Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Hambali
Abstrak :
Kerusakan lingkungan yang terjadi dalam skala besar berdampak pada semakin berkurangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati memiliki peran penting yang berguna untuk kelangsungan hidup manusia dan memainkan peran sentral dalam pembangunan ekonomi. Kondisi ini membuat berbagai pihak menyadari pentingnya kontribusi mereka untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, tak terkecuali perusahaan yang baik secara langsung atau tidak banyak berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Penelitian ini berusaha untuk melihat peran faktor institusional yaitu indeks lingkungan dan tata kelola negara serta peran dari tata kelola perusahaan yang diproksikan dengan ukuran dewan, proporsi dewan independen, keragaman dewan, dan adanya komite keberlanjutan terhadap pengungkapan keanekaragaman hayati mereka. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan di 37 negara selama periode 2016 hingga 2020. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan metode analisis berupa regresi logistik dan panel data fixed-effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh positif terhadap pengungkapan keanekaragaman hayati perusahaan adalah indeks kinerja lingkungan negara sebagai faktor institusional, ukuran dewan dan adanya komite keberlanjutan sebagai faktor yang mewakili mekanisme tata kelola perusahaan. Sedangkan indeks tata kelola negara dan proporsi dewan independen berpengaruh negatif. Terakhir, secara umum, keragaman dewan terbukti tidak berpengaruh terhadap pengungkapan keanekaragaman hayati tapi pengujian tambahan menunjukkan bahwa terdapat peran faktor ini di perusahaan yang berada di industri yang berdampak langsung terhadap lingkungan. ......Environmental damage occurring on a large scale has an impact on the reduction of biodiversity. Biodiversity has an important role which is useful for human survival and plays a central part in economic development. This condition makes various parties realize the importance of their contribution to prevent further damage, including companies that directly or indirectly owe a lot to the environment. This study seeks to examine the role of institutional factors, namely the environmental index and state governance as well as the role of corporate governance as proxied by board size, proportion of independent boards, board diversity, and the existence of a sustainability committee on their biodiversity disclosure. The sample in this study is companies in 37 countries during the period 2016 to 2020. This research is quantitative and uses analytical methods in the form of logistic regression and fixed-effect data panels. The results show that the factors having a positive effect on the company's biodiversity disclosure are the country's environmental performance index as an institutional factor, the size of the board and the existence of a sustainability committee as a factor that represents the corporate governance mechanism. Meanwhile, the world governance index and the proportion of independent boards have a negative effect. Lastly, in general, board diversity has proven to be insignificant but has a role in companies located in industries that have a direct impact on the environment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Sunanta
Abstrak :
Penelitian ini menguji hubungan antara pertumbuhan ekonomi (PDRB per kapita) dan biodiversity loss di Indonesia. Hipotesis Kurva Kuznets Biodiversitas diinvestigasi dan diuji dengan data tahunan indeks kekayaan spesies dan PDRB per kapita dari tahun 2005 sampai dengan 2012 untuk 33 provinsi di Indonesia. Penelitian ini menghasilkan bahwa hubungan antara biodiversity loss dan pendapatan mengikuti kurva Kuznets atau membentuk kurva U terbalik. Hal ini berarti bahwa seiring dengan peningkatan pendapatan, biodiversity loss akan mengalami tren pennurunan dan kemudian meningkat kembali. Atau dengan kata lain, kekayaan spesies meningkat pertama, mencapai titik belok, dan kemudia menurun. Titik belok untuk penelitian ini berada pada tingkat Rp9,747,369.00 dari PDRB per kapita. ...... This research examines the relationship between economic growth (GRDP per capita) and biodiversity loss in Indonesia. The Biodiversity Kuznets Curve hypothesis is investigated and tested with the annual data of species richness index and GRDP per capita from 2005 - 2012 for 33 provinces in Indonesia. The research reveals that the relationship between biodiversity loss and income follows Kuznets curve or inverted U-shaped. It means that with increase in income, biodiversity loss first experiences a declining trend and then starts rising again. Or in other words, the species richness increases first, reaches a turning point, and then starts declining. A turning point for this research is at level Rp9,747,369.00 of GRDP per capita.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library