Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benny Basani Paskah
Abstrak :
Negara Indonesia yang secara geografis terdiri dari beragam suku dan budaya tentu memiiiki ragam kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya. Perlindungan terhadap karya budaya yang merupakan pengetahuan tradisional {folklor} telah menjadi isu yang mendesak bagi Indonesia karena sebagian besar keuntungan ekonomi dari perdagangan intemasional mengenai warisan asli (tradisional) justru malah diraih oleh pihak-pihak maupun institusi bukan penduduk asli. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia adalah seni motif batik yang harus dilindungi. Dalam perkembangan pemberian perlindungan terhadap folklor Hak Kekayaan Intelektual sebagai salah satu rezim hukum yang berkembang pesat mencoba mengakomodir pelindungannya. Hak Kekayaan Intelektual awalnya mencoba mengakomodir melalui rezim Hak Cipta, namun dalam perkembangan terkini ternyata rezim Hak Cipta belum dapat memberikan perlindungan secara optimal. Perlindungan terhadap folklor dekade ini menjadi perhatian khusus dunia internasional. Dalam pertemuan-pertemuan negara muncul berbagai konsep perlindungan terhadap folklor, mulai dari pembahasan menggunakan rezim Hak Kekayaan Intelektual sampai pada keinginan untuk membentuk suatu peraturan khusus. Seni motif batik di Indonesia sebagai folklor pada kenyataannya sulit untuk diberikan perlindungan secara optimal, walau telah coba diakomodir dengan rezim Hak Cipta ternyata masih timbul kerancuan dan ketidakpastian hukum. Hal ini terjadi karena ketidak seriusan pemerintah untuk memberikan perlindungan terhadap folklor, terlihat dengan belum adanya aturan yang menjelaskan Iebih lanjut mengenai perlindungan terhadap folklor. Pemerintah sebagai penguasa sudah seharusnya menemukan suatu solusi dan terobosan baru dalam memberikan perlindungan terhadap seni motif batik atau folklor secara umum, sebab seni motif batik merupakan salah satu aset budaya bangsa yang tidak ternilai harganya.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T19171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Georgian Marcello
Abstrak :
Batik sebagai pakaian kasual berasal dari budaya kuat yang menyerupai rasa hormat yang tinggi dari pengguna di masa lalu. perlahan-lahan, budaya bergeser dengan cara yang baik, mempertahankan batik sebagai nilai bangsa dan simbol budaya tinggi. Meskipun perilaku pembelian berulang pada merek batik bersaing dengan barang mode impor bermotif lain di industri. Penting untuk mengakui variabel yang mempengaruhi yang dapat menghasilkan loyalitas perilaku terhadap merek batik. ......Batik as a casual clothing is derived from strong culture that resembles high respect of the user in the past times. slowly, the culture shifted in a good way, sustaining batik as a value of the nation and a symbol of high culture. Although the behavior of repeat purchase in batik brands is competing with other patterned imported fashion item in the industry. It is important to acknowledge the affecting variables that could generate a behavioral loyalty to a batik brand.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofrida Rosita Hanum
Abstrak :
Batik sebagai salah produk asli Indonesia, saat ini sedang mengalami pertumbuhan pesat di dunia fesyen. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai macam produk fesyen yang terbuat dari kain batik. Pada penelitian ini, jenis-jenis kain batik akan dibagi menurut proses pembuatannya yaitu batik cap, batik tulis, dan batik lukis. Pemilihan ini bertujuan supaya bisa memberikan gambaran menganai konsep product personality yang lebih detail untuk masing-masing kain batik.

Product personality adalah sekumpulan karakter kepribadian yang digunakan oleh orang-orang untuk mendeskripsikan sebuah produk untuk membedakannya dengan produk lainnya. Berdasarkan hasil pengolahan data, ketiga kain batik ini ternyata membawa nilai kepribadian yang berbeda-beda. Batik cap dengan kesederhanaannya, batik tulis dengan kesopanannya, dan batik lukis dengan nilai optimis.

Penelitian ini juga ingin melihat hubungan antara product personality dengan purchase intention untuk membuktikan apakah konsep ini akan mempengaruhi tingkat penjualan batik. Hasilnya terbukti bahwa nilai product personality akan mempengaruhi purchase intention seseorang terhadap batik cap dan batik tulis. Sedangkan untuk batik lukis, product personality tidak berpengaruh secara langsung. Selain itu, product personality juga mempengaruhi subjective norm (pendapat orang di sekitar si calon pembeli) secara langsung dalam memunculkan purchase intention ke ketiga jenis batik tersebut.
