Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M Amhar Wajdi Yanreginata
Abstrak :
Perencanaan kota yang masif memaksa pemanfaatan ruang bawah tanah, paling tidak dalam infrastruktur transportasi. Penelitian ini membahas pengaruh terowongan undercrossing terhadap struktur terowongan eksisting, khususnya di bawah Jakarta Clay. Penelitian ini dibagi menjadi 2 langkah menggunakan analisis elemen hingga dengan model Hardening Soil dan menggunakan perangkat FEA. Langkah pertama adalah melakukan analisis balik untuk mendapatkan nilai parameter tanah aktual kemudian dilanjutkan dengan langkah 2, yaitu melakukan analisis undercrossing twin tunnel dengan variasi jarak 0.5D, 1.5D, dan 2.5D. Berdasarkan hasil penelitian lankah pertama menunjukkan penggunaan korelasi E50 = 3500N untuk tanah kohesif dan E50 = 2800N untuk tanah pasiran dengan parameter kekuatan tanah efektif membuahkan hasil yang paling cocok dengan monitoring. Hasil penelitian langkah kedua menunjukkan adanya deformasi vertikal yang terjadi pada struktur terowongan eksisting dan deformasi vertikal pada permukaan tanah menunjukkan hasil dengan pola yang seragam. Kemudian tegangan geser maksimum mengalami perubahan seiring pengeboran terowongan undercrossing 1 dan 2. ......Massive urban planning forces the utilization of basements, at least in transport infrastructure. This study discusses the influence of undercrossing tunnels on existing tunnel structures, especially under Jakarta Clay. This research was divided into 2 steps using finite element analysis with the Hardening Soil model  and using FEA devices. The first step is to conduct a reverse analysis to obtain the actual soil parameter values then proceed with step 2, which is to perform a twin tunnel undercrossing analysis  with distance variations of 0.5D, 1.5D, and 2.5D. Based on the results of the first lankah study, it shows the use of correlation E50 = 3500N for cohesive soil and E50 = 2800N for sand soil with effective soil strength parameters producing results that are most suitable for monitoring. The results of the second step of research showed the presence of vertical deformation that occurred in the existing tunnel structure and vertical deformation on the ground surface showed results with a uniform pattern. Then the maximum shear stress changes as undercrossing tunnels 1 and 2 are drilled.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tusdianto
Abstrak :
Perkembangan kota besar menimbulkan kawasan strategis yang berpengaruh terhadap keterbatasan lahan strategis. Kondisi tersebut menyebabkan bermunculannya bangunan-bangunan bertingkat tinggi dengan segala aturan yang mengikat, Akibatnya timbul puia basemen sebagai bagian yang menunjang kegiatan manusia yang terjadi di dalam bangunan bertingkat tinggi.

Basemen tersebut tentunya memerlukan pengudaraan sebagai pelengkap guna menjalankan fungsi ruang dan mendukung aktifitas pengguna ruang tersebut.

Pengudaraan pada basemen umumnya diolah dengan pengudaraan buatan, pemanfaatan udara alami masih sangat kurang. Pemakaian udara buatan selain memerlukan biaya yang besar, juga belum tentu memberikan nilai pengudaraan yang pas bagi pengguna ruang sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pengguna. Pengolahan bukaan, pengaturan jumlah luasan bukaan, serta memperhatikan sifat dasar pergerakan udara memungkinkan pemanfaatan pengudaraan alami pada basemen.

Penyusunan skripsi dengan pokok bahasan di atas adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengudaraan alami pada basemen bertingkat serta pengaruhnya terhadap tingkat kenyamanan thermal manusia. Pembahasan kondisi lapangan melalui studi kasus dan mengkaitkannya dengan teori yang ada dalam buku-buku serta saran individu-individu yang berpengalaman di bidang tersebut, ditunjang dengan hasil kuisioner terhadap pengguna basemen, penulis mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan pengudaraan alami pada basemen dan pengaruhnya terhadap tingkat kenyamanan thermal manusia.
2000
S47893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zilvan Bey
Abstrak :
Semakin terbatasnya lahan di perkotaan dan terus meningkatnya kebutuhan ruang aktivitas masyarakat telah mendorong pembangunan bangunan gedung ke arah vertical. baik di atas permukaan tanah (gedung tinggi), maupun ke dalam tanah (bismen). Besmen merupakan bangunan berlapis yang dibangun secara vertikal kebawah tanah. Besmen umumnya digunakan untuk aktifitas yang menunjang penggunaaan bangunan seperti untuk fungsi parkir, instalasi alat-alat mekanikal dan banyak digunakan sebagai tempat pertokoan, hiburan, kantor dan lain-lain. Fokus penelitian ini adalah pemodelan tingkat visibilitas dan konsentrasi asap ketika sebuah lantai besmen mengalami kebakaran. Untuk menekan tingkat bahaya akumulasi asap, maka basement tersebut dilengkapi dengan jetfan untuk membantu dalam upaya pengaliran dan ekstraksi asap.
