Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Fajriaty Indah K.
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang kelahiran batik Jawa Hokokai di Pekalongan pada masa pendudukan Jepang 1942-1945 . Fokus utama pada penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana batik Jawa Hokokai lahir di tangan pengusaha batik Pekalongan pada masa pendudukan Jepang dan hubungannya dengan organisasi Jawa Hokokai. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa batik Jawa Hokokai lahir di tangan pengusaha batik Pekalongan pada tahun 1943 dan nama batik ini muncul pada tahun 1944 sesuai dengan kelahiran organisasi bentukan Jepang yaitu Jawa Hokokai, sebagai organisasi yang paling dikenal masyarakat Jawa selama masa pendudukan Jepang. ......This study discussed about the birth of Jawa Hokokai batik in Pekalongan during the Japanese occupation 1942 1945 . The main focus of this study are to describe and analyze how the Jawa Hokokai batik was born in Pekalongan batik entrepreneurs's hand during the Japanese occupation and its relationship with the Jawa Hokokai organization. The results of this study revealed that the Jawa Hokokai batik was born in Pekalongan batik entrepreneurs's hand in 1943 and the name of this batik appeared in 1944 according to the birth of the organization established by the Japanese government, Jawa Hokokai, as the most known organization in Java during the Japanese occupation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elliott, Inger McCabe
Abstrak :
Batik: Fabled Cloth of Java is richly illustrated with color plates of the finest antique and contemporary batik from thirty museums and private collections around the world. From the royal courts of Yogyakarta and Cirebon to the coastal towns of Pekalongan, Surabaya and Lasem, Inger McCabe Elliot takes the reader on a spellbinding tour of Java's north coast examining the customs, cultures and craftsmanship that distinguishes its magic cloth.
New York: Clarkson N. Potter Inc, 1984
R 745.662 ELL b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Prajna Pradipta R.
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang peran hukum dalam melestarikan batik Jawa sebagai ekspresi budaya tradisional dan memberi jaminan hukum bagi batik dalam ekonomi kreatif untuk mencegah tindakan apropriasi terhadap batik. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan-normatif dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlindungan hukum terhadap batik dapat dilakukan dengan menggunakan indikasi geografis atau Batikmark karena sifatnya yang tidak terbatas oleh waktu, memberi tanda orisinalitas batik, tidak membatasi kreativitas masyarakat budaya, dan dapat digunakan secara komunal.
The focus of this study is to analyse the role of legal protection in safeguarding Javanese batik as traditional cultural expression in creative economics setting against the act of apropriation. This study is a normative-literature research using secondary data. The conclusion of this study propose the use of geographical indications and Batikmark as a mean of legal protection for batik because both are not limited by time, signify the originality of batik, do not limit the creativity of batik, and can be used communally.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42265
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifatun Nada Hassanal Fajriy
Abstrak :
Sense of place yakni sebuah ikatan antara manusia dengan tempat yang berdasarkan pengalaman inderawi, dapat ditemukan melalui perpaduan antara penataan fisik (physical setting), aktivitas (activity) dan makna (meaning). Sense of place dapat digunakan untuk melihat dan memahami suatu tempat secara holistik, terlebih terhadap tempat ataupun kawasan yang memiliki nilai sejarah atau budaya. Tradisi budaya batik sudah menjadi salah satu bagian budaya di Pekalongan bahkan di Indonesia. Dengan budaya yang sudah turun temurun dan berkembang, terbentuklah sebutan kampung batik untuk perkampungan dengan mayoritas warganya pengrajin batik. Salah satunya Kampung Batik Kauman Pekalongan. Kawasan Kampung Batik Kauman termasuk dalam kawasan pusaka di Kota Pekalongan. Kawasan ini memiliki tradisi budaya batik yang kental dan masih meninggalkan bukti bangunan zaman Kolonial Belanda yang dahulu digunakan untuk produksi batik. Sebagai kampung wisata, Kampung Batik Kauman ini belum memiliki showroom batik bersama. Karena itu, Paguyuban Kampung Batik Kauman (PKBK) mengadaptasi salah satu bangunan kuno yaitu Omah Lawang Sanga yang difungsikan sebagai showroom batik bersama dan destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sense of place dengan dipengaruhi budaya batik dalam adaptasi Omah Lawang Sanga di Kawasan Kampung Batik Kauman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang disampaikan secara deskriptif naratif, yang digunakan untuk memperoleh gambaran secara detail mengenai sense of place terhadap objek skripsi yang diangkat. Pengumpulan data dilakukan dengan proses kajian literature (studi pustaka), wawancara, pengamatan, dan observasi/penelusuran di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sense of place di Kampung Batik Kauman tergolong tinggi, dikarenakan identitas tempat dan identitas masyarakat sudah kuat dari sejarah leluhur akan budaya batik. Lalu karakteristik kawasan yang banyak ditemui bangunan zaman kolonial dengan sejarah sebagai rumah tinggal pengrajin batik. Dan hal yang tidak kalah penting adalah kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk melestarikan tradisi budaya batik sebagai dasar pengembangan kawasan. ......Sense of place, which is a relationship between humans and places based on sensory experience, can be found through a combination of physical settings (penataan fisik), activity (aktivitas) and meaning (makna). Sense of place can be used to see and understand a place holistically, especially to places or areas that have historical or cultural values. The cultural tradition of batik has become a part of the culture in Pekalongan and even in Indonesia. With a culture that has been passed down from generation to generation and developed, the term batik village was formed for a village where the majority of its citizens are batik craftsmen. One of them is Kauman Batik Village, Pekalongan. The Kauman Batik Village area is included in the heritage area in Pekalongan City. This area has a thick cultural tradition of batik and still leaves the Dutch Colonial era buildings used for batik production. As a tourist village, Kampung Batik Kauman does not yet have a joint batik showroom. Therefore, the Kauman Batik Village Association (PKBK) adapted one of the ancient buildings, namely Omah Lawang Sanga, which functioned as a joint batik showroom and tourist destination. This study aims to determine how the sense of place with the influence of batik culture in the adaptation of Omah Lawang Sanga in the Kauman Batik Village area. This study uses a qualitative method that is delivered in a descriptive narrative, which is used to obtain a detailed description of the sense of place for the object of the thesis that is raised. Data was collected by means of a literature review process, interviews, observations, and searches in the field. Based on the results of the study, it shows that the sense of place in Kampung Batik Kauman is classified as high society, because the identity of the place and has been strong from the ancestral history of batik culture. Then the characteristics of the area where many colonial era buildings are found with a history as a residence for batik craftsmen. And what is no less important is the awareness and responsibility of the community for the batik cultural tradition as the basis for regional development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2013
R 746.662 BEN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library