Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vivi Khafilatul Jannah
Abstrak :
Penelitian potensi serapan karbon dilakukan di lima taman yang berlokasi di Jakarta Pusat. Taman tersebut yaitu Taman Monas, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situlembang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari ? Maret 2015. Penghitungan karbon dilakukan dengan menghitung biomassa dari data diameter setinggi dada pada tegakan yang didapatkan melalui pengukuran di lapangan, kemudian dikonversi ke dalam bentuk cadangan dan serapan karbon. Penghitungan biomassa menggunakan persamaan alometrik 0,1728 (dbh) 2,2234 (Dharmawan & Siregar, 2009). Estimasi serapan karbon setiap taman didapatkan dari hasil kali serapan karbon dengan luas vegetasi masing-masing taman. Total potensi serapan karbon dari tegakan di kelima taman yaitu 1630,25 ton dari luas vegetasi 24,07 ha.
Research of potential carbon sequestration have been done in five parks in Central Jakarta. Those parks are Taman Monas, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, Taman Suropati, and Taman Situlembang. Research do at February - March, 2015. The calculation of carbon sequestration is by calculating the biomass from diameter at breast height measurement on the tree stands in the parks. The biomass then convert to carbon stocks and carbon sequestration. The calculation of biomass using allometric equation 0,1728 (dbh) 2.2234 (Dharmawan & Siregar, 2009). Estimates of carbon sequestration each park obtained from the multiplication result of carbon sequestration with area of vegetation in each park. The amount of carbon sequestration potential from the stands in five parks is 1630,25 ton from 24,07 ha vegetation area.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mahendra Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK Segala potensi sumber daya energi perlu kita manfaatkan demi terjaganya ketahanan energi bangsa. Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar merupakan pelabuhan dengan kapasitas komposisi biomassa yang beragam perlu memperdalam penguasaan teknologi pengolahannya. Teknologi Hydrothermal Carbonization cocok digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari sampah pada pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar. Dengan hasil padatan dari teknologi Hydrothermal Carbonization dapat menghasilkan hydrochar dengan nilai HHV 16-28 MJ / kg. Teknologi Hydrothermal Carbonization dapat menghasilkan bricket hydrochar yang optimal dengan memanfaatkan proses parameter yang ada. Implementasi dari Teknologi Hydrothermal Carbonization ini dapat meningkatkan nilai guna dari 45% sampah pelabuhan.
ABSTRACT We need to utilize all potential energy resources for the sake of maintaining the nation's energy security. The Soekarno Hatta Port, Makassar is a port with a diverse biomass composition capacity that needs to deepen its mastery of processing technology. Hydrothermal Carbonization technology is suitable to increase the use value of waste at the port of Soekarno Hatta, Makassar. With the results of solids from Hydrothermal Carbonization technology can produce hydrochar with a HHV value of 16-28 MJ / kg. Hydrothermal Carbonization technology can produce an optimal hydrochar bricket by utilizing existing parameter processes. The implementation of Hydrothermal Carbonization Technology can increase the use value of 45% of port waste.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Bobby
Abstrak :
Gasifikasi merupakan proses untuk merubah biomassa menjadi syngas yaitu gas mampu bakar yang dapat digunakan untuk energi listrik. Indonesia memiliki potensi mencapai 35.6 GW dengan padi menjadi penyumbang terbesar 19.41 GW. Gasifier purwarupa 2 P2 ini merupakan hasil improvisasi dari gasifier purwarupa 1 P1 milik laboratorium gasifikasi biomassa Universitas Indonesia. Gasifier P2 dibuat dengan menutupi celah udara masuk melalui sistem rotary feeder dan menjaga kestabilan penurunan zona dengan sistem vibrating grate. Gasifier P2 memiliki diameter 0.4m dan diameter 0.25m dan memiliki output sebesar 50kW. Melalui proses analisis perhitungan empiris didapatkan bahwa jangkauan operasional reaktor harus memiliki feed rate yang berada diatas 12.6 kg/hr dan sesuai dengan referensi jurnal maka berada didalam jangkauan 18-28 kg/hr maka dengan begitu nilai CGE gasifier berada di rentang 40-65%. Parameter Operasional ini dibuat untuk diintegrasikan dengan sistem komputer dengan harapan proses optimasisasi secara operasional dapat meningkatkan mutu syngas. Metode perhitungan dikomparasi melalui perbandingan dengan jurnal dan dengan perhitungan penyetaraan energi dan massa. Analisis juga dilakukan terhadap sistem feeding dan vibrating grate untuk mengetahui potensi improvisasi yang dapat dilakukan. Sistem screwfeeder memiliki sudut inklinasi 60 yang menyulitkan transfer massa dan menciptakan potensi kegagalan sehingga sudut ini dapat dibuat lebih landai, perubahan kemiringan menjadi 25 dapat menghemat daya sampai 50%. Vibrating grate yang digunakan adalah AISI 304. Material tersebut dapat mengalami korosi batas butir yang mampu mengurangi kekuatan grate, namun secara umum beban kerja dari grate masih berada kapasitas operasional yang aman. List improvisasi dibuat sebagai rangkuman dan panduan evaluasi dan improvisasi Gasifier P2.
