Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ary Budi Mulyono
Abstrak :

Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk minyak sawit olahan, terutama biodiesel. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12/2015 untuk mendorong penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif. Peraturan ini mengatur penggunaan biofuel (bioetanol dan biodiesel) di Indonesia. Untuk Biodiesel 30 (B30) adalah mandat dari konsumsi energi nasional yang ditetapkan untuk tahun 2020. Namun penggunaan Biodiesel 30 dalam mesin diesel masih menyisakan beberapa masalah dengan penurunan kualitas bahan bakar biodiesel dan pembentukan endapan di ruang bakar dan injektor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan bahan bakar biodiesel (B30) Standar Nasional Indonesia (SNI), bahan bakar biodiesel (B30) kelas ekspor, dan bahan bakar biodiesel (B30) hydrotreated vegetable oil menggunakan metode tetesan bahan bakar (hot chamber deposition test rig) untuk mengamati karakteristik dari pembentukan deposit setiap bahan bakar biodiesel pada setiap komponen di ruang bakar. Variasi suhu pelat dan ruang yang digunakan dalam Hot Chamber Deposition Test Rig mendekati dengan kondisi engine aktual. Bahan bakar biodiesel (B30) hydrotreated vegetable oil memiliki viskositas yang lebih rendah daripada bahan bakar biodiesel SNI, bahan bakar biodiesel kelas ekspor sehingga karakteristik dari bahan bakar biodiesel hydrotreated vegetable oil akan lebih baik dan mengurangi pembentukan endapan dalam mesin.

 


Indonesia has great potential in developing refined palm oil products, especially biodiesel. The government has issued Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources No. 12/2015 concerning National Energy Policy to encourage the use of biodiesel as an alternative fuel. This regulation regulates the use of biofuels (bioethanol and biodiesel) in Indonesia. For Biodiesel 30 (B30) is the mandate of national energy consumption set for 2025. But the usage of Biodiesel 30 in diesel engines still leaves some problems with the decline of biodiesel fuel quality and the formation of deposits in combustion chamber and injectors. The purpose of this study is to compare Indonesian National Standard (SNI) biodiesel fuel (B30), export grade biodiesel fuel (B30), and hydrotreated biodiesel fuel (B30) using fuel droplet method (hot chamber deposition test rig) to observe the characteristic of deposit formation of each biodiesel fuel on each component in the combustion chamber. Variation of plate and chamber temperature used in the hot chamber deposition test rig are close to the actual engine conditions. Hydrotreated biodiesel has lower viscosity than SNI biodiesel fuel and export grade biodiesel  so that the characteristics of the fuel hydrotreated biodiesel fuel will be better and reduce the formation of deposits in engine.

 