Batik is one of the original products of Indonesia. Now, Batik is growing rapidly in the fashion world. Some fashion products were made from batik. In this study, the types of batik cloth will be devided according to the manufacturing process. There are batik cap, batik tulis, and batik lukis. The aim of this election is to provide an overview of product personality for each batik cloth more detail.

Product personality is a set of personality traits that are used by people to describe a product to distinguish from other product. The result shows that every kind of batik was carrying different value of personalities. Batik cap is simple. Batik tulis is modest. And, batik lukis is optimist.

Furthermore, this study also want to provide a model of the relationship between product personality and purchase intention. The result shows that product personality will affect purchase intention in batik cap and batik tulis, but not for batik lukis. Besides, product personality also affects subjective norm for all kind of batik. Thus, from this study, product personality is proven to affect purchase intention directly and indirectly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T39307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiana Dewi Lestari
Abstrak :
Skripsi ini mencoba mengungkapkan kembali peranan pengusaha batik Setono dalam mempertahankan industri batik pada masa sekitar tahun 1930-an, yaitu pada masa dunia dilanda depresi. Dibahas juga peranan yang dominan dari pengusaha batik non pribumi dalam industri batik, juga kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda dalam mengatasi masalah tersebut. Adapun penulisan ini disusun berdasarkan uraian diskripsi analisis dari sumber-sumber yang didapat dari sumber lisan berupa wawancara yang dilakukan di desa Setono, maupun sumber tulisan yang didapat dari perpustakaan. Dari hasil penulisan ini didapat kesimpulan bahwa yang menjadikan usaha kerajinan batik ini dapat bertahan antara lain: (1) Usaha batik merupakan mata pencarian kedua yang penting setelah bidang pertanian, yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa Setono. (2) Masyarakat desa Setono yang tidak mudah melepaskan tradisi mereka yang memproduksi kain batik sebagai kebutuhan sandang (pakaian) sehari-hari dari masyarakat petani, juga kain batik ini sebagai pelengkap upacara adat. (3) Adanya ikatan masyarakat yang bersifat gotong-royong membentuk wadah organisasi sosial-ekonomi yang bersifat kekeluargaan. Di desa Setono ini bernama Koperasi Pengusaha Batikkerij Setono organisasi ini bernama koperasi Setono (RPBS).
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athia Dewi Fadhlina
Abstrak :
Tujuan makalah ini adalah mengeksplorasi hubungan co-evolusi antara Industri Batik dan Pemerintah Indonesia. Studi ini disusun menggunakan kombinasi dua metode: kajian literatur dan studi kasus. Landasan teoritis berfokus pada variasi, seleksi dan retensi (VSR) proses perubahan dan teori ‘path dependency’. Metode studi kasus diggunakan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam industri batik Indonesia dan pemerintah Indonesia selama enam tahun terakhir (2006-2012). Pada bagian hasil, makalah ini menganalisa apakah landasan teoritis yang dipakai dapat diterapkan pada fenomena kehidupan nyata. Pada akhirnya, studi ini akan menjelaskan kemungkinan dan keterbatasan kedua entitas untuk beradaptasi dan mengintegrasikan lingkungan mereka untuk memastikan perkembangan masa depan sektor warisan budaya Indonesia. ......The purpose of this paper is to explore the co-evolutionary relationship between the Indonesian batik industry and the Indonesian government. The study uses a combination of both literature review and case study. The theoretical foundation focuses on variation, selection and retention (VSR) process of change and the path dependency framework. The case research identifies the changes that occur in the Indonesian batik industry and the Indonesian government. The results analyze whether the theoretical foundation can be applied to the real-life phenomenon and explain the possibilities and limitations for both entities to adapt and integrate their environment to ensure future developments for the Indonesian heritage sector.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nian S. Djoemena
Jakarta: Djambatan, [1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990;1990, 1990]
746.662 NIA u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djumena, Nian S
Jakarta Djambatan 1990
746.6 D 221 b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yasrin Zabidi
Abstrak :
