Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarafina Kuswahyuni
Abstrak :
Penelitian ini menjelaskan hubungan diantara faktor-faktor dari TPB (Theory of Planned Behavior) (PBC (Perceived Behavior contro), Sikap, norma Subyektif) dan tingkat kecemasan dengan niat untuk melakukan perilaku menggigit bibir pada 160 mahasiswa University of Queensland, dengan rasio yang seimbang untuk kedua jenis kelamin. Adaptasi dari skala factor TPB oleh Ajzen (2006) dan skala kecemasan HADS masing-masing digunakan untuk mengukur factor-faktor TPB dan tingkat kecemasan. Hipotesis dari studi ini adalah: 1) bahwa setiap elemen TPB berkorelasi dengan niat untuk menggigit bibir; dan 2) ada korelasi positif antara kecemasan dan niat untuk melakukan menggigit bibir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara prediktor tambahan, tingkat kecemasan, dengan niat menggigit bibir. Model TPB sebagian didukung oleh penelitian ini, dengan PBC yang tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan niat menggigit bibir. Sekiranya, temuan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi psikolog atau individu di masa depan yang ingin mencoba melakukan intervensi mengenai niat untuk melakukan kegiatan menggigit bibir.
This paper explained the correlation between TPB (Theory of Planned Behavior factors (PBC, Attitude, Subjective norm) and anxiety level with the intention of lip-biting behavior. with 160 participants that have equal ratio for both genders, that comes to the University of Queensland`s students. TPB factors and anxiety level questionnaire were given, the TPB factors scale were adapted from Ajzen (2006) and the HADS anxiety scale. This hypothesis: 1) that each TPB`s elements correlate with the intention to lip-biting, 2) there is a positive correlation between anxiety and the intention to do the lip biting. The result showed that there is a significant correlation between the additional predictor, anxiety level, with the intention of lip-biting. The TPB model were partially supported by this study, only PBC not being significantly correlated with the intention lip-biting. The findings of this paper are hopefully helpful for all the future psychologists or and individuals that try to conduct an intervention regarding the intention to conduct lip-biting.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vike Mawadathan Thoyibah
Abstrak :
Masalah mental berupa kecemasan banyak terjadi di Indonesia. Masalah tersebut tidak mendapatkan penanganan yang tepatdan disertai denganadanya kendala dari dalam diri individu. Penanganan yang ada juga tidak mencakup seluruh kalangan di masyarakat Indonesia sehingga dikhawatirkan akan berakibat fatal seperti meningkatnya kasus bunuh diri. Kecemasan merupakan kondisi kejiwaan seseorang yang dipenuhi dengan kekhawatiran dan ketakutan akan sesuatu yang mungkin terjadi. Kecemasan ini berkaitan dengan konsep bad faithdalam eksistensialisme Sartre. Bad faith terjadi ketika kita berbohong pada diri sendiri karena ingin lari dari tanggung jawab kita. Tulisan ini menguraikan bagaimana pemikiran eksistensialisme Sartre dapat menjawab permasalahan kecemasan yang terjadi di masyarakat Indonesia.Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pengumpulan data melalui studi pustaka dari sumber primeryang berasal dari buku-buku Sartre dan sumber sekunder dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil dari metode tersebut berupa solusi konseptual yaitu konsep kebebasan yang dikemukakan oleh Sartre.Kebebasan merupakan hal yang tidak terpisahkan dari manusia karena manusia terlahir bersamanya. Pemahaman mengenai kebebasan akan mengantarkan manusia untuk menyelesaikan permasalahan kecemasan yang merupakan bagian dari bad faith
Mental problems such as anxiety often occur in Indonesia. The problem is not getting the right treatment and it’s accompanied by obstacles from within the individual. The existing treatmentdoes not cover the whole Indonesian society, so it is feared to have fatal consequences such as an increase in suicide cases. Anxiety is a mental condition of someone who is filled with worries and fears of something that might be happen. This anxiety is related to the concept of bad faith in Sartre's existentialism. Bad faith occurs when we lie to ourselves because we want to run away from our responsibility. This paper outlines how Sartre's existentialism can answer the problem of anxiety that occurs in Indonesian society. The method used in this paper is descriptive analysis by collecting data through literature studies with primary sources from Sartre’s books and secondary sources from previous papers or studies. The result of the method is conceptual solution that is the concept of freedom proposed by Sartre. Freedom is an inseparable thing from humans because humans are born with it. The understanding of freedom will lead humans to solve anxiety problems that are part of bad faith.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library