2019
T52914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eufrat Erardi
Abstrak :
Pemanfaatan Palm Oil Biodiesel mulai berkembang sejalan dengan pelaksanaan kebijakan mandatori BBN dari 2.805 Ribu kL di 2013 menjadi 4.706 Ribu kL pada 2018. Keberhasilan transisi energi melibatkan sektor keuangan dan keseimbangan tiga dimensi energi yaitu keamanan, kesetaraan, dan keberlanjutan lingkungan. Diperlukan teknologi Big Data untuk menangani berbagai variasi dan komparasi data yang disesuaikan dengan parameter Keuangan dan Trilemma Energi pada penerapan Palm Oil Biodiesel. Tahapan penelitian ini melalui proses pengelompokan data numerik dan kategorik yang kemudian melewati tahap training dan pengujian data. Output nya berupa hasil studi Big Data pada risiko kebijakan energi dalam penerapan Palm Oil Biodiesel. Simulasi tersebut dilakukan dengan menggunakan pemprograman Python. Badan Usaha BBN (SMAR.JK, TBLA.JK, dan CEKA.JK) menghasilkan Stock Return sebesar 28%. Kovarians terkecil terjadi antara saham SMAR.JK dan TBLA.JK, dengan korelasi dari ketiga saham tergolong rendah. Sharpe Ratio ketiganya menghasilkan 0,83-0,84. Skenario penerapan Biodiesel ini memberikan dampak progresif terhadap pertumbuhan energy equity dan energy security namun terjadi arah penurunan pada aspek environmental sustainability dengan penjabaran tahun 2020 aspek energy equity; environmental sustainability; energy security [0,72; 0;65; 0,79] diproyeksikan tahun 2023 [0,83; 0,53; 0,83]. Dalam penerapan kebijakan energi dalam penerapan Palm Oil Biodiesel tersebut terdapat risiko yang perlu diperhatinkan terhadap pelaksanaannya. Pada krisis tahun 2008 yang menunjukkan ketidaksbilan pada sektor keuangan. Dari Grafik 4.1. Total Badan Usaha BBN Stock Return menunjukkan SMAR.JK mengalami krisis paling berat. TBLA.JK paling stabil dan CEKA.JK tidak mengalami penurunan yang signifikan. Ketika DMO (Domestic Market Obligation) Palm Oil tidak terpenuhi maka biaya lingkungan tidak tercapai ......The utilization of palm oil biodiesel begins to develop rapidly in conjunction with the implementation of the biofuel mandatory policy, from 2,805 thousand kL in 2013 to 4,706 thousand kL in 2018. Achieving the transition involves the financial sector and the balance of three energy dimensions: security, equity, and environmental sustainability. Big Data Technology is required to handle numerous data variations and comparisons adjusted with the Finance and Energy Trilemma parameter in palm oil biodiesel implementation. This research begins with grouping numerical and categorical data and then continues to data training and data testing. The output will be the results of Big Data analysis on the risks of energy policy in palm oil biofuel implementation. Python software is used to perform the simulation. Biofuel companies (SMARJK, TBLA.JK, and CEKA.JK) yield 28% stock return. The smallest covariance exists between the stocks of SMAR.JK and TBLA.JK, while the correlation between the three companies’ stocks is considered low. The Sharpe Ratio of the three ranges from 0.83 to 0.84. This biodiesel implementation scenario contributes a progressive impact on the growth of energy equity and energy security but lowers environmental sustainability. The value of energy equity, environmental sustainability, and energy security in 2020 is expressed consecutively as [0.72, 0.65, 0.79], which is projected to 2023 with the value expressed as [0.83, 0.53, 0.83]. Risks in conducting the energy policies of palm oil biodiesel should be considered. The crisis that occurred in 2008 displayed instability in the financial sector. Based on Chart 4.1. Total Stock Return of Biodiesel Companies, SMAR.JK suffered from the crisis the most. TBLA.JK was the most secure, and CEKA.JK did not experience a significant decline. If the DMO (Domestic Market Obligation) of palm oil is not met, the environmental cost will not be attained.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Budi Santoso
Abstrak :
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang aplikasinya pada mesin masih terkendala karena memiliki keterbatasan diantaranya stabilitas oksidasi yang rendah sehingga berpengaruh kepada kualitas penyimpanan biodiesel. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan proses hidrogenasi parsial. Pada proses hidrogenasi parsial, FAME direaksikan dengan hidrogen dan katalis untuk memecah ikatan tak jenuh. Penggunaan katalis nikel yang disangga pada alumina (Ni/Al2O3) lebih menguntungkan karena harganya yang murah dan mempunyai aktivitas katalitik yang tinggi. Reaksi hidrogenasi parsial dilakukan pada reaktor trickle bed dengan hidrogen pada fase gas, katalis pada fase padat, dan FAME pada fase cair. Penggunaan reaktor jenis ini memiliki kelebihan yaitu jatuh tekanan yang rendah (pressure drop), kehilangan katalis yang rendah, tidak memiliki elemen yang bergerak, dan biaya perawatan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem reaktor tiga fasa dan uji kinerja reaktor trickle bed untuk hidrogenasi parsial Biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor trickle bed berhasil memecah ikatan tak jenuh ganda (C19:2) pada rantai ikatan FAME menjadi ikatan tak jenuh tunggal (C19:1) dan ikatan jenuh (C19:0). Konversi biodiesel terbesar (8,93 %) diperoleh dengan kondisi operasi: tekanan hidrogen 7 bar, laju alir hidrogen 250 ml/menit dan laju alir biodiesel 0,667 ml/menit. ......Biodiesel is an alternative fuel whose application to the engine is still constrained because it has limitations including low oxidation stability which affects the quality of biodiesel storage. One solution to overcome this problem is the partial hydrogenation. In the partial hydrogenation, FAME is reacted with hydrogen and a catalyst to break down unsaturated bonds. The use of nickel catalyst supported on alumina (Ni/Al2O3) is more advantageous because the price is low and has high catalytic activity. Partial hydrogenation reactions were carried out on trickle bed reactor. The use of this type of reactor has advantages such as low catalyst loss, no moving elements, and low maintenance costs. The research investigated partial hydrogenation of fatty acid methyl esters in a trickle-bed reactor. The result showed that the partial hydrogenation of polyunsaturated FAMEs in a trickle bed reactor had break down the polyunsaturated bond (C19:2) on the FAME into a monounsaturated bond (C19:1) and saturated bond (C19:0) and the best conversion of polyunsaturated FAMEs is 8.93% achieved with reaction condition: H2 pressure 7 bar, H2 flow rate 250 ml/min and biodiesel flow rate 0.667 ml/min.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanti Mayasari
Abstrak :