Usaha Wono Batik Jumputan pada dasarnya merupakan usaha rintisan ibu-ibu PKK Wonokromo I berbasis rumahan yang masih kebingungan dalam menjalankan usaha dengan baik, khususnya kurangnya pengetahuan dalam perencanan bisnis batik (aspek pasar meliputi konsumen, pasar, pesaing, aspek teknik meliputi perencanaan bahan baku utama dan pendukung, alat, sumber daya manusia), implementasi bisnis (cara memasarkan produk), pengelolaan keuangan, pengembangan/inovasi produk, sehingga berdampak tidak optimalnya usaha yang dijalankan. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan, keterampilan sumber daya manusia dalam menjalankan suatu usaha/bisnis. Selain itu usaha rintisan ini relatif masih lambat untuk berkembang karena faktor modal usaha yang sangat terbatas. Solusi untuk mengatasi permasalahan kurangnya pengetahuan, keterampilan sumber daya manusia dalam menjalankan suatu usaha/bisnis adalah dengan memberikan pendampingan bimbingan usaha. Oleh karena itu dalam kegiatan Pengabdian pada Masyarakat T.A. 2018/2019 ini, pengusul melakukan kegiatan pendampingan untuk membina dan membimbing ibu-ibu PKK di RT 04, Wonokromo I, Wonokromo, Pleret, Bantul dalam melakukan perencanaan bisnis batik (aspek pasar meliputi konsumen, pasar, pesaing, aspek teknik meliputi perencanaan bahan baku utama dan pendukung, alat, sumber daya manusia), implementasi bisnis batik (cara dan media promosi, cara memasarkan produk batik, analisis SWOT, analisis kinerja), mampu melakukan proses pembuatan batik jumputan, membuat laporan keuangan yang sederhana serta mampu memunculkan ide-ide motif batik jumputan agar usaha rintisan ini berkembang dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, 2020
600 JPM 3:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifatun Nada Hassanal Fajriy
Abstrak :
Sense of place yakni sebuah ikatan antara manusia dengan tempat yang berdasarkan pengalaman inderawi, dapat ditemukan melalui perpaduan antara penataan fisik (physical setting), aktivitas (activity) dan makna (meaning). Sense of place dapat digunakan untuk melihat dan memahami suatu tempat secara holistik, terlebih terhadap tempat ataupun kawasan yang memiliki nilai sejarah atau budaya. Tradisi budaya batik sudah menjadi salah satu bagian budaya di Pekalongan bahkan di Indonesia. Dengan budaya yang sudah turun temurun dan berkembang, terbentuklah sebutan kampung batik untuk perkampungan dengan mayoritas warganya pengrajin batik. Salah satunya Kampung Batik Kauman Pekalongan. Kawasan Kampung Batik Kauman termasuk dalam kawasan pusaka di Kota Pekalongan. Kawasan ini memiliki tradisi budaya batik yang kental dan masih meninggalkan bukti bangunan zaman Kolonial Belanda yang dahulu digunakan untuk produksi batik. Sebagai kampung wisata, Kampung Batik Kauman ini belum memiliki showroom batik bersama. Karena itu, Paguyuban Kampung Batik Kauman (PKBK) mengadaptasi salah satu bangunan kuno yaitu Omah Lawang Sanga yang difungsikan sebagai showroom batik bersama dan destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sense of place dengan dipengaruhi budaya batik dalam adaptasi Omah Lawang Sanga di Kawasan Kampung Batik Kauman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang disampaikan secara deskriptif naratif, yang digunakan untuk memperoleh gambaran secara detail mengenai sense of place terhadap objek skripsi yang diangkat. Pengumpulan data dilakukan dengan proses kajian literature (studi pustaka), wawancara, pengamatan, dan observasi/penelusuran di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sense of place di Kampung Batik Kauman tergolong tinggi, dikarenakan identitas tempat dan identitas masyarakat sudah kuat dari sejarah leluhur akan budaya batik. Lalu karakteristik kawasan yang banyak ditemui bangunan zaman kolonial dengan sejarah sebagai rumah tinggal pengrajin batik. Dan hal yang tidak kalah penting adalah kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk melestarikan tradisi budaya batik sebagai dasar pengembangan kawasan. ......Sense of place, which is a relationship between humans and places based on sensory experience, can be found through a combination of physical settings (penataan fisik), activity (aktivitas) and meaning (makna). Sense of place can be used to see and understand a place holistically, especially to places or areas that have historical or cultural values. The cultural tradition of batik has become a part of the culture in Pekalongan and even in Indonesia. With a culture that has been passed down from generation to generation and developed, the term batik village was formed for a village where the majority of its citizens are batik craftsmen. One of them is Kauman Batik Village, Pekalongan. The Kauman Batik Village area is included in the heritage area in Pekalongan City. This area has a thick cultural tradition of batik and still leaves the Dutch Colonial era buildings used for batik production. As a tourist village, Kampung Batik Kauman does not yet have a joint batik showroom. Therefore, the Kauman Batik Village Association (PKBK) adapted one of the ancient buildings, namely Omah Lawang Sanga, which functioned as a joint batik showroom and tourist destination. This study aims to determine how the sense of place with the influence of batik culture in the adaptation of Omah Lawang Sanga in the Kauman Batik Village area. This study uses a qualitative method that is delivered in a descriptive narrative, which is used to obtain a detailed description of the sense of place for the object of the thesis that is raised. Data was collected by means of a literature review process, interviews, observations, and searches in the field. Based on the results of the study, it shows that the sense of place in Kampung Batik Kauman is classified as high society, because the identity of the place and has been strong from the ancestral history of batik culture. Then the characteristics of the area where many colonial era buildings are found with a history as a residence for batik craftsmen. And what is no less important is the awareness and responsibility of the community for the batik cultural tradition as the basis for regional development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Febrina
Abstrak :
Ekspresi Budaya Tradisional sudah ada sejak dahulu secara turun temurun dan diwariskan dari generasi. Salah satu ekspresi budaya tradisional yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia adalah keragaman kain tradisional, yaitu kain tenun. Kain tenun Ulos Batak Toba sebagai salah satu kain tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia. Dibutuhkan perlindungan hukum yang tepat untuk mencegah dan menyelesaikan berbagai pelanggaran hukum dalam melindungi Ulos Batak Toba, karena walaupun ekspresi budaya tradisional sudah dilindungi baik secara nasional dan internasional tetapi peraturan-peraturan tersebut masih belum mampu mengakomodir perlindungan ekspresi budaya tradisional di Indonesia. Hal tersebut menjadikan ekspresi budaya tradisional rentan terhadap tindakan pemanfaatan dan eksploitasi di antaranya peniruan kain Ulos Batak Toba oleh pihak lain secara melawan hukum. Ulos Batak Toba memiliki nilai-nilai ekonomi dan budaya yang memberikan manfaat ekonomi dari pemanfaatan tersebut. Sifat penelitian dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan bersifat yuridis normatif, penulis mengkaji kaidah atau asas hukum yang berhubungan dengan bagaimana perlindungan hukum Ekspresi Budaya Tradisional kain Ulos Batak Toba dalam sistem hukum HKI dan penerapan penganturannya di Indonesia. Berdasarkan hal ini peneliti menyimpulkan bahwa perlindungan hukum terhadap Ulos Batak Toba sebagai ekspresi budaya tradisional berdasarkan sistem Hukum HKI dan UU Pemajuan Kebudayaan belum efektif, diperlukan aturan bersifat sui generis yang spesifik dan terpisah mengatur mengenai Ekspresi Budaya Tradisional. Pemerintah Daerah juga turut serta dalam memberikan kepastian hukum kepada pencipta atau pemegang hak Ekspresi Budaya Tradisional Budaya kain Ulos Batak Toba. ......Traditional Cultural Expressions have been around for generations and are passed down from generations. One of the expressions of traditional culture that is the pride of the Indonesian people is the diversity of traditional fabrics, namely woven fabrics. Ulos Batak Toba woven cloth as one of the traditional fabrics owned by the Indonesian people. Proper legal protection is needed to prevent and resolve various violations of the law in protecting Ulos Batak Toba, because although traditional cultural expressions have been protected both nationally and internationally, these regulations are still unable to accommodate the protection of traditional cultural expressions in Indonesia. This makes traditional cultural expressions vulnerable to exploitation and exploitation, including the imitation of the Ulos Batak Toba cloth by other parties against the law. Ulos Batak Toba has economic and cultural values that provide economic benefits from these uses. The nature of the research in this research is descriptive in nature with a normative juridical approach, the author examines the legal principles or principles related to how the legal protection of traditional cultural expressions of Ulos Batak Toba cloth in the IPR legal system and its implementation in Indonesia. Based on this, the researcher concluded that the legal protection of the Batak Toba Ulos as a traditional cultural expression based on the IPR legal system and the Law on Cultural Advancement has not been effective, it requires sui generis rules that are specific and separate regulating traditional cultural expressions. The Regional Government also participates in providing legal certainty to the creator or right holder of the Traditional Cultural Expression of Batak Toba Ulos cloth.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>