Gasification is a process what convert biomasses into syngas that can be used as fuel or converted into electricity. Indonesias biomass potential is around 35.6 GW with rice husk being the largest reserves with around 19.41 GW. Gasifier Prototype 2 P2 was made as the result of improvisation of the Prototype 1 gasifier P1 created by biomass gasification laboratorys research team from University of Indonesia. The main improvements from P2 are sealing air gap that exist at the feeding system of P1 which can lead to leakage and syngas loss and the implement of the new char removal system, vibrating grate that can discards waste without ruining the working zone above it. Gasifier P2 has dimension of 0.4m height and 0.25m diameter and it is designed to have 50kW output. Through the analysis process of designing a downdraft gasifier, to obtain the output needed, P2 gasifier needs to have feed rate of minimum 12.6 kg/hr. Taking journals as reference the feed rate needed for practical use of gasifier is around 18-28 kg/ hr which has CGE value within the range of 40-65%. These operational parameters are made to be integrated with computer system in the hope that optimization process in operational parameter can improve the quality of syngas produced by the gasifier. The calculation method is then compared through calculations from other journals and with the parameter obtained by energy and mass balance calculation from experiment carried in P1 reactor. Analysis was also carried out for the feeding and char removal system. The screw feeder used in feeding system has an inclination angle of 60 which lessen the mass transfer rate while also consuming more power. Changing the slope to 25 can dramatically improves transfer rate and saves power up to 50%. Vibrating Grate used in char removal system used AISI 304 as its material. Such material that can be exposed to intergranular corrosion IGC which can lower the AISI 403s strength. However, the stress caused from carrying rice husk still falls into the allowable range. A list of improvisations was made as a summary and evaluation guide and improvisation of Gasifier P2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hazmi Amirullah
Abstrak :
Biomassa di Indonesia merupakan komoditi yang jumlah nya cukup besar. Untuk mengolahnya agar menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, dibutuhkan keterampilan dan teknologi yang mumpuni. Gasifikasi adalah salah satu proses untuk mengubah bahan baku biomassa menjadi gas yang mampu dibakar menggunakan gasifier. Studi demi studi telah dilakukan untuk mendapatkan kualitas gas terbaik dengan kandungan energi tertinggi. Secara teoritis, nilai equivalence ratio untuk mendapatkan efisiensi gasifikasi tertinggi adalah 0.23 (Anggriawan, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mencara standar operasi dari gasifier agar mendapatkan kualitas gas terbaik. Dengan menggunakan analisis eksperimental dan simulasi, didapatkan standar operasi untuk gasifier dengan tinggi 60 cm dan diameter 25 cm adalah laju aliran primer sebesar 2.83 m3/jam, fuel consumption rate sebesar 4.05 kg/jam, dan laju aliran sekunder sebesar 4.88 m3/jam. Dari parameter tersebut didapatkan nilai HHV dari producer gas sebesar 5.79 MJ/Nm ......Indonesia has a fairly large biomass commodity. In order to produce energy that can be used by society, qualified skills and technology are needed. Gasification is one of the proccesses to convert biomass into combustible gasses using a gasifier. A lot of studies has been conducted to get best quality of syngas which contain highest energy. Theoretically, the equivalent value ratio to get the highest gasification efficiency is 0.23 (Anggriawan, 2017). In this study, operating standard of the gasifier are identified to get the best gas quality. By using experimental and simulation analysis, the operating standard for a gasifier with a height of 60 cm and a diameter of 25 cm is obtained, the primary flow rate is 2.83 m3/h,  fuel consumption rate is 4.05 kg/h, and for secondary flow is 4.88 m3/jam. From these parameters, the value of HHV from producer gas is 5.79  MJ/Nm3.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Huwaida Raharja
Abstrak :
Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 yang diaplikasikan sebagai katalis bifungsional untuk reaksi transesterifikasi waste cooking oil (WCO) menjadi biodiesel. Sintesis katalis menunjukkan keberhasilan yang didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, BET, SEM, TEM dan TGA. Presentase produk  optimum sebesar 84,13% diperoleh menggunakan katalis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 dengan rasio molar CaO terhadap La2O3 5:1, rasio massa nanoselulosa–SO3H terhadap CaO–La2O3 2:1 dengan jumlah katalis yang digunakan 3%, waktu reaksi 120 menit, dan rasio molar iopolym : minyak sebesar 9:1. Kandungan asam lemak biodiesel hasil sintesis dianalisa menggunakan GC-MS, yang dan produk utamanya adalah senyawa iopo oleat dan iopo palmitat. Sifat fisik biodiesel hasil sintesis sesuai dengan standar SNI dan ASTM, dengan massa jenis (40 oC) 0,8706 g/mL, Asam lemak bebas (FFA) 0,381%, dan bilangan asam 0,757 mg KOH/g. Studi kinetika menunjukkan bahwa reaksi transesterifikasi WCO menjadi biodiesel menggunakan katalis nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O<3 mengikuti pseudoorde-pertama, dengan konstanta laju reaksi 0.017 menit–1< ......H/CaO–La2O3 nanocomposites were synthesized as bifunctional catalysts for the transesterification reaction of waste cooking oil (WCO) to biodiesel. The catalyst synthesis showed success which was supported by the characterization of FTIR, XRD, BET, SEM, TEM and TGA. The optimum biodiesel yield of 84.13% was obtained using a nanocellulose–SO3H/CaO–La2O3 nanocomposite catalyst with a molar ratio of CaO to La2O3, 5:1, a mass ratio of nanocellulose–SO3H to CaO–La2O3 (2:1) with a catalyst amount of 3% , a reaction time of 120 minutes, and a molar ratio of methanol: oil, 9:1. The fatty acid content of the synthesized biodiesel was analyzed using GC-MS, which showed that the main product are methyl oleate and methyl palmitate compounds. The physical properties of the synthesized biodiesel were in accordance with the SNI and ASTM standards, with a density (40oC) 0.8706 g/mL, free fatty acids (FFA) 0.381%, and acid number of 0.757 mg KOH/g. The kinetics study showed that the transesterification reaction of WCO into biodiesel using a nanocellulose– SO3H/CaO–La2O3 catalyst followed a pseudo-first order, with a reaction rate constant of 0.017 min1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Kurniawan Gumilang
Abstrak :
Selulosa mikrokristal memiliki banyak manfaat pada industri makanan, kosmetik, dan farmasi, salah satunya adalah untuk pembuatan tablet secara cetak langsung. Kebutuhan selulosa mikrokristal pada produksi obat di Indonesia sebagian besar masih dipenuhi dengan cara impor yang berpengaruh pada mahalnya harga obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan serbuk selulosa mikrokristal dari dua proses (A dan B), karakteristiknya, serta dibandingkan dengan selulosa mikrokristal komersial (Avicel PH 101). Metode yang dilakukan pada proses A meliputi delignifikasi, isolasi, lalu hidrolisis dan pada proses B meliputi hidrolisis, delignifikasi, lalu isolasi. Identitas dari selulosa mikrokristal tidak terbentuk warna biru-ungu dengan uji iodin dan spektrum serapan IR yang mirip dengan standar. Didapatkan hasil pengamatan sampel A dan B berupa serbuk halus, tidak berbau dan berasa. sampel A berwarna putih kekuningan, sampel B agak coklat. pH sampel; A = 5,5, B = 8,4. Sisa pemijaran sampel; A = 0,01%, B = 0,38%. kadar air sampel; A = 2,23%, B = 3,26%. Susut pengeringan sampel; A = 2,01%, B = 2,6%. Katagori aliran partikel sampel A = fair, B = poor. Pengaruh perlakuan awal biomassa serbuk bambu pada sampel B menunjukkan karakter yang tidak lebih baik dibandingkan dengan Sampel A dan standar Avicel PH 101.
Microcrystalline cellulose has many benefits in the food, cosmetics and pharmaceutical industries, one of which is to make direct press tablets. The need for microcrystalline cellulose in drug production in Indonesia is still largely met by imports which have an effect on the high price of drugs. The purpose of this study was to obtain microcrystalline cellulose powder from two processes (A and B), its characteristics, and compared with commercial microcrystalline cellulose (Avicel PH 101). The method carried out in process A includes delignification, isolation, then hydrolysis and in process B includes hydrolysis, delignification, then isolation. The identity of microcrystalline cellulose is not formed in blue-purple with iodine test and IR absorption spectrum similar to the standard. Obtained observations of samples A and B in the form of fine powder, odorless and tasteless. Sample A is yellowish white, sample B is rather brown. pH of the sample; A = 5.5, B = 8.4. Residue on ignition; A = 0.01%, B = 0.38%. Water content; A = 2.23%, B = 3.26%. Loss on drying; A = 2.01%, B = 2.6%. Flow character; A = fair, B = poor. The effect of pretreatment of betung bamboo powder biomass in sample B showed a character that was no better than that of Sample A and the Avicel PH 101 standard.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakhrina Auliya
Abstrak :
ABSTRAK
Dampak dari krisis energi dengan semakin menipisnya persediaan bahan bakar minyak, merangsang masyarakat untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi baru. Salah satu sumber energi alternatif tersebut adalah biodiesel yang berasal dari minyak nabati, lemak binatang atau minyak bekas melalui transesterifikasi dengan alkohol.

