Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit
Abstrak :
Industri batik Bengle yang berasal dari Desa Bengle merupakan salah satu ciri khas (landmark) di Kabupaten Tegal. Batik Bengle telah berkembang di Desa Bengle lebih dari 30 tahun yang lalu. Keberadaan batik Bengle mulai berkembang setelah adanya pengakuan dari UNESCO yang menyatakan bahwa Batik sebagai warisan tak benda milik Indonesia.Pemerintah Indonesia juga menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari Batik. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengadakan Program Visit Jateng 2013 yang menjadikan industri Batik Bengle menjadi satu – satu nya sentra batik di Kabupaten Tegal. Penelitian ini mengkaji wilayah jangkauan industri batik Bengle dengan mengkaitkan beberapa variabel seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, jenis produk, moda transportasi, jaringan jalan, dan jarak. Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 30 industri batik dan sampel yang digunakan sebanyak 4 industri batik (Kisik melik indah, Batik Canting asli tegalan, Rahma Mandiri, dan Mitra amalia batik). Penentuan jumlah sampel menggunakan metode Purpose Sampling dengan syarat sampel penelitian adalah berprofesi sebagai pembatik dan penjual, dan telah membatik lebih dari 10 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa menunjukan bahwa lokasi industri batik Bengle yang berada di dekat jalan kolektor tergolong dalam wilayah jangkauan dekat. Sedangkan lokasi industri batik Bengle yang berada di dekat jalan lokal tergolong dalam wilayah jangkauan sedang dan wilayah jangkauan jauh. Wilayah jangkauan tersebut memiliki persamaan dalam karakteristik demografi yaitu konsumen dengan jenis kelamin perempuan yang berusia lebih dari 30 tahun dan bekerja di sektor formal, jenis produk yang dibeli konsumen berupa Kain batik, dan Moda transportasi yang digunakan konsumen yaitu transportasi pribadi berupa motor. ......Bengle batik industry which from Bengle village is one of characteristic (landmark) in Tegal regency. Bengle batik has grown in Bengle village more than 30 years ago. The existence of Bengle batik began to develop after recognition from UNESCO that Batik as Indonesia's intangible heritage, the Indonesian government also decision dated October 2 as Batik day.In addition, the Provincial Government of Central Java also held program Visit Central Java 2013, which makes Bengle batik industry become one of batik centers in Tegal regency. This study examines coverage area of Bengle batik industry by linking several variables such as age, gender, occupation, type of product, mode of transportation, road network, and distance. The results showed that showed that Bengle batik industry location which near collector road belonging to the region close range. While Bengle batik industry location which near local road belonging to the. In this study, the total of population around thirty industry and sample be used around four batik industry (Kisik Melik Indah, Batik Canting asli tegalan, Rahma Mandiri, and Mitra amalia batik). Determination of the number of samples using the method of Purpose Sampling with sample requirements are batik and works as a salesman, and has done the batik more than 10 years. regional medium range and the regional far range range have similarities in the demographic characteristics of the consumers by gender women aged That’s regional more than 30 years and worked in the formal sector, types of products purchased in the form of batik cloth, and the mode of transport used in the form of motorcycle.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khofiyana Putri Widyaningrum
Abstrak :
Tradisi membatik di Kabupaten Kendal pernah mengalami keterpurukan, namun dewasa kini tradisi tersebut dimunculkan kembali dan mengalami perubahan. Sebagai wujud budaya yang mengandung nilai dan gagasan tertentu, batik telah mengalami perkembangan, baik dari segi teknik, proses pembuatan, corak atau motif, serta fungsi sebagai dampak dari perjalanan zaman dan sentuhan budaya lain. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan dari motif batik yang ada di Kabupaten Kendal berdasarkan karakteristik wilayah pembatikannya, serta keterkaitan dari teknologi dan pelaku yang dalam penelitian ini dipandang sebagai mode produksi terhadap perubahan dari motif batik tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan ideografis, yang dieksplorasi dengan melalui dua kasus, yakni Batik Linggo yang mewakili wilayah batik dataran tinggi dan Batik Widji yang mewakili wilayah batik dataran rendah. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan motif batik di Kabupaten Kendal meliputi unsur-unsur yang baru dimunculkan yang merepresentasikan wilayah pembatikan, perluasan pemaknaan, dan perluasan perspektif wilayah pembatikan yang kini didasarkan pada letak geografis. Pada awal kemunculan, motif hanya berupa unsur alam seperti flora dan fauna yang seragam, namun dewasa kini dimunculkannya unsur seperti motif cerita sejarah, pola aktivitas penduduk, hingga motif peninggalan sejarah, dan flora fauna khas. Munculnya unsur-unsur baru tersebut juga didasarkan dari pengrajin batik yang ingin menonjolkan karakteristik wilayah serta keunikan lain yang ditemukan di sekitar wilayah pembatikan mereka, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Perubahan dari motif batik di Kabupaten Kendal tersebut diiringi oleh perubahan dari mode produksi batiknya, di mana keduanya menunjukkan hubungan yang timbal balik. Antara perubahan motif batik dengan perubahan mode produksi tersebut diikat oleh aspek yang sama, yakni aspek pelaku pembatikan. ......The batik tradition in Kendal Regency was on the verge of losing its identity. However, it has now been revived and is undergoing incredible changes. As a form of culture that embodies certain values and ideas, batik has evolved in terms of technique, manufacturing process, patterns or motifs,, as well as function as a result of the passage of time and the touch of other cultures. This research was conducted to analyze changes in batik motifs in Kendal Regency based on the characteristics of the batik making area, as well as the relationship between technology and actors which in this research are seen as modes of production on changes in batik motifs This research is qualitative research with a ideographic approach, the research explored two cases, namely Batik Linggo, which represents the highland batik area, and Batik Widji, which represents the lowland batik area. The research findings reveal that changes in batik motifs in Kendal Regency include newly emerged elements that represent batik-making areas, expanding meanings, and perspectives on batik-making areas based on geographical location. In the beginning, motifs only consisted of natural elements such as uniform flora and fauna. But now, elements such as historical story motifs, population activity patterns, historical heritage motifs, and typical flora and fauna have emerged. These elements highlight regional characteristics and the uniqueness found around their batik-making areas, namely the lowlands and highlands. The changes in batik motifs in Kendal Regency are accompanied by changes in the batik production mode. Changes in batik motifs and mode of productions are both tied to the batik maker.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library