Biodiesel adalah bahan bakar nabati cair yang memiliki karakteristik menyerupai minyak solar dan dapat diperoleh dari bahan baku organik sehingga sifatnya sustainable dan ramah lingkungan. Indonesia memproduksi biodiesel dari Crude Palm Oil (CPO) sejak 2006, namun terdapat permasalahan yaitu keterbatasan lahan, terganggunya ketahanan pangan dan komoditas perdagangan ekspor CPO, selain itu produksi biodiesel di Indonesia belum memiliki tata kelola yang baik serta kurangnya kebijakan yang mendorong pengembangan biodiesel sehingga target pemanfaatan biodiesel tidak tercapai.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model sistem dinamis produksi biodiesel di Indonesia yang mengintegrasikan berbagai variabel, seperti bahan baku, lahan, produktivitas, ekspor CPO dan kebijakan, dilakukan dengan metode pemodelan sistem dinamis menggunakan piranti lunak STELLA. Model yang dihasilkan dapat membantu pencapaian target mandatori pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) di Indonesia pada tahun 2025 serta kemandirian energi dengan penghapusan impor minyak solar di Indonesia melalui simulasi skenario yang dapat digunakan untuk mengajukan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah.

Telah dihasilkan Indonesia Biodiesel Production Model (IBPM) yang memfokuskan pada peningkatan produksi biodiesel. Hasil simulasi pada model menunjukkan bahwa untuk pemenuhan target mandatori 30% biodiesel (B30) pada 2025, dibutuhkan pertumbuhan lahan 5,3%/tahun pada Perkebunan Rakyat (PR), 1,001%/tahun pada Perkebunan Besar Negara (PBN) dan 5,78%/tahun pada Perkebunan Besar Swasta (PBS) dengan kenaikan produktivitas lahan rata-rata secara bertahap hingga 14,75 Ton/Ha serta penurunan ekspor refined CPO hingga 43,05% pada tahun 2025. Sementara untuk penghapusan impor minyak solar, dibutuhkan kenaikan lahan 5,78%/tahun untuk PR, 1,0092%/tahun untuk PBN dan 6,38%/tahun untuk PBS dengan produktivitas yang naik secara bertahap hingga mencapai 14,75 Ton/Ha dan pembatasan ekspor refined CPO hanya sebesar 25,17% pada tahun 2025, nilai variabel input ini akan menghasilkan persentasi blending biodiesel sebesar 60% (B60) pada tahun 2025. Sementara itu kemungkinan penggantian minyak solar dengan biodiesel B100 belum dapat dilakukan karena dampak yang besar terhadap ekspor CPO dan hilangnya insentif biodiesel.

Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diusulkan di antaranya pemberian izin penggunaan lahan terabaikan, insentif atau pinjaman untuk perluasan lahan, kemudahan perizinan lahan, subsidi bibit unggul dan pupuk serta perbaikan sistem irigasi untuk lahan kelapa sawit dan pembatasan ekspor refined CPO yang merupakan variabel yang paling memengaruhi peningkatan produksi biodiesel di Indonesia.


Biodiesel is a liqud biofuel that has similar characteristic with diesel oil. Biodiesel is produced from organic materials, thus it is sustainable and enviromental friendly. Indonesia has been producing biodiesel from Crude Palm Oil (CPO) since 2006, but there are some issues regarding biodiesel utilization, such as land limitation, food security and CPO export commodity threats. In addition, good management of biodiesel development in Indonesia has not achieved and the lack of supported biodiesel policies are behind the reasons why biodiesel mandate has not been reached in the last few years.

