, thickness 3 mm. Color measurements using vita easyshade classic that is sorted by value.Results data were analyzed using the Wilcoxon test and Mann-Whitney Test. Changes in color on nanohybrid lower than the nanofiller and statistically significant (p<0.05). Therefore nanohybrid has resistance to color better than nanofiller.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Saputra
Abstrak :
Polimer hidrogel mampu melakukan swelling bila menyerap air serta mampu mempertahankan medium cair di dalam jaringannya. Sintesis hidrogel kitosan-cangkok-Poli N-(vinil kaprolaktam) atau kitosan-cangkok-PNVCL dilakukan melalui polimerisasi radikal dengan teknik larutan. Kemampuan swelling hidrogel kitosan-cangkok-PNVCL dilakukan dengan merendam dalam media cair selama 24 jam. Polimer diinisiasi dengan Ammonium persulfat (APS) lalu dicangkok dengan monomer N-Vinil Kaprolaktam (NVCL) dan diikat silang dengan N,N’-Metilen Bisakrilamida (MBA). Variasi konsentrasi monomer NVCL dan konsentrasi agen pengikat silang MBA serta waktu reaksi mempengaruhi rasio swelling hidrogel. Rasio swelling paling optimum sebesar 52.8% dari berat semula didapat dengan agen pengikat silang MBA 3% dan konsentrasi NVCL 0,8 g. Hidrogel tersebut dikarakterisasi dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan Scanning Electron Microscope (SEM). ......Hydrogel polymer will swell if it absorbs amount of water then it can protected amount of water in his network . Hydrogel chitosan-graft-poly(Vinyl Caprolactam) or chitosan-graft-PNVCL was synthesized by radical polymerization in solution. Swelling behavior of hydrogel was carried in aqueous media for 24 hour. Hydrogel was intiated by ammonium persulfate (APS) then grafted by N-Vinyl caprolactam (NVCL) and cross linked by N’N-Metilen Bisacrylamide (MBA). Variation of monomer concentration, cross linker concentration and reaction time will effect swelling ratio hydrogel. The best swelling ratio up to 52.8% was obtained by composition of 3% MBA and 0.8 g NVCL. The products were characterized by Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Differential Scanning Calorimetry (DSC) and Scanning Electron Microscope (SEM).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Basuki Setyo R
Abstrak :
ABSTRAK
Zirkonium sebagai biomaterial logam mulai banyak diteliti dalam beberapa tahun ini. Sifat mekanis, biokompatibilitas, dan magnetic suscetibility yang baik menjadi pertimbangan digunakan zirkonium untuk aplikasi biomaterial. Namun demikian paduan zirkonium masih memiliki beberapa kekurangan sehingga dilakukan penelitian untuk mendapatkan sifat yang optimal dari paduan zirkonium. Pengaruh temperatur dan waktu sebagai parameter sinter untuk paduan Zr-8Mo-4Nb untuk aplikasi biomaterial menggunakan metalurgi serbuk telah diamati dalam penelitian ini. Densitas dan Porositas paduan telah diukur menggunakan Prinsip Archimedes. Mikrostuktur paduan diuji menggunakan X-Ray diffractometer (XRD), Secondary Electron Microscope (SEM), dan Mikroskop Optik (OM), kekerasan paduan juga diukur menggunakan Rockwell C, dan bioaktifitas menggunakan larutan SBF dilanjutkan dengan FTIR. Hasil penelitian menunjukan dengan peningkatan temperatur dan waktu tahan sinter, akan meningkatkan densitas, kekerasan serta menurunkan porositas paduan Zr-8Mo-4Nb. Selain itu paduan Zr-8Mo-4Nb juga memiliki sifat bioaktivitas yang baik dengan membentuk lapisan hidroksiapatit pada permukaan sampel
ABSTRACT
Zirconium as biomaterial has been widely researched in recent years. Mechanical properties, biocompatibility, and magnetic suscetibility well into consideration use zirconium for biomaterial applications. However, zirconium alloy still have some disadvantages, and the purpoes of this research to get the optimal properties of zirconium alloy. Effect of sintering temperature and holding time of Zr-4Nb-8Mo alloy for biomaterials application using powder metallurgy has been observed in this study. Density and porosity are measured using Archimedes principles. The microstructure was evaluated with X-Ray diffractometer (XRD), Secondary Electrone Microscope (SEM) and Optical Microscope (OM), hardness was measured with Rockwell C hardness. Bioactivity was tested with SBF solution continued with FTIR. The results showed that increasing sintering temperature and holding time will increase the density, hardness and reducce the porosity of Zr-4Nb-8Mo alloys. Furthermore Zr-8Mo-4Nb showed a good bioactivity indicated by hydroxyapatite formation on the surface.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Setia Putra
Abstrak :
Penggunaan titanium sebagai biomaterial telah dilakukan sangat lama. Titanium digunakan sebagai biomaterial dikarenakan sifat mekanik yang unggul serta ketahanan korosinya yang baik. Pengujian dilakukan pada sampel yang di oksidasi dan tidak di oksidasi. Pengamatan mikrostruktur dilakukan dengan mikroskop optik elektron. Kekerasan dari material sebelum proses oksidasi dan setelah di oksidasi pada temperatur 500oC, 700oC dan 1000oC berturut turut 309 VHN, 322 VHN, 283 VHN dan 316 VHN. Analisa struktur menunjukkan membesarnya ukuran butir seiring dengan meningkatnya temperatur oksidasi. Sedangkan pengujian XRD menunjukkan adanya senyawa TiO2, Al2O3, VO dan V-O.532. ...... Titanium has been used as biomaterials for a very long time. Because of superior mechanical properties and good corrosion resistance. In this research, Ti-6Al-4V alloys were oxidized and characterized for application as biomaterials. Microstructure observation was performed with electron optical microscope. Hardness of material oxidation and after oxidation at temperature 500oC, 700oC and 1000oC is 309 VHN, 322 VHN, 283 VHN and 316 VHN. Structure analysis show that grain size increases as oxidation temperature increases. Moreover, XRD Analysis show the presence of TiO2, Al2O3, VO and V-O.532.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>