Biodiesel merupakan bahan bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil asam-asam lemak (biasanya metil ester). Pada penelitian ini senyawa metil ester dihasilkan dari reaksi transesterifikasi minyak jarak dan metanol menggunakan katalis padatan basa ã-Al2O3 yang ditambah Poli Etilen Glikol 6000 kemudian ditingkatkan kebasaannya dengan penambahan K2CO3 yang divariasikan sebesar 10%, 15% dan 20% berat ã-alumina. Reaksi transesterifikasi dilakukan dengan variasi waktu 1 jam dan 2 jam, variasi suhu 70°C, 80°C dan 90°C sedangkan variasi untuk perbandingan mol minyak jarak dengan metanol adalah 1:4,5 dan 1:6.

Katalis hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan X-Ray Difraction (XRD). Hasil konversi maksimum dengan bantuan katalis 10% K2CO3/ã-Al2O3 sebesar 57,67% pada 1 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi, suhu reaksi 80°C dan perbandingan mol minyak dan metanol 1:4,5, dengan katalis 15% K2CO3/ ã-Al2O3 sebesar 51,75% pada 2 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi suhu reaksi 70°C dan perbandingan mol minyak dan metanol 1:4,5 sedangkan dengan katalis 20% K2CO3/ã-Al2O3 sebesar 57,76% pada 2 jam reaksi, suhu reaksi 70°C dan perbandingan mol minyak dan metanol 1:6.
2008
S30528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abeth Novria Sonjaya
Abstrak :
Sampah padat kota (MSW) saat ini masih menjadi permasalahan dalam pengelolaannya. Sesuai dengan program pemerintah yang tertuang pada peraturan presiden nomor 35 tahun 2018 bahwa percepatan pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan perlu dikembangkan. Salah satu teknologi untuk mengubah sampah menjadi energi terbarukan adalah menggunakan proses termokimia atau gasifikasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis simulasi sampah padat kota (MSW) menggunakan fixed bed downdraft gasifier yaitu dengan cara menghitung neraca massa sampah padat kota (MSW) untuk dikonversi menjadi syngas sehingga diperoleh komposisi syngas, nilai kalor Low Heating Value (LHV), Cold Gasification Efficiency (CGE) dan daya gas engine. Analisis simulasi gasifikasi sampah padat kota (MSW) dengan fixed bed downdraft gasifier dilakukan dengan cara memberikan variasi air fuel ratio (AFR) sebesar 0,1 sampai 1,0 dan suhu pada 500-1000oC. Hasil analisis simulasi gasifikasi sampah padat kota (MSW) dengan fixed bed downdraft gasifier menghasilkan syngas dengan komposisi CO, CO2, H2, dan CH4 sebesar 24,78%, 18,65%, 15,6%, dan 4,06% serta nilai LHV dan CGE sebesar 6327,95 kJ/kg dan 39,73% pada AFR 0,3 suhu gasifikasi 600 oC dapat membangkitkan daya sebesar 400 kWe. ......Municipal solid waste (MSW) is still a problem in its management. In accordance with the government program contained in presidential regulation number 35 of 2018 that the acceleration of waste processing development into electric energy based on environmentally friendly technology needs to be developed. One of the technologies to convert waste into renewable energy is to use thermochemical processes or gasification. This study aims to simulation analysis of municipal solid waste (MSW) using fixed bed downdraft gasifier by calculating the mass balance of municipal solid waste (MSW) to be converted into syngas so that syngas composition, low heating value (LHV), Cold Gasification Efficiency (CGE) and power generator are obtained. Simulation analysis of municipal solid waste gasification (MSW) is done by providing a variation of air fuel ratio (AFR) of 0.1 to 1.0 and gasifier temperature at 500-1000oC. The result of simulatin analysis of municipal solid waste (MSW) with fixed bed downdraft gasifier produces syngas with composition are CO, CO2, H2, and CH4 of 24.78%, 18.65%, 15.6%, and 4.06%. Value of LHV and CGE of 6327.95 kJ/kg and 39.73% on AFR of 0.3 gasification temperature of 600 oC can power generator of 400 kWe.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library