Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafiqah Khairun Nisa
Abstrak :
Konsumen produk kecantikan memiliki cara yang unik dalam mencari informasi tentang produk kecantikan berdasarkan parameter produk dan pengalaman pribadi, tergantung pada kanal informasi yang mereka pilih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pola pencarian informasi mahasiswa Universitas Indonesia tentang produk kecantikan melalui kanal yang mereka gunakan. Studi ini juga melihat korelasi antara uang saku mahasiswa dan kanal yang mereka gunakan untuk mendapatkan informasi tentang produk kecantikan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan survei yang didistribusikan kepada 351 mahasiswa Universitas Indonesia yang memakai produk kecantikan. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial merupakan kanal yang paling populer untuk mencari informasi produk kecantikan secara langsung. Selain itu, ada hubungan yang signifikan antara uang saku mahasiswa dan pilihan kanal informasi. Studi ini menyarankan merek kecantikan untuk meningkatkan diseminasi informasi di kanal-kanal tertentu, sesuai dengan cara yang digunakan mahasiswa untuk mencari informasi tentang produk kecantikan. ......Individuals who use beauty products often utilize diverse strategies for finding information about these products, influenced by the product’s traits and their personal experiences, and predicated on their preferred information channels. This research aims to analyze the pattern of how Universitas Indonesia students look for information on beauty products, focusing on their chosen channels. The relationship between the students’ discretionary spending and their chosen information channels is also examined in this study. The methodology adopted for this research is quantitative, and it involves distributing surveys to 351 Universitas Indonesia students who are beauty product users. The results of the research reveal that social media is the favored channel for directly obtaining information about beauty products. Additionally, a significant correlation was found between the students’ spending money and their choice of information channels. The study recommends that beauty brands enhance the spread of information on specific platforms that align with the methods students typically use to source beauty product information.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Narsika Rosaning Pekerti
Abstrak :
Gencarnya iklan melalui sosial media yang dilakukan produsen kosmetik ilegal dengan berbagai cara seperti endorsement oleh publik figur atau artis terkenal, membuat banyak wanita mencemaskan apabila produk kecantikan yang mereka pakai berbahaya dan ilegal karena telah termakan iklan yang beredar di sosial media sehingga hal ini memunculkan sebuah thread Unbranded & Unlicensed Dangerous Skincare dalam Female Daily forum. Penelitian ini melihat bagaimana community engagement terbentuk di dalam komunitas kecantikan virtual yang merupakan salah satu elemen penting dalam keberlanjutan sebuah komunitas karena menciptakan keterlibatan, interaksi, partisipasi serta keterikatan seseorang baik dengan komunitas juga dengan topik diskusi tersebut dengan menggunakan metode netnografi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terbentuknya community engagement pada thread ini dikuatkan oleh perasaan yang sama antar anggota terhadap produk kecantikan yang tidak berlisensi dan berbahaya yang ditandai dengan banyaknya jumlah dimensi concious participation yaitu pada karakteristik attention sehingga membuat anggota terikat dengan komunitas dengan tujuan saling membantu secara sukarela antar anggota. ......Through advertising in social media such as an endorsement by famous public figures or artists, illegal products spread widely and make women worrying if the beauty products they used are dangerous and illegal because they have bought them influenced by the advertisements so that raises a thread Unbranded & Unlicensed Dangerous Skincare in Female Daily forum. This study is investigating on how community engagement is formed within a virtual beauty community which is one of the important elements in the sustainability of a community because it creates a member's involvement, interaction, participation and attachment with the community as well as on the topic of discussion itself by using a netnographic method. The results of this study found that the formation of community engagement in this thread was reinforced by the same feeling among members of unlicensed and dangerous beauty products which was noted by a large number of conscious participation dimensions, namely attention characteristics that made members engaged to the community with the aim of voluntarily helping each other between members.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T52330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Aisha Darby
Abstrak :
Media adalah sumber informasi penting untuk standar dan norma kecantikan yang dianut masyarakat dan salah satunya standar yang paling banyak ditemui di masyarakat adalah ide mengenai warna kulit yang ideal. Data dari Mills (2017) menemukan bahwa standar kecantikan yang ditransmisikan oleh media terutama sangat berdampak pada perempuan. Salah satu cara media mengimplementasikan standar kecantikan tersebut adalah melalui iklan. Iklan produk kecantikan seringkali menggambarkan warna kulit yang gelap sebagai sesuatu yang buruk sedangkan warna kulit terang selalu digambarkan sebagai pertanda kecantikan. Hal ini mengungkap cara kerja colorism di Indonesia. Colorism, adalah proses diskriminasi yang memberikan hak istimewa bagi mereka yang memiliki warna kulit lebih terang dibandingkan mereka yang kulitnya gelap. Colorism memiliki implikasi internal (konsep diri), dan juga implikasi eksternal (diskriminasi). Tulisan ini berusaha untuk mengetahui implikasi internal colorism, yakni konsep diri, sebagai akibat dari iklan kecantikan. Setelah melakukan wawancara dengan dua orang informan, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklan kecantikan memang memainkan peran yang penting dalam melestarikan colorism di kalangan perempuan yang pada akhirnya membentuk self-esteem, ideal self, self image (konsep diri) perempuan tersebut. ......Media is an important source of beauty norms and standards that a society adheres to and a beauty standard that we come across a lot in society are skin color ideals. Data from Mills (2017) shows that beauty standards that are transmitted by the media have an especially profound impact on women. One of the ways in which beauty standards are implemented by the media is through advertisements. Beauty advertisements often portray dark skin as something that is bad and shows lighter skin tones as a sign of beauty. This shows how colorism works in Indonesia. Colorism is the process of discrimination that gives priviledges to those with lighter skin tones compared to those with darker skin tones. Colorism has internal (self concept) and external (discrimination) implications. This writing attempts to discover the internal implications of colorism, namely self concept, as a consequence of beauty advertisements. After conducting interviews with two informants, it can be concluded that beauty advertisements do play an important role in strengthening colorism in women, which in turn impacts their self-esteem, ideal self, and self image (self concept).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library