With the lack of space in urban areas and the increasing needs of space for activity, society has encouraged the development of buildings vertically, both above or underground (Basement). Basement is a layered building which built vertically down the ground. It is generally used for activities that support the use of the building for functions such as parking, installation of mechanical equipment and is widely used as a shopping, entertainment, office and others. The focus of this study is to model the level of visibility and smoke concentration when a basement is on fire. The researcher made some options in order to push the danger level of accumulation smoke by using a jetfan system in order to help the flow and the extraction of the smoke.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Adi Satriawan
Abstrak :
"Dalam perkembangan suatu kota yang padat dan sesak seperti Jakarta, solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan dan semakin melambungnya harga tanah yaitu dengan membangun gedung bertingkat banyak dengan ruang bawah tanah yang banyak pula. Gedung bertingkat banyak serta mang bawah tanahnya tidak akan layak dengan semestinya jikalau tidak dibangun dengan cara yang benar. Tata cara pembangunan gedung bertingkat adalah unik, yang tersusun dengan sistematis dalam teknologi metode pelaksanaan konstruksi. Suatu teknologi metode pelaksanaan konstruksi tidak akan terlaksana dengan baikjika tidak dipikirkan dengan baik, matang, dan sistematis. Basement adalah salah satu unsur bangunan gedung bertingkat banyak yang berkembang pesat teknologi metode pelaksanaan konstruksinya. Setelah sekian lama banyak pihak memakai sistem penggalian secara \""Bottom-Up""\ untuk metode pelaksanaan konstruksi basement, sesuai dengan kebutuhan jumlah basement beberapa lantai maka dewasa ini dikembangkanlah suatu metode pelaksanaan konstruksi yang inovatif yaitu \""Top-Down\"" sebagai alternatif dan kunci utama efisiensi lahan untuk pelaksanaan basement sekaligus memberikan dampak positif pada manajemen proyek. Namun dalam banyak hal pula metode \""Bottom-Up\'' justru menjadi pilihan yang sangat menarik, selain teknologi yang dipakai sangat sederhana, dan juga pelaksanaannya sudah sering dilakukan di Indonesia. Hambatan lain jika menggunakan metode \""Top-Down\"" yaitu karena keterbatasan teknologi, sumber daya, serta pengalaman. Oleh karena itu, dari kedua metode pelaksanaan konstruksi basement tersebut dilakukan studi perbandingan, dengan melakukan pendekatan kuantitatif serta kualitatif. Pendekatan ini akan menganalisa proyek basement yang akan diteliti sehingga akan dapat diketahui kondisi-kondisi ideal untuk masing-masing kedua metode pelaksanaan konstruksi basement tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Beltian Winner
Abstrak :
Pada umumnya, dinding besemen adalah salah satu penahan tanah yang biasa digunakan untuk seebuah pondasi rumah atau bangunan tinggi. Penahan tanah atau besmen adalah struktur yang di desain untuk menahan tanah. Pada model tekanan tanah di dinding besemen yang menerima gaya akibat gempa dimodelkan dengan menggunakan program khusus geotech yaitu PLAXIS. Jenis dinding besmen adalah rigid, dengan tinggi 8m. lebar model besmen adalah 30m, dengan 2 lapis tanah dan 2 jenis tanah yang berbeda yaitu mohr coulomb dan linear elastic. Kedalaman tanah pada desain model adalah 30m dengan layer 1 18m dan layer 2 adalah 12 m. Input gaya gempa diletakan ditengah antara kedua layer soil. Variabel terikat di skripsi ini adalah, gaya lentur maksimum, tekanan tanah, dan frequency. ......Generally, Basement wall is one of the retaining wall alternatives that used to be a foundation such in residence houses or building. Retaining wall as in basement are structures that designated to restrain the soil. The models of the lateral earth pressure at basement wall that recieve seismic loading are modeled using PLAXIS geotech program. The type of the basement wall are rigid, with height of 8m. The width of the basement modeling is 30m, with two soil layer and two type of soil properties which is Mohr Coulomb and Linear Elastic. The deepness of the soil design are 30m depth which layer 1 is 18 and layer 2 is 12m. The Earthquake motion placed at the middle of the 2 layer. The dependent variables are Maximum bending moment, Earth Pressure, acceleration and frequency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Yudhistira
Abstrak :