The research aims to build a system dynamics model of biodiesel production in Indonesia, which integrated all the variabels, such as feedstock, land, productivity, CPO export and policies using system dynamics modeling with STELLA software. The model will help to reach the biofuel utilization mandate in 2025 and to gain energy security in terms of elimination diesel oil import, through simulation of policies recommendation scenarios.

Indonesia Biodiesel Production Model (IBPM) has been developed, which focus on increasing of biodiesel production in Indonesia. The simulation shows, to achieve biodiesel mandate of 30% biodiesel in 2025 (B30), cultivation lands need to be increased, as 5,3%/year of small holding land, 1,001%/year of state owned land and 5,39%/year of private owned land. It is also needed to gradually increase land productivity to 14,75 Ton//Ha and decrease refined CPO export to 43,05% in 2025. Whereas to eliminate diesel oil import, land growth rate of small holding, state owned and private owned land are 5,78%/year, 1,0092%/year and 6,38%./year, respectively. Land productivity should be increased gradually to 14,75 Ton/Ha and export of refined CPO must be limited to maximum 25,17% in 2025. These adjusted variables will result biodiesel blending of 60% (B60) in 2025. Meanwhile the option to exchange diesel oil with biodiesel B100 will not be possible, since it will have a great impact on CPO export levy and biodiesel incentives.

There are some policies recommendation according to the simulated scenarios, such as acquiescence to use the abandoned agricultural land, incentive or loan to land expanding, simplicity on land licensing, subvention of quality seeds and fertilizers, improvement of palm oil irigation system and export limitation of refined CPO as the most influenced variable to increase biodiesel production in Indonesia.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnan Kuncoro
Abstrak :

Peningkatan konsumsi energi di Indonesia mendorong pertumbuhan produksi biodiesel dari kelapa sawit. Akan tetapi, produksi biodiesel dari kelapa sawit mengonsumsi sejumlah besar air dan energi untuk suplai air. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap hubungan konsumsi air dan energi (water-energy nexus) pada produksi biodiesel di Provinsi Riau. Simulasi proses produksi biodiesel dilakukan menggunakan Unisim Design R390.1 sebagai bagian dari Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengevaluasi konsumsi energi dan emisi CO2. Konsumsi air pada produksi biodiesel ditentukan menggunakan metode water footprint. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa water footprint untuk FFB, CPO dan biodiesel adalah 671 m3/t FFB, 3.292 m3/t CPO, dan 3.432 m3/t biodiesel. Total konsumsi energi dan emisi CO2 pada produksi biodiesel adalah 14,252 MJ/t biodiesel and 608,6 kg CO2-eq/t biodiesel. Produksi CPO dan biodiesel di kilang membutuhkan air sekitar 41,2 dan 2,47 juta m3. Energi listrik yang dibutuhkan untuk menyuplai air tersebut adalah 91 dan 3,6 juta kWh. Dibandingkan dengan produksi energi lain, produksi biodiesel di Riau pada tahun 2017 merupakan konsumen air terbesar, yaitu sekitar 99,3% dari total air yang diambil, terutama digunakan pada tahap perkebunan, dan konsumen energi terbesar kedua, yaitu sekitar 31,7% dari total energi listrik untuk suplai air pada produksi CPO dan biodiesel.


The increase of energy consumption in Indonesia induces the production of palm oil biodiesel. However, palm oil biodiesel production consumes a large amount of water and energy to supply water. The purpose of this study is to conduct analysis on the relationship between water and energy consumption (energy-water nexus) in biodiesel production in Riau Province. The process simulation of biodiesel production at refinery was done with Unisim Design R390.1 as part of Life Cycle Assessment (LCA) to evaluate the energy consumption and CO2 emission. Water consumption in biodiesel production was calculated using water footprint method. The result showed that water footprint for FFB, CPO, and biodiesel were 671 m3/t FFB, 3,292 m3/t CPO, and 3,432 m3/t biodiesel, respectively. The total energy consumption and CO2 emission in biodiesel production was 14,252 MJ/t biodiesel and 608.6 kg CO2-eq/t biodiesel. Production of CPO and biodiesel in refineries required around 41.2 and 2.47 million m3 of water. The electricity needed to supply water is 91 and 3.6 million kWh. Compared to other energy production, biodiesel production in Riau in 2017 is the largest water consumer, around 99.3% of total water abstraction, which is mainly rainwater used for plantation stage, and the second largest energy consumer, about 31.7% of total electricity to supply water for CPO and biodiesel production.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library