Tantangan yang dihadapi oleh insinyur teknik sipil dalam mendesain bangunan tinggi dengan besemen adalah menentukan taraf penjepitan struktur, sehingga didapatkan respon struktur yang mendekati kondisi sebenarnya. Untuk tantangan tersebut, maka para insinyur teknik sipil berusaha menemukan metode analisa yang tepat terkait dengan interaksi sistem struktur atas ( frame dan dinding geser ) dengan sistem struktur bawah ( besemen dan tanah di sekeliling besemen ). Ada 2 metode yang sering digunakan dan dibandingkan antara lain, metode pertama dengan analisa terpisah sistem struktur atas dan sistem struktur bawah, dan metode kedua dengan analisa gabungan sistem struktur atas dan sistem struktur bawah. Dalam skripsi ini, penelitian dilakukan menggunakan bantuan program SAP dengan mengidealisasikan bangunan dalam bentuk pemodelan 2 dimensi. Struktur secara umum terdiri atas frame dan dinding geser yang dimodelkan sebagai elemen shell, dan dinding besemen yang dimodelkan sebagai kolom. Jumlah lantai struktur atas divariasikan mulai dari 10, 20, dan 30 lantai. Sedangkan variasi pemodelan tanah di sekeliling besemen, pertama dimodelkan sebagai sistem pegas-redaman, dan kedua dimodelkan dengan elemen plane strain. Level penjepitan divariasikan dengan cara menjepit struktur pada taraf lantai dasar, taraf besemen, dan batuan dasar ( bedrock ). Data yang diperoleh berupa respon struktur akibat beban gempa berupa periode getar, displacement puncak, gaya geser dan momen guling dasar, serta gaya geser pada taraf lantai dasar. Hasil akhir yang dianalisa yaitu efek level penjepitan terhadap respon struktur, efek pemodelan tanah dalam menyerap gaya inersia gempa secara khusus dampaknya terhadap besemen, dan efek dari variasi pemodelan tanah terhadap besarnya gaya inersia gempa yang diserap oleh tanah.
The challenge faced by civil engineers in designing high rise buildings with basements is how to determine the level of restraint structure so that structure responses that are nearest to the actual condition can be obtained. For that challenge, a lot of engineers have tried to find the most precise method of analysis with regard to the interaction between the upper structure ( frame and shear wall ) and lower structure systems ( basement and the soil surrounding basement wall ). There are two methods of analysis that are often used and compared. The first is by using separate analysis of upper structure and lower structure systems, and the second is by using a combine analysis of both structure systems. In this thesis, the research was done using SAP software by idealizing building into two dimensional structure. Generally, the structure consists of frame, shear wall modeled as shell element, and basement wall modeled as column. The number of floors varies from 10, 20 , to 30 floors. Whereas, the variation of soil surrounding the basement wall is modeled, first as spring-dashpot system, second as plane strain element. The level of restraint is varied by restraining the structure on the ground level, the basement level, and the bedrock. The output of this research is structure responses as a result of seismic load, which are, among others, vibration period, top displacement, base reactions ( overturning moment and base shear ), and story shear at ground level. The final results that are analyzed are the effect of restraint level on structure responses, the effect of soil modeling in absorbing earthquake inertia force, especially its impact on basement, and the effect of soil modeling variation on how much earthquake inertia force is absorbed by soil surrounding basement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35301
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Penny Dwiadhiputri
Abstrak :
Pemanfaataan ruang di bawah menara masjid sebagai area parkir basemen dapat menjadi alternatif permasalahan kebutuhan lahan parkir yang semakin meningkat akibat bertambahnya pengunjung masjid yang menggunakan kendaraan. Penggalian untuk area parkir ini akan memengaruhi respons seismik menara masjid yang dibangun di atas tanah lunak sehingga dibutuhkan penahan lateral seperti elastomeric rubber untuk menambah kekakuan struktur. Perilaku seismik struktur menara, pondasi, dan elastomeric rubber akan dievaluasi menggunakan metode analisis riwayat waktu nonlinier. Hasil menunjukkan bahwa penambahan basemen meningkatkan plastifikasi pada struktur menara dan tiang pondasi, serta menyebabkan terjadinya perpindahan permanen. Penggunaan elastomeric rubber dapat mengembalikan kinerja struktur menara masjid menyerupai kondisi struktur eksisting, namun penghubungan dasar menara dengan platform masjid lebih efektif karena dapat memperbaiki kondisi eksisting struktur menara dan mampu meniadakan sendi plastis pada tiang pondasi. ...... The use of space under the minarets of the mosque as a basement parking area can be an alternative for the increasing needs of parking spaces due to the increasing number of mosque visitors who use vehicles. Excavations for the parking area will affect the seismic response of minarets built on soft soils thus lateral restraints such as elastomeric rubber is needed to increase the stiffness of the structure. Seismic behavior of the minaret, foundation, and elastomeric rubber will be evaluated using nonlinear time history analysis method. The results show that additional basement increase plastification on minaret and foundation piles, also causes permanent displacement. The use of elastomeric rubber can restore the performance of the minaret structure to resemble structural conditions prior to the addition of basement. However, connecting minaret pile cap and the mosque platform directly is more efficient than using elastomeric rubber due to eliminate plastic hinge on pile foundation and improvement the existing condition of the